Universitas Tadulako,
Indonesia �
Abstrak |
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh experiential marketing terhadap
loyalitas pengunjung di Anjungan Pantai Matano Morowali.
Latar belakang penelitian
ini terletak pada perubahan paradigma pemasaran dari pendekatan tradisional yang berfokus pada produk menjadi pemasaran yang menekankan pada pengalaman konsumen. Pendahuluan menjelaskan pentingnya pengalaman pelanggan dalam menciptakan loyalitas, di mana pengalaman
yang positif dapat mendorong pelanggan untuk merekomendasikan layanan melalui word of mouth.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada 100 responden menggunakan teknik purposive sampling. Analisis
data dilakukan dengan regresi linear sederhana serta uji F dan t untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa experiential marketing, terutama
melalui strategic experience modules yang mencakup aspek panca indera, perasaan, dan tindakan, memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Koefisien determinasi (R�) menunjukkan bahwa 24,5% variasi loyalitas dapat dijelaskan oleh variabel-variabel dalam penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa penerapan experiential
marketing di Anjungan Pantai Matano Morowali efektif dalam meningkatkan loyalitas pengunjung.
Penelitian ini menyarankan
agar manajemen lebih mengoptimalkan pengalaman pelanggan untuk mempertahankan dan meningkatkan
loyalitas di masa depan. Kata kunci: Pemasaran
Pengalaman, Modul Pengalaman Strategis, Rasakan, Rasakan, Pikirkan,
Bertindak, Terkait, Loyalitas Pelanggan |
|
Abstract |
This study aims to
analyze the influence of experiential marketing on visitor loyalty at the
Matano Morowali Beach Pavilion. The background of
this research lies in the paradigm change of marketing from a traditional
approach that focuses on products to marketing that emphasizes consumer
experience. The introduction explains the importance of customer experience
in creating loyalty, where a positive experience can encourage customers to
recommend services through word of mouth. The method used in this study is
quantitative with data collection through questionnaires distributed to 100
respondents using the purposive sampling technique. Data analysis was carried
out by simple linear regression as well as F and t tests to test the
hypothesis. The results show that experiential marketing, especially through
strategic experience modules that include aspects of the five senses,
feelings, and actions, has a significant influence on customer loyalty. The
coefficient of determination (R�) shows that 24.5% of the variation in
loyalty can be explained by the variables in this study. The conclusion of
this study confirms that the application of experiential marketing at the
Matano Morowali Beach Pavilion is effective in
increasing visitor loyalty. This research suggests that management should
further optimize the customer experience to maintain and increase loyalty in
the future. Keywords: Experiential Marketing, Strategic
Experience Modules, Sense, Feel, Think, Act, Relate, Customer Loyalty |
*Correspondence
Author: Agung Budi Winoto
Email:
[email protected]
PENDAHULUAN
Perkembangan
konsepsi pemasaran sekarang ini, mulai menggeser konsepsi pemasaran
konvensional maupun tradisional mendekati konsepsi pemasaran modern (Rambe & Aslami,
2021; Syah et al., 2021).
Berdasarkan konsepsi pemasaran tradisional yang memiliki fokus kepada feature
serta benefit melalui produk ataupun jasa, mengalami pergeseran yang
mendahulukan pengalaman pelanggan, meliputi panca indera, perasaan, serta
pikiran. Menurut
laporan dari Statista, pada
tahun 2021, pasar experiential marketing diperkirakan mencapai USD 72,4 miliar dan diharapkan terus tumbuh, menunjukkan
pentingnya pendekatan ini dalam strategi pemasaran modern.
Konsep pemasaran yang
memberikan pengalaman unik kepada konsumen telah dikenal melalui peristilahan
experiential marketing (Atwal &
Williams, 2017; Schmitt et al., 2015). Jelasnya Alma (2011),
menyampaikan bahwasanya konsep expe- riential marketing berupaya memberikan
pengalaman yang khas, positif serta mengesankan kepada pelanggan. Sehingga,
pelanggan akan merasakan terkesan, serta pengalaman sepanjang menikmati produk
perusahaan tersebut akan tertancap dalam kepala mereka. Maka setelah itu
pelanggan tidaklah sekedar loyal namun juga melakukan penyebaran informasi
terkait produk tersebut dengan word of mouth (Eelen et al., 2017;
Hussain et al., 2018).
Experiential
marketing memberikan kesempatan kepada pengunjung agar mendapatkan rangkaian
pengalaman terhadap merek, produk serta layanan yang memberi kecukupan
informasi guna menetapkan pembelian (�sterle et al., 2018;
Suparna & Gede, 2022). Segi
emosional serta rasional ialah beberapa faktor yang akan ditarget pemasar
melelaui program tersebut serta kerap kali dua aspek tersebut memberikan
pengaruh yang signifikan pada pemasaran (Kao & Du, 2020;
Lee & Hong, 2016). Data dari Event Marketer menunjukkan bahwa 84% konsumen lebih suka berinteraksi dengan merek melalui
pengalaman langsung daripada iklan tradisional.
Konsep experiential marketing
bergerak mengalami perkembangan serta menyebabkan adanya tantangan baru untuk
perusahaan yang mengimplementasikannya. Perihal tersebut amat menarik,
dikarenakan konsepsi yang masihlah tergolong gres� dalam ranah marketing tersebut memiliki peran
yang amat strategis untuk memberikan peningkatan jumlah pelanggan serta menjaga
loyalitas pelanggan. Sehingga, studi berikut membahas isu experential marketing
dengan lokasi studi pada Anjungan Pantai Matano Morowali.
Pengunjung Anjungan Pantai
Matano Morowali menjadi objek penelitian, karena Anjungan Pantai Matano Morowali
merupakan produsen yang menyuguhkan layanan pariwisata dan diikuti nilai
tambahan berwujud layanan terhadap pengunjung, suasana yang timbul melalui
penyusunan interior, desain arsitektur gedung, serta kenyamanan sarana
penunjang yang dimaksudkan pada pengunjung, hingga dapat menyebabkan kesan
terkhusus untuk pengunjung yang menikmati pelayanan yang diberikan perusahaan.
Menurut Widoyono (2006),
pariwisata kerap kali disamakan dengan peristilahan tourism, yang umumnya
dimaknai dengan sebuah aktivitas guna melaksanakan perjalanan dengan maksud
guna memperoleh kenikmatan ataupun kepuasan serta bisa saja untuk mengetahui
suatu (Lai & Li, 2016;
Tang, 2015). Sehingga pengun- jung
bukanlah sekedar dipuaskan produk jasa yang disediakan, namun melalui
pengalaman yang mereka peroleh semenjak pertama mereka menjejakkan kaki sampai
mereka pulang meninggalkan area taman rekreasi.
Seiring berjalannya waktu,
sebagai satu diantara variasi usaha yang beroperasi pada sektor jasa Anjungan
Pantaiatau tempat pariwisata, Anjungan Pantai Matano Morowali tidaklah terlepas
melalui kompetitif bisnis yang makin ketat. Lokasi pariwisata serta hiburan
keluarga di kota Morowali terus hadir serta memiliki potensi adanya kompetitor
baru untuk Anjungan Pantai Matano Morowali.
Terdapatnya kompetisi yang
makin ketat dalam variasi usaha tempat berwisata tersebut, maka beragam usaha
dilaksanakan manajemen pemasaran Anjungan Pantai Matano Morowali dengan
membentuk kekhasan pilihan sarana hiburan, serta memberikan peningkatan
keunggulan layanan supaya pengunjung memperoleh pengalaman yang berbeda dalam
menikmati sarana yang ada pada Anjungan Pantai Matano Morowali tersebut.
Anjungan Pantai Matano Morowali
didirikan pada tahun 1950. Sejak saat itu hingga kini, Anjungan Pantai Matano
Morowali masih dapat bertahan di tengah kencangnya arus kompetisi bisnis yang
sama, terkhusus pada wilayah Morowali.
Menurut perihal di atas,
penulis memiliki ketertarikan guna melaksanakan penelitian terkait pengalaman
(experience) yang dirasakan oleh pengunjung Anjungan Pantai Matano Morowali,
berdasarkan experiential marketing pada strategic experience modules terhadap
loyalitas pengunjung dengan mengangkat topik : �Efektivitas Experiential
Marketing Terhadap Loyalitas Pengunjung pada Anjungan Pantai Matano Morowali.�
Berdasarkan penjelasan latar
belekangan tersebut, rumusan permasalahan studi berikut berfokus kepada
bagaimanakah pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas pengunjung pada
Anjungan Pantai Matano Morowali?
Agar lebih mudah dalam
memahami permasalahan serta meng- analisanya sehingga perlu adanya batasan
masalah di mana menitikberatkan pada strategic experience modules. Di dalam
pembahasan experiential marketing, strategic experience modules merupakan
pembahasan yang difokuskan pada sisi konsumen atau pengunjung.
Menurut latar belakang serta
rumusan permasalahan di atas, sehingga tujuan daripada studi berikut ialah
untuk menganalisa pengaruh experiential marketing khususnya strategic
experience modules terhadap loyalitas pengunjung pada Anjungan Pantai Matano
Morowali.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada
Anjungan Pantai Matano. Anjungan Pantai Matano terletak pada Kecamatan Bungku Tengah,
Kabupaten Morowali, Propinsi Sulawesi Tengah. Studi yang dilakukan ialah
jenis studi kuantitatif (Ahluwalia &
Herrick, 2015; Gascon et al., 2017). Analisa kuantitatif ialah
analisa yang bisa diklasifikasikan kepada jenis yang beruwujud numerik, yang bisa
diakumulasi guna memberikan hasil pemaknaan kuantitatif yang kuat (Nugraha, 2024).
Studi berikut memiliki dua
variabel, ialah variabel bebas serta variabel terikat. Pendapat Widayat (2004),
variabel ialah sebuah kriteria, karakteristik, personalitas, ataupun kondisi
yang ada dalam individu ataupun objek yang mempunyai nilai yang beragam.
Variabel bebas dalam studi berikut ialah strategic experience modules, yang
mencakup panca indera, perasaan, berfikir, tindakan, serta hubungan. Adapun
variabel terikatnya ialah loyalitas pengunjung Anjungan Pantai Matano Morowali.
Populasi pada studi berikut
ialah semua pengunjung yang membeli tiket dan berada pada area Anjungan
Pantai� Matano Morowali. Adapun sampel
yang dipakai pada studi berikut ialah sejumlah 100 responden. Keputusan
tersebut berlandaskan gagasan Roscoe dalam Widayat (2004), yang menyampaikan
bahwasanya dalam tiap studi, ukuran sampel harus berjumlah antara 30 hingga 500
informan. Kemudian, yang melandasi jumlah informan dengan jumlah 100 ialah
gagasan pendapat Fraenkel serta Wallen dalam Widayat (2004), yang menyampaikan
bahwasanya besarnya sampel minimal pada studi yang memiliki sifat kuantitatif
ialah sejumlah 100 informan.
Teknik pengambilan sampel yang
dipakai pada studi berikut ialah purposive sampling method. Purposive sampling
/ judgemental sampling method adalah metode non-probability sampling yang
menentukan individu yang diseleksi penulis yang memiliki pengalaman berdasarkan
karakteristik terkhusus yang dipunyai sampel itu yang dirasa memiliki hubungan
yang kuat terhadap karakteristik populasi yang telah didapati sebelumnya.
Data primer dalam studi
berikut didapatkan melaui menyebarkan kuisioner pada konsumen yang berkunjung
di Anjungan Pantai� Matano Morowali.
Adapun data sekunder pada studi berikut didapatkan melalui Anjungan Pantai
Matano Morowali, dan data tempat pariwisata atau rekreasi di daerah Morowali
Raya, yang diunduh melalui website.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui
kuesioner (angket) dan wawancara. Kuesioner dirancang menggunakan skala Likert,
dengan skoring sebagai berikut:
a. Tanggapan Sangat Setuju
diberikan angka 5.
b. Tanggapan Setuju diberikan
angka 4.
c. Tanggapan Netral diberikan
angka 3.
d. Tanggapan Tidak Setuju
diberikan angka 2.
e. Tanggapan Sangat Tidak Setuju
diberikan angka 1.
Sebelum
analisis dilakukan, data diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianggap
valid jika hasil perhitungan koefisien korelasi melebihi nilai kritis pada
tingkat signifikansi 0,05. Data dianggap reliabel jika koefisien reliabilitas
instrumen lebih dari 0,6.
Untuk
analisis data, digunakan analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui
pengaruh strategic experience modules (X) terhadap loyalitas pengunjung (Y). Rumus regresi yang digunakan adalah:
Y = �a + bX
Penjelasan :
Y = Loyalitas pengunjung a =
Nilai konstanta
b = Koefisien regresi yang
hendak ditafsirkan
X = Experiential marketing
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F dan
uji t. Uji F digunakan untuk menentukan apakah variabel independen (X)
berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%
atau tingkat signifikansi 5%. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a. Apabila Fhitung > Ftabel,
Ha diterima serta Ho ditolak, artinya variabel independent memiliki pengaruh
kepada variabel dependent.
b. Apabila Fhitung ≤
Ftabel, Ho diterima serta Ha ditolak, artinya variabel independent tidaklah
berpengaruh pada variabel dependent.
Uji t dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh strategic experience modules terhadap
loyalitas pengunjung. Kriteria pengujian adalah:
a. Apabila t hitung > t tabel,
Ha diterima serta Ho ditolak, artinya terdapat impak signifikansi antar
variabel independent serta variabel dependent.
b. Apabila t hitung ≤ t
tabel, Ho diterima serta Ha ditolak, artinya tidaklah terdapat impak
signifikansi antar variabel independent serta variabel dependent.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Menurut perolehan studi dengan
menyebarkan kuesioner pada 100 informan di Anjungan Pantai Matano Morowali
dapat dideskripsikan kriteria informasi tersbeut ialah : untuk jenis gender
informan dari 100 informan sebanyak 47 laki-laki, dan 53 perempuan. Berdasarkan
jenis pekerjaan dari 100 responden yang terbanyak ialah pelajar atau Mahasiswa
ialah sejumlah 41 informan ataupun 41%.
Berdasarkan pendapatan per
bulan dari 100 responden yang paling banyak adalah lebih dari Rp. 1.500.000,-
sampai 1.999.999,- ialah sejumlah 55 informan ataupun 55%. Berdasarkan tingkat
usia dari 100 responden yang terbanyak ialah 20 � 29 tahun, ialah sejumlah
56 informan ataupun 56%. Berdasarkan pendidikan terakhir dari 100 responden
yang terbanyak ialah Sarjana (S1) ialah sejumlah 58 informan ataupun 58%.
Perolehan pengujian Instrumen
Studi Instrumen yang bagus mesti mencukupi dua syarat krusial, ialah valid
serta reliable. Diantara perolehan proses uji validitas bisa diambil kesimpulan
bahwasanya variabel strategic experience modules dan loyalitas ialah valid,
dikarenakan tiap-tiap variabel mempunyai hasil koefisien korelasi lebih tinggi
dibanding hasil kritik dalam tingkat signifikansi 5% ataupun di atas 0,195
dalam hasil r tabel. Adapun berdasarkan perolehan proses uji reliabilitas bisa
diambil kesimpulan bahwasanya variabel strategic experience modules dan
loyalitas ialah reliabel, dikarenakan mempunyai hasil koefisien reliabilitas
melebihi hasil Cronbach�s Alpha ialah sejumlah 0,600.
Hasil Analisis Data
Dalam analisis regresi linear
sederhana yang sudah dilaksanakan, didapatkan koefisien regresi, hasil t
hitung, serta tingkat signifikan yang disampaikan dalam tabel berikut:
Tabel: 1 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana
Coefficients(a)
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
|
B |
Std. Error |
Beta |
B |
Std. Error |
|
1 |
(Constant) |
.349 |
1.628 |
.503 |
.214 |
.831 |
|
SEMS |
.123 |
.021 |
5.760 |
.000 |
a Dependent Variable: LOYALTY
Sumber: Data yang diolah untuk
penelitian ini (2012)
Berdasarkan tabel di atas,
maka didapatkan rumus regresi di bawah :
Y = 0,349 + 0,123 X
Berdasarkan garis regresi
tersebut, bisa diketahui bahwasanya hasil konstanta yang dihasilkan ialah
sebesar 0,349. Hal ini bisa dikatakan bahwasanya tingkat loyalitas pengunjung
pada perusahaan sudah baik. Sedangkan hasil koefisien regresi (b) yang
dihasilkan adalah sejumlah 0,123. Perihal tersebut bisa ditafsirkan bahwasanya
terdapat hubungan positif terhadap tingkat loyalitas atau ketertarikan konsumen
kepada perusahaan pada saat perusahaan menerapkan strategic experience modules.
Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel X yaitu strategic experience modules
memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pengunjung di Anjungan Pantai Matano
Morowali (Y).
�
Pengujian Hipotesis
Dari hasil uji ANOVA
(pengujian f) dalam tabel 2, bisa ditemukan bahwasanya Fhitung nya diperoleh
sejumlah 33,174 dan hasil signifikan studi sejumlah 0,00. Sebab 0,00 tidak
melebihi 0,05 sehingga bisa diambil kesimpulan bahwasanya H0 studi ditolak,
serta Ha diterima. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwasanya variabel
strategic experience modules merupakan variabel yang layak guna melaksanakan
pengujian variabel independen loyalitas pengunjung.
Sedangkan dari tabel hasil uji
t pada tabel 3, bisa ditemukan bahwasanya hasil t hitung dalam variabel
strategic experience modules ialah sejumlah 5,760. Sebab 5,760 melebihi 1,980
serta hasil signifikan 0,000 < 0,05 sehingga 0 ditolak, maka
bisa diambil kesimpulan bahwasanya variabel strategic experience modules
memberi pengaruh loyalitas pengunjung.
Masing-masing tabel hasil uji
f dan perolehan pengujian t bisa ditemukan dalam tabel 2 dan 3 di bawah:
�
Tabel: 2 Hasil Uji F
ANOVA(b)
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
117.964 |
1 |
117.964 |
33.174 |
.000(a) |
|
Residual |
348.476 |
98 |
3.556 |
||
|
Total |
466.440 |
99 |
|
a��������� Predictors: (Constant), SEMS
b��������� Dependent Variable: LOYALTY
Sumber: Data yang diolah untuk
penelitian ini (2012)
Tabel: 3 Perbandingan antara nilai t
hitung dengam t tabel
Variabel |
t hitung |
t�tabel |
Keterangan |
Strategic Experience Modules |
5,760 |
1,980 |
Signifikan |
Sumber: Data yang diolah untuk
penelitian ini (2012)
Koefisien Determinasi R2
Koefisien determinasi bisa
dimaknai dengan seberapakah jauhnya kesanggupan model untuk menjabarkan
variabel dependent. Berdasarkan tabel output SPSS
model summary (tabel 4), besaran Adjusted R Square ialah sejumlah 0,245,
perihal berikut memiliki arti bahwasanya 24,5% loyalitas pengunjung bisa dijabarkan
variabel pada rumus regresi, ialah strategic experience modules. Prosentase
hasil penelitian tersebut dapat dikatakan tergolong rendah, sehingga Anjungan
Pantai Matano Morowali perlu lebih mengoptimalkan lagi penggunaan konsep experiential
marketing dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari dalam upaya untuk
mendapatkan ataupun mempertahankan loyalitas konsumen yang lebih signifikan.
Adapun sisanya sejumlah 75,5% (100% - 24,5%) dijabarkan variabel-variabel lain
di luar model studi. Variabel itu diantaranya dapat berupa emotional branding,
pshycological branding, brand trust atau hal lainnya.
Secara lebih rinci hasil
koefisien determinasi R2 bisa ditemukan dalam tabel 4:
�
Tabel: 4 Hasil Koefisien Determinasi R2
Model Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.503(a) |
.253 |
.245 |
1.886 |
a Predictors: (Constant), SEMS
Sumber: Data yang diolah untuk
penelitian ini (2012)
�
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konsep experiential marketing, khususnya melalui pendekatan strategic
experience modules (SEMS), memiliki pengaruh positif terhadap tingkat loyalitas
pengunjung di Anjungan Pantai Matano Morowali. Pengaruh positif ini ditunjukkan
oleh nilai koefisien regresi sebesar 0,123, yang berarti setiap peningkatan
penerapan SEMS akan meningkatkan loyalitas pengunjung sebesar 0,123 satuan.
Hasil ini juga diperkuat oleh uji signifikan dengan nilai t hitung sebesar
5,760 (lebih besar dari t tabel sebesar 1,980) dan nilai signifikan 0,000 (di
bawah 0,05), yang menunjukkan bahwa SEMS berperan signifikan terhadap loyalitas
pengunjung.
Selain itu, hasil uji
koefisien determinasi (Adjusted R Square) menunjukkan bahwa SEMS mampu
menjelaskan 24,5% variasi dalam loyalitas pengunjung, sementara sisanya (75,5%)
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Variabel-variabel
tersebut dapat mencakup emotional branding, psychological branding, brand
trust, atau faktor lain yang tidak diukur dalam penelitian ini. Hal ini
mengindikasikan bahwa meskipun SEMS memiliki pengaruh yang signifikan,
pengelola perlu mempertimbangkan strategi pemasaran lain untuk meningkatkan
loyalitas konsumen secara lebih komprehensif.
Menariknya, data demografi
responden juga memberikan gambaran yang relevan terhadap hasil penelitian.
Mayoritas responden yang berada dalam rentang usia 20�29 tahun (56%) dan
berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa (41%) menunjukkan bahwa segmen
pengunjung ini sangat potensial untuk dikembangkan melalui strategi pemasaran
berbasis pengalaman. Kelompok usia ini cenderung memiliki preferensi terhadap
pengalaman yang unik dan interaktif, sehingga penerapan SEMS harus lebih
diarahkan untuk menciptakan pengalaman yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan
mereka.
Meski demikian, hasil
penelitian ini juga mengungkapkan adanya ruang untuk perbaikan. Misalnya, hasil
Adjusted R Square yang tergolong rendah mengindikasikan bahwa implementasi SEMS
saat ini belum maksimal dalam menciptakan pengalaman yang mendalam dan berkesan
bagi konsumen. Pengelola perlu mengevaluasi dan mengembangkan strategi
experiential marketing yang lebih inovatif, seperti menciptakan program-program
berbasis interaksi langsung, pengalaman digital, atau integrasi dengan
komunitas lokal, untuk menarik perhatian konsumen secara emosional dan
psikologis.
Selain itu, dari segi
operasional, hasil ini memberikan implikasi bahwa peningkatan loyalitas
pengunjung tidak hanya bergantung pada implementasi SEMS, tetapi juga
membutuhkan sinergi dengan pendekatan lain, seperti peningkatan kualitas layanan,
penyesuaian harga, atau pembangunan citra merek yang lebih kuat. Kombinasi dari
berbagai strategi ini dapat memperkuat posisi Anjungan Pantai Matano Morowali
dalam menarik dan mempertahankan pengunjung secara berkelanjutan.
Secara keseluruhan, penelitian
ini memberikan kontribusi penting dalam memahami hubungan antara SEMS dan
loyalitas konsumen, khususnya dalam konteks objek wisata lokal. Namun,
diperlukan upaya lebih lanjut untuk mengoptimalkan strategi pemasaran berbasis
pengalaman guna menjawab tantangan yang ada dan memenuhi ekspektasi pengunjung
di masa mendatang.
KESIMPULAN
Ahluwalia, N., & Herrick, K. (2015). Caffeine intake from
food and beverage sources and trends among children and adolescents in the
United States: review of national quantitative studies from 1999 to 2011. Advances
in Nutrition, 6(1), 102�111. https://doi.org/10.3945/an.114.007401
Atwal, G., & Williams, A. (2017). Luxury brand
marketing�the experience is everything! Advances in Luxury Brand Management,
43�57. https://doi.org/10.1007/978-3-319-51127-6_3
Eelen, J., �zturan, P., & Verlegh, P. W. J. (2017). The
differential impact of brand loyalty on traditional and online word of mouth:
The moderating roles of self-brand connection and the desire to help the brand.
International Journal of Research in Marketing, 34(4), 872�891.
https://doi.org/10.1016/j.ijresmar.2017.08.002
Gascon, M., Zijlema, W., Vert, C., White, M. P., &
Nieuwenhuijsen, M. J. (2017). Outdoor blue spaces, human health and well-being:
A systematic review of quantitative studies. International Journal of
Hygiene and Environmental Health, 220(8), 1207�1221.
https://doi.org/10.1016/j.ijheh.2017.08.004
Hussain, S., Guangju, W., Jafar, R. M. S., Ilyas, Z.,
Mustafa, G., & Jianzhou, Y. (2018). Consumers� online information adoption
behavior: Motives and antecedents of electronic word of mouth communications. Computers
in Human Behavior, 80, 22�32.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2017.09.019
Kao, T.-F., & Du, Y.-Z. (2020). A study on the influence
of green advertising design and environmental emotion on advertising effect. Journal
of Cleaner Production, 242, 118294.
https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2019.118294
Lai, K., & Li, X. (2016). Tourism destination image:
Conceptual problems and definitional solutions. Journal of Travel Research,
55(8), 1065�1080. https://doi.org/10.1177/0047287515619693
Lee, J., & Hong, I. B. (2016). Predicting positive user
responses to social media advertising: The roles of emotional appeal,
informativeness, and creativity. International Journal of Information
Management, 36(3), 360�373.
https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2016.01.001
Nugraha, D. S. (2024). Ciri Morfosintaktis Afiks Derivasional
{Ber-} dalam Konstruksi Verba Deadjektival Bahasa Indonesia. Ranah: Jurnal
Kajian Bahasa, 13(1), 1�16. https://doi.org/10.26499/rnh.v13i1.6041
�sterle, B., Kuhn, M. M., & Henseler, J. (2018). Brand
worlds: Introducing experiential marketing to B2B branding. Industrial
Marketing Management, 72, 71�98.
https://doi.org/10.1016/j.indmarman.2018.04.015
Rambe, D. N. S., & Aslami, N. (2021). Analisis strategi
pemasaran dalam pasar global. El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2),
213�223. https://doi.org/10.47467/elmujtama.v1i2.853
Schmitt, B., Brakus, J. J., & Zarantonello, L. (2015).
From experiential psychology to consumer experience. Journal of Consumer
Psychology, 25(1), 166�171.
https://doi.org/10.1016/j.jcps.2014.09.001
Suparna, G., & Gede, I. (2022). Determinan Revisit
Intention Pengunjung Museum Dalam Perspektif Experiential Marketing. Ekuitas
(Jurnal Ekonomi Dan Keuangan), 6(1), 22�42.
https://doi.org/10.24034/j25485024.y2022.v6.i1.4768
Syah, R. F., Fasa, M. I., & Suharto, S. (2021). Analisis
SWOT dalam Strategi Pemasaran Produk Perbankan Syariah di Indonesia. Al-Kharaj:
Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah, 3(3), 396�416.
https://doi.org/10.47467/alkharaj.v4i1.364
Tang, Z. (2015). An integrated approach to evaluating the
coupling coordination between tourism and the environment. Tourism
Management, 46, 11�19. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2014.06.001
|
� 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |