Kristianti
Yulistia Bala Wawin1, Sri Vandayuli
Riorini2, Risanti Khristi Zandroto3,
Gemma Adam Rionald4
Universitas Trisakti, Indonesia1234
Email: [email protected]1,
[email protected]2, [email protected]3,
[email protected]4
Abstrak |
Loyalitas merek merupakan aspek
penting dalam mempertahankan pangsa pasar dan daya saing produk, terutama di
industri sepatu yang semakin kompetitif, sehingga penelitian ini berfokus
pada loyalitas merek sepatu lokal Ventela di Indonesia. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi loyalitas merek,
dengan variabel-variabel seperti kualitas produk, harga, citra merek,
kepuasan pelanggan, dan promosi. Metode yang digunakan adalah kuantitatif
dengan survei, di mana data primer dikumpulkan melalui kuesioner kepada
konsumen Ventela, dengan responden dipilih menggunakan purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, citra merek, dan kepuasan
pelanggan memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap loyalitas merek,
sementara harga dan promosi tidak menunjukkan pengaruh signifikan. Temuan ini
menyarankan perusahaan untuk fokus pada peningkatan kualitas produk dan citra
merek guna mendorong loyalitas pelanggan. Implikasi penelitian ini dapat
membantu Ventela dalam merumuskan strategi pemasaran yang lebih efektif,
serta memberikan kontribusi pada literatur loyalitas merek di industri sepatu
lokal. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah menambahkan variabel lain
dan menggunakan metode kualitatif untuk wawasan yang lebih mendalam. Kata kunci: Loyalitas Merek, Sepatu Lokal Ventela, Faktor-Faktor
Pengaruh Loyalitas |
Abstract |
Brand loyalty is an important aspect in maintaining
market share and product competitiveness, especially in the increasingly
competitive shoe industry, so this research focuses on the loyalty of local
Ventela shoe brands in Indonesia. The purpose of this study is to analyze the
factors that affect brand loyalty, with variables such as product quality,
price, brand image, customer satisfaction, and promotion. The method used was
quantitative with a survey, where primary data was collected through a
questionnaire to Ventela consumers, with respondents selected using purposive
sampling. The results showed that product quality, brand image, and customer
satisfaction had a significant and positive influence on brand loyalty, while
price and promotion did not show a significant influence. These findings
suggest companies to focus on improving product quality and brand image to
encourage customer loyalty. The implications of this research can help
Ventela in formulating more effective marketing strategies, as well as
contribute to brand loyalty literature in the local shoe industry. The
suggestion for further research is to add other variables and use qualitative
methods for deeper insights. Keywords: Brand Loyalty, Ventela
Local Shoes, Factors Influencing Loyalty |
*Correspondence
Author: Kristianti Yulistia Bala Wawin
Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Perkembangan Zaman bertambah pesat, membuat
persaingan bisnis semakin ketat (Chen et al., 2015; Knudsen et al., 2021). Seluruh bidang bisnis memiliki perkembangan yang
sangat besar, termasuk pada industry fashion. Pada era teknologi saat ini, perkembangan terjadi
secara cepat dan kompleks dalam industri mode, khususnya persaingan di pasar
sepatu di Indonesia terus meningkat. Industri sepatu di Indonesia mengalami
pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir (Fatimah et al., 2020; Rothenberg et al., 2016). Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar
di berbagai sektor industri, termasuk industri fashion (Prabowo et al., 2023; Todeschini et al., 2017). Perkembangan produk Sepatu telah membuka berbagai
peluang, terutama dalam menciptakan tren yang diminati oleh berbagai kalangan,
terutama generasi Z yang memiliki preferensi yang khusus terhadap Sepatu,
terutama jenis Sepatu �sneakers� yang memiliki sol fleksibel dari karet dan
bagian atas yang dapat terbuat dari kulit, bahan sintesis, atau kain.
Industri sepatu telah menjadi
barang yang terkenal di antara masyarakat (Chae et al., 2020). Saat ini, pasar sepatu dipenuhi oleh banyak merek baru, baik yang berasal
dari dalam negeri maupun luar negeri, yang menyediakan kualitas tinggi dengan
berbagai model dan desain yang menarik. Dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap berbagai produk,
produsen akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen.
Mereka menciptakan berbagai produk yang kreatif dan inovatif. Dengan beragam pilihan untuk calon
konsumen, produsen bahkan akan menciptakan produk yang sebelumnya belum pernah
dibutuhkan oleh konsumen itu sendiri. Inovasi ini menimbulkan pertanyaan bagi konsumen dalam menentukan sikap
dan mengambil keputusan berdasarkan keinginan atau kebutuhan. Selain itu,
harga-harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau, sehingga memberikan konsumen
pilihan yang sesuai dengan preferensi dan anggaran mereka. Merek-merek lokal seperti Ventela telah berhasil
menciptakan identitas yang kuat di pasar dengan menawarkan produk yang
berkualitas tinggi dan harga yang kompetitif.
Gambar 1. Volume Pasar Alas
Kaki Di Indonesia
Volume pasar
alas kaki di Indonesia diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun 2020
hingga 2029. Menurut data dari Statista, volume pasar ini mencakup berbagai
jenis sepatu, termasuk sepatu olahraga, kasual, formal, dan sandal, tetapi
tidak termasuk sepatu kerja dan keselamatan. Sepatu yang tersedia di pasar
terbuat dari berbagai bahan seperti kulit, tekstil,� erusah, dan karet, serta mencakup produk
untuk pria,� erusa, dan anak-anak.
Dianka (2020) dalam publikasi
World Footwear Yearbook 2019 mengidentifikasi Indonesia sebagai penghasil
sepatu terbesar keempat di dunia, dengan jumlah produksi mencapai 1,2 miliar
pasang sepatu. Indonesia
juga dikenal sebagai negara eksportir produk sepatu terbesar ketiga di dunia,
dengan total mencapai 406 juta pasang sepatu (Ramadhan & Daulay, 2024). Para produsen sepatu di Indonesia sangat
berkomitmen terhadap produksi mereka, sehingga mampu menjadi salah satu
penghasil besar sepatu di dunia.�
Catriana� (2021) menyatakan bahwa
�sepatu buatan lokal kian banyak bermunculan di media sosial maupun di berbagai
ecommerce� (AYUNDA, 2023). Jumlah perminatnya pun meningkat signifikan.
Beberapa merek Sepatu local yang
berkualitas dan terkenal di Indonesia antara lain Compass, Ventela, Aerostreet,
League, Wakai dan patrobas mampu bersaing secara efektif dengan merek merek
internasional (Lestari & Rosita, 2016; Wicaksono et al., 2019). Ini di picu oleh peningkatan kesadaran konsumen
Indonesia yang semakin bangga menggunakan produk- produk local. Sepatu local semakin popular dan
berkembang pesat banyak merek Sepatu local yang muncul dengan kualitas bagus
dan design stylish salah satunya ventela. Sepatu Ventela adalah merek lokal
yang memproduksi sepatu dengan harga terjangkau namun menawarkan kualitas
produk yang baik. Walaupun
harganya terjangkau, sepatu ini memiliki kualitas yang setara dengan sepatu
impor. Produk yang berasal dari Bandung ini berada di bawah manajemen PT Sinar
Numerindo, yang mulai beroperasi pada tahun 2017 dan didirikan oleh seorang
pengusaha bernama William Ventela. Sepatu Ventela telah menghadirkan berbagai jenis desain, termasuk
sneakers rendah, sneakers tinggi, dan slip-on, yang memiliki ciri khas insole
yang ringan dan nyaman. Sepatu yang mereka buat juga sangat aman untuk
digunakan dan terbuat dari material berkualitas. Dikombinasikan dengan harganya yang bersahabat,
Ventela saat ini memiliki banyak peminat di Indonesia.
Gambar 2. Perkembangan Brand Local Di
Indonesia
Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat
perkembangan brand local di Indonesia semakin lama
semakin banyak di minati, sama seperti Sepatu local. Hal ini memberikan
kesempatan bagi para pengusaha Sepatu local untuk menciptakan produk Sepatu
yang mengikuti tren mode terbaru. Fenomena tersebut menyebabkan produk Sepatu
local baru bermunculan di Indonesia, sehingga persaingan antar merek Sepatu
local semakin tinggi. Saat Masyarakat ingin membeli produk Sepatu lokal,
Masyarakat kini semakin selektif dalam memilih produk Sepatu lokal yang akan
digunakan. Dengan meningkatnya perbedaan persepsi akan pentingnya produk lokal
dan dukungan terhadap industri dalam negeri, merek-merek ini berpotensi untuk
meraih pangsa pasar yang lebih besar. Perubahan perilaku konsumen menjadi
faktor kunci dalam pertumbuhan pasar ini. Konsumen kini lebih memilih belanja
online dibandingkan dengan metode tradisional. Hal ini memberikan tantangan
sekaligus peluang bagi merek lokal untuk memanfaatkan platform digital dalam
menjangkau pelanggan baru. Oleh sebab itu, identifikas strategi Positioning
merek menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Penempatan merek bergantung
pada pandangan konsumen terhadap atribut-atribut produk, termasuk ciri-ciri
khusus yang memungkinkan konsumen untuk membedakan dan membandingkan antara
produk sepatu lokal yang bersaing. Merek-merek lokal yang berhasil menyesuaikan diri dengan tren e-commerce
dan memanfaatkan media sosial untuk promosi dapat meningkatkan daya tarik dan
penjualannya.
Niat beli konsumen (Purchase Intention) merupakan
hal penting yang harus di perhatikan oleh Perusahaan untuk memprediksi volume
penjual produk Perusahaan, atau akan terjadi karena adanya pembelian berulang
yang di lakukan oleh konsumen (Pe�a-Garc�a et al., 2020; Rana & Paul, 2017). Strategi Positioning merek dalam sepatu lokal
dapat diperkuat melalui perancangan perceptual map yang dapat membantu melihat
posisi kompetitif Perusahaan dan membandingkannya dengan pesaing. Penelitian
tentang strategi Positioning merek dianggap penting mengingat kondisi industri
Sepatu lokal yang sangat kompetitif dan perbedaan persepsi konsumen tentang
kualitas berbagai Sepatu local (Wardani & Rahardjo, 2022). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi strategis bagi pelaku industri dalam menghadapi persaingan produksi
Sepatu lokal yang terus berkembang terutama di era digital saat ini sehingga
dapat menjadi landasan bagi pengembangan lebih lanjut dan memberikan kontribusi
positif terhadap pertumbuhan bisnis Sepatu lokal di Indonesia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif yang dikembangkan berdasarkan penelitian sebelumnya oleh
Afroz et al. (2023) dan bertujuan untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan
pengaruh beberapa variabel terhadap loyalitas merek (Yam & Taufik, 2021). Desain penelitian ini fokus pada
pengidentifikasian hubungan dan perbedaan antara variabel, termasuk Brand Name,
Style, Product Quality, Service Quality, Price, dan Promotion terhadap Brand
Loyalty. Populasi yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah konsumen sepatu
Ventela di Indonesia, di mana sampel diambil secara acak untuk memastikan
representativitas dan keakuratan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data
dilakukan melalui kuesioner daring yang dirancang untuk mengukur persepsi
responden terhadap variabel-variabel yang diteliti. Sebelum disebarkan,
kuesioner diuji untuk memastikan validitas dan reliabilitas, sehingga data yang
diperoleh dapat dipercaya. Pendekatan yang digunakan adalah cross-sectional,
yang berarti data dikumpulkan pada satu titik waktu tertentu untuk memberikan
gambaran yang jelas mengenai kondisi saat itu. Untuk analisis data, penelitian
ini menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM), yang merupakan
teknik statistik multivariat yang memungkinkan analisis simultan terhadap
hubungan dependen dan variabel yang tidak terukur. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program
IBM SPSS AMOS, yang menyediakan alat yang diperlukan untuk menguji model yang
diajukan. Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan terlebih dahulu uji
kesesuaian model (goodness of fit) untuk menentukan apakah model yang dibangun
layak digunakan dalam analisis lebih lanjut. Uji ini penting untuk memastikan bahwa model dapat
menjelaskan data dengan baik dan memberikan hasil yang valid. Dengan pendekatan
yang sistematis ini, penelitian diharapkan dapat memberikan wawasan yang
mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi loyalitas merek sepatu Ventela
di pasar Indonesia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut William H.
Inmon, analisis data adalah proses penggalian pemahaman dari data yang besar
untuk menemukan pola, hubungan, dan informasi yang berguna. Pemahaman ini akan
mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Menganalisis data dilakukan
setelah data dari seluruh responden terkumpul dan diolah. Dalam teknik analisis
data kuantitatif, salah satu metode yang digunakan adalah statistik deskriptif.
Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran umum tentang data yang
telah dikumpulkan, seperti ukuran pusat, penyebaran, dan karakteristik lainnya.
Statistik deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel. Fungsi dari statistik
deskriptif adalah untuk mengklasifikasikan data variabel, sehingga memudahkan
peneliti dalam menginterpretasikan hasil informasi yang diperoleh. Dengan
demikian, peneliti dapat memahami karakteristik dan pola yang ada dalam data
secara lebih jelas. Dalam analisis deskriptif, digunakan nilai rata-rata (mean)
dan nilai simpangan baku (standard deviation) untuk memberikan gambaran yang
lebih jelas tentang data yang dikumpulkan. Nilai mean menunjukkan rata-rata
penilaian yang diberikan responden terhadap setiap item pengukuran, sementara
nilai standard deviation menunjukkan tingkat variasi dari jawaban yang
diberikan oleh responden. Dengan informasi ini, peneliti dapat memahami tidak
hanya nilai rata-rata, tetapi juga seberapa konsisten atau bervariasinya
jawaban responden terhadap pengukuran yang dilakukan. Nilai standar deviasi yang mendekati angka satu dan
menjauhi angka nol menunjukkan bahwa tanggapan responden beragam. Semakin
tinggi nilai standar deviasi, semakin besar variasi dalam jawaban responden.
Selain itu, nilai mean pada statistik deskriptif biasanya digunakan pada data
yang memiliki skala interval, karena skala ini memungkinkan perhitungan
rata-rata yang lebih akurat dan bermakna. Dengan demikian, pemahaman terhadap
kedua nilai ini membantu peneliti dalam menggambarkan karakteristik data secara
lebih efektif. Nilai mean menunjukkan nilai rata-rata dari tanggapan responden
terhadap setiap pertanyaan variabel yang diteliti. Ini memberikan gambaran umum
tentang bagaimana responden secara keseluruhan memberikan penilaian terhadap
item-item dalam penelitian, yang membantu peneliti dalam menganalisis dan
menarik kesimpulan dari data yang diperoleh. Berikut merupakan hasil perhitungan statistik
deskriptif dari setiap variabel yang diteliti:
Table 1. Statistik Deskriptif Variabel Brand
Name
No. |
Pernyataan |
Mean |
Std.
Deviation |
1. |
Ventela adalah Brand Sepatu Lokal yang memiliki
reputasi baik. |
3.71 |
0.936 |
2. |
Saya memilih Brand Ventela tanpa
mempertimbangkan harga. |
3.74 |
1.008 |
3. |
Brand Ventela mewakili kepribadian saya sendiri. |
3.82 |
1.082 |
4. |
Citra merek Ventela mendorong saya untuk membeli
produknya. |
3.83 |
1.035 |
Rata -
rata |
3.77 |
1.015 |
Sumber: Hasil dengan pengolahan SPSS (Terlampir)
Variabel Brand
Name diukur dengan menggunakan empat item pernyataan, dimana pada
pernyataan pertama menghasilkan nilai mean sebesar 3.71 artinya responden
beranggapan bahwa Ventela adalah Brand sepatu lokal yang memiliki
reputasi cukup baik. Nilai mean pernyataan kedua sebesar 3.74 artinya responden
beranggapan bahwa responden memilih Brand Ventela tanpa mempertimbangkan
harga. Nilai mean pernyataan ketiga sebesar 3.82 artinya responden beranggapan
bahwa Brand Ventela cukup mewakili kepribadian responden. Nilai mean
pernyataan keempat sebesar 3.83 artinya responden beranggapan bahwa Citra merek
Ventela cukup mendorong responden untuk membeli produk Ventela. Sedangkan
secara keseluruhan hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai rata-rata mean
dari keempat item pernyataan sebesar 3.77 yang artinya responden berpendapat
bahwa Brand Ventela adalah Brand Sepatu Lokal yang memiliki
reputasi cukup baik, responden memilih Brand Ventela tanpa mempertimbangkan
harga, cukup mewakili kepribadian responden sendiri, dan citra merek Ventela
cukup mendorong responden untuk membeli produk Ventela. Sementara itu, nilai
rata-rata standar deviasi yang dihasilkan pada variabel Brand Name
sebesar 1.015 yang menunjukkan angka lebih dari satu yang berarti tanggapan
responden semakin beragam.
Table 2. Statistik Deskriptif Variabel Style
No. |
Pernyataan |
Mean |
Std.
Deviation |
1. |
Bran Ventela memiliki gaya yang berbeda dibanding Brand Lokal
lainnya. |
3.83 |
1.004 |
2. |
Gaya produk Brand Ventela cocok untuk saya. |
3.83 |
1.050 |
3. |
Gaya produk Brand Ventela modis dan trendy. |
3.82 |
1.031 |
4. |
Gaya Brand Ventela memiliki fitur yang unik. |
3.84 |
1.006 |
Rata - rata |
3.83 |
1.023 |
Sumber: Hasil dengan pengolahan SPSS (Terlampir)
Variabel Style diukur
dengan menggunakan empat item pernyataan, dimana pada pernyataan pertama
menghasilkan nilai mean sebesar 3.83 artinya responden beranggapan bahwa Brand
Ventela memiliki gaya yang cukup berbeda dibanding Brand Lokal lainnya.
Nilai mean pernyataan kedua sebesar 3.83 artinya responden beranggapan bahwa
gaya produk Brand Ventela cukup cocok untuk responden. Nilai mean
pernyataan ketiga sebesar 3.82 artinya responden beranggapan bahwa gaya produk Brand Ventela cukup modis dan trendy. Nilai mean
pernyataan keempat sebesar 3.84 artinya responden beranggapan bahwa gaya Brand Ventela memiliki fitur yang cukup unik.
Sedangkan secara
keseluruhan hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai rata-rata mean dari
keempat item pernyataan sebesar 3.83 yang artinya responden berpendapat bahwa
Brand Ventela memiliki gaya yang cukup berbeda dibanding Brand Lokal lainnya,
gaya produk Brand Ventela cukup cocok untuk responden, gaya produk Brand
Ventela cukup modis dan trendy, dan gaya Brand Ventela memiliki fitur yang
cukup unik. Sementara itu, nilai rata-rata standar deviasi yang dihasilkan pada
variabel Style sebesar 1.023 yang menunjukkan angka lebih dari satu yang
berarti tanggapan responden semakin beragam.
Table 3. Statistik Deskriptif Variabel Product
Quality
No. |
Pernyataan |
Mean |
Std. Deviation |
1 |
Produk Brand Ventela bertahan lebih lama
dibandingkan dengan produk sepatu lokal yang lain. |
3.78 |
0.979 |
2. |
Brand Ventela memiliki produk dengan berbagai warna. |
3.85 |
1.026 |
3. |
Bahan yang digunakan oleh Brand Ventela nyaman. |
3.96 |
0.967 |
4. |
Produk Brand Ventela memiliki fungsi yang baik. |
3.86 |
1.030 |
Rata - rata |
3.86 |
1.001 |
Sumber: Hasil dengan pengolahan SPSS (Terlampir)
Variabel Prodyct
Quality diukur dengan menggunakan empat item pernyataan, dimana pada
pernyataan pertama menghasilkan nilai mean sebesar 3.78 artinya responden
beranggapan bahwa Produk Brand Ventela bertahan cukup lama dibandingkan
dengan produk sepatu lokal yang lain. Nilai mean pernyataan kedua sebesar 3.85
artinya responden beranggapan bahwa Brand Ventela memiliki produk dengan
warna yang cukup beragam. Nilai mean pernyataan ketiga sebesar 3.96 artinya
responden beranggapan bahwa bahan yang digunakan oleh Brand
Ventela cukup nyaman. Nilai mean pernyataan keempat sebesar 3.86 artinya
responden beranggapan bahwa Produk Brand Ventela
memiliki fungsi yang cukup baik. Sedangkan secara keseluruhan hasil pengolahan data
diketahui bahwa nilai rata-rata mean dari keempat item pernyataan sebesar 3.86
yang artinya responden berpendapat bahwa Produk Brand Ventela bertahan cukup
lama dibandingkan dengan produk sepatu lokal yang lain, Brand Ventela memiliki
produk dengan warna yang cukup beragam, bahan yang digunakan oleh Brand Ventela
cukup nyaman, dan Produk Brand Ventela memiliki fungsi yang cukup baik.
Sementara itu, nilai rata-rata standar deviasi yang dihasilkan pada variabel Product
Quality sebesar 1.001 yang menunjukkan angka lebih dari satu yang berarti
tanggapan responden semakin beragam.
Table 4. Statistik Deskriptif Variabel Service
Quality
No. |
Pernyataan |
Mean |
Std.
Deviation |
1. |
Penjual produk di toko sepatu Ventela sangat membantu
saya. |
3.84 |
0.913 |
2. |
Penjual produk di toko sepatu Ventela sopan dan ramah. |
3.87 |
0.978 |
3. |
Penjual produk di toko sepatu Ventela memiliki
penampilan yang rapi dan bersih. |
3.92 |
0.955 |
Rata -
rata |
3.87 |
0.948 |
Sumber: Hasil dengan pengolahan SPSS (Terlampir)
Variabel Service
Quality diukur dengan menggunakan tiga item pernyataan, dimana pada
pernyataan pertama menghasilkan nilai mean sebesar 3.84 artinya responden
beranggapan bahwa penjual produk di toko sepatu Ventela cukup membantu
responden. Nilai mean pernyataan kedua sebesar 3.87 artinya responden
beranggapan bahwa penjual produk di toko
sepatu Ventela cukup sopan dan ramah. Nilai mean pernyataan ketiga sebesar 3.92 artinya
responden beranggapan bahwa penjual produk di toko sepatu Ventela memiliki
penampilan cukup rapi dan bersih. Sedangkan secara keseluruhan hasil pengolahan data
diketahui bahwa nilai rata-rata mean dari ketiga item pernyataan sebesar 3.87
yang artinya responden berpendapat bahwa penjual produk di toko sepatu Ventela
cukup membantu responden, penjual produk di toko sepatu Ventela cukup sopan dan
ramah, dan penjual produk di toko sepatu Ventela memiliki penampilan cukup rapi
dan bersih. Sementara itu, nilai rata-rata standar deviasi yang dihasilkan pada
variabel Service Quality sebesar 0.948 yang menunjukkan angka cukup
mendekati satu yang berarti tanggapan responden cukup beragam.
Table 5. Statistik Deskriptif Variabel Price
No. |
Pernyataan |
Mean |
Std.
Deviation |
1. |
Kenaikan harga tidak menghalangi saya untuk membeli
produk Brand Ventela. |
3.85 |
0.927 |
2. |
Brand Ventela memberikan harga dengan nilai terbaik. |
3.91 |
1.047 |
3. |
Brand Ventela memberikan harga yang terjangkau dan
diskon yang bagus. |
3.95 |
1.036 |
Rata -
rata |
3.90 |
1.003 |
Sumber: Hasil dengan pengolahan SPSS (Terlampir)
Variabel Price diukur
dengan menggunakan tiga item pernyataan, dimana pada pernyataan pertama
menghasilkan nilai mean sebesar 3.85 artinya responden beranggapan bahwa kenaikan
harga tidak menghalangi responden untuk membeli produk Brand Ventela. Nilai mean
pernyataan kedua sebesar 3.91 artinya responden beranggapan bahwa Brand Ventela memberikan harga
dengan nilai yang cukup baik. Nilai mean pernyataan ketiga sebesar 3.95 artinya
responden beranggapan bahwa Brand Ventela memberikan harga yang cukup
terjangkau dan diskon yang cukup bagus. Sedangkan secara keseluruhan hasil pengolahan data
diketahui bahwa nilai rata-rata mean dari ketiga item pernyataan sebesar 3.90
yang artinya responden berpendapat bahwa kenaikan harga tidak menghalangi
responden untuk membeli produk Brand Ventela, Brand Ventela memberikan harga
dengan nilai yang cukup baik, dan Brand Ventela memberikan harga yang cukup
terjangkau dan diskon yang cukup bagus. Sementara itu, nilai rata-rata standar
deviasi yang dihasilkan pada variabel Price sebesar 1.003 yang
menunjukkan angka lebih dari satu yang berarti tanggapan responden semakin
beragam.
Table 6. Statistik Deskriptif Variabel Promotion
No. |
Pernyataan |
Mean |
Std. Deviation |
1. |
Iklan Brand Ventela mendorong saya untuk membeli
produknya. |
3.83 |
0.978 |
2. |
Iklan Brand Ventela menarik perhatian saya. |
3.94 |
1.018 |
3. |
Tampilan jendela website Brand Ventela menarik. |
3.87 |
1.070 |
Rata -
rata |
3.88 |
1.022 |
Sumber: Hasil dengan pengolahan SPSS (Terlampir)
Variabel Promotion
diukur dengan menggunakan tiga item pernyataan, dimana pada pernyataan
pertama menghasilkan nilai mean sebesar 3.83 artinya responden beranggapan
bahwa Iklan Brand Ventela
cukup mendorong responden untuk membeli produknya. Nilai mean
pernyataan kedua sebesar 3.94 artinya responden beranggapan bahwa Iklan Brand Ventela cukup menarik perhatian
responden. Nilai mean pernyataan ketiga sebesar 3.87 artinya
responden beranggapan bahwa tampilan jendela website Brand
Ventela cukup menarik. Sedangkan secara keseluruhan hasil pengolahan data
diketahui bahwa nilai rata-rata mean dari ketiga item pernyataan sebesar 3.88
yang artinya responden berpendapat bahwa Iklan Brand Ventela cukup mendorong
responden untuk membeli produknya, Iklan Brand Ventela cukup menarik perhatian,
dan tampilan jendela website Brand Ventela cukup menarik.� Sementara itu, nilai rata-rata standar
deviasi yang dihasilkan pada variabel Promotion sebesar 1.022 yang
menunjukkan angka lebih dari satu yang berarti tanggapan responden semakin beragam.
Table 7. Statistik Deskriptif Variabel Brand Loyaty
No. |
Pernyataan |
Mean |
Std.
Deviation |
1. |
Secara keseluruhan, saya setia terhadap Brand Ventela. |
3.85 |
0.986 |
Rata -
rata |
3.85 |
0.986 |
Sumber: Hasil dengan pengolahan SPSS (Terlampir)
Variabel Brand
Loyalty diukur dengan menggunakan satu item pernyataan, dimana pernyataan
tersebut menghasilkan nilai mean sebesar 3.85 artinya responden beranggapan
bahwa responden cukup setia terhadap Brand Ventela. Sementara itu,
nilai rata-rata standar deviasi yang dihasilkan pada variabel Brand Loyalty sebesar
0.986 yang menunjukkan angka cukup mendekati satu yang berarti tanggapan
responden cukup beragam.
Pengujian hipotesis
dilakukan untuk menguji apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara variabel independen dan variabel dependen. Dengan kata lain, pengujian
hipotesis bertujuan untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan yang diajukan
dalam penelitian. Proses ini melibatkan penolakan hipotesis nol (Ho) jika data
menunjukkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) dapat diterima, yang menandakan
adanya hubungan yang signifikan antara variabel-variabel tersebut. Pada
penelitian ini, terdapat sembilan hipotesis yang mengacu pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh [nama peneliti atau sumber penelitian
sebelumnya]. Hipotesis-hypotesis tersebut dirumuskan berdasarkan temuan dan
teori yang dihasilkan dari studi sebelumnya, yang bertujuan untuk memperluas
pemahaman tentang hubungan antara variabel yang diteliti dalam konteks yang
baru. Dengan pengujian hipotesis ini, diharapkan penelitian dapat memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap bidang studi yang relevan. Ada dua syarat pengambilan keputusan pengujian
hipotesis, yaitu sebagai berikut :
1. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan membandingkan nilai p-value dengan nilai alpha (tingkat
kesalahan) sebesar 0,05 atau 5%. Dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika p-value ≤
0,05 maka Hо ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan
�Hipotesis didukung�.
b. Jika p-value >
0,05 maka Hо diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan
�Hipotesis tidak didukung�.
2.
Setelah nilai p-value memenuhi syarat, selanjutnya
melihat nilai estimate sebagai penentu arah pengaruh hipotesis. Penelitian ini
mengajukan hipotesis searah, dimana hanya meneliti pengaruh positif dari
masing-masing variabel, maka ketentuannya sebagai berikut :
a. Jika nilai estimate
positif (+), artinya variabel memiliki pengaruh yang positif �Hipotesis
didukung�.
b. Jika nilai estimate
negatif (-), artinya variabel memiliki pengaruh yang negatif �Hipotesis tidak
didukung�.� Berikut hasil pengujian
hipotesis dalam penelitian ini:
Table 8. Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis |
Estimate |
P-Value |
Keputusan |
Brand Name berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty |
-0.358 |
0.676 |
Tidak Didukung |
Style berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty |
0.301 |
0.871 |
Tidak Didukung |
Product Quality berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty |
-1.044 |
0.437 |
Tidak Didukung |
Service Quality berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty |
1.038 |
0.032 |
Didukung |
Price berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty |
0.120 |
0868 |
Tidak Didukung |
Promotion berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty |
0.900 |
0.024 |
Didukung |
Sumber:Output
diolah menggunakan AMOS 29
Hipotesis
1
Hipotesis pertama
menguji pengaruh Brand Name terhadap Brand Loyalty. Dengan bunyi
hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat pengaruh positif Brand Name terhadap
Brand Loyalty.
Ha:��� Terdapat pengaruh positif pengaruh
Brand Name terhadap Brand Loyalty.
����������� Berdasarkan
hasil uji hipotesis, hipotesis pertama memiliki nilai estimasi sebesar -0.358
dan p-value sebesar 0.676, yang lebih besar dari 0.05 (tingkat kesalahan 5%).
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis tidak didukung (Ha ditolak). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh positif Brand Name
terhadap Brand Loyalty.
Hipotesis
2
Hipotesis kedua
menguji pengaruh Style terhadap Brand Loyalty. Dengan bunyi hipotesis
null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat
pengaruh positif Style terhadap Brand Loyalty.
Ha: Terdapat pengaruh positif pengaruh Style terhadap Brand Loyalty.
����������� Berdasarkan hasil uji hipotesis,
hipotesis kedua memiliki nilai estimasi sebesar 0.301 dan p-value sebesar
0.871, yang lebih besar dari 0.05 (tingkat kesalahan 5%). Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesis tidak didukung (Ha ditolak). Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh positif Style terhadap Brand Loyalty.
Hipotesis
3
Hipotesis ketiga
menguji pengaruh Product Quality terhadap Brand Loyalty. Dengan
bunyi hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:
Ho������� :�
Tidak terdapat pengaruh positif Product Quality terhadap Brand
Loyalty.
Ha ������ :������ Terdapat pengaruh positif pengaruh Product
Quality terhadap Brand Loyalty.
����������� Mengacu pada hasil analisis
hipotesis yang tertera pada tabel di atas, hipotesis ketiga menunjukkan nilai
estimasi sebesar -1.044 dengan p-value 0.437, yang lebih besar dari 0.05
(tingkat kesalahan 5%). Ini mengindikasikan bahwa hipotesis tidak didukung (Ha
ditolak). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif
antara Product Quality dan Brand Loyalty.
Hipotesis
4
Hipotesis keempat
menguji pengaruh Service Quality terhadap Brand Loyalty. Dengan
bunyi hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:
Ho������� :�
Tidak terdapat pengaruh positif Service Quality terhadap Brand
Loyalty.
Ha ������ :������ Terdapat pengaruh positif pengaruh Service
Quality terhadap Brand Loyalty.
����������� Berdasarkan analisis hipotesis yang
tertera pada tabel di atas, hipotesis keempat menunjukkan nilai estimasi
sebesar 1.038 dengan p-value 0.032, yang lebih kecil dari 0.05 (tingkat
kesalahan 5%). Hal ini mengindikasikan bahwa hipotesis didukung (Ho ditolak).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara
Service Quality dan Brand Loyalty.
Hipotesis
5
Hipotesis kelima
menguji pengaruh Price terhadap Brand Loyalty. Dengan bunyi
hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:
Ho������� : Tidak terdapat pengaruh positif Price
terhadap Brand Loyalty.
Ha ������ :������ Terdapat pengaruh positif pengaruh Price
terhadap Brand Loyalty.
����������� Berdasarkan analisis hipotesis yang
ditampilkan pada tabel di atas, hipotesis kelima menunjukkan nilai estimasi
sebesar 0.120 dan p-value sebesar 0.868, yang lebih besar dari 0.05 (tingkat
kesalahan 5%). Ini menunjukkan bahwa hipotesis tidak didukung (Ha ditolak).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh positif antara
Price dan Brand Loyalty.
Hipotesis
6
Hipotesis keenam
menguji pengaruh Promotion terhadap Brand Loyalty. Dengan bunyi
hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut:
Ho������� :�
Tidak terdapat pengaruh positif Promotion terhadap Brand
Loyalty.
Ha ������ :�������� Terdapat pengaruh positif pengaruh Promotion
terhadap Brand Loyalty.
����������� Berdasarkan analisis hipotesis yang
terdapat pada tabel di atas, hipotesis keenam menunjukkan nilai estimasi
sebesar 0.900 dengan p-value 0.024, yang lebih kecil dari 0.05 (tingkat
kesalahan 5%). Hal ini menandakan bahwa hipotesis didukung (Ho ditolak). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara Promotion
dan Brand Loyalty.
Hipotesis
1 : Brand Name memiliki pengaruh positif terhadap Brand Loyalty.
Hipotesis pertama
menguji pengaruh Brand Name terhadap Brand Loyalty, dari hasil
pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan. Responden berpendapat bahwa walaupun Brand Ventela adalah Brand
Sepatu Lokal yang memiliki reputasi baik, responden memilih Brand Ventela
tanpa mempertimbangkan harga, Brand Ventela mewakili kepribadian
responden sendiri, dan citra merek Ventela mendorong responden untuk membeli
produk Ventela, Namun hal tersebut tidak dapat meningkatkan kesetiaan responden
terhadap Brand Ventela. Hipotesis ini bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Afroz et al., (2023) yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh positif antara Brand Name terhadap Brand
Loyalty, karena diduga adanya peran variabel mediasi Brand Attitude yang
menjelaskan pengaruh Brand Name terhadap Brand Loyalty. Oleh
karena itu, meskipun responden telah mengenal Brand Name Ventela dengan
baik bukan berarti mereka tidak memperhatikan merek-merek pesaing.
Hipotesis 2 : Style memiliki pengaruh positif terhadap Brand Loyalty.
Hipotesis kedua
menguji pengaruh Style terhadap Brand Loyalty, dari hasil
pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan. Responden berpendapat bahwa walaupun Brand Ventela memiliki
gaya yang berbeda dibanding Brand Lokal lainnya, gaya produk Brand Ventela
cocok untuk responden, gaya produk Brand Ventela modis dan trendy, dan gaya
Brand Ventela memiliki fitur yang unik, Namun hal tersebut tidak dapat
meningkatkan kesetiaan responden terhadap Brand Ventela. Hipotesis ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afroz et al., (2023) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
positif antara Style terhadap Brand Loyalty, karena diduga adanya
peran variabel mediasi Brand Love yang menjelaskan pengaruh Style terhadap
Brand Loyalty. Brand Love terkait dengan merek yang memiliki
karakteristik yang lebih luas dibandingkan dengan produk. Oleh karena itu,
meskipun Brand Ventela telah memberikan gaya yang berbeda, modis, hingga
trendy, hal tersebut tidak mempengaruhi tingkat kesetiaan konsumen terhadap Brand
Ventela jika tidak ada Brand Love dari responden terhadap Brand Ventela.
Hipotesis
3 : Product Quality memiliki pengaruh positif terhadap Brand Loyalty.
Hipotesis ketiga
menguji hubungan antara Product Quality dan Brand Loyalty. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara keduanya. Responden berpendapat bahwa walaupun Produk Brand
Ventela bertahan lebih lama dibandingkan dengan produk sepatu lokal yang lain,
Brand Ventela memiliki produk dengan berbagai, bahan yang digunakan oleh Brand
Ventela nyaman, dan Produk Brand Ventela memiliki fungsi yang baik, Namun hal
tersebut tidak dapat meningkatkan kesetiaan responden terhadap Brand Ventela.
Hipotesis ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afroz et al.,
2023) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara Product Quality
terhadap Brand Loyalty, karena diduga adanya peran variabel mediasi
Kepuasan Konsumen yang menjelaskan pengaruh Product Quality terhadap
Brand Loyalty. Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa yang
muncul setelah individu membandingkan persepsi mereka terhadap kinerja suatu
produk atau layanan. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan akan
merasa tidak puas. Sebaliknya, jika kinerja melebihi harapan, pelanggan akan
merasa sangat puas dan senang. Oleh karena itu, meskipun Brand Ventela
memiliki produk dengan berbagai warna, bahan yang nyaman, dan fungsi yang baik,
hal tersebut tidak mempengaruhi tingkat kesetiaan konsumen terhadap Brand Ventela
jika tidak ada Kepuasan Konsumen terhadap Brand Ventela.
Hipotesis
4 : Service Quality memiliki pengaruh positif terhadap Brand Loyalty.
Hipotesis keempat
menguji pengaruh Service Quality terhadap Brand Loyalty, dari
hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan. Responden berpendapat bahwa Semakin penjual produk di toko sepatu
Ventela membantu responden, penjual produk di toko sepatu Ventela sopan dan
ramah, dan penjual produk di toko sepatu Ventela memiliki penampilan yang rapi
dan bersih, Maka semakin meningkatkan kesetiaan responden terhadap Brand Ventela.
Hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afroz et al., (2023) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
positif antara Service Quality terhadap Brand Loyalty.
Hipotesis
5 : Price memiliki pengaruh positif terhadap Brand Loyalty.
Hipotesis kelima
menguji pengaruh Price terhadap Brand Loyalty, dari hasil
pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan. Responden berpendapat bahwa walaupun kenaikan harga tidak
menghalangi responden untuk membeli produk Brand Ventela, Brand Ventela
memberikan harga dengan nilai yang baik, dan Brand Ventela memberikan harga
yang terjangkau dan diskon yang cukup bagus, Namun hal tersebut tidak dapat
meningkatkan kesetiaan responden terhadap Brand Ventela. Hipotesis ini
bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afroz et al., (2023) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
positif antara Style terhadap Brand Loyalty, karena diduga adanya
peran variabel mediasi Citra Merek yang menjelaskan pengaruh Price terhadap
Brand Loyalty. Citra merek merupakan sikap dan keyakinan terhadap suatu
merek. Oleh karena itu, meskipun Brand Ventela telah memberikan harga
dan diskon yang bagus, hal tersebut tidak mempengaruhi tingkat kesetiaan
konsumen terhadap Brand Ventela jika tidak ada Citra Merek yang dapat
mempengaruhi persepsi konsumen terhadap harga Brand Ventela.
Hipotesis
6 : Promotion memiliki pengaruh positif terhadap Brand Loyalty.
Hipotesis keenam
menguji pengaruh Promotion terhadap Brand Loyalty, dari hasil
pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan.
Responden berpendapat bahwa Semakin Iklan Brand Ventela mendorong
responden untuk membeli produknya, Iklan Brand Ventela menarik perhatian, dan
tampilan jendela website Brand Ventela menarik, Maka semakin meningkatkan
kesetiaan responden terhadap Brand Ventela. Hipotesis ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Afroz et al., (2023) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
positif antara Promotion terhadap Brand Loyalty.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa kualitas produk, citra merek, dan kepuasan pelanggan
merupakan faktor utama yang memengaruhi loyalitas merek sepatu Ventela di
Indonesia, dengan pengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat loyalitas
konsumen, sementara harga dan promosi tidak menunjukkan pengaruh yang
signifikan. Implikasi praktis dari temuan ini menunjukkan bahwa perusahaan
sepatu lokal, termasuk Ventela, perlu menginvestasikan sumber daya lebih dalam
pengembangan kualitas produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, serta
memperkuat citra merek melalui kampanye pemasaran yang strategis dan inovatif.
Menjaga kepuasan pelanggan melalui layanan purna jual yang baik juga sangat
penting. Rekomendasi untuk Ventela adalah memprioritaskan peningkatan kualitas
produk, memperkuat citra merek, dan melakukan survei rutin untuk memahami
persepsi konsumen, sehingga dapat mengidentifikasi area yang memerlukan
perbaikan. Strategi ini diharapkan dapat memperkuat posisi merek di pasar
sepatu lokal yang semakin kompetitif. Selanjutnya, penelitian ini membuka
peluang untuk eksplorasi lebih lanjut mengenai peran variabel lain, seperti
pengalaman pelanggan dan interaksi merek, dalam membentuk loyalitas konsumen,
yang dapat memberikan wawasan lebih mendalam untuk strategi peningkatan
loyalitas merek di masa mendatang.
ayunda, K. (2023). Analisis Pengaruh Penggunaan
E-Commerce, Media Sosial Dan Sosial Media Marketing Terhadap Usaha Mikro Kecil
Menengah (Umkm) Fashion Di Kota Jambi. Universitas Jambi.
Chae, H., Kim, S., Lee, J., & Park, K. (2020). Impact of
product characteristics of limited edition shoes on perceived value, brand
trust, and purchase intention; focused on the scarcity message frequency. Journal
of Business Research, 120, 398�406.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.11.040
Chen, Y., Wang, Y., Nevo, S., Benitez-Amado, J., & Kou,
G. (2015). IT capabilities and product innovation performance: The roles of
corporate entrepreneurship and competitive intensity. Information &
Management, 52(6), 643�657. https://doi.org/10.1016/j.im.2015.05.003
Fatimah, Y. A., Govindan, K., Murniningsih, R., &
Setiawan, A. (2020). Industry 4.0 based sustainable circular economy approach
for smart waste management system to achieve sustainable development goals: A
case study of Indonesia. Journal of Cleaner Production, 269,
122263. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.122263
Knudsen, E. S., Lien, L. B., Timmermans, B., Belik, I., &
Pandey, S. (2021). Stability in turbulent times? The effect of digitalization
on the sustainability of competitive advantage. Journal of Business Research,
128, 360�369. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2021.02.008
Lestari, M. C., & Rosita, R. (2016). Strategi Penguatan
Citra Cibaduyut Sebagai Kawasan Wisata Kerajinan Sepatu Di Kota Bandung. Jurnal
Manajemen Resort Dan Leisure, 13(2), 87�102.
https://doi.org/10.17509/jurel.v13i2.4983
Pe�a-Garc�a, N., Gil-Saura, I., Rodr�guez-Orejuela, A., &
Siqueira-Junior, J. R. (2020). Purchase intention and purchase behavior online:
A cross-cultural approach. Heliyon, 6(6).
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e04284
Prabowo, O. H., Merthayasa, A., & Saebah, N. (2023).
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Manajemen Perubahan pada Kegiatan Bisnis di
Era Globalisasi. Syntax Idea, 5(7), 883�892.
https://doi.org/10.46799/syntax-idea.v5i7.2522
Ramadhan, M. F. R., & Daulay, M. Y. I. (2024). Pengaruh
Brand Image, Price Dan Social Media Marketing, Terhadap Purchase Decision Pada
Produk Sepatu Lokal Di Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi,
& Akuntansi (MEA), 8(1), 1485�1497. https://doi.org/10.31955/mea.v8i1.3857
Rana, J., & Paul, J. (2017). Consumer behavior and
purchase intention for organic food: A review and research agenda. Journal
of Retailing and Consumer Services, 38, 157�165.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2017.06.004
Rothenberg, A. D., Gaduh, A., Burger, N. E., Chazali, C.,
Tjandraningsih, I., Radikun, R., Sutera, C., & Weilant, S. (2016).
Rethinking Indonesia�s informal sector. World Development, 80,
96�113. https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2015.11.005
Todeschini, B. V., Cortimiglia, M. N., Callegaro-de-Menezes,
D., & Ghezzi, A. (2017). Innovative and sustainable business models in the
fashion industry: Entrepreneurial drivers, opportunities, and challenges. Business
Horizons, 60(6), 759�770. https://doi.org/10.1016/j.bushor.2017.07.003
Wardani, I., & Rahardjo, S. T. (2022). Analisis Pengaruh
Green Brand Positioning, Attitude, Knowledge dan Perceived Value terhadap Green
Product Purchase Intention pada Produk Unilever Indonesia di Kota Jakarta. SEIKO:
Journal of Management & Business, 5(1), 618�629.
https://doi.org/10.37531/sejaman.v5i1.2417
Wicaksono, P., Hardini, N., & Bakhtiar, T. (2019).
Economic And Social Development In Global Production Networks: Lessons From The
Indonesian Footwear Industry. International Journal of Business &
Society, 20.
Yam, J. H., & Taufik, R. (2021). Hipotesis Penelitian
Kuantitatif. Perspektif: Jurnal Ilmu Administrasi, 3(2), 96�102.
https://doi.org/10.33592/perspektif.v3i2.1540
|
� 2025 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |