Indra Lesmana, Mas Rinaldo, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1516-1524
Analisis Pelaksanaan Retensi Rekam Medis Guna Menghindari Penumpukan Rekam
Medis Inaktif di RS X
1518
medis baik rawat jalan, rawat inap maupun gawat darurat disimpan karena rekam medis
pasien bersifat rahasia dan mempunyai aspek hukum maka keamanan fisik menjadi
tanggung jawab rumah sakit, sedangkan aspek dari rekam medis merupakan milik pasien
(Ritonga & Wannara, 2020).
Pelaksanaan penyimpanan berkas rekam medis berpedoman pada standar
operasional prosedur tentang penyimpanan berkas rekam medis di ruang penyimpanan.
Sebab hal itu, pemeliharaan dan pengawasan rekam medis dilakukan secara maksimal.
Namun, penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis masih dilakukan sesuai dengan
petunjuk buku (Salsabila, Syahidin, & Hidayati, 2021). Ruang penyimpanan (filing)
merupakan tempat berkas rekam medis rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat disimpan
dengan metode tertentu pelaksanaan retensi rekam medis (Wati & Pujihastuti, 2011).
Retensi adalah proses memilih berkas rekam medis untuk memisahkan berkas
rekam medis aktif ke inaktif sesuai jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis. Dalam
pelaksanaan retensi petugas melihat jadwal retensi arsip (JRA) sebagai pedoman untuk
menentukan jangka waktu penyimpanan berkas rekam medis (Betri, 2020). Berkas rekam
medis disimpan sekurang-kurangnya 5 tahun setelah dilihat dari terakhir pasien berobat.
Pelaksanaan retensi bisa dilakukan setiap hari, setiap bulan maupun tahunan. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi jumlah berkas rekam medis yang ada dan untuk menghindari
bertambahnya berkas rekam medis setiap harinya maka perlu adanya retensi berkas rekam
medis (Latuconsina, Dewi, & Susantyo, 2019).
Pelaksanaan retensi dengan cara memilih berkas rekam medis yang memiliki nilai
guna seperti resume, informed consent, lembar operasi, lembar kematian dan lembar
identitas bayi. Lembar yang memiliki nilai guna akan disimpan dan di scanner sedangkan
berkas rekam medis yang tidak memiliki nilai guna akan ditumpuk diberkas rekam medis
inaktif kemudian akan dilakukan pemusnahan rekam medis (Zulmi, 2016).
Permasalahan berdasarkan data yang peneliti temukan di RS X tersebut :
- Kekurangan tempat penyimpanan rekam medis (Filing)
- Tidak adanya Scanner
Berdasarkan survei awal pada tanggal 26 juli 2021 di Unit Rekam Medis RS X
melalui wawancara Kepala Instalasi Rekam Medis bahwa RS X sudah melakukan retensi
pada tahun 2020 kemarin. Data Kunjungan Pasien di RS X dari tahun 2016 sampai 2019
di RS X yang mengalami peningkatan jumlah kunjungan setiap tahun, sedangkan dari tahun
2020 terakhir mengalami penurunan jumlah kunjungan. Berdasarkan data kunjungan
pasien dapat diketahui bahwa pada tahun 2016 sampai tahun 2017 mengalami peningkatan
jumlah kunjungan sebanyak 17.605 pasien, tahun 2018 mengalami peningkatan jumlah
kunjungan sebanyak 7.439 pasien, tahun 2019 mengalami peningkatan jumlah kunjungan
sebanyak 6.354 pasien, dan tahun 2020 mengalami penurunan jumlah kunjungan sebanyak
36.271 pasien.
Tujuan Penelitian ini adalah Mengidentifikasi Pelaksanaan Retensi Berkas Rekam
Medis Di RS X. Dapat diketahui bahwa terdapat jumlah kunjungan terendah pada tahun
2020 dan jumlah kunjungan tertinggi pada tahun 2019. Jumlah kunjungan setiap tahun
mencapai rata-rata (Median) 205 pasien dan dapat menyebabkan rak penyimpanan aktif
tidak bisa menampung berkas lagi jika tidak dilakukan retensi. Data kunjungan pasien
dapat mempengaruhi penyimpanan rak berkas rekam medis aktif dimana hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Apriliani, Muflihatin, & Muna, 2020) yang
menyatakan bahwa data kunjungan dapat diketahui total pertambahan berkas rekam medis
baru pertahun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas rekam medis di RS X, rekam medis
tersebut disimpan di ruangan khusus dengan rak penyimpanan terbatas yang terbagi
menjadi rak penyimpanan aktif dan rak penyimpanan inaktif. Berkas rekam medis tersebut
tidak akan selamanya disimpan dirak penyimpanan aktif, karena akan terjadi penumpukan
berkas rekam medis dirak tersebut. Rekam medis harus disimpan sesuai dengan peraturan