David Setya Aji Wibawa1, Sri Pare Eni2, Ramos P. Pasaribu3
Universitas Kristen Indonesia, Indonesia1
Universitas Kristen Indonesia, Indonesia2
Universitas Kristen Indonesia, Indonesia3
Email: [email protected]
Abstrak |
Penelitian
ini mengeksplorasi penerapan desain universal dalam bentuk ruang dan skala di Terminal Bus
Giwangan Yogyakarta untuk
meningkatkan aksesibilitas
bagi penumpang disabilitas tuna daksa. Dengan meningkatnya jumlah penyandang disabilitas di Indonesia, keberadaan
infrastruktur yang ramah bagi mereka menjadi
sangat urgent. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis keterbatasan aksesibilitas di terminal serta
memberikan pedoman desain yang lebih inklusif. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif kuantitatif dengan survei lapangan, observasi langsung, wawancara dengan penyandang disabilitas, dan studi literatur terkait standar aksesibilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa keterbatasan aksesibilitas, termasuk akses masuk yang terbatas, sirkulasi yang bersinggungan dengan jalur bus, serta ketiadaan lift dan fasilitas khusus disabilitas seperti toilet dan parkir. Observasi juga mengindikasikan bahwa hanya satu
dari empat akses masuk yang memiliki ramp yang terhubung ke seluruh area terminal, sehingga menghambat mobilitas penumpang. Temuan ini diharapkan
dapat memberikan pedoman desain dalam bentuk ruang dan skala terminal bus
yang lebih inklusif, khususnya untuk infrastruktur transportasi di
Indonesia. Kata kunci: Terminal
Bus, Desain Universal, Bentuk Ruang & Skala, Tuna Daksa |
|
Abstract |
This study
explores the application of universal design in the form of space and scale
at the Giwangan Bus Terminal in Yogyakarta to
improve accessibility for passengers with disabilities who are visually
impaired. With the increasing number of people with disabilities in
Indonesia, the existence of friendly infrastructure for them has become very
urgent. The purpose of this study is to identify and analyze accessibility
limitations in terminals as well as provide more inclusive design guidelines.
The method used in this study is a quantitative descriptive approach with
field surveys, direct observation, interviews with people with disabilities,
and literature studies related to accessibility standards. The results of the
study show that there are several accessibility limitations, including
limited access, circulation that intersects with bus lanes, and the absence
of elevators and special facilities for disabilities such as toilets and
parking. Observations also indicate that only one of the four entrances has
ramps that connect to the entire terminal area, hindering passenger mobility.
This finding is expected to provide design guidelines in the form of more
inclusive bus terminal space and scale, especially for transportation
infrastructure in Indonesia. Keywords: Bus Terminal, Universal Design, Spatial
Layouts and Scales, Physically Disabled |
*Correspondence Author: David Setya
Aji Wibawa
Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Moda
transportasi bus di Indonesia mengalami perkembangan pesat, seiring dengan
pembangunan infrastruktur jalan tol di Pulau Jawa yang membuat bus semakin
diminati sebagai moda transportasi antarkota (Guerra et al.,
2020; Soehodho, 2017). Salah satu fasilitas utama
yang mendukung mobilitas penumpang bus adalah terminal (Carten� et al.,
2024; Irawan et al., 2023). Terminal, menurut Morlok
(1984), adalah titik penting dalam sistem transportasi di mana penumpang dan
barang keluar-masuk dari system (Kierzkowski &
Kisiel, 2017; Milbredt et al., 2017). Terminal Giwangan di
Yogyakarta merupakan terminal tipe A yang berfungsi melayani berbagai jenis
bus, baik antar kota antar provinsi (AKAP), antar kota dalam provinsi (AKDP),
maupun angkutan perkotaan.
Terminal
ini dibangun pada tahun 2004 dengan konsep modern, memisahkan sirkulasi
kendaraan di lantai 1 dan sirkulasi penumpang di lantai 2. Namun, desain ini
menghadirkan kendala aksesibilitas bagi penumpang disabilitas, terutama
pengguna kursi roda. Penumpang disabilitas fisik, khususnya yang menggunakan
kursi roda, mengalami kesulitan mengakses lantai 2 tempat fasilitas penting
seperti ruang tunggu dan loket tiket bus, karena tidak tersedianya lift atau
jalur akses yang berkelanjutan. Berdasarkan data dari Bappeda DIY (2024),
tercatat berjumlah 26.512 penyandang disabilitas di Provinsi DIY pada tahun
2023.
Beberapa
masalah yang ditemukan berdasarkan survei di lapangan meliputi keterbatasan
akses masuk untuk penumpang disabilitas, akses yang tidak menerus ke seluruh
fasilitas terminal, risiko penyeberangan di area sirkulasi bus,
ketidaktersediaan lift, dan kurangnya fasilitas khusus bagi disabilitas seperti
toilet dan parkir yang layak (Hawari et al.,
2024; Santos et al., 2024). Akses masuk yang terbatas
hanya terdapat pada satu pintu utama, sedangkan akses lain terhalang oleh
elevasi yang tidak dilengkapi ramp (de Velasco Machado
& de Oliveira, 2021; Peirson & Harris, 2024). Selain itu, akses yang ada
sering tertutup barang-barang dan ramp yang rusak, sehingga aksesibilitas
menjadi lebih sulit.
Berdasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Permen PU) No. 14 Tahun
2017 tentang "Pedoman Teknis Pembangunan dan Pemeliharaan Prasarana Umum
yang Ramah Disabilitas," fasilitas umum seperti terminal harus memiliki
akses yang memadai untuk menjamin kesetaraan hak bagi seluruh pengguna,
termasuk penyandang disabilitas (Bohorquez et al.,
2024; Pattipawaej et al., 2023). Peraturan ini menekankan
pentingnya aksesibilitas agar semua individu dapat beraktivitas secara aman,
nyaman, dan mandiri. Dalam konteks ini, studi ini bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh penerapan desain universal terhadap kenyamanan dan
aksesibilitas penumpang disabilitas di Terminal Giwangan Yogyakarta, dengan
fokus khusus pada pengguna kursi roda.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
memberikan
kriteria desain pada terminal bus khususnya Terminal Giwangan yang dapat
mewadahi aktivitas penumpang Disabilitas pengguna kursi roda dan untuk memberikan guideline / kriteria
terminal bus yang aman dan nyaman bagi penumpang Disabilitas.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan dan
menganalisis data numerik terkait kondisi eksisting Terminal Giwangan (Taguchi, 2018). Metode ini melibatkan survei
lapangan untuk mengumpulkan data dari pengamatan langsung dan pengukuran
aspek-aspek fisik terminal, seperti lebar jalur, ketersediaan ramp, dan
aksesibilitas fasilitas. Selain itu, studi literatur dilakukan untuk mengkaji
standar aksesibilitas pada bangunan publik bagi penumpang disabilitas, sehingga
dapat dibandingkan dengan kondisi aktual di lapangan. Dengan pendekatan ini,
penelitian dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai tingkat aksesibilitas
dan kenyamanan bagi penumpang disabilitas di Terminal Giwangan. Data dikumpulkan melalui
beberapa teknik, yaitu:
1.
Deskriptif Kuantitatif:
Mendeskripsikan data terkait objek penelitian sesuai latar belakang masalah.
2.
Observasi Lapangan:
Menganalisis aspek-aspek yang belum memenuhi standar aksesibilitas berdasarkan
hasil pengamatan langsung.
3.
Studi Literatur: Mengkaji standar
aksesibilitas dari sumber-sumber seperti buku, peraturan pemerintah, jurnal,
dan media lainnya yang relevan.
4.
Wawancara: Dilakukan dengan
penyandang disabilitas untuk memahami karakteristik perilaku dan kebutuhan
mereka di terminal bus.
5.
Studi Preseden: Mempelajari
terminal lain yang telah menyediakan fasilitas lengkap bagi disabilitas untuk
memperoleh landasan dalam merancang ulang Terminal Giwangan.
Lokasi penelitian adalah
Terminal Giwangan, yang terletak di Jalan Imogiri, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta.
Terminal ini berada di selatan Kota Yogyakarta dan dapat diakses melalui Jalan
Imogiri dan Jalan Ring Road Selatan, yang menghubungkan kota-kota di sekitar
Yogyakarta.
Gambar 1. Lokasi Terminal Giwangan
Sumber : Google Maps, 2023
Penelitian dilakukan pada
bulan September 2023-Desember 2023, dimulai dengan perumusan latar belakang
masalah pada September � Oktober 2023, observasi lapangan & wawancara
kualitatif pada Desember 2023, analisa, pembahasan dan penarikan Kesimpulan dilakukan
pada bulan Desember 2023.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wawancara dengan disabilitas
Penulis melakukan wawancara
dengan salah satu penyandang disabilitas pengguna kursi roda, yaitu Ibu
Christie Damayanti, yang merupakan penyandang disabilitas tuna daksa. Wawancara
ini dilakukan pada tanggal 11 Desember 2023 dan berfokus pada kriteria yang
dibutuhkan pengguna kursi roda di tempat umum, serta alat atau fasilitas yang
diperlukan untuk mendukung kemandirian mereka.
Meskipun hanya satu sampel
yang diambil, wawancara dengan Ibu Christie Damayanti memberikan wawasan
mendalam yang mencerminkan pengalaman dan kebutuhan spesifik pengguna kursi
roda. Hal ini penting karena setiap individu dengan disabilitas memiliki
kebutuhan unik yang dapat berbeda secara signifikan. Dengan demikian, meskipun
jumlah sampel terbatas, hasil wawancara ini dianggap representatif untuk
mengidentifikasi masalah aksesibilitas yang umum dihadapi oleh penyandang
disabilitas tuna daksa. Pendekatan ini juga memberikan kesempatan untuk menggali
perspektif yang lebih personal dan mendalam, yang dapat menjadi dasar untuk
rekomendasi perbaikan desain di Terminal Giwangan. Hasil wawancara yang penulis
lakukan adalah sebagai berikut:
Kriteria
1.
Keamanan: Desain harus
melindungi disabilitas dari bahaya, misalnya ramp dengan kemiringan aman dan
tekstur anti-slip.
2.
Kenyamanan: Desain memenuhi
dimensi yang memadai, seperti lebar pintu dan ukuran toilet yang sesuai untuk
kursi roda.
3.
Kesederhanaan: Desain
memudahkan pengguna dalam beraktivitas, dengan area pintu atau tombol lift yang
bebas hambatan.
4.
Kegunaan: Desain menyediakan
fasilitas yang dapat langsung digunakan, seperti ramp dan stairlift.
Alat yang Dibutuhkan
1.
Travelator / lift, stairlift
atau ramp jika bangunan lebih dari 1 lantai
2.
Permukaan jalur disabilitas
yang rata tanpa perbedaan elevasi
3.
Permukaan jalur disabilitas
dengan material yang tidak licin
4.
Parkir disabilitas yang dekat
dengan pintu masuk dan dengan ukuran yang sesuai
5.
Toilet disabilitas dengan
ukuran ruang dan pintu yang cukup untuk kursi roda dan dilengkapi dengan pintu
geser
6.
Pengaturan ketinggian benda
yang perlu disentuh pengguna kursi roda (contoh: handle pintu, tombol lift,
dll)
7.
Signage / penunjuk arah di
lantai untuk mmepermudah pengguna kursi roda melihat penunjuk arah.
Studi preseden
Dalam melakukan riset, penulis
melakukan studi preseden terhadap terminal bus yang kondisinya sudah cukup baik
dan sudah dapat mewadahi aktivitas penumpang disabilitas di terminal bus. Studi
preseden yang dilakukan adalah pada Terminal Bus Pulo Gebang di Jakarta Timur
dan Terminal Bus Bersepadu Selatan yang berada di Kuala Lumpur Malaysia.
�
Tabel 1. Tabel Kesimpulan
Studi Preseden
Aspek |
Terminal Pulo Gebang
- Jakarta |
Terminal Bersepadu
Selatan � Kuala Lumpur |
Aksesbilitas dan Fasilitas |
Ramp drop off Lift Disabilitas Toilet Disabilitas |
Ramp drop off Lift Disabilitas Toilet Disabilitas |
Susunan Ruang |
Lantai 1 : Lobby & Retail Lantai 2 : Area transit, loket tiket bus, dan area
check in Lantai 3 : Sirkulasi bus, boarding lounge, platform
keberangatan dan kedatangan Gambar 2. Susunan Ruang Terminal Pulo
Gebang Sumber
:
Analisa Penulis, 2023 |
Lantai 1 : Sirkulasi Lantai 2 : Sirkulasi bus, boarding lounge, platform
keberangatan dan kedatangan Lantai 3 : Lobby, area transit, loket tiket bus,
area check in Lantai 4 � 6 : Retail dan Parkir Gambar 3. Susunan Ruang Terminal
Bersepadu Selatan Sumber : Analisa Penulis, 2023 |
Tipe Sirkulasi dan Parkir Bus |
−
Sirkulasi
Bus : Terpisah −
Platform
keberangkatan : Radian mengelilingi boarding lounge Gambar 4. Sirkulasi Bus
Keberangkatan Terminal Bersepadu Selatan Sumber : Analisa Penulis, 2023 −
Platform
kedatangan : Sejajar dengan hall kedatangan Gambar 6. Sirkulasi Bus Kedatangan
Terminal Bersepadu Selatan Sumber : Analisa Penulis, 2023 |
−
Sirkulasi
Bus : Terpisah −
Platform
keberangkatan : Radian mengelilingi boarding lounge Gambar 5. Sirkulasi Bus
Keberangkatan Terminal Pulo Gebang Sumber : Penulis, 2023 −
Platform
kedatangan : Pararel dengan eskalator di setiap platform dan lift di salah
satu platform Gambar 7. Sirkulasi Bus Kedatangan
Terminal Pulo Gebang Sumber : Penulis, 2023 |
Sumber : Analisa Penulis, 2023
Kriteria elemen desain
universal terminal bus
1.
Kesetaraan Penggunaan Ruang
Untuk memastikan kesetaraan
penggunaan ruang bagi semua pengguna, terminal bus multi-lantai perlu
dilengkapi fasilitas transportasi vertikal seperti lift disabilitas, stair
lift, dan ramp sesuai dengan PERMEN PUPR 14 tahun 2017.
2.
Keselamatan dan Keamanan untuk
Semua
Desain terminal harus
memastikan sirkulasi yang aman dan nyaman, dengan menghindari crossing antara
penumpang dan bus. Platform kedatangan bisa didesain sejajar atau paralel
dengan jalur sirkulasi vertikal, sedangkan platform keberangkatan bisa
berbentuk radial mengelilingi area ruang tunggu.
Gambar 8. Platform Kedatangan Bus
Sumber : Analisa Penulis, 2023
Gambar 9. Platform Keberangkatan Bus
Sumber : Analisa Penulis, 2023
3.
Kemudahan Akses Tanpa Hambatan
Terminal
harus menyediakan akses tanpa hambatan bagi pengguna kursi roda untuk
memastikan mereka dapat bergerak dengan leluasa dan mandiri. Beberapa fasilitas
penting yang perlu disediakan antara lain adalah ramp disabilitas di setiap
pintu masuk, yang harus dirancang dengan kemiringan yang sesuai dan permukaan
anti-slip untuk mencegah tergelincir, sehingga memungkinkan pengguna kursi roda
untuk masuk dan keluar tanpa kesulitan. Selain itu, seluruh area terminal harus
memiliki permukaan yang rata dan bebas dari rintangan, untuk meminimalkan
risiko terjatuh dan mempermudah navigasi bagi pengguna. Penyediaan transportasi
vertikal, seperti lift atau stairlift, sangat penting untuk memastikan akses ke
semua tingkat terminal. Fasilitas ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas,
tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman saat berpindah antar lantai. Dengan
memenuhi kriteria ini, terminal dapat memberikan pengalaman yang lebih baik dan
inklusif bagi semua pengguna, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan
fisik.
4.
Kemudahan Akses Informasi
Terminal harus memiliki
informasi yang mudah diakses, seperti signage yang mudah dibaca dan ditempatkan
sesuai jangkauan pengguna kursi roda (maksimal 180 cm). Penunjuk arah di lantai
dengan warna khusus dapat membantu penumpang kursi roda memahami zonasi
terminal.
Gambar 10. Jangkauan Kursi Roda
Sumber : Permen PUPR 14 tahun
2017
Gambar 11. Signage di Lantai di Terminal
Bus Shinjuku
5.
Kemandirian Penggunaan Ruang
Desain terminal harus
memungkinkan pengguna kursi roda untuk mandiri. Hal ini dicapai dengan
permukaan rata di seluruh area, transportasi vertikal, serta fasilitas khusus
seperti parkir dan toilet disabilitas.
Gambar 12. Permukaan Rata pada Seluruh
Area Bangunan
Sumber : Kuliah Umum Christie
Damayanti, 2023
6.
Efisiensi Upaya Pengguna
Terminal perlu meminimalkan
upaya pengguna kursi roda dengan membuat alur sirkulasi yang sederhana dan
efisien, seperti desain terminal satu lantai atau sirkulasi terpusat yang
menghindari jarak tempuh jauh bagi pengguna disabilitas (Abir et al., 2022;
Blum et al., 2022).
Gambar 13. Tipe Sirkulasi Terminal Bus 1
Lantai
Sumber : Analisa Penulis, 2023
Gambar 14. Tipe Sirkulasi Terminal Bus
Multi Layer
Sumber : Analisa Penulis, 2023
Gambar 15. Usulan Alur Sirkulasi
Terpusat pada Terminal Giwangan
Sumber : Analisa Penulis, 2023
7.
Kesesuaian Ukuran dan Ruang
Secara Ergonomis
Terminal
harus memenuhi standar ukuran yang ramah bagi pengguna kursi roda secara
ergonomis untuk memastikan kenyamanan dan keamanan saat bergerak (Hendrickse & Thurner,
2019). Misalnya, lebar minimum jalur sirkulasi yang
disarankan adalah 92 cm, yang cukup untuk memungkinkan kursi roda berbelok dan
melintas dengan mudah tanpa terhalang. Selain itu, diameter manuver sebesar
152,5 cm diperlukan untuk memberikan ruang yang cukup bagi pengguna untuk
berputar atau mengubah arah tanpa kesulitan. Ramp harus dirancang dengan
kemiringan 1:12, yang merupakan rasio ideal untuk memudahkan akses tanpa
membuat pengguna merasa tertekan atau sulit untuk mendaki. Terakhir, akses
terhadap benda-benda dengan ketinggian maksimal 100 cm memastikan bahwa semua
pengguna, termasuk mereka yang menggunakan kursi roda, dapat menjangkau
fasilitas dan layanan tanpa perlu bantuan tambahan. Dengan memenuhi
standar-standar ergonomis ini, terminal tidak hanya akan meningkatkan
pengalaman pengguna tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan
nyaman bagi semua.
KESIMPULAN
Abir, I. M., Ibrahim, A. M., Toha, S. F., & Shafie, A. A.
(2022). A review on the hospital evacuation simulation models. International
Journal of Disaster Risk Reduction, 77, 103083.
https://doi.org/10.1016/j.ijdrr.2022.103083
Blum, D., Wang, Z., Weyandt, C., Kim, D., Wetter, M., Hong,
T., & Piette, M. A. (2022). Field demonstration and implementation analysis
of model predictive control in an office HVAC system. Applied Energy, 318,
119104. https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2022.119104
Bohorquez, N. G., Stafford, L., McPhail, S. M., Selim, S. M.,
Kularatna, S., & Malatzky, C. (2024). Disability, equity, and measurements
of livability: a scoping review. Disability and Health Journal, 17(1),
101521. https://doi.org/10.1016/j.dhjo.2023.101521
Carten�, A., Henke, I., & Picone, M. (2024). The value of
waiting spaces: Tourists� willingness to pay for high-quality bus terminals. Transportation
Research Interdisciplinary Perspectives, 26, 101129.
https://doi.org/10.1016/j.trip.2024.101129
de Velasco Machado, L., & de Oliveira, U. R. (2021).
Analysis of failures in the accessibility of university buildings. Journal
of Building Engineering, 33, 101654.
https://doi.org/10.1016/j.jobe.2020.101654
Guerra, E., Gamble, J., & Taylor, J. (2020). Bus rapid
transit in Solo, Indonesia: Lessons from a low ridership system. Case
Studies on Transport Policy, 8(2), 492�499.
https://doi.org/10.1016/j.cstp.2019.11.002
Hawari, A. Y., Suwaryo, U., & Kartini, D. S. (2024).
Agile Governance Pemerintah Kota Bogor dalam Pembangunan Transportasi Publik
Biskita untuk Mengatasi Kemacetan. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik, 10(1),
18�30. https://doi.org/10.21776/ub.jiap.2024.010.01.3
Hendrickse, C., & Thurner, T. W. (2019). Design
intervention at major technological installations: Investigating the ergonomics
of the South African Large Telescope (SALT). Journal of Engineering, Design
and Technology, 17(2), 402�413.
https://doi.org/10.1108/JEDT-08-2018-0128
Irawan, A., Susetyo, B., & Amin, M. (2023). Analisa
Kelayakan Finansial Proyek Automated People Mover System Bandar Udara
Internasional Soekarno-Hatta. Journal of Syntax Literate, 8(12).
https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v8i12.14326
Kierzkowski, A., & Kisiel, T. (2017). Simulation model of
security control system functioning: A case study of the Wroclaw Airport
terminal. Journal of Air Transport Management, 64, 173�185.
https://doi.org/10.1016/j.jairtraman.2016.09.008
Milbredt, O., Castro, A., Ayazkhani, A., & Christ, T.
(2017). Passenger-centric airport management via new terminal interior design
concepts. Transportation Research Procedia, 27, 1235�1241.
https://doi.org/10.1016/j.trpro.2017.12.008
Pattipawaej, O. C., Tallar, R. Y., Pranata, Y. A., Wiyono, D.
R., Kristianto, A., & Sutandi, M. C. (2023). Program Kemitraan Masyarakat
untuk Meningkatkan Ketercapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Melalui
Perbaikan Trotoar di Universitas Kristen Maranatha. Sasambo: Jurnal Abdimas
(Journal of Community Service), 5(2), 304�315.
https://doi.org/10.36312/sasambo.v5i2.1151
Peirson, W. L., & Harris, J. H. (2024). Potential for
tube fishways to pass salmon upstream over high dams. Journal of
Hydro-Environment Research. https://doi.org/10.1016/j.jher.2024.12.001
Santos, I., Silva, S., Camarotto, J. A., & Vidotti, H. G.
M. (2024). Accessibility for passengers with hidden disabilities in air
transport: A literature review. Journal of the Air Transport Research
Society, 100033. https://doi.org/10.1016/j.jatrs.2024.100033
Soehodho, S. (2017). Public transportation development and
traffic accident prevention in Indonesia. IATSS Research, 40(2),
76�80. https://doi.org/10.1016/j.iatssr.2016.05.001
Taguchi, N. (2018). Description and explanation of pragmatic
development: Quantitative, qualitative, and mixed methods research. System,
75, 23�32. https://doi.org/10.1016/j.system.2018.03.010
|
� 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |