Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, November 2021, 1 (11), 1461- 1467
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i11.243 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN TUBERKULOSIS DAN
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DI RUMAH SAKIT
UMUM X KOTA BANDUNG
Dang Kusnandi¹, Rizal Fauzi², Dina Sonia³
Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Indonesia1, 2, 3
piksi.dangkusnandi.18303125@gmail.com¹, piksi.rizalfauzi.18303119@gmail.com²,
nasoniaonya.ds@gmail.com³
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
23-07-2021
16-11-2021
18-11-2021
Latar Belakang: Data dalam pencatatan dan pelaporan Tb
dan HIV di Rumah Sakit X Kota Bandung masih banyak
permasalahan yang dihadapi, salah satunya kekurangan
tenaga kerja dan menjadikan beban pekerjaan berlebih
kepada pegawai. Disini juga menjelaskan kenaikan dan
penurunan kasus pasien TB dan HIV di triwulan terakhir
2020 dan triwulan awal 2021.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pencatatan dan pelaporan Tuberculosis dan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Rumah Sakit X
Kota Bandung.
Metode: Metode penelitian yang digunakan kualitatif
dengan pendekatan deskriptif dan teknik pengumpulan data
berdasarkan analisis.
Hasil: Hasil penelitian ini diperoleh dari data TB pada
triwulan terakhir 2020 sebanyak 323 Pasien , triwulan
Pertama 2021 sebanyak 102 pasien Data HIV pada Triwulan
terakhir 2020 sebanyak 53 pasien, triwulan pertama 2021
sebanyak 102 pasien. Permasalahan yang terjadi dari sekian
banyak data yang dicatat dan dilaporkan masih dikerjakan
oleh bagian keperawatan namun berkas yang diperoleh dari
setiap poli masih tidak lengkap. Belum sepenuhnya
terintegrasi antar bagian atau subsistem. Proses pelaporan
data yang ada masih sebatas pengiriman secara online dan
bukan secara real time dan terintegrasi secara langsung.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penilitian yang kami
lakukan menghasilkan kesimpulan dalam sistem yang ada di
Rumah Sakit Umum X Kota Bandung belum sepenuhnya
terintegrasi antar bagian atau subsistem.
Kata kunci: pencatatan pelaporan; tuberculosis (TBC);
human immunodeficiency virus (HIV).
Abstract
Background: Data in the recording and reporting of TB
and HIV at Hospital X Bandung City still have many
problems, one of which is a shortage of manpower and
makes the workload excessive for employees. It also
explains the increase and decrease in cases of TB and HIV
Dang Kusnandi, Rizal Fauzi, Dina Sonia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1461- 1467
Analisis Pencatatan dan Pelaporan Tuberkulosis dan Human Immunode ficiency Virus
(Hiv) di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung
1462
patients in the last quarter of 2020 and the first quarter of
2021.
Objective: This study aims to find out how to record and
report Tuberculosis and Human Immunodeficiency Virus
(HIV) at Hospital X Bandung City.
Methods: The research method used is qualitative with a
descriptive approach and data collection techniques based
on analysis.
Results: The results of this study were obtained from TB
data in the last quarter of 2020 as many as 323 patients, the
first quarter of 2021 as many as 102 patients. HIV data in
the last quarter of 2020 as many as 53 patients, the first
quarter of 2021 as many as 102 patients. Problems that
occur from the many data that are recorded and reported
are still being worked on by the nursing department, but the
files obtained from each poly are still incomplete. Not yet
fully integrated between sections or subsystems. The
existing data reporting process is still limited to online
delivery and not in real time and directly integrated.
Conclusion: Based on the results of the research we did, we
concluded that the existing system at the X General Hospital
in Bandung City was not yet fully integrated between
sections or subsystems.
Keywords: recording reporting; tuberculosis (TB); human
immunodeficiency virus (HIV).
*Corresponden Author: Rizal Fauzi
Email: piksi.rizalfauzi.183[email protected]
PENDAHULUAN
Di bidang kesehatan, setidaknya ada tiga tujuan terkait kesehatan, yaitu tujuan ke-
1 (penurunan angka kematian anak), tujuan ke-2 (peningkatan kesehatan ibu), dan tujuan
ke-3 (penurunan HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya) (Setiyadi et al., 2015).
Menteri Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa kebijakan Kementerian
Kesehatan dalam mencapai ketiga tujuan tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1) Tujuan 4
dicapai melalui program vaksinasi dan sumber dayanya, Manajemen Terpadu Anak Sakit
(MTBS), nutrisi terfokus, ASI eksklusif, 2) Tujuan 5 dicapai dengan meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, pelayanan KB, penguatan fungsi bidan, sistem
rujukan, dan pengurangan hambatan finansial, 3) Tujuan 6 dilaksanakan melalui rencana
pengendalian dan pengurangan jumlah infeksi baru, penguatan pelayanan kesehatan yang
memberikan perawatan berkelanjutan, perencanaan pengobatan, konseling, dan tes HIV
berkelanjutan, meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan pencegahan dan
cakupan rencana pencegahan dan pengobatan dan meningkatkan cakupan DOTS,
meningkatkan kapasitas dan kualitas penanganan tuberkulosis (TB), memperkuat sistem
informasi tuberkulosis, sistem transfer tuberkulosis dan fluiditas alokasi sumber daya yang
sesuai (Balitbang Kemenkes RI, 2013).
Asia Tenggara tahun 2015 sekitar 74.000 orang meninggal karena koinfeksi HIV-
TB dengan 12 kasus per 100.000 penduduk, dan Indonesia merupakan yang tercepat
dengan rata-rata 63.000 kasus TB dengan HIV positif per tahun dengan tingkat mortalitas
sebanyak 22.000 kasus per tahun (Yusuf, 2017). Fraktur di Indonesia menjadi penyebab
Dang Kusnandi, Rizal Fauzi, Dina Sonia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1461- 1467
Analisis Pencatatan dan Pelaporan Tuberkulosis dan Human Immunode ficiency Virus
(Hiv) di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung
1463
kematian terbesar ketiga di bawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis (Indrawan &
Hikmawati, 2021).
Negara Indonesia sendiri telah mencapai kemajuan untuk penurunan angka
kematian neonatal yang mencapai 2/3 kematian neonatal, bayi dan balita serta jumlah
imunisasi campak yang meningkat. Dilain hal, tujuan lima yang telah tercapai yaitu,
meningkatnya angka pemakaian alat kontrasepsi bagi perempuan menikah, turunnya angka
kelahiran remaja perempuan umur 15-19 tahun, peningkatan cakupan layanan antenatal 1
maupun 4 dan penurunan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi. Di tujuan ke-6, pencapaian
yang signifikan yaitu terkendalinya penyebaran dan penurunan jumlah kasus baru
HIV/AIDS dan peningkatan proporsi penduduk yang terinfeksi HIV/AIDS yang memiliki
akses pada obat obatan antiretrovilia (ARV) (Manusia, 2013).
Meskipun dalam laporan target telah tercapai, namun dalam hal menurunkan angka
infeksi HIV masih belum terpenuhi dan perlu kerja keras, hal ini didasarkan pada faktor
perilaku masyarakat yang masih belum mau peduli terhadap infeksi HIV/AIDS, ungkap
Prof. Dr. Nila F Moeloek, dr.SPM (Setiyadi et al., 2015). Bahkan epidemic HIV/AIDS
terjadi hampir di seluruh Indonesia dan kasus yang terbesar berasal dari aceh sampai
dengan papua (33 Provinsi) dengan jumlah kasus 177,926 orang (Depkes, 2010). Apalagi
jika kasus HIV dikaitkan dengan TB dimana penyakit TB aktif merupakan infeksi
oportunistik yang tersering pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) karena HIV
meningkatkan kemungkinan progesifitas dari infeksi TB pada ODHA akan meningkatkan
risiko penularan TB pada masyarakat umum, tanpa terinfeksi HIV (Organization, 2010).
Dalam hal ini, infeksi oportunistik tuberculosis pada pasien HIV terjadi karena penurunan
imunitas seluler tubuh. Penularan tuberculosis paru terjadi setelah kuman dibatukkan atau
dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar. Pada fase transisi ini partikel
infeksinya dapat menetap 1-2 jam dalam udara bebas. Infeksi bisa disebabkan oleh infeksi
primer dan infeksi laten (Rajagukguk, 2019).
Strategi Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) bertujuan untuk
menurunkan prevalensi kasus TB sampai sekarang terus dilakukan untuk memberantas
penyakit tersebut. Strategi DOTS mempunyai focus utama penemuan dan penyembuhan
pasien, dimana prioritas diberikan pada psien TB tipe menular. Menemukan suspek TB tipe
menular. Menemukan suspek TB dan upaya penyembuhan pasien merupakan cara terbaik
dalam upaya pencegahan TB (Depkes RI, 2008).
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan di Rumah Sakit X Kota
Bandung, dalam pencatatan dan pelaporan Tb dan HIV di Rumah Sakit X Kota Bandung
masih banyak permasalahan yang dihadapi seperti dalam kurangnya sumber daya
manusia,bebabn kerja berlebih, proses pencatatan, proses infut data serta aksesibilitasi.
Disini juga mejelaskan kenaikan dan penurunan kasus pasien TB dan HIV di triwulan
terakhir 2020 dan triwulan awal 2021.
Aksesibilitas aplikasi saat ini menjadi isu penting, karena ketersediaan secara up
to date dan real-time akan sangat membantu keakuratan pengambilan keputusan. Namun
jenis update data saat ini membutuhkan waktu yang lama karena aplikasi tersebut tidak
dapat diakses secara luas antar instansi terkait. Ada pun di sisi lain, analisis teks saat ini
tidak memberikan gambaran yang akurat tentang informasi geografis tentang
perkembangan HIV/TB. Hal ini menyulitkan pemantauan secara spasial keberadaan,
perkembangan dan kecenderungan penyakit tuberkulosis di suatu daerah. Informasi ini
sangat penting, karena memahami pola spasial, sebaran, dan arah pertumbuhan akan sangat
memudahkan perencanaan prioritas pengobatan tuberkulosis dan AIDS.
Rumah Sakit X Kota Bandung merupakan salah satu unit yang melaksanakan
berbagai kegiatan dalam penanganan kasus TB dan HIV dengan upaya promotif, preventif,
diagnostik, kuratif, dan rehabilitas, serta penelitian yang ditujukan untuk pemberantasan
TB dan HIV. Berdasarkan dari permasalahan diatas dan mempertimbangkan penelitian
Dang Kusnandi, Rizal Fauzi, Dina Sonia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1461- 1467
Analisis Pencatatan dan Pelaporan Tuberkulosis dan Human Immunode ficiency Virus
(Hiv) di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung
1464
sebelumnya, peneliti bertujuan untuk menganalisis pencatatan dan pelaporan tuberculosis
dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Rumah Sakit X Kota Bandung.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
dilaksanakan pada bulan April s.d bulan Juni 2021, berdasarkan data Triwulan akhir 2020
dan Triwulan pertama 2021 (Sugiyono, 2016). Instrumen penelitian adalah dengan cara
meneliti sendiri dan selanjutnya dibantu dengan instrumen tambahan berupa pedoman
wawancara. Wawancara dilakukan kepada petugas pencatatan dan pelaporan TB dan HIV.
Responden tersebut dipilih secara purposive sampling. Validasi hasil penelitian
menggunakan metode triagulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum tempat penelitian di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung.
Gambaran pencatatan dan pelaporan pada proses ini, peneliti mencoba
menggambarkan sistem yang ada dan sedang berjalan di Rumah Sakit Umum X
Kota Bandung, sistem tersebut meliputi alur proses serta prosedur pencatatan dan
pelaporan TB/ HIV. Data yang ada diperoleh berdasarkan hasil dari wawancara
dengan petugas terkait dan hasil pengamatan langsung yang dilakukan oleh
peneliti, serta berdasarkan prosedur dan aturan-aturan yang sudah ada.
a. Pencatatan
Berdasarkan hasil penelitian, dalam melakukan pencatatan pasien TB/HIV, di
Rumah Sakit Umum X Kota Bandung menggunakan 3 jenis software, yaitu
pencatatan di SIM-RS, SITB dan SIHA. Pencatatan dilakukan oleh petugas
yang telah di tunjuk oleh institusi yang khusus menangani kasus tersebut.
Pencatatan yang dilakukan, meliputi pencatatan pada rekam medis pasien,
mencatat pasien di buku laporan harian, mencatat biaya pelayanan medis dan
pencatatan untuk laporan harian pasien umum atau catatan kunjungan pasien.
b. Pelaporan
Laporan untuk data, jumlah dan kunjungan pasien TB/HIV, akan disampaikan
kepada direktur setiap satu bulan sekali. Sedangkan untuk pelaporan data
pasien TB/ HIV ke pusat, pelaporannya sudah menggunakan sistem pelaporan
online dari Kemenkes sehingga petugas hanya harus mengisi data para pasien
di dalam sistem aplikasi tersebut.
2. Analisis Masalah
a. Keamanan Data
Guna keamanan data, selama ini data yang ada di Rumah Sakit Umum X Kota
Bandung sudah cukup bagus. Karena tidak semua orang mememiliki akses
untuk melakukan pencatatan, pelaporan dan melihat data di SIM-RS, SIHA
dan SITB. Selama ini pimpinan menunjuk petugas khusus dan memberikan
hak akses sistem, sebagai pengguna dan pengelola untuk melakukan
pencatatan dan pelaporan.
b. Integrasi Data
Integrasi data merupakan sesuatu yang sangat penting dalam sistem informasi
kesehatan, dengan terintegrasinya seluruh data dalam suatu sistem, maka akan
sangat memudahkan dalam melakukan input data, menyusun pelaporan dan
Dang Kusnandi, Rizal Fauzi, Dina Sonia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1461- 1467
Analisis Pencatatan dan Pelaporan Tuberkulosis dan Human Immunode ficiency Virus
(Hiv) di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung
1465
juga akan sangat membantu dalam proses penyusunan dan pengambilan
keputusan di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung (Setiyadi et al., 2015).
Karena menurut wawancara yang dilakukan di Rumah Sakit Umum X Kota
Bandung menggunakan 3 jenis software utama dalam melakukan pencatatan
data kasus pasien TB/HIV, yaitu SIM-RS, SIHA dan SITB.
c. Pencatan dan Pengolahan Data
Selama ini proses pencatatan data pasien TB/ HIV di Rumah Sakit Umum X
Kota Bandung menggunakan software khusus yang dimiliki Rumah Sakit.
Selain itu petugas juga masih menggunakan pencatatan secara manual, karena
menurut petugas itu juga dibutuhkan untuk memudahkan mengecek atau
mencari data apabila sistem yang digunakan sedang terjadi error atau sedang
tidak bisa digunakan, dan juga dapat mempermudah kinerja mereka. Namun
untuk pengolahan datanya, beberapa software tertentu belum bisa mengolah
laporan secara langsung dan hanya berfungsi untuk menyimpan data pasien
saja. Sehingga saat pembuatan laporan petugas masih harus menginputkan
ulang kedalam Microsoft excel.
d. Prosedur Pelaporan Data
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan oleh
peneliti, untuk proses pelaporan data selama ini memang sudah ada prosedur
khusus ataupun standar operational procedure (SOP) yang mengatur tentang
itu. Proses alur pelaporan, periode pelaporan dan bentuk laporannya,
disesuaikan dengan laporan yang ada agar semua sesuai dengan SOP yang
berlaku.
3. Analisis Kebutuhan
a. Pencatatan dan Pengolahan Data
Kegiatan pencatatan dan pelaporan data merupakan proses yang cukup penting
dalam rangka melaksanakan pelayanan kesehatan, khususnya untuk
melakukan monitoring pengobatan pada pasien TB/HIV. Karena pencatatan
dan pengolahan data bukan hanya sekedar kegiatan dokumentasi, menulis atau
sekedar menyimpan data. Namun data yang dicatat atau di input dan diolah
secara baik, akan menghasilkan output serta informasi yang baik juga. Petugas
menyadari bahwa perlu dibuat sistem yang terintegrasi dan membantu mereka
dalam melakukan pencatatan, pengolahan data dan monitoring pasien TB/HIV
berbasis data sepasial dan wilayah, sehingga diharapkan nantinya akan lebih
mempermudah mereka dalam menjalankan tugas dan membuat laporan kepada
pimpinan, serta nantinya laporan yang disajikan, bisa sesuai dengan kebutuhan
dan dapat dipergunakan.
b. Kebutahan Sistem yang Terintegrasi
Kebutuhan sistem informasi yang terintegrasi menjadi hal yang harus dimiliki
oleh institusi, terutama institusi kesehatan yang berfokus pada pelayanan
pasien TB/HIV. Karena dengan adanya integrasi, maka data yang ada bisa
berkesinambungan, serta akses data menjadi lebih mudah dan cepat. Sehingga
akan memudahkan dalam penyusunan laporan, monitoring dan menghindari
terjadinya redudancy data. Petugas juga mengungkapkan bahwa dalam waktu
dekat BBKPM sedang melakukan project pengembangan sistem informasi dan
petugas berharap bahwa sistem yang ada nantinya dapat terintegrasi, sehingga
mempermudah petugas dalam pencatatan dan pelaporan, serta monitoring data.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai data pencatatan dan
pelaporan pasien TB/HIV di Rumah Sakit X Kota Bandung penulis menemukan hasil dari
Triwulan akhir 2020 ke Triwulan awal 2021 adanya kenaikan dan penurunan kasus
TB/HIV.
Dang Kusnandi, Rizal Fauzi, Dina Sonia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1461- 1467
Analisis Pencatatan dan Pelaporan Tuberkulosis dan Human Immunode ficiency Virus
(Hiv) di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung
1466
0
50
100
150
200
250
300
350
400
TRIWULAN AKHIR 2020 TRIWULAN AWAL 2021
323
102
53 102
376
204
DATA KUNJUNGAN PASIEN TB/HIV
DOTS VCT TOTAL
Tabel 1. Jumlah Pasien TB/HIV Triwulan Akhir 2020 dan Triwulan Pertama 2021
POLI
DOTS
TOTAL
TRIWULAN AKHIR 2020
323
376
TRIWULAN AKHIR 2021
102
204
Sumber : Data Pasien Triwulan Akhir 2020 dan Data Triwulan Awal 2021
Gambar 1. Jumlah Pasien TB/HIV Triwulan Akhir 2020 dan Triwulan Pertama 2021
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka dibahas lebih
lanjut sebagai berikut: (1)Input, kegiatan pencatatan pasien TB/ HIV di Rumah Sakit
Umum X Kota Bandung menggunakan 3 jenis software, yaitu pencatatan di SIM-RS,
SIHA, dan SITB. Pencatatan dilakukan oleh petugas khusus yang telah di tunjuk oleh
institusi dan memiliki akses sebagai pengelola dalam mencatat dan mengolah data pasien.
Pencatatan yang dilakukan meliputi pencatatan pada rekam medis pasien, mencatat data
pasien di buku harian, pelayanan medis dan catatan untuk laporan harian pasien umum atau
catatan kunjungan pasien. (2) Process, proses pengolahan data, di olah menggunakan
software sistem yang sudah ada di Rumah Sakit, namun untuk pembuatan laporan tertentu
petugas juga harus menyalin dan mengolahnya kembali kedalam Microsoft Excel.Output
(3) Output atau hasil dari pengolahan data merupakan data yang sudah selesai atau disebut
juga informasi. Dalam hal ini, output data adalah data yang dihasilkan petugas di Rumah
Sakit Umum X Kota Bandung.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penilitian yang kami lakukan menhasilkan kesimpulan dalam
sistem yang ada di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung belum terintegrasi sepenuhnya
antar bagian atau subsistem. Proses pelaporan data yang ada masih sebatas pengiriman
secara online dan bukan secara real time dan tidak terintegrasi secara langsung. Bentuk
informasi tentang data penderita TB/ HIV hanya sebatas data medis, total penderita di
setiap lingkup kerja Rumah Sakit yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Di
Dang Kusnandi, Rizal Fauzi, Dina Sonia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1461- 1467
Analisis Pencatatan dan Pelaporan Tuberkulosis dan Human Immunode ficiency Virus
(Hiv) di Rumah Sakit Umum X Kota Bandung
1467
Rumah Sakit sendiri belum memiliki informasi terkait sebaran penderita kasus TB/HIV.
Sehingga petugas belum dapat melakukan monitoring dan pemetaan sebaran penderita
kasus TB/HIV. Dan dari data yang ada, telah terjadi penurunan pasien yang datang berobat
pada saat triwulan awal 2021 dibandingkan triwulan akhir 2020.
BIBLIOGRAFI
Depkes, R. I. (2010). Laporan nasional riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2010.
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.
Indrawan, R. Deni, & Hikmawati, Septia Nur. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Ny. S
dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Post Op Orif Hari Ke-1 Akibat Fraktur
Femur Sinistra 1/3 Proximal Complate. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10),
13451359.
Manusia, Badan Riset Dan Sumber Daya. (2013). Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Organization, World Health, & Organization), Stop T. B. Initiative (World Health. (2010).
Treatment of tuberculosis: guidelines. World Health Organization.
Rajagukguk, May Renny. (2019). Hubungan Kadar CD4 dengan Tuberkulosis Paru pada
Pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah DR. Pirngadi Medan tahun 2017.
RI, Balitbang Kemenkes. (2013). Riset kesehatan dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI, 2013, 110119.
RI, Depkes. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indoneia Nomor. 129 Tahun
2009 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI.
Setiyadi, Noor Alis, Jumadi, Jumadi, Arozaq, Miftahul, Hakam, Fahmi, Murti, Bhisma, &
Sulaeman, Endang Sutisna. (2015). Analisis Sistem Pencatatan dan Pelaporan Online
TB/HIV di BBKPM Surakarta.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.
Yusuf, Nurul Fuadi. (2017). Karakteristik Penderita Hiv/Aids Dengan Ko-Infeksi
Tuberkulosis Paru Di Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin Sudirohusodo Makassar
Periode Januari Sampai Juni 2016. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).