Panji Maulana, Muhamad Ruslan Firmansyah, Dina Sonia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(11), 1545-1550
Analisis Pengelolaan Rekam Medis Khusus Pasien HIV di Rumah Sakit Umum X Kota
Bandung
1547
pelayanan KTHIV akan menimbulkan normalisasi HIV di masyarakat. Tes HIV akan
menjadi seperti tes untuk penyakit lainya (Permenkes, 2013).
Peningkatan cakupan tes HIV kepada ibu hamil, pasien IMS, pasien TB dan
hepatitis B atau C dan pasangan ODHA, serta melakukan tes ulang HIV 6 bulan sekali
pada populasi kunci (penggunaan napza suntik, pekerja seks, laki-laki yang berhubungan
seks dengan laki-laki serta pasangan seksualnya dan wanita). Konseling dan Tes HIV
telah mulai dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2004, yaitu dengan pendekatan
konseling dan tes HIV atas inisiatif klien atau yang dikenal dengan konseling dan tes HIV
sukarela (KTS). Hingga saat ini pendekatan tersebut masih dilakukan bagi klien yang
ingin mengetahui status HIV nya. Sejak tahun 2010 mulai dikembangkan konseling dan
tes HIV dengan pendekatan konseling dan tes HIV atas inisiatif pemberi pelayanan
kesehatan (KTIP). Kedua pendekatan konseling dan tes HIV ini bertujuan untuk
mencapai universal akses, dengan menghilangkan stigma dan diskriminasi, serta
mengurangi missed opportunities pencegahan infeksi HIV (Imaroh, Sriatmi, &
Suryoputro, 2018).
Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 27 Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV
(Permenkes, 2013). Komponen penting dalam pelaksanaan dan tata kelola KTHIV adalah
monitoring dan evaluasi, untuk memastikan bahwa sumber daya yang ada termanfaatkan
dengan efektif, pelayanan yang tersedia dimanfaatkan dan terjangkau secara optimal oleh
masyarakat, kegiatan sesuai dengan pedoman nasional dan target cakupannya tercapai.
Monitoring dan evaluasi dapat memantau kualitas pelayanan terus meningkat dan
bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya (Permenkes, 2014).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif
(Sugiyono, 2016). Penelitian ini dilaksanakan bulan April s.d Juni 2021, berdasarkan data
triwulan akhir 2020 dan triwulan pertama 2021. Instrumen penelitian adalah penelitian
sendiri selanjutnya dibantu dengan instrument tambahan berupa pedoman wawancara dan
observasi. Kepala petugas pengelolaan pencatatan pelaporan HIV. Responden tersebut
dipilih secara purposive sampling.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Gambaran umum tempat penelitian di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung,
Gambaran pencatatan dan pelaporan pada tahapan ini, peneliti mencoba menggambarkan
sistem yang ada saat ini atau yang sedang berjalan di Rumah Sakit Umum X Kota
Bandung, sistem tersebut meliputi, alur proses serta prosedur pengelolaan HIV. Data
yang ada diperoleh berdasarkan hasil dari wawancara dengan petugas terkait dan hasil
pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti, serta berdasarkan prosedur atau
aturan-aturan yang telah ada.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai data pengelolaan
berkas rekam medis pasien HIV di klinik VCT Rumah Sakit Umum X Kota Bandung
Penulis menemukan hasil dari Triwulan Akhir 2020 sampai dengan Triwulan Awal 2021
adanya kenaikan pasien kasus HIV.