Universitas Bina Nusantara, Indonesia
Email: afarajni03@gmail.com
|
Abstrak |
|
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan gawai terhadap konsentrasi belajar siswa dan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh gawai terhadap prestasi belajar. Metode penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah
ini adalah metode kualitatif. Data yang disajikan akan bersifat naratif atau penjelasan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara membuat
angket dan daftar pertanyaan.
Hasil penelitian pada karya
ilmiah ini adalah mayoritas siswa kelas 9 SMP GIS menggunakan laptop ntuk belajar selama lebih dari 3 jam tanpa pendamping. Persentase siswa mengunjungi situs pendidikan adalah 65%, mengunjungi sosial media adalah kurang lebih 50%, dan mengunjungi Youtube adalah kurang dari 50%. Gawai mempengaruhi kurang lebih 56% dari nilai siswa.
Siswa cukup tertarik untuk memahami materi yang disampaikan oleh Bapak/Ibu guru. Seluruh
siswa memiliki konsentrasi dalam menerima pembelajaran meskipun pembelajaran dilakukan melalui gawai. Dengan adanya gawai, nilai rata-rata per-mata pelajaran siswa tetap stabil dan untuk rata-rata semua nilai meningkat. Jadi pengaruh gawai terhadap prestasi belajar siswa itu tidak besar
karena pengaruh gawai terhadap prestasi belajar siswa juga bergantung pada individu. Tetapi ternyata, banyak siswa yang prestasinya meningkat karena gawai dapat menjadi
alat untuk mencari materi diluar dari referensi
buku yang tersedia. Kata kunci: Penggunaan
gawai; Konsentrasi; Prestasi
belajar; Keterlibatan siswa |
|
|
|
Abstract |
|
This study aims to
determine the impact of device usage on students' concentration and to assess
how much influence devices have on academic performance. The research method
used in this academic work is qualitative. The data presented will be
narrative or explanatory in nature. Data collection was carried out through
the creation of questionnaires and a list of questions. The results of this
research indicate that the majority of 9th-grade students at SMP GIS use
laptops for studying for more than 3 hours without supervision. The
percentage of students visiting educational sites is 65%, those visiting
social media is approximately 50%, and those accessing YouTube is less than
50%. Devices influence about 56% of students' grades. Students show
sufficient interest in understanding the material presented by their teachers.
All students maintain concentration during learning, even when it is
conducted through devices. With the presence of devices, the average grades
per subject remain stable, and the overall average grade increases.
Therefore, the impact of devices on students' academic performance is not
significant, as it also depends on the individual. However, many students
show improved performance because devices can serve as tools for finding
materials beyond the available book references. Keywords: Device usage; Concentration; Academic
performance; Student engagement |
*Correspondence
Author: Rajni Afifa Barent
Email:
afarajni03@gmail.com
PENDAHULUAN
Di era
globalisasi ini teknologi semakin canggih dan berkembang pesat diberbagai
bidang kehidupan (Prabowo et al., 2023;
Widyanarti et al., 2024). Menurut
data Badan Pusat Statistik (2022), 80% masyarakat Indonesia kini memiliki akses
ke teknologi digital, yang memudahkan mereka untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi. Salah
satu perkembangan teknologi komunikasi saat ini adalah gawai. Gawai digunakan
sebagai media pembelajaran di masa pandemi seperti saat ini (Asrori et al., 2023;
Isrofah et al., 2022). Sejak
Covid-19 dinyatakan sebagi pandemi di Indonesia, masyarakat diminta untuk
melakukan isolasi, diwajibkan untuk belajar dan bekerja dari rumah.
Terkait
pembelajaran di rumah, penggunaan gawai adalah langkah yang tepat untuk
memfasilitasi pembelajaran jarak jauh dengan berpusat pada siswa sehingga siswa
dapat belajar secara mandiri di manapun dan kapanpun. Gawai digunakan sebagai
media pembelajaran e-learning yang melibatkan berbagai bahan ajar termasuk
video, situs internet, dan telekonferens (Hijah et al., 2023;
Muzaki, 2023).
Sebuah
studi oleh Smith et al. (2023) menunjukkan bahwa 65% siswa merasa lebih
terlibat dalam pembelajaran ketika menggunakan gawai, namun juga
mengindikasikan bahwa 45% dari mereka mengalami penurunan konsentrasi. Untuk dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh
dengan baik, selain jaringan internet yang bagus, konsentrasi belajar siswa pun
harus baik juga. Karena, konsentrasi belajar merupakan modal utama bagi siswa
dalam menerima materi serta menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Jika konsentrasi siswa rendah, maka akan
menimbulkan aktivitas belajar yang berkualitas rendah, dengan data menunjukkan
bahwa prestasi akademik siswa dapat turun hingga 30% (Connors et al., 2025;
Tang et al., 2021). Konten
media dengan kecepatan tinggi berpengaruh dalam meningkatkan resiko penurunan
daya konsentrasi dan ingatan, serta dapat menimbulkan ketidakseriusan dalam
belajar (Anwar et al., 2024;
Muzaki, 2023). Hal
ini disebabkan. Hal ini disebabkan banyak siswa mempergunakan gawainya untuk
chatingan, membuka media sosial, bahkan main game. Sehingga, dibutuhkan
kesepakatan antara guru, orang tua dan siswa dalam pemanfaatan gawai dalam
pembelajaran ini.
Oleh
karena alasan itulah, penulis mengambil judul “Pengaruh Penggunan Gawai
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 9 SMP Global Islamic School”
METODE
PENELITIAN
Secara
umum metode penelitian pada karya ilmiah ini adalah langkah – langkah dalam
mendapatkan data:
Jenis
penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah metode kualitatif (Pahleviannur et al.,
2022; Rustamana et al., 2024). Penelitian
ini bertujuan untuk memahami pengaruh penggunaan gawai terhadap prestasi
belajar siswa melalui pengumpulan data yang bersifat naratif.
Populasi
dan Sampel Penelitian
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 9 di SMP Global Islamic School.
Sampel penelitian diambil secara purposive, yang terdiri dari 30 siswa, yang
dipilih berdasarkan kriteria tertentu, seperti frekuensi penggunaan gawai dalam
pembelajaran.
Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan melalui
beberapa teknik berikut:
a. Angket: Angket disebarkan
kepada siswa dan orang tua murid untuk mengumpulkan informasi mengenai
frekuensi dan cara penggunaan gawai dalam pembelajaran.
b. Wawancara: Wawancara dilakukan
dengan beberapa guru mata pelajaran untuk mendapatkan pandangan mereka tentang
pengaruh gawai terhadap konsentrasi dan prestasi belajar siswa.
c. Observasi: Observasi dilakukan
untuk melihat langsung interaksi siswa dengan gawai dalam konteks pembelajaran.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari
angket dan wawancara dianalisis secara kualitatif dengan cara mengelompokkan
informasi berdasarkan tema-tema yang muncul. Hasil analisis akan disajikan
dalam bentuk naratif dan tabel untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai
pengaruh penggunaan gawai terhadap prestasi belajar siswa. Data sekunder dari
buku dan internet juga digunakan untuk memperkuat temuan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siswa
SMP GIS
Menurut
Maslow, bicara tentang siswa, maka memaparkan adanya kebutuhan biologi, rasa
kasih sayang, harga diri, realisasi, aman dan nyaman. Sementara menurut para
ahli psikologi kognitif menjelaskan anak didik “siswa” sebagai manusia yang
menggunakan ranah kognitifnya sejak berfungsinya kapasitas motor dan sesorinya (Jamil et al., 2021;
Xiao et al., 2024).
Menurut
Prof. Dr. Shafique Ali Khan, siswa merupakan orang yang datang ke suatu lembaga
untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan, selanjutnya orang
ini disebut pelajar atau orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapapun
usianya, dari manapun, siapa pun, dalam bentuk apapun, dengan biaya apapun
untuk meningkatkan pengetahuan dan moral pelaku belajar (Azubuike et al., 2021;
Milićević et al., 2021; Selvaraj et al., 2021).
Berdasarkan
data, siswa kelas 9 dalam SMP Global Islamic School adalah 133. Siswa-siswa
inilah yang akan saya teliti untuk mengetahui pengaruh penggunaan gawai
terhadap prestasi belajar masing-masing.
Data
Penelitian
Karena
penelitian dalam Karya Ilmiah ini dilakukan dengan metode survei, penulis sudah
menyiapkan 4 survei untuk dibagikan ke siswa kelas 9 SMP GIS, orang tua siswa,
dan guru kelas 9 SMP GIS.
Berikut adalah
survei yang dibagikan:
1.
Survei pemanfaatan gawai untuk siswa. Dalam
waktu 1 minggu, penulis mendapatkan 80 masukkan dari siswa kelas 9 SMP GIS.
2.
Survei pendampingan kegiatan pembelajaran jarak
jauh untuk orang tua siswa. Dalam waktu 1 minggu penulis, mendapatkan 45
masukkan dari orang tua siswa.
3.
Survei hasil pembelajaran jarak jauh untuk
siswa. Dalam waktu 3 hari, penulis mendapatkan 55 masukkan dari siswa kelas 9
SMP GIS.
4.
Survei hasil pembelajaran jarak jauh untuk
guru. Dalam waktu 3 hari penulis mendapatkan 9 masukkan dari guru kelas 9 SMP
GIS
Adapun
pertanyaan yang penulis berikan serta jawaban siswa dalam survei pemanfaatan
gawai:
1.
Apakah dalam proses pembelajaran Anda
menggunakan gawai? 100% menjawab iya.
2.
Berapa lama Anda menggunakan gawai ketika belajar?
19% menjawab 1 jam, 17% menjawab 2 jam, dan 64% menjawab >3 jam.
3.
Apakah selama menggunakan gawai ada pendamping?
17% menjawab iya dan 83% menjawab tidak.
4.
Biasanya browsing menggunakan apa? 100%
menjawab Google.
5.
Berapa persentase waktu yang Anda habiskan
untuk mengunjungi situs pendidikan? 17% menjawab 80%, 24% menjawab 70%, 35%
menjawab 50%, dan 24% menjawab <50%.
6.
Berapa persentase waktu yang Anda habiskan
untuk mengunjungi Instagram dan media sosial lainnya? 41% menjawab 80%, 15%
menjawab 17%, 30% menjawab 50%, dan 14% menjawab <50%.
7.
Berapa persentase waktu yang Anda habiskan
untuk mengunjungi Youtube? 18% menjawab 80%, 24% menjawab 70%, 28% menjawab
50%, dan 30% menjawab <50%.
Gambar 1. Penggunaan gawai dalam proses belajar.
Hal pertama yang ditanyakan penulis adalah
tentang penggunaan gawai dalam proses pembelajaran. Menurut hasil survei di
atas, seluruh siswa kelas 9 SMP GIS menggunakan gawai dalam proses
pembelajaran.
Gambar 2. Waktu Penggunaan Gawai Saat Proses Pembelajaran
Terkait dengan pertanyaan pertama, pada
pertanyaan kedua ini penulis juga menanyakan tentang waktu penggunaan gawai
dalam proses pembelajaran. Menurut hasil survei di atas, mayoritas siswa
menggunakan gawai lebih dari 3 jam dalam proses belajar. Diikuti dengan 19% yang
menjawab 1 jam dan 17% menjawab 2 jam. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa
kelas 9 SMP GIS menggunakan gawai lebih dari 3 jam dalam proses belajar.
Gambar 3. Selama penggunaan gawai, terdapat pendamping yang membantu siswa
Hal ketiga yang penulis tanyakan adalah tentang
pendampingan saat menggunakan gawai. Menurut hasil survei di atas, mayoritas
siswa tidak didampingi ketika menggunakan gawai dalam proses belajar dan
diikuti dengan 17% siswa yang didampingi. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas
siswa kelas 9 SMP GIS tidak didampingi ketika menggunakan gawai.
Gambar 4. Browsing Menggunakan Berbagai Perangkat
Hal keempat yang penulis tanyakan adalah
tentang browsing. Menurut survei di atas, seluruh siswa kelas 9 SMP GIS
menggunakan Google.
Gambar 5. Waktu Yang Dihabiskan Untuk Mengunjungi Situs Pendidikan
Terkait dengan pertanyaan keempat, pada
pertanyaan kelima ini penulis menanyakan persentase waktu yang digunakan untuk
mengunjungi situs pendidikan. Menurut
survei di atas, mayoritas siswa menjawab bahwa mereka mengunjungi situs
pendidikan sebanyak 50%. Diikuti dengan 24% siswa menjawab 50%, 24% siswa yang
menjawab kurang dari 50%, dan 17% siswa yang menjawab 80%. Dapat disimpulkan
mayoritas bahwa siswa kelas 9 SMP GIS mengunjungi situs pendidikan sebanyak
50%.
Gambar 6. Waktu
Yang Dihabiskan Untuk Mengunjungi Media Sosial
Pada pertanyaan keenam ini penulis menanyakan
tentang persentase waktu untuk mengunjungi atau menggunakan media sosial.
Menurut hasil survei di atas, mayoritas siswa menjawab bahwa mereka mengunjungi
atau menggunakan media sosial sebanyak 80%. Diikuti dengan 30% siswa yang
menjawab 50%, 15% siswa yang menjawab 70%, dan 14% siswa yang menjawab kurang
dari 50%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa kelas 9 SMP GIS mengunjungi
atau menggunakan sosial media sebanyak 80%.
Gambar 7. Waktu Yang Dihabiskan Untuk Mengunjungi Youtube
Hal terakhir yang penulis tanyakan adalah
tentang persentase waktu untuk mengunjungi Youtube. Menurut hasil survei di
atas, mayoritas siswa menjawab bahwa mereka mengunjungi Youtube sebanyak kurang
dari 50%. Diikuti dengan 28% siswa menjawab 50%, 24% siswa menjawab 70%, dan
18% siswa menjaba 80%. Dapat sisimpulkan bahawa mayoritas siswa kelas 9 SMP GIS
mengunjungi Youtube sebanyak kurang dari 50%.
Adapun pertanyaan yang penulis berikan serta
jawaban orang tua siswa dalam survei pendampingan kegiatan pembelajaran jarak
jauh:
1.
Apakah jenis gawai yang digunakan Ananda? 85%
menjawab laptop, 13% menjawab handphone, dan 2% menjawab tablet.
2.
Berapa lama Ananda menggunakan gawai ketika
belajar? Tidak ada yang menjawab 1 jam, 11% menjawab 2 jam, 89% menjawab >3
jam.
3.
Apakah selama penggunaan gawai selalu
didampingi? 27% menjawab iya dan 73% menjawab tidak.
4.
Biasanya Ananda browsing menggunakan apa? 100%
menjawab Google.
5.
Berapa persentase waktu yang Ananda habiskan
untuk mengunjungi situs pendidikan? 35% menjawab 80%, 15% menjawab 70%, 25%
menjawab 50%, dan 25% menjawab <50%.
6.
Berapa persentase waktu yang Ananda habiskan
untuk mengunjungi Instagram dan media sosial lainnya? 15% menjawab 80%, 9%
menjawab 70%, 29% menjawab 50%, dan 47% menjawab <50%.
7.
Berapa persentase waktu yang Ananda habiskan
untuk mengunjungi Youtube? 10% menjawab 80%, 15% menjawab 70%, 30% menjawab
50%, dan 45% menjawab <50%.
Gambar 8. Jenis-Jenis Gawai Yang
Digunakan
Hal pertama yang penulis tanyakan adalah jenis
gawai yang digunakan. Menurut hasil survei di atas, mayoritas orang tua
menjawab laptop. Diikuti dengan 13% menggunakan handphone dan 2% menggunakan
tablet. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas menggunakan laptop.
Gambar 9. Waktu Menggunakan Gawai
Terkait dengan pertanyaan pertama, pada
pertanyaan kedua ini penulis menanyakan tentang waktu penggunaan gawai. Menurut
hasil survei di atas, mayoritas orang tua menjawab bahwa anak-anak belajar
selama lebih dari 3 jam. Diikuti dengan 11% orang tua yang menjawab 2 jam dan
tidak ada yang menjawab 1 jam. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas anak-anak
belajar dengan menggunakan gawai selama lebih dari 3 jam.
Gambar 10. Pendampingan Dalam Menggunakan Gawai
Hal ketiga yang penulis tanyakan adalah tentang
pendampingan dalam menggunakan gawai. Menurut hasil survei di atas, mayoritas
orang tua tidak mendampingi anak-anak dalam menggunakan gawai ketika belajar dan
diikuti dengan 27% orang tua yang mendampingi anak-anak dalam menggunakan gawai
ketika belajar. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas orang tua tidak mendampingi
anak-anak ketika menggunakan gawai.
Gambar 11. Menggunakan Google Ketika Browsing
Pada pertanyaan keempat ini, penulis menanyakan
tentang browsing. Menurut hasil survei di atas, seluruh orang tua menjawab
bahwa anak-anak menggunakan Google ketika browsing.
Gambar 12. Waktu Yang Dihabiskan Untuk Mengunjungi Situs Pendidikan
Terkait dengan pertanyaan keempat, pada
pertanyaan kelima ini penulis menanyakan persentase waktu yang anak-anak
habiskan untuk mengunjungi situs pendidikan. Menurut hasil survei di atas,
mayoritas orang tua menjawab bahwa nanak-anak mengunjungi situs pendidikan
sebanyak 80%. Diikuti dengan 25% orang tua yang menjawab 50%, 25% orang tua
yang menjawab kurang dari 50%, dan 15% orang tua yang menjawab 70%. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas orang tua menjawab anak-anak mengunjungi situs
pendidikan sebanyak 80%.
Gambar 13. Waktu Untuk Mengunjungi Atau Menggunakan Media
Sosial
Pada pertanyaan keenam ini, penulis menanyakan
tentang persentase waktu untuk mengunjungi atau menggunakan media sosial.
Menurut hasil survei di atas, mayoritas orang tua menjawab kurang dari 50% waktu
anak-anak mengunjungi atau menggunakan media sosial. Diikuti dengan 29% orang
tua yang menjawab 50%, 15% orang tua yang menjawab 80%, dan 9% orang tua yang
menjawab 70%. Dapat disimpulkan, mayoritas orang tua menjawab bahwa anak-anak
menghaiskan waktu mengunjungi atau menggunakan media sosial sebanyak kurang
dari 50%.
Gambar 14. Waktu Yang Dihabiskan Untuk Mengunjungi Youtube
Hal terakhir yang penulis tanyakan adalah
tentang persentase waktu anak-anak yang dihabiskan untuk mengunjungi Youtube.
Menurut survei di atas, mayoritas orang tua menjawab bahwa anak-anak
menghabiskan kurang dari 50% waktu untuk mengunjungi Youtube. Diikuti dengan
30% orang tua yang menjawab 50%, 15% orang tua yang menjawab 70%, dan 10% orang
tua yang menjawab 80%. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas mengunjungi Youtube
sebanyak kurang dari 50%.
Adapun pertanyaan yang penulis berikan serta
jawaban dalam survei hasil pembelajaran jarak jauh yang dibagikan kepada siswa:
1.
Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan? 2% menjawab 100%, 64% menjawab 80%, dan 34% menjawab 60%.
2.
Berapa nilai rata-rata siswa? 14% menjawab
91-100, 62% menjawab 81-90, 20% menjawab 71-80, dan 4% menjawab <71.
3.
Tingkat kehadiran siswa? 36% menjawab 100%, 44%
menjawab 90%, 15% menjawab 80%, dan 5% menjawab 70%.
4.
Tingkat kedisiplinan siswa? 18% menjawab 100%,
33% menjawab 90%, 38% menjawab 80%, dan 11% menjawab 70%.
5.
Daya tarik materi yang disampaikan? 4% menjawab
100%, 24% menjawab 90%, 47% menjawab 80%, dan 25% menjawab 70%.
6.
Pergerakan grafik rata-rata per-mata pelajaran
sebelum dan sesudah PTS? 28% menjawab meningkat, 61% menjawab statis, dan 11%
menjawab menurun.
7.
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai siswa
mengalami? 42% menjawab peningkatan, 13% menjawab penurunan, 34% menjawab tidak
ada perubahan, dan 11% menjawab lain-lain.
Gambar 15. Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi
Hal pertama yang penulis tanyakan adalah
tentang tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Menurut hasil survei di atas,
mayoritas siswa menjawab bahwa mereka dapat memahami materi sebanyak 80%.
Diikuti dengan 34% siswa menjawab 60% dan 2% siswa menjawab 100%. Dapat
disimpulkan bahwa mayoritas siswa kelas 9 SMP GIS dapat memahami materi yang
disampaikan sebanyak 80%.
Gambar 16. Nilai Rata-Rata Siswa
Terkait dengan pertanyaan pertama, pada
pertanyaan kedua ini penulis menanyakan tentang nilai rata-rata siswa. Menurut
hasil survei di atas, mayoritas guru menjawab bahwa nilai rata-rata siswa
adalah 71-80. Diikuti dengan 33% guru yang menjawab 81-90, tidak ada yang
menjawab 91-100 dan kurang dari 71. Dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
siswa pada survei guru adalah 71-80.
Gambar 17. Kehadiran Siswa
Pada pertanyaan ketiga ini, penulis menanyakan
tentang kehadiran siswa. Menurut hasil durvei di atas, mayoritas guru menjawab
bahwa persentase kehadiran siswa adalah 90% diikuti dengan 44% guru yang
menjawab 80%, dan tidak ada yang menjawab 100% dan 70%. Dapat disimpulkan bahwa
persentase kehadiran siswa pada survei guru adalah 90%.
Gambar 18. Kedisiplinan Siswa
Terkait dengan pertanyaan ketiga, pada
pertanyaan keempat ini penulis menanyakan tentang kedisiplinan siswa. Tingkat
kedisiplinan siswa ini adalah ketepatan waktu, kepatuhan pada tata tertib
pembelajaran jarak jauh. Menurut hasil survei di atas, mayoritas guru menjawab
bahwa persentase kedisiplinan siswa adalah sebesar 56%. Diikuti dengan 33% guru
yang menjawab 90% dan tidak ada yang menjawab 100% dan 70%. Dapat disimpulkan
bahwa persentase kedisiplinan siswa pada survei guru adalah sebesar 56%.
Gambar 19. Daya Tarik Materi Yang Disampaikan
Pada pertanyaan kelima, penulis menanyakan
tentang daya tarik materi yang disampaikan. Menurut hasil survei di atas,
mayoritas guru menjawab bahwa persentase daya tarik materi adalah sebesar 80%,
diikuti dengan 22% guru yang menjawab 90%, dan tidak ada yang menjawab 100% dan
70%. Dapat disimpulkan bahwa persentase daya tarik materi pada survei guru
adalah 80%.
Gambar 20. Rata-Rata Nilai Per-Mata Pelajaran Sebelum Dan
Sesudah PTS
Pada pertanyaan keenam, penulis menanyakan
tentang rata-rata nilai per-mata pelajaran sebelum dan sesudah PTS. Nilai-nilai
tersebut adalah gabungan dari nilai-nilai harian per-mata pelajaran. Menurut
hasil survei di atas, mayoritas guru menjawab rata-rata nilai per-mata
pelajaran meningkat diikuti dengan 44% guru menjawab statis dan tidak ada yang
menjawab menurun. Dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai per-mata pelajaran
pada survei guru adalah 56%.
Gambar 21. Rata-Rata Nilai Yang Dialami Siswa
Hal terakhir yang penulis tanyakan adalah
tentang rata-rata nilai yang dialami siswa. Menurut hasil survei di atas,
mayoritas guru menjawab bahwa rata-rata nilai siswa mengalami peningkatan.
Diikuti dengan 44% guru menjawab tidak ada perubahan, 11% guru menjawab
lain-lain, dan tidak ada yang menjawab penurunan. Dapat disimpulkan bahwa
rata-rata nilai siswa pada survei guru mengalami peningkatan.
KESIMPULAN
Dari
hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa kelas 9 SMP GIS
menggunakan laptop untuk belajar selama lebih dari 3 jam tanpa pendamping,
dengan 65% mengunjungi situs pendidikan, sekitar 50% menggunakan media sosial,
dan kurang dari 50% mengakses YouTube. Penggunaan gawai memengaruhi sekitar 56%
nilai siswa, di mana mereka menunjukkan ketertarikan yang cukup untuk memahami
materi dari guru dan mampu berkonsentrasi dalam pembelajaran meskipun dilakukan
melalui gawai. Meskipun pengaruh gawai terhadap prestasi belajar tidak terlalu
besar dan tergantung pada individu, banyak siswa mengalami peningkatan prestasi
karena gawai berfungsi sebagai alat pencarian materi tambahan di luar referensi
buku yang tersedia, sehingga nilai rata-rata per mata pelajaran tetap stabil
dan rata-rata keseluruhan nilai siswa meningkat.
Anwar, M. S., Choi, A., Ahmad, S., Aurangzeb, K., Laghari, A.
A., Gadekallu, T. R., & Hines, A. (2024). A Moving Metaverse: QoE
challenges and standards requirements for immersive media consumption in
autonomous vehicles. Applied Soft Computing, 159, 111577.
https://doi.org/10.1016/j.asoc.2024.111577
Asrori, M., Wibowo, A. M., Erfantinni, I. H., &
Wahyuningtyas, D. P. (2023). Pendampingan Pemanfaatan Teknologi Dalam Desain
Pembelajaran Daring Bagi Guru Pada Masa Pandemi Covid-19. Journal On
Education, 5(3), 9549–9560. https://doi.org/10.31004/joe.v5i3.1827
Azubuike, O. B., Adegboye, O., & Quadri, H. (2021). Who
gets to learn in a pandemic? Exploring the digital divide in remote learning
during the COVID-19 pandemic in Nigeria. International Journal of Educational
Research Open, 2, 100022.
https://doi.org/10.1016/j.ijedro.2020.100022
Connors, M. C., Loewe, S. B. E., Stein, A. G., Francis, J.,
Kabourek, S., & Easton, J. Q. (2025). Closer to home: A study of
equity-focused pre-k access and enrollment policies in Chicago. Early
Childhood Research Quarterly, 71, 135–144.
https://doi.org/10.1016/j.ecresq.2024.12.008
Hijah, S., Agung, S., & Sapinatul Bahriah, E. (2023).
Persepsi Siswa Terhadap Kualitas E-Learning Madrasah Dan Pembelajaran Daring
Kimia Menggunakan E-Learning Madrasah. Spin Jurnal Kimia & Pendidikan
Kimia, 5(1), 127–145. https://doi.org/10.20414/spin.v5i1.7114
Isrofah, I., Sitisaharia, S., & Hamida, H. (2022).
Pembelajaran Berbasis Media Digital pada Anak Usia Dini di Era Revolusi
Industri. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(6), 1748–1756.
Jamil, N., Belkacem, A. N., Ouhbi, S., & Guger, C.
(2021). Cognitive and affective brain–computer interfaces for improving
learning strategies and enhancing student capabilities: A systematic literature
review. Ieee Access, 9, 134122–134147.
https://doi.org/10.1109/ACCESS.2021.3115263
Milićević, V., Denić, N., Milićević,
Z., Arsić, L., Spasić-Stojković, M., Petković, D.,
Stojanović, J., Krkic, M., Milovančević, N. S., &
Jovanović, A. (2021). E-learning perspectives in higher education
institutions. Technological Forecasting and Social Change, 166,
120618. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2021.120618
Muzaki, A. F. (2023). Pengaruh E-Learning Berbasis Sevima
Edlink dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 1 Tangerang Selatan
pada Konsep Sistem Gerak. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pahleviannur, M. R., De Grave, A., Saputra, D. N., Mardianto,
D., Hafrida, L., Bano, V. O., Susanto, E. E., Mahardhani, A. J., Alam, M. D.
S., & Lisya, M. (2022). Metodologi penelitian kualitatif. Pradina
Pustaka.
Prabowo, O. H., Merthayasa, A., & Saebah, N. (2023).
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Manajemen Perubahan pada Kegiatan Bisnis di
Era Globalisasi. Syntax Idea, 5(7), 883–892.
https://doi.org/10.46799/syntax-idea.v5i7.2522
Rustamana, A., Wahyuningsih, P., Azka, M. F., & Wahyu, P.
(2024). Penelitian metode kuantitatif. Sindoro: Cendikia Pendidikan, 5(6),
81–90. https://doi.org/10.9644/sindoro.v5i6.4186
Selvaraj, A., Radhin, V., Nithin, K. A., Benson, N., &
Mathew, A. J. (2021). Effect of pandemic based online education on teaching and
learning system. International Journal of Educational Development, 85,
102444. https://doi.org/10.1016/j.ijedudev.2021.102444
Tang, Y. M., Chen, P. C., Law, K. M. Y., Wu, C.-H., Lau, Y.,
Guan, J., He, D., & Ho, G. T. S. (2021). Comparative analysis of Student’s
live online learning readiness during the coronavirus (COVID-19) pandemic in
the higher education sector. Computers & Education, 168,
104211. https://doi.org/10.1016/j.compedu.2021.104211
Widyanarti, T., Syahrani, R. H., Fadhilah, N., Adawiyyah, N.,
Setiawaty, S. H., & Putri, A. O. A. (2024). Tantangan dan Inovasi dalam
Komunikasi Antar Budaya di Era Globalisasi. Interaction Communication
Studies Journal, 1(3), 24.
https://doi.org/10.47134/interaction.v1i3.3320
Xiao, T., Bing, Z., Wu, Y., Chen, W., Zhou, Z., Fang, F.,
Liang, S., Guo, R., Tu, S., & Pan, G. (2024). A multi-dimensional tactile
perception system based on triboelectric sensors: towards intelligent sorting
without seeing. Nano Energy, 123, 109398. https://doi.org/10.1016/j.nanoen.2024.109398
|
|
© 2025 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |