Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, November 2021, 1 (11), 1538-1544
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i11.227 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
TINJAUAN PEMINJAMAN DAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS
RAWAT JALAN GUNA MENUNJANG EFEKTIFITAS KERJA
Nabila Nur Raihanny Ali1, Irda Sari2
Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Indonesia1, 2
[email protected].id1, irda.sari@piksi.ac.id2
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
19-08-2021
17-11-2021
18-11-2021
Latar Belakang: Pengelolaan rekam medis merupakan salah
satu bentuk dari pelayanan penunjang medis, ketepatan waktu
dalam penyediaan rekam medis merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk menunjang pelayanan yang baik untuk
pasien, namun beberapa hal membuat penyediaan rekam
medis menjadi terlambat
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-
faktor keterlambatan penyediaan rekam medis di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung.
Metode: Penulis menggunakan metode observasi dan
wawancara, populasi dalam penelitian ini adalah 3 petugas
rekam medis dan sampel berupa 20 dokumen rekam medis
dari data yang didapatkan bahwa faktor penyebab
keterlambatan dalam penyediaan rekam medis adalah rekam
medis yang hilang, rusak, dan masih dalam peminjaman.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa Standar
Operasional Prosedur (SOP) belum sesuai. banyak ditemukan
adanya dokumen rekam medis yang salah letak dan rak yang
tidak dapat menyimpan rekam medis karena terlalu penuh dan
map rekam medis yang mudah rusak. Hal ini dikarenakan
kelalaian petugas dan kurangnya pengetahuan dan tidak
adanya evaluasi yang dilakukan dalam melakukan
penyimpanan dokumen rekam medis
Kesimpulan: Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung telah
memiliki kebijakan tentang penyimpanan rekam medis yang
diatur secara lengkap. Sehingga petugas dalam melaksanakan
penyimpanan rekam medis memiliki pedoman yang sesuai
dengan kebijakan yang telah ditetapkan yaitu penyimpanan
rekam medis menggunakan sistem sentralisasi dan
penjajarannya secara terminal digit filing. Dari segi
pelaksanaannya petugas sudah melakukan penyimpanan
rekam medis sesuai dengan kebijakan yang telah dibuat.
Kata kunci: rekam medis; keterlambatan; penyediaan.
Abstract
Background: Medical record management is one form of
medical support services, timeliness in providing medical
records is a very important thing to support good service for
patients, but several things make the provision of medical
records late.
Nabila Nur Raihanny Ali, Irda Sari /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1538-1544
Tinjauan Peminjaman dan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Jalan Guna Menunjang
Efektifitas Kerja
1539
Objective: This study aims to analyze the factors of delay in
providing medical records at the Muhammadiyah Hospital
in Bandung.
Methods: The author uses observation and interviews, the
population in this study were 3 medical record officers and a
sample of 20 medical record documents from the data
obtained that the factors causing delays in providing
medical records were medical records that were lost,
damaged, and still on loan.
Results: The results showed that the Standard Operating
Procedure (SOP) was not appropriate. Many medical record
documents were found that were misplaced and shelves that
could not store medical records because they were too full
and medical record folders were easily damaged. This is due
to the negligence of officers and lack of knowledge and there
is no evaluation carried out in storing medical record
documents.
Conclusion: Bandung Muhammadiyah Hospital already has
a policy regarding the storage of medical records that is
fully regulated. So that officers in carrying out medical
record storage have guidelines that are in accordance with
established policies, namely medical record storage using a
centralized system and its alignment by terminal digit filing.
In terms of implementation, officers have stored medical
records in accordance with the policies that have been
made.
Keywords: medical record; lateness; provision.
*Correspondent Author: Nabila Nur Raihanny Ali
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang
menyediakan rawat inap dan rawat jalan, oleh karena itu pelayanan yang berkualitas
merupakan suatu keharusan dan mutlak dipenuhi oleh suatu rumah sakit. Salah satu upaya
dalam meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat adalah meningkatkan
kinerja rumah sakit secara profesional dan mandiri (Ulfa, 2017).
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien
pada sarana pelayanan kesehatan peraturan Menteri Kesehatan No.
269/MENKES/III/2008 tentang rekam medis, pasal 10 ayat (1) bahwa berkas rekam
medis mengandung nilai kerahasiaan yang harus dijaga karena di dalam rekam medis
mengandung riwayat pengobatan pasien dari awal hingga akhir (Permenkes, 2008). Maka
dari itu rumah Sakit berkewajiban menjaga keamanan dan kerahasiaan dokumen rekam
medis (Buamona, 2015).
Peminjaman dokumen rekam medis di rumah sakit digunakan untuk keperluan
internal ataupun eksternal yang meliputi keperluan dalam aspek kegunaan dokumen
rekam medis seperti aspek administrasi, medis, hukum, keuangan, penelitian, dan
pendidikan. Oleh karena itu, rumah sakit perlu memiliki prosedur tetap tentang
Nabila Nur Raihanny Ali, Irda Sari /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1538-1544
Tinjauan Peminjaman dan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Jalan Guna Menunjang
Efektifitas Kerja
1540
peminjaman dokumen rekam medis yang bertujuan untuk melindungi kerahasiaan isi
dokumen rekam medis termasuk bila dokumen rekam medis rusak, hilang dan digunakan
oleh pihak yang tidak bertanggungjawab maka hal tersebut menjadi tanggung jawab
penuh petugas rekam medis (RI, 2006). Keberhasilan sistem rekam medis disuatu
rumah sakit merupakan sebuah representasi dari kualitas pelayanan publik,
terutama dalam pelayanan kesehatan. Keberhasilan yang ini dicapai tentunya adalah
sebuah eksekusi kerja yang berorientasi pada hasil-hasil efektif (Fitriani & Hidayati,
2021). Guna menjaga kerahasiaan rekam medis, diperlukan ruang penyimpanan yang
memenuhi ketentuan dalam menjaga keamanan dan kerahasiaan. Ruang penyimpanan
dapat dikatakan baik apabila ruangan tersebut menjamin keamanan dan terhindar dari
ancaman kehilangan, kelalaian, bencana alam dan segala sesuatu yang dapat
membahayakan berkas rekam medis tersebut (Hariyati, 2017). Oleh sebab itu cara
penyimpanan harus diatur sedemikian rupa sehingga terjaga kerahasiaannya dan
memperoleh atau mencari kembali untuk disediakan guna pelayanan pasien yang pernah
berobat (Agustina, 2018). Menyangkut sarana pelayanan kesehatan yang bersangkutan
untuk mempermudah pengambilan berkas rekam medis yaitu dengan menatanya
berdasarkan nomor rekam medis yang ditempatkan pada blokblok nomor tertentu. Guna
mempermudah pengambilan dan penyimpanan nya kembali disarankan petugas rekam
medis menggunakan kartu petunjuk keluar (tracer/out guide). Berdasarkan hasil
penelitian yang penulis lakukan terlihat bahwa rumah sakit belum memenuhi SOP yang
ada, peminjaman rekam medis yang telah ditetapkan bahwa rekam medis pelayanan rawat
jalan dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) wajib dikembalikan maksimal 1x24 jam
sedangkan rekam medis rawat inap wajib dikembalikan maksimal 2x24 jam (Safitri &
Dyah, 2013).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada
3 petugas rekam medis di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Penulis menggunakan
20 dokumen rekam medis sebagai sampel. Peminjaman dan penyimpanan dokumen
rekam medis di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung masih kurang baik. Terdapat 3
ruang penyimpanan, sehingga keamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis di ruang
penyimpanan belum memenuhi prosedur yang ditentukan. Penulis menemukan masalah
dalam penyimpanan rekam medis yaitu tidak adanya tracer pada saat pengambilan rekam
medis, dan masih ada berkas rekam medis yang rusak atau robek dikarenakan ruang
penyimpanan yang sangat padat dikarenakan kurangnya rak penyimpanan sehingga
memperlambat petugas dalam menyediakan rekam medis untuk pelayanan.
Berdasarkan dari pembahasan diatas penulis tertarik untuk membahas yang
terjadi dalam peminjaman dan penyimpanan dokumen rekam medis di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif
(Sugiyono, 2014). Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
observasi dan wawancara. Sebagai langkah awal penelitian terhadap pelaksanaan sistem
penyimpanan rekam medis yang peneliti lakukan pada bulan Mei 2021 kepada 3 petugas
rekam medis dan menggunakan 20 dokumen rekam medis Penelitian dilakukan di Rumah
Sakit Muhammadiyah Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah 3 petugas rekam
medis di bagian penyimpanan Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung. Sampel dalam
penelitian ini adalah 20 dokumen rekam medis di ruang penyimpanan Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung.
Nabila Nur Raihanny Ali, Irda Sari /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1538-1544
Tinjauan Peminjaman dan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Jalan Guna Menunjang
Efektifitas Kerja
1541
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Keterlambatan pengembalian rekam medis ke bagian assembling dapat
mengganggu pelayanan. Khususnya keterlambatan pengembalian rekam medis oleh
bagian casemix ke bagian assembling sangat berpengaruh untuk pasien. Ketika pasien
mendaftar, petugas mencari rekam medisnya namun tidak ditemukan dan petugas harus
menghubungi bagian casemix untuk mengetahui keberadaan rekam medis (Mahendra,
2019). Selanjutnya, jika rekam medis tersebut dikonfirmasi berada di ruangan casemix,
petugas casemix akan mencari dan mengantarkan rekam medis yang dibutuhkan ke ruang
rekam medis. Hal tersebut sangat mempengaruhi pelayanan karena membutuhkan waktu
untuk mencari dan mengantarkannya.
Pada bulan Mei 2021 penulis mendapatkan 10 dokumen rekam medis yang
terlambat untuk mengembalikannya data disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 1. Hasil Observasi Keterlambatan Pengembalian Dokumen Rekam Medis
Pada Bulan Mei 2021
No
No RM
Tanggal
Masuk
Tanggal
Kembali
Keterlambatan
1
234887
01/05/2021
17/05/2021
5 Hari
2
174704
01/05/2021
13/05/2021
2 Hari
3
225742
07/05/2021
16/05/2021
2 Hari
4
234910
10/05/2021
19/05/2021
3 Hari
5
188731
13/05/2021
24/05/2021
6 Hari
6
144731
13/05/2021
26/05/2021
4 Hari
7
234486
16/05/2021
25/05/2021
1 Hari
8
232312
17/05/2021
28/05/2021
7 Hari
9
192039
18/05/2021
31/05/2021
5 Hari
10
158754
19/05/2021
27/05/2021
1 Hari
Berdasarkan tabel 1 diatas masih ada keterlambatan pengembalian dokumen
rekam medis akibat di pinjam. Keterlambatan pengembalian rekam medis paling lama
adalah 7 hari. Sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) peminjaman rekam
medis yang telah ditetapkan bahwa rekam medis pelayanan rawat jalan dan Instalasi
Gawat Darurat (IGD) wajib dikembalikan maksimal 1x24jam sedangkan rekam medis
rawat inap wajib dikembalikan maksimal 2x24jam.
Guna mengidentifikasi ketidak tersediaan rekam medis rawat jalan, peneliti juga
melakukan wawancara kepada 3 petugas rekam medis, berikut hasil wawancara:
Tabel 2. Wawancara Petugas Rekam Medis
No
Subjek Penelitian
Keterangan
1
Petugas 1
“Yang menjadi penyebab keterlambatan penyediaan rekam
medis karena kurangnya fokus saat penyimpanan rekam
medis ke rak, ketika butuh rekam medis tersebut kita harus
terlebih dahulu dan biasanya itu waktu cukup lama”
2
Petugas 2
“Saat ada permintaan rekam medis dan saya mencarinya
seringkali rekam medisnya tidak dapat ditemukan (misfile),
dipinjam oleh casemix tetapi belum kembali, atau salah susun
saat penyimpanan”
Nabila Nur Raihanny Ali, Irda Sari /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1538-1544
Tinjauan Peminjaman dan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Jalan Guna Menunjang
Efektifitas Kerja
1542
3
Petugas 3
“Saat melakukan pencarian sering memakan waktu karena
adanya 3 ruangan penyimpanan yang terpisah”
Berdasarkan tabel 2 diatas merupakan hasil wawancara, dapat disimpulkan
bahwa masih ada kesalahan penyimpanan rekam medis yang terjadi karena ketidaktelitian
petugas saat melakukan penyimpanan rekam medis (human error). Sehingga, saat ada
permintaan rekam medis dan petugas pencari rekam medis yang dibutuhkan atau diminta
tidak dapat ditemukan (misfile). Didapatkan beberapa kali saat adanya permintaan rekam
medis rawat jalan dari bagian pendaftaran atau poliklinik rekam medis yang dibutuhkan
tidak ada di tempatnya, karena belum kembalinya dokumen rekam medis tersebut ke
ruang penyimpanan atau terjadinya misfile.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung pada bulan Mei 2021, penulis mengumpulkan data yang telah disajikan dengan
tabel berikut:
Tabel 2. Hasil observasi penghambat penyediaan dokumen rekam medis pada bulan
Mei 2021
No
Nomor Rekam Medis
Misfile (Rekam Medis)
Rusak (Rekam Medis)
1
110127
-
2
156387
-
3
093467
-
4
056843
-
5
216696
6
206072
-
7
051231
-
8
237437
-
-
9
153072
-
-
10
054376
-
-
11
015083
-
12
209901
-
13
114357
-
14
198558
-
-
15
014133
-
-
16
125023
-
-
17
226554
-
-
18
220617
-
-
19
123424
-
-
20
044552
-
Berdasarkan dari tabel 2 diatas terlihat masih banyak dokumen rekam medis yang
misfile karena kurangnya ketelitian petugas dan tidak adanya tracer sebagai alat bantu
untuk melakukan penyimpanan, dan masih terdapat dokumen rekam medis yang robek
atau rusak dikarenakan rak penyimpan yang terlalu penuh.
B. Pembahasan
Mengenai penyelenggaraan rekam medis kegiatan penyimpanan dan penjajaran
dokumen rekam medis telah menggunakan prosedur tetap. Penyimpanan dokumen rekam
medis baik rawat jalan, rawat inap, maupun gawat darurat disimpan di ruangan yang
sama. kemudian dilakukan penjajaran dokumen rekam medis baik rawat jalan, rawat inap,
maupun gawat darurat dengan sistem penjajaran secara Terminal Digit Filing (TDF). Hal
Nabila Nur Raihanny Ali, Irda Sari /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1538-1544
Tinjauan Peminjaman dan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Jalan Guna Menunjang
Efektifitas Kerja
1543
ini telah sesuai dengan prosedur tetap tentang penyimpanan dan penjajaran yang disahkan
oleh direktur rumah sakit.
Adapun pelaksanaan peminjaman dokumen rekam medis baik rawat jalan, rawat
inap, maupun gawat darurat yang selesai digunakan untuk kebutuhan pasien atau internal
rumah sakit. Penyimpanan dokumen rekam medis yang telah selesai digunakan harus
segera dikembalikan, lalu petugas rekam medis menerima buku serah terima dari petugas
Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, Unit Gawat Darurat yang berisi tanggal peminjaman,
nomor rekam medis dan nama pasien.
Petugas rekam medis harus menandatangani buku serah terima tersebut sebagai
bukti bahwa dokumen rekam medis telah dikembalikan. Sedangkan dokumen rekam
medis yang telah selesai digunakan untuk kepentingan eksternal rumah sakit. Petugas
yang meminjam menyerahkan dokumen rekam medis yang telah selesai digunakan
kepada petugas Filing dengan mengisi buku pinjam yang berisi tanggal peminjaman,
nomor rekam medis, nama pasien dan tanggal pengembalian, selanjutnya petugas Filing
menandatangani buku pinjam tersebut sebagai bukti bahwa dokumen rekam medis telah
dikembalikan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada 3 petugas
rekam medis pada saat melakukan peminjaman dan penyimpanan dokumen rekam medis,
petugas menjelaskan masih ada dokumen rekam medis yang tidak berada pada tempatnya
(misfile). Dokumen rekam medis yang salah letak pada rak penyimpanan baik rawat jalan,
rawat inap, maupun gawat darurat dapat menghambat pencarian dokumen. Hal ini terjadi
karena kurangnya ketelitian petugas dalam melakukan penyimpanan dan tidak
digunakannya tracer pada saat pengambilan dokumen rekam medis, sehingga pada saat
penyimpanan tidak ada alat bantu sebagai pedoman dalam penyimpanan dokumen rekam
medis kembali. Selain itu tidak adanya penyisiran dokumen rekam medis dikarenakan
terbatasnya waktu dan jumlah petugas rekam medis sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya misfile sehingga menghambat penyimpanan dan pencarian dokumen rekam
medis.
KESIMPULAN
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung telah memiliki kebijakan tentang
penyimpanan rekam medis yang diatur secara lengkap. Sehingga petugas dalam
melaksanakan penyimpanan rekam medis memiliki pedoman yang sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan yaitu penyimpanan rekam medis menggunakan sistem
sentralisasi dan penjajarannya secara terminal digit filing. Dari segi pelaksanaannya
petugas sudah melakukan penyimpanan rekam medis sesuai dengan kebijakan yang telah
dibuat.
Manfaat dari kebijakan penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung yaitu dapat mempermudah petugas dalam penyimpanan dan
pengambilan kembali rekam medis karena sudah memiliki pedoman. Hal tersebut sudah
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 dimana standar prosedur operasional memberikan langkah yang
benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan
dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar
profesi (Permenkes, 2007).
Dalam pelaksanaan penyimpanan rekam medis baik rawat jalan, rawat inap dan
gawat darurat sudah sesuai dengan kebijakan yaitu secara sentralisasi dan penjajarannya
secara terminal digit filing. Hal ini sudah sesuai menurut Depkes RI yang menyatakan
bahwa berkas rekam medis sebaiknya menggunakan sentralisasi karena secara teori cara
Nabila Nur Raihanny Ali, Irda Sari /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1538-1544
Tinjauan Peminjaman dan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Jalan Guna Menunjang
Efektifitas Kerja
1544
sentralisasi lebih baik dari pada desentralisasi sehingga berkas rekam medis tersimpan
dalam satu kesatuan (Wahyuni, 2021).
Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung telah memiliki prosedur tetap tentang
penyimpanan dan penjajaran dokumen rekam medis yang disahkan oleh direktur rumah
sakit. Dalam penerapan sistem penyimpanan dokumen rekam medis baik rawat jalan,
rawat inap, maupun gawat darurat telah dilakukan secara desentralisasi dan disejajarkan
dengan sistem Terminal Digit Filing (TDF) serta telah diberlakukan penerapan kode
warna, akan tetapi masih ditemukan adanya kejadian salah letak dokumen rekam medis
(misfile). Hal ini dikarenakan petugas kurang teliti dalam melakukan penyimpanan dan
tidak digunakannya tracer pada saat pengambilan dokumen rekam medis, sehingga saat
penyimpanan tidak ada alat bantu sebagai pedoman dalam penyimpanan dokumen rekam
medis kembali.
BIBLIOGRAFI
Agustina, Nawang Bekti. (2018). Gambaran Umum Sistem Penyimpanan Berkas Rekam
Medis Di RumahSakit Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2018.
Buamona, Hasrul. (2015). Tanggung jawab pidana dokter dalam kesalahan medis. HB
and Partners.
Fitriani, Nori Laelatul, & Hidayati, Meira. (2021). Analisis Sistem Penyimpanan Rekam
Medis Rawat Jalan Guna Menunjang Efektivitas Kerja di Rumah Sakit Islam
Assyifa. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(9), 11701176.
Hariyati, Fitri. (2017). Upaya Instalasi Rekam Medis Dalam Menjaga Keamanan dan
Kerahasiaan Berkas Rekam Medis di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Mahendra, Mahendra. (2019). Analisis Pelaksanaan Rekam Medis Pasien Rawat Inap Di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Rasidin Padang Tahun 2018. Universitas Andalas.
Permenkes. (2007). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/MenKes/Per/IV/2007 Tentang Izin Praktik Dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007.
Permenkes, R. I. (2008). No 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta:
Menteri Kesehatan Reupublik Indonesia.
RI, Depkes. (2006). Pedoman Penyelenggaraan & Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit
di Indonesia Revisi II. REVISI II.
Safitri, Dina, & Dyah, E. (2013). Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Missfile di Bagian
Filing Rumah Sakit Islam Kendal Periode 2013. Jurnal. Http://Ir. Obihiro. Ac. Jp/.
Pdf (4 Maret 2020).
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (12th, Cetaka ed.).
Bandung: CV Alfabeta.
Ulfa, Henny Maria. (2017). Standar Pelayanan Minimal Waktu Tunggu di Pendaftaran
Pasien Rawat Jalan di RSUD Petala Bumi Provinsi Riau. Photon: Jurnal Sain Dan
Kesehatan, 8(01), 5761.
Wahyuni, Sari. (2021). Sistem Pelaksanaan Penyimpanan Rekam Medis di Kilinik
Pratama Bakti Timah Pangkalbalam. Jurnal Health Sains, 2(9), 12551262.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).