Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, November 2021, 1 (11), 1476-1481
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i11.225 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
ANALISIS PENGUNJUNG PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT
DUSTIRA PRE AND POST SEBAGAI RUMAH SAKIT RUJUKAN
COVID-19
Dina Nur Haliza1, Dina Sonia2
Politeknik Piksi Ganesha Bandung1, 2
Dinanurhaliza0003@gmai.com1; nasoniaonya.ds@gmail.com2
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
29-07-2021
17-11-2021
18-11-2021
Latar Belakang: Pada Desember 2019 lalu, di kota Wuhan,
Tiongkok, telah terjadi peristiwa luar biasa atas kasus radang
paru-paru atau dalam istilah medis disebut Pneumonia yang
di sebabkan oleh virus yang belum pernah dikenal
sebelumnya,, yang kini virus itu dikenal Novelcorona Virus.
Sementara itu, Rumah Sakit Dustira yang menjadi salah satu
Rumah Sakit rujukan COVID-19. Berdasarkan penelitian
banyaknya pasien COVID-19 yang dirujuk ke Rumah Sakit
Dustira sehingga jumlah pengunjung pasien rawat jalan di
Rumah Sakit Dustira setelah menjadi Rumah Sakit rujukan
COVID-19 sangat menurun.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan apakah ada hubungannya jumlah
pengunjung pasien rawat jalan di Rumah Sakit Dustira
setelah Rumah Sakit Dustira menjadi Rumah Sakit rujukan
COVID-19.
Metode: Penulis menggunakan metode penelitian kuntitatif
dalam proses penelitian dan dengan pendekatan deskriptif.
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan
sumber data primer dan data sekunder.
Hasil: Hasil penelitian grafik menunjukan adanya penurunan
pada pengunjung pasien rawat jalan sudah terjadi dari tahun
2018 dimana jumlah pengunjung ada 349.117, tahun 2019
295.680, dan tahun 2020 118.307 pasien, bukan karena
Rumah Sakit Dustira sebagai Rumah Sakit rujukan COVID-
19. Dari hasil wawancara penulis menemukan jawaban
bahwa kebijakan sistem regional yang ditetapkan oleh BPJS
lah yang menjadi alasan Rumah Sakit Dustira mengalami
penurunan jumlah Pengunjung pasien rawat jalan.
Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai
Rumah Sakit rujukan COVID-19 tidak menjadikan Rumah
Sakit Dustira mengalami penurunan jumlah pengunjung
pasien rawat jalan, dalam sesi wawancara penulis
menemukan jawaban bahwa kebijakan sistem regional yang
ditetapkan oleh BPJS lah yang menjadi alasan Rumah Sakit
Dustira mengalami penurunan jumlah pengunjung pasien
rawat jalan, Rumas Sakit Dustira sebagai Rumah Sakit
rujukan COVID-19 tidak memberi pengaruh terhadap
Dina Nur Haliza, Dina Sonia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1476-1481
Analisis Pengunjung Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Dustira Pre and Post Sebagai
Rumah Sakit Rujukan COVID-19
1477
jumlah pengunjung pasien rawat jalan berarti untu H0
diterima dan H1 ditolak
Kata kunci: rekam medis; rumah sakit rujukan; COVID-19;
pengunjung rawat jalan.
Abstract
Background: Last December 2019, in the city of Wuhan,
China, there was an extraordinary event of pneumonia
caused by a virus from a large family of corona viruses, but
this virus has never been known before, so it is called
corona. new type or Novel Corona Coronavirus. Dustira
Hospital is one of the COVID-19 referral hospitals. Based
on research, the number of COVID-19 patients who were
referred to Dustira Hospital so that the number of
outpatient visitors at Dustira Hospital after becoming a
COVID-19 referral hospital greatly decreased.
Objective: This study aims to explain or describe whether
there is a relationship between the number of outpatient
visitors at Dustira Hospital after Dustira Hospital became
a COVID-19 referral hospital.
Methods: The author uses a quantitative research method
in the research process and with a descriptive approach.
The author uses data collection techniques with primary
data sources and secondary data.Results: The results of the
graphic study show that a decrease in outpatient visitors
has occurred since 2018 where there were 349,117 visitors,
in 2019 295.680, and in 2020 118.307, not because of
Dustira Hospital as a COVID-19 referral hospital. From
the results of the interview, the author found the answer that
the regional system policy set by BPJS was the reason
Dustira Hospital experienced a decrease in the number of
outpatient visitors.
Conclusion: The conclusion of this study is that as a
COVID-19 referral hospital, Dustira Hospital does not
experience a decrease in the number of outpatient visitors,
in the interview session the author found the answer that the
regional system policy set by BPJS was the reason Dustira
Hospital experienced a decrease in the number of patients.
outpatient visitors, Dustira Hospital as a referral hospital
for COVID-19 has no effect on the number of outpatient
visitors, it means that H0 is accepted and H1 is rejected
Keywords: medical record; referral hospital; COVID-19;
outpatient visitors.
*Correspondent Author: Dina Nur Haliza
Email: Dinanurhaliza0003@gmai.com
PENDAHULUAN
Era postmodern ini, sejarah kembali berulang, hampir dapat dipastikan seluruh
Negara di dunia digemparkan oleh penyakit menular dengan jenis penyakit pneumonia
Dina Nur Haliza, Dina Sonia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1476-1481
Analisis Pengunjung Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Dustira Pre and Post Sebagai
Rumah Sakit Rujukan COVID-19
1478
(Lukman & Malik, 2020). Penyakit ini pertama kali muncul di pasar hewan kota Wuhan
provinsi Hubei Tiongkok yang dilaporkan oleh WHO China country office pada 31
Desember 2009 yang lalu (Oktaviani, 2021).
Tidak hanya di Tiongkok ditemukan pula sebanyak 98 kasus yang terjadi di luar
Tiongkok yang tersebat di 18 negara. Singkatnya, berangkat dari situasi tersebut, WHO
pada tanggal 30 Januari 2020 menetapkan virus penyebab pneumonia yang muncul di
Wuhan-Tiongkok sebagai Public Health Emergency of International Concern
(PHEIC)/Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) dan
kemudian pada tanggal 12 Februari 2020, WHO (World Health Organization) secara resmi
mengumumkan penamaan baru virus penyebab pneumonia yang menyebar secara cepat itu
dengan nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan
nama penyakitnya adalah Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) (Nabila, 2021).
Indonesia sempat menempati peringkat ke-2 Negara terbanyak di Asia Tenggara
setelah Singapura dan sebelum Filipina (Wulandari, 2021). Riwayat angka kematian,
Indonesia pernah tercatat di peringkat ke-5 terbanyak di Asia. Namun, angka kematian
diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan, lantaran tidak dihitung kasus
kematian dengan gejala COVID-19 akut yang belum di konfirmasi atau di tes
(Megakartikaningtyas, 2021). Bahkan, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo pada
10 Maret 2020, agar Indonesia lebih serius dalam menangani pandemic COVID-19 (Launa,
2020). Pemerintah Indonesia lalu menyiapkan Rumah Sakit rujukan infeksi virus corona
di 34 provinsi. Penetapan Rumah Sakit tersebut berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan
RI Nomor HK.01.07/MENKES/169/2020 tentang penetapan Rumah Sakit rujukan
penanggulangan penyakit infeksi Emerging tertentu. Di mana pada menetapkan bagian ke
satu bahwa menetapkan rumah sakit rujukan penanggulangan penyakit infeksi emerging
tertentu sebagimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari keputusan menteri ini (HK, 2020). Salah satu dari list rumah sakit tersebut adalah
RumKit TK II 03.05.01 Dustira.
Sesuai dalam undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan serta paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat (Indonesia, 2009). Rumah sakit memiliki berbagai bentuk pelayanan,
salah satunya yaitu pelayanan rawat jalan. Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada
seorang pasien dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan untuk tujuan pengamatan, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien
tersebut di rawat inap (Ismawati, Yulianti, & Sari, 2021).
Upaya untuk meningkatkan pelayanan yang dilakukan oleh Rumah Sakit
adalah dengan menyelenggarakan berbagai unit sebagai pelakasana program-program
untuk tercapainya pelayanan berkualitas. Salah satu indikator pelayanan yang
berkualitas adalah dengan tercapainya tertib administrasi yang dapat dilihat dari
sistem pengelolaan rekam medis yang baik. Rumah sakit membutuhkan unit-unit
pembantu untuk menjalankan tugasnya, diantaranya adalah unit rekam medis (Budi, 2011).
Rumah Sakit Dustira merupakan salah satu Rumah Sakit rujukan COVID-19.
Berdasarkan penelitian banyaknya pasien COVID-19 yang dirujuk ke Rumah Sakit Dustira
sehingga jumlah pengunjung pasien rawat jalan di Rumah Sakit Dustira setelah menjadi
Rumah Sakit rujukan COVID-19 mengalami penurunan. Pada tahun 2018 jumlah
pengunjung ada 349.117 pasien, tahun 2019 ada 295.680 dan pada tahun 2020 ada 188.307
pasien. Urgensi penelitian ini adalah penulis ingin menganalisis minat pasien berobat
terhadap rumah sakit yang menjadi rujukan COVID-19. Berdasarkan hal-hal serta fakta di
Dina Nur Haliza, Dina Sonia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1476-1481
Analisis Pengunjung Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Dustira Pre and Post Sebagai
Rumah Sakit Rujukan COVID-19
1479
atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengunjung Pasien Rawat
Jalan di Rumah Sakit Dustira Pre And Post Sebagai Rumah Sakit Rujukan COVID-19.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan dengan pendekatan deskriptif.
Dimana penelitian kuantitatif jenis penelitian yang dapat dicapai (diperoleh) dengan
menggunakan prosedur-prosedur secara statistik atau cara lainnya dari suatu kuantifikasi
(pengukuran). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui sumber data primer
dan data sekunder. Sumber data primer didapatkan penulis langsung dari objek penelitian
yang diteliti dengan cara wawancara dan observasi. Pada sumber data sekunder, penulis
mengumpulkan data dengan cara melalui Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara (interview), pengamatan (observasi), studi pustaka (Timotius, 2017).
Populasi pada penelitian ini populasinya yakni data pengunjung pasien rawat jalan.
Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah jumlah pengunjung pasien rawat jalan dari
triwulan pertama tahun 2018 sampai triwulan pertama tahun 2021. Teknik yang digunakan
yaitu teknik simple random sampling. Hipotesis yang akan di uji dalam penelitian ini adalah
ada atau tidaknya pengaruh sigmifikan dari Rumah Sakit Dustira sebagai Rumah Sakit
rujukan COVID-19 terhadap jumlah pengunjung pasien rawat jalan, jika tidak terdapat
pengaruh yang signifikan maka diformulasikan dalam hipotesis Nol (H0) untuk ditolak.
Tetapi apabila ternyata ada pengarus yang signifikan apabila kedua variabel dihipotesiskan,
maka diformulasikan dalam hipotesis alternative (H1), yaitu hipotesis yang diharapkan
untuk diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian mengenai analisis pengunjung pasien rawat jalan di Rumah Sakit
Dustira pre and post sebagai Rumah Sakit rujukan COVID-19. Diperoleh hasil sebagai
berikut.
Adapun data dan informasi dari hasil observasi dan wawancara yang penulis dapatkan
dari staff rekam medis dan INFOKES di Rumah Sakit Dustira :
a. Penurunan jumlah pengunjung pasien rawat jalan disebabkan karena Rumah Sakit
Dustira itu sebagai Rumah Sakit rujukan dan kebijakan sistem regional yang di
terapkan oleh BPJS.
Data
Jumlah Pengunjung Pasien Rawat Jalan
Trw 1 tahun 2018
97.065
Trw 2 tahun 2018
88.990
Trw 3 tahun 2018
91.891
Trw 4 tahun 2018
71.180
Total pengunjung tahun 2018
349.117
Trw 1 tahun 2019
76.874
Trw 2 tahun 2019
69.531
Trw 3 tahun 2019
74.702
Trw 4 tahun 2019
74.573
Total pengunjung tahun 2018
295.680
Trw 1 tahun 2020
71.991
Dina Nur Haliza, Dina Sonia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1476-1481
Analisis Pengunjung Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Dustira Pre and Post Sebagai
Rumah Sakit Rujukan COVID-19
1480
Trw 2 tahun 2020
32.605
Trw 3 tahun 2020
44.536
Trw 4 tahun 2020
39.175
Total pengunjung tahun 2020
188.307
Trw 1 tahun 2021
38.900
b. Berdasarkan tabel 1 di atas merupakan data jumlah pengunjung rawat jalan dari
triwulan pertama tahun 2018 sampai triwulan pertama tahun 2021.
Gambar 1. Grafik Hasil Statistik Deskriptif
B. Pembahasan
Dari grafik hasil penelitian analisis pengunjung pasien rawat jalan rumah sakit
Dustira pre and post sebagai rumah sakit rujukan COVID-19, menunjukan bahwa
penurunan pengunjung pasien rawat jalan bukan akibat dari rumah sakit Dustira sebagai
rumah sakit rujukan COVID-19. Namun ada faktor eksternal atau faktor lain yang
menjadikan pengunjung pasien rawat jalan salah satunya yaitu kebijakan regional BPJS
Kesehatan, yang mana pasien tidak diperkenankan untuk langsung mengunjungi fasilitas
pelayanan yang diinginkan tetapi pasien harus terlebih dahulu mengunjungi fasyankes
tingkat 1/pratama. Karena rumah sakit Dustira tergolong rumah sakit tingkat 3 maka dari
itu alur pelayanan pasien yang menjadikan rumah sakit Dustira mengalami penurunan
pengunjung pasien rawat jalan.
KESIMPULAN
Sebagaimana penelitian di atas disimpulkan tentang Analisis Pengunjung Pasien
Rawat Jalan di Rumah Sakit Dustira Pre and post Sebagai Rumah Sakit Rujukan COVID-
19, yakni H0 diterima dan H1 ditolak yang dapat diterjemahkan bahwa sebagai Rumah
Dina Nur Haliza, Dina Sonia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(11), 1476-1481
Analisis Pengunjung Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Dustira Pre and Post Sebagai
Rumah Sakit Rujukan COVID-19
1481
Sakit rujukan COVID-19 tidak menjadikan Rumah Sakit Dustira mengalami penurunan
jumlah pengunjung pasien rawat jalan. Karena hasil dari grafik sudah menunjukan
penurunan dari tahun 2018 sementara COVID-19 terjadi di tahun 2020 bulan maret. Selain
itu dalam sesi wawancara penulis menemukan jawaban bahwa kebijakan sistem regional
BPJS lah yang menjadi alasan Rumah Sakit Dustira mengalami penurunan jumlah
pengunjung pasien rawat jalan.
BIBLIOGRAFI
Budi, Savitri Citra. (2011). Manajemen unit kerja rekam medis. Yogyakarta: Quantum
Sinergis Media.
HK, Kepmenkes R. I. Nomor. (2020). 01.07. Menkes/169/2020 Concerning the
Establishment of a Reference Hospital for the Prevention of Certain Emerging
Infection Diseases.
Indonesia, P. R. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit.
Ismawati, Indri, Yulianti, Nurul Aulia, & Sari, Irda. (2021). Faktor-Faktor Penyebab
Keterlambatan Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit TK II Dustira
Cimahi. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(7), 80158020.
Launa, Launa. (2020). Banjir Infodemi: Viralitas Akurasi Berita Virologi Dalam Fenomena
Coronavirus Disease. The Source: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(2), 121.
Lukman, Wahyuddin, & Malik, D. A. (2020). COVID-19: Tinjauan Sejarah Virus Dunia
& Kebijakan Hukum Penanganan COVID-19 di Indonesia. GUEPEDIA.
Megakartikaningtyas, Elina. (2021). Tingkat pengetahuan dan perilaku penggunaan kunyit
(Curcuma longa Linn.) pada masyarakat di Desa Beran Kabupaten Ngawi saat
Covid-19. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Nabila, Thasya. (2021). Skripsi Literature Review: Hipertensi Sebagai Komorbid Pada
Pasien COVID-19.
Oktaviani, Hani. (2021). Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan Atas
Kurangnya Alat Pelindung Diri (APD) Dalam Tindakan Penanganan Pasien
COVID-19 di Rumah Sakit" X" dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan. Fakultas Hukum Uiversitas Pasundan.
Timotius, Kris H. (2017). Pengantar Metodologi Penelitian: Pendekatan Manajemen
Pengetahuan untuk Perkembangan Pengetahuan. Penerbit Andi.
Wulandari, Rizky. (2021). Analisis Implementasi Kebijakan Politik Pemerintah Indonesia
dalam Mengantisipasi Sampah Plastik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.