Pengaruh�Edukasi
Penggunaan Wadah Plastik Terhadap Pengetahuan Dan Sikap
Stefania
Martinus Tahu1 , Prita Dhyani Swamilaksita2, Laras Sitoayu3, Nadiah4,
Nazhif Gifari5
Universitas Esa Unggul, Indonesia
[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4
Abstrak |
||
Kawasan Asia menyumbang
plastik terbanyak ke laut setiap
tahunnya, dengan
Indonesia berada di posisi
kedua menghasilkan 1,29 juta ton plastik per tahun. Pada 2022, total sampah
di Indonesia mencapai 34,46 juta
ton, di mana 17,8% berupa plastik.
Penggunaan plastik yang tidak sesuai dapat berisiko pada kesehatan, seperti kanker hati dan gangguan ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi penggunaan wadah plastik terhadap pengetahuan dan sikap responden melalui platform digital. Jenis penelitian
adalah pre-eksperimen dengan desain one group
pretest-posttest. Data dikumpulkan secara daring melalui Google
Form kepada 30 responden dari grup WhatsApp alumni SMA.
Teknik total sampling digunakan dengan
kriteria tertentu, dan analisis data dilakukan menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan
rata-rata skor pengetahuan
responden dari 7,20 �
1,750 (sebelum edukasi) menjadi 8,58 � 0,776 (setelah edukasi) dengan selisih 1,38 (p = 0,001). Rata-rata skor
sikap juga meningkat dari 5,93 � 1,893 menjadi 7,73
� 0,980 dengan selisih
1,8 (p = 0,001). Karakteristik responden
didominasi oleh perempuan
(66,67%), berusia 29 tahun
(50%), berpendidikan sarjana
(66,67%), bekerja di sektor
swasta (80%), dan berpendapatan
di atas UMR NTT (56,67%). Hasil ini
menunjukkan bahwa edukasi berbasis digital efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap responden terhadap penggunaan wadah plastik. Penelitian ini berimplikasi pada pengembangan metode edukasi untuk mengurangi dampak negatif plastik bagi kesehatan dan lingkungan. Kata Kunci: Edukasi, penggunaan wadah plastik, pengetahuan, sikap, whatsapp group Abstrack The Asian region
contributes the most plastic to the ocean every year, with Indonesia in
second place producing 1.29 million tons of plastic per year. In 2022, the
total waste in Indonesia will reach 34.46 million tons, of which 17.8% is
plastic. Improper use of plastic can pose health risks, such as liver cancer
and kidney disorders. This study aims to determine the effect of education on
the use of plastic containers on respondents' knowledge and attitudes through
a digital platform.The
type of research is a pre-experiment with a one group pretest-posttest
design. Data were collected online via Google Form to 30 respondents from the
WhatsApp group of high school alumni. The total sampling technique was used
with certain criteria, and data analysis was carried out using the Wilcoxon Test.The results showed an increase in the average
knowledge score of respondents from 7.20 � 1.750 (before education) to 8.58 �
0.776 (after education) with a difference of 1.38 (p = 0.001). The average
attitude score also increased from 5.93 � 1.893 to 7.73 � 0.980 with a
difference of 1.8 (p = 0.001). The characteristics of respondents were
dominated by women (66.67%), aged 29 years (50%), had a bachelor's degree
(66.67%), worked in the private sector (80%), and had an income above the NTT
UMR (56.67%). These results indicate that digital-based education is
effective in increasing respondents' knowledge and attitudes towards the use
of plastic containers. This study has implications for the development of
educational methods to reduce the negative impacts of plastic on health and
the environment. Keywords: Education, use of plastic containers,
knowledge, attitude, WhatsApp group |
||
|
|
|
|
*Corresponding Author: Stefania
Martinus Tahu
Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Kawasan Asia sebagai
penyumbang plastik ke laut terbanyak
setiap tahunnya dan
Indonesia berada diposisi
ke-2 dengan sampah plastik 1,29 ton/thn
Menurut World Health Organization (WHO), terdapat 5 jenis sampah terbanyak di dunia, yaitu puntung rokok
yang sekitar 6 triliun diproduksi setiap tahun dan lebih dari 90% filternya mengandung plastik, hal ini berarti
ada lebih dari 1 juta ton palstik setiap tahun yang diproduksi dari rokok. Sampah
terbanyak kedua adalah kemasan makanan, kemasan makanan dan minuman menyumbang 146 juta ton per tahun, ketiga adalah
penggunaan kantung plastik, keempat adalah penggunaan sedotan plastic, dan kelima adalah styrofoam
Plastik yang paling banyak digunakan atau diperdagangkan adalah Poli Etilen (PE), Poli Vinyl Chloride (PVC), Poli Provilen (PP),
Poli Styrene (PS), Poli Etilen Teraphatate
(PET)
Penggunaan plastik cukup populer dikalangan
masyarakat sehingga plastik sering digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Penggunaan plastik yang tidak benar berbahaya bagi kesehatan, khususnya pada janin dan anak. Hal ini dikarenakan
plastik mengandung zat tambahan berupa
plasticizers. Zat tambahan ini dapat bermigrasi
ke dalam makanan dan minuman yang dikemas, apalagi dalam keadaan panas
dan berminyak. Masalah ini dapat dihindari
dengan mengetahui penggunaan plastik secara benar menurut
kode dan jenisnya. Edukasi kesehatan merupakan program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang plastik dan penggunaannya sebagai wadah makanan dan minuman
Menurut databoks.katadata.co.id penggunaan
media sosial tahun 2024, di
Indonesia yaitu total penggunanya
sebanyak 191 juta pengguna (73,7% dari populasi) dengan pengguna aktif sebanyak 167 juta pengguna (64,3% dari populasi), dan whatsaap menduduki peringkat ke-4 sebagai platform media sosial terpopuler di Indonesia dengan pengguna sebanyak 116 juta jiwa (45,2% dari populasi) dimana penggunaannya mengalami peningkatan jika dibandingan dengan tahun 2022 hanya 112 juta pengguna. Menurut laporan terbaru We Are Social dalam databoks.katadata.co.id (2024), WhatsApp menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia pada Januari 2024 dari seluruh pengguna
internet di Indonesia yang berusia 16�64 tahun. Whatsapp tidak hanya digunakan
sebagai media informasi dan
komunikasi perorangan, melainkan dapat membuat group agar dapat melakukan komunikasi dengan jumlah yang banyak yaitu berkelompok
(Dahdal, 2020; Hasibuan et al., 2022 dalam Hikmatian. H., et al,
2022).
Hasil penelitian tentang edukasi mengenai plastik oleh
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi pada platform digital terhadap
pengetahuan dan sikap dalam penggunaan wadah plastik.Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur/usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jenis kelamin, mengidentifikasi pengetahuan dan sikap responden tentang plastik, menganalisis perubahan pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian edukasi tentang plastik, dan menganalisis perubahan pengetahuan sikap responden sebelum dan sesudah pemberian edukasi tentang plastik.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kusioner berupa google form di Whatsapp Group alumni SMA Katolik
Suria Atambua Angkatan 51 tahun
2013, dimana pengisian kusioner dilakukan oleh anggota group yang bersedia menjadi responden. Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli � Agustus 2024. Dengan
jumlah responden 30 orang dari 120 populasi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah pre-eksperiment dengan desain one group pretest � posttest. Dalam rancangan ini tidak
ada kelompok pembanding (control), tetapi dilakukan observasi pertama (pre-test) dan dilakukan observasi kedua (post-test) yang memungkinkan peneliti menguji manfaat yang terjadi setelah diberikan intervensi yakni dengan memberikan
atau membagikan power point
tentang plastik.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah teknik total sampling dengan kriteria khusus yang digunakan yaitu: anggota whatsapp group yang bersedia mengisi google form kusioner yang dibagikan, anggota whatsapp group yang bisa mengoperasikan google form, anggota whatsapp group yang aktif terlibat sebagai responden penelitian dan memiliki kelengkapan data sebagai responden.�
Hasil Penelitian dan
Pembahasan:
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi
pada platform digital terhadap
pengetahuan dan sikap dalam penggunaan wadah plastik di whatsapp group alumni
SMA Suria Atambua angkatan 51 tahun 2013. Hasil penelitian didapatkan
bahwa karakteristik umur responden di kisaran 27-30 tahun dengan responden terbanyak pada usia 29 tahun
sebanyak 15 orang (50%), jenis kelamin paling banyak perempuan 20 orang
(66,67%), tingkat pendidikkan
mayoritas: serjana (S1) 66,67% dengan tingkat pendidikkan paling rendah SMA 10%
dan Tingkat pendidikkan paling tinggi S2 (strata 2) 3,33%, pekerjaan mayoritas
swasta sebanyak 80% (24 orang), dan pendapatan lebih banyak diatas UMR NTT/Juli
2024.
Tabel 1. Karakteristik Responden
Responden/subjek dalam penelitian ini adalah
anggota group whatsapp Alumni SMA Suria Atambua angkatan 51 tahun 2013.
Sebanyak 30 orang yang berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.
Berikut hasil data karakteristik responden:
n |
% |
|
Usia�(tahun) |
|
|
27 |
3 |
10 |
28 |
9 |
30 |
29 |
15 |
50 |
30 |
3 |
10 |
Total |
30 |
100% |
Jenis Kelamin
|
|
|
Laki-laki
|
10 |
33,33 |
Perempuan |
20 |
66,67 |
Total |
30 |
100 |
Pendidikkan |
|
|
SMA
|
3 |
10 |
Diploma
(D1,D2,D3) |
6 |
20 |
S1 |
20 |
66,67 |
S2
|
1 |
3,33 |
Total |
30 |
100% |
Pekerjaan� |
|
|
IRT/Tidak
Bekerja |
2 |
6,67 |
Swasta�(wiraswasta, honorer, kontrak, pegawai bank, admin, akuntan, dll/ non PNS) |
24 |
80 |
PNS
|
4 |
13,33 |
Total |
30 |
100% |
Pendapatan�(UMR NTT/Juli 2024) |
|
|
≤
Rp 2.200.000 |
13 |
43,33 |
>
Rp 2.200.000 |
17 |
56,67 |
Total |
30 |
100% |
Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang yang dihitung sejak lahir
sampai sekarang dan dinyatakan dengan tahun. Berdasarkan klasifikasi usia
menurut Kemenkes Kesehatan dalam Al Almin (2017) responden penelitian ini
termasuk dalam klasifikasi usia dewasa awal (26 � 35 tahun). Menurut Yuliani
(2019) dalam Fauzuiah. L. Z., (2023) usia dapat dikatakan sebagai pencetus
untuk timbulnya perilaku, responden yang memiliki umur lebih dewasa akan
memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik daripada responden yang
belum dewasa. Responden dewasa awal termasuk dalam kelompok usia produktif
dimana responden akan lebih aktif mencari informasi baru dan belajar sesuatu
yang baru. Selain itu Notoatmodjo (2010) dalam Yenni F.
S., et al (2020) mengatakan
bahwa semakin bertambahnya usia maka tingkat perkembangan akan berkembang
sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapatkan dan juga pengelaman sendiri.
Usia seseorang juga mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir sesorang. Semakin
bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik dan sikap yang diterapkan
semakin baik. Pada usia 20-35 tahun individu akan lebih berperan aktif dalam
masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi
suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selin itu, kemampuan
intelektual, pemecahan masalah dan kemapuan verbal dilaporkan hampir tidak ada
penurunan pada usia ini.
Jumlah jenis kelamin yang paling banyak didapatkan dalam penelitian ini
adalah Perempuan sebanyak 66,67% dengan jumlah 20 orang. Sedangkan jumlah
responden laki-laki sebanyak 33,33% dengan jumlah 10 orang.
Berdasarkan
Tabel. 1 diketahui bahwa tingkat pendidikan paling rendah yaitu SMA sebanyak
10%, Diploma sebanyak 20%, Serjana(S1) sebanyak 66,67% dan tingkat pendidikan
paling tinggi yaitu Strata 2 (S2) sebanyak 1 orang (3,33%). Tingkat pendidikan
dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang dalam mengatasi suatu
peristiwa. Tingkat pendidikkan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap pengetahuan dan produktifitas sesorang. Makin tinggi tingkat
pendidikkan seseorang dan makin banyak informasi yang diperoleh maka akan makin
baik pula pengetahuan dan produktifitasnya. Seseorang dengan tingkat
pendidikkan yang lebih tinggi akan memberikan peluang motivasi, sikap disiplin,
dan produktifitas yang lebih tinggi (Notoatmodjo, 2010 dalam Septiareni. Y.,
2017).
Jenis pekerjaan yang diperoleh pada penelitian ini mayoritas swasta
(pegawai bank, wiraswasata, bidan, perawat, akuntan, pegawai kantoran, honorer,
pegawai kontrak/ nonpns) dengan jumlah 24 orang dengan persentase 80%,
sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 6,67% dan yang bekerja sebagai PNS
sebanyak 13,33%. Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari yang akan berpengaruh pada orang lain dan bersifat untuk
memenuhi kebutuhan (Sulistyorini, 2022 dalam Fauziah. L. Z., 2023). Tingkat
pekerjaan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang karena secara
langsung maupun tidak langsung lingkungan pekerjaan memberikan pengetahuan dan
pengelaman yang lebih, selain itu seseorang yang bekerja akan memiliki
kesadaran akan pentingya kesehatan diri dan lingkungan (Iroma, 2016 dalam Wara.
M. A., 2018).
Berdasarkan UMR Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2024 sebesar Rp
2.200.000,00 didapatkan bahwa dalam penelitian ini terdapat responden sebanyak
56,67% dengan pengahsilan diatas UMR provinsi Nusa Tenggara Timur. Pendapatan
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi penggunaan wadah plastik bila
dilihat dari faktor sosial ekonomi. pendapatan responden
dipengaruh oleh jenis pekerjaan yang dimiliki yang dilakukan oleh responden.
Tabel. 2 Pengaruh Edukasi
terhadap Pengetahuan Responden tentang Plastik Sebelum dan Sesudah diberikan
Edukasi
Tabel hasil
analisis mengenai perubahan pengetahuan responden sebelum dan sesudah diedukasi
atau diintervensi tentang penggunaan wadah plastik yang baik dan benar dapat
dilihat dibawah ini.
Pengetahuan� |
Mean � SD |
Selisih� |
Median |
P Value |
Pere-test� |
7,20 � 1,750 |
1,38 |
8,00 |
0,001 |
Post-test |
8,58 � 0,776 |
1,38 |
8,50 |
Berdasarkan
Tabel. 2 diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pengetahuan responden
sebelum diedukasi sebesar 7,20 � 1,750 dan nilai mediannya 8,00. Serta nilai
rata-rata sesudah diedukasi 8,58 � 0,776 dengan nilai median 8,50 dan selisih
skor nilainya yaitu 1,38. Berdasarkan hasil uji menggunakan uji wilcoxon maka
didapatkan nilai p valuenya 0.001 (p ≤ 0.05) yang berarti Ho ditolak dan
Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan dari pengetahuan responden tentang
penggunaan wadah plastik dari sebelum dan setelah diberi edukasi. Kesimpulannya
bahwa ada pengaruh dari edukasi yang dilakukan terhadap perubahan pengetahuan
responden tentang penggunaan wadah plastik sebelum dan sesudah diberikan
edukasi.
Pada penelitian ini peneliti memberikan edukasi tentang plastik dengan
menggunakan powerpoint yang berisi tentang pengengenalan lebih jauh
mengenai plastik dan kodenya serta penggunaannya. Dimana power point ini
dibagikan ke group whatsapp kemudian dibaca oleh responden, hal ini
dibuktikan dengan chat konfirmasi dari responden ke peneliti.
Pre-test�dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dasar responden mengenai plastik. Berdasarkan uji statistik yang
dilakukan terdapat perbedaan bermakna dari pengetahuan sebelum dengan sesudah
edukasi tentang plastik terhadap perubahan pengetahuan dalam penggunaan wadah
plastik dengan p ≤ 0,05 (nilai p sebesar 0,001). Perbedaan
rata-rata skor pengetahuan yaitu pre-test 216 dan post-test 256
setelah mendapatkan intervensi melalui whatsapp group dengan menggunakan
powerpoint untuk penyampaian materi edukasinya.
Hal ini sejalan dengan penelitian Siregar, Y. F., et al (2020)
berdasarkan hasil penelitian dari sampel sebanyak 43 orang sebagai responden
menunjukkan distribusi penggunaan wadah plastik sebelum dilakukan intervensi health
education (pretest) terdapat sebanyak 38 responden (88,4 %) yang
tidak menggunakan wadah plastik sesuai kode dan 5 responden (11,6%) yang
menggunakan wadah plastik sesuai kode. Setelah dilakukan intervensi health
education (posttest) terdapat 12 responden (27,9 %) yang tidak
menggunakan wadah plastik sesuai kode dan 31 responden (72,1%) yang menggunakan
wadah plastik sesuai kode, ini artinya penggunaan wadah plastik sesuai dengan
kode pada responden setelah diberikan health education mangalami
peningkatan (p-value = 0,000 < α�= 0,05) yang dapat disimpulkan
bahwa health education bisa meningkatkan dan mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Menurut penelitian Marliza, et al (2021) tentang edukasi
bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan didapatkan bahwa program edukasi ini
secara efektif memodifikasi sikap dan pengetahuan peserta mengenai klasifikasi
plastik dan bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan. Selain itu, penelitian
Jumadewi, et al (2020) didapatkan bahwa edukasi dengan pendekatan
pengabdian masyarakat dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan pengetahuan
dan sikap ibu rumah tangga mengenai plastik dan penggunaannya sebagai wadah
makanan dan minuman. Meningkatnya pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga,
diharapkan dapat menyebarkan informasi yang didapat kepada masyarakat lebih
luas sehingga dapat meminimalkan resiko akibat paparan plasticizers.
Berdasarkan
hasil pre-test pengetahuan dalam penelitian ini diketahui bahwa
banyak responden memberi jawaban yang salah untuk pertnyataan yang ke-3 �setiap
wadah tidak harus memiliki tanda atau kode angka dibawah wadah� sebanyak 24
responden dan yang menjawab pernyataan dengan benar hanya 6 orang dari 30
responden yang diteliti dan pernyataan no.8 tentang� plastik kode 4 sangat aman
digunakan sebagai wadah makanan panas diatas suhu 700C� sebanyak 10
orang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden mengenai pengertian plastik,
jenis plastik, karakteristik plastik namun responden masih memiliki pengetahuan
yang kurang mengenai kode plastik. Namun setelah diberikan intervensi
didapatkan perubahan yang sangat bagus yatiu pernyataan ke-3 dari 6 orang yang
menjawab benar pernyataan yang diberikan berubah menjadi 22 orang yang benar
jawabannya. Pernyataan ke-8 dari 10 orang memberi jawaban benar berubah menjadi
11 orang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa edukasi dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang. Dimana pengetahuan berkaitan erat dengan pendidikkan yang merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan responden hal ini sejalan dengan pernyataan
Notoatmojo (2010) dalam Siregar, Y. F.,
et al (2020), pendidikan
dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang
diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya,
semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya. Semakin banyak
informasi yang masuk maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan
(Siregar, Y. F., et al, 2020).
Tabel. 3
Pengaruh Edukasi terhadap Sikap Responden tentang Plastik Sebelum dan Sesudah
diberikan Edukasi
Hasil
analisis mengenai pengaruh edukasi terhadap perubahan sikap responden dalam
menggunakan wadah plastik baik sebelum dan sesudah diberi intervensi atau
edukasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Sikap� |
Mean � SD |
Selisih� |
Median |
P Value |
Pre-test�� |
5,93 � 1,893 |
1,8 |
6,00 |
0,001 |
Post-test� |
7,73 � 0,980 |
������ 1,8 |
8,00 |
Sementara
itu dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sikap responden
sebelum dan sesudah di edukasi yaitu nilai sebelum edukasi 5,93 � 1,893
dan nilai mediannya 6,00. Serta nilai rata-rata sesudah diedukasi 7,73 � 0,980
dengan nilai median 8,00 dan selisih skor nilainya yaitu 1,8. Berdasarkan hasil
uji menggunakan uji wilcoxon maka didapatkan nilai p valuenya 0.000 (p ≤
0.05) yang berarti terdapat perbedaan dari sikap responden mengenai penggunaan
wadah plastik setelah diberi edukasi.
Pada penelitian ini sama seperti penelitian sebelumnya peneliti
memberikan edukasi tentang plastik dengan menggunakan powerpoint yang
berisi tentang pengengenalan lebih jauh mengenai plastik dan kodenya serta
penggunaannya. Dimana power point ini dibagikan ke group whatsapp
kemudian dibaca oleh responden, hal ini dibuktikan dengan chat konfirmasi dari
responden ke peneliti.
Terdapat perbedaan bermakna dari sikap sebelum dengan sesudah edukasi
gizi melalui WhatsApp group dalam penggunaan wadah plastik dengan p
≤ 0,05 (nilai p sebesar 0,000). Perbedaan rata-rata skor variabel
sikap yaitu 178 (pre-test) dan post-test 232 setelah mendapatkan
intervensi memlalui whatsapp group dengan menggunakan powerpoint
untuk penyampaian materi edukasinya.
Menurut Azwar (2012) dalam Senja P. P., (2020) ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi sikap seseorang, yaitu pengalaman pribadi yang sudah dialami
atau sedang dialami akan mempengaruhi pembentukan sikap terhadap stimulus
sosial serta tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek psikologi
cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap suatu objek tersebut. Pengaruh
orang lain yang dianggap penting dan pengaruh budaya dapat memberikan pengaruh
pada sikap terhadap berbagai masalah, seperti dimana seorang hidup dan
dibesarkan dapat mempengaruhi sikap melalui budaya disekitarnya. Media
massayang memberi pesan-pesan yang membawa sugesti yang dapat mempengaruhi
pemikiran seseorang. Lembaga pendidikan dan lembaga agama yang akanmeletakkan
dasar pengertian dan konsep moral dalam individu. Serta pengaruh faktor
emosional yang berfungsi sebagai penyalur frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Sikap yang seperti itu dapat berarti sikap yang
sementara dan akan cepat berlalu, tetapi juga dapat bertahan lama.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jumadewi, et al (2020) tentang edukasi kesehatan tentang penggunaan
plastik sebagai wadah makanan dan minuman daerah Pasie Raja, didapatkan bahwa
edukasi dengan pendekatan pengabdian masyarakat dapat memberikan manfaat untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga mengenai plastik dan
penggunaannya sebagai wadah makanan dan minuman. Meningkatnya pengetahuan dan
sikap ibu rumah tangga, diharapkan dapat menyebarkan informasi yang didapat
kepada masyarakat lebih luas sehingga dapat meminimalkan resiko akibat paparan
plasticizers. Selain itu, dalam penelitian Hesti, et al (2021) tentang
edukasi bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan didapatkan bahwa program
edukasi ini secara efektif memodifikasi sikap dan pengetahuan peserta mengenai
klasifikasi plastik dan bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan, dan
penelitian Ilmiawati. C., et al (2017) tentang Edukasi pemakaian plastik
sebagai kemasan makanan dan minuman serta risikonya terhadap kesehatan pada
komunitas di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang didapatkan program edukasi
ini secara efektif memodifikasi sikap dan pengetahuan peserta mengenai risiko
penggunaan plastik dalam pemrosesan dan kemasan produk makanan dan minuman.
Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa pernyataan sikap
responden yang salah paling banyak terdapat pada pernyataan no.6 tentang sikap
responden dalam menggunakan wadah plastik yaitu �lebih baik botol susu bayi
disterilkan dengan direbus dalam air mendidih daripada menggunakan air panas�
didapatkan hanya 4 orang yang menjawab dengan benar dari 30 responden dan hasil
setelah di intervensi mengalami peningkatan yaitu menjadi 8 responden yang
menjawab dengan benar. Alasan yang diperoleh adalah responden memilih
berdasarkan apa yang sering dilihat dan dilakukan oleh orang sekitarnya.
Sikap reponden dalam penggunaan plastik merupakan prediksi bagi tindakan
sehari-hari, walaupun masih ada faktor lainnya, seperti lingkungan dan
keyakinan seseorang. Hal ini berarti bahwa sikap bisa saja menentukan tindakan
seseorang, tetapi sikap belum tentu menjadi tindakan seseorang. Menurut
Notoatmodjo (2010) dalam Octaviany. L. A., et al (2021) sikap menyangkut
faktor pendapat dan emosi seseorang yang bersangkutan dan respon tertutup
seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu. Sikap merupakan kecenderungan
berbuat yang menggambarkan rasa senang, tidak senang atau bahkan biasa-biasa
saja dari seseorang terhadap suatu hal tertentu. Sikap merupakan kecenderungan
berbuat yang menggambarkan rasa senang, tidak senang atau bahkan biasa-biasa
saja dari seseorang terhadap suatu hal tertentu. �
Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik umur responden di kisaran 27-30 tahun yang mnurut Kemenkes Republik Indoneisa masuk dalam kategori
usia muda, untuk jenis kelamin
paling banyak Perempuan. Dalam pendidikan
responden sebagian besar berpendidikan serjana (S1) 66,67%. Tingkat pendidikkan
paling rendah SMA dan Tingkat pendidikkan
paling tinggi S2 (strata 2). Kemudian
untuk karakteristik pekerjaan responden paling banyak swasta (wiraswasta, pegawai kontrak, bidan, perawat, akuntan, admin, honorer/non pns) sebanyak 80% (24 orang), selanjutnya
pendapatan responden lebih banyak diatas
UMR NTT/Juli 2024. Terdapat pengaruh
edukasi pada platform digital terhadap
pengetahuan dan sikap dalam penggunaan wadah plastik dengan
nilai p valuenya 0.001
(p≤0,05). Dianjurkan dapat
mengembangkan penelitian ini lebih lanjut
dengan variable yang berbeda
serta dapat mengembangkan cara edukasinya.
� |
Arsela, W.
(2024). Pengaruh Pelatihan
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Masyarakat di Rt. 17 Kelurahan Kenali Besar Kota
Jambi Tahun 2023. Skripsi.
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi.
Bernadheta. (2020). Pengaruh Media
Kalender Dan Media Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kehadiran Ibu Balita ke Posyandu di Kota Semarang. Tesis. Program Studi Magister
Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Negeri
Semarang.
Faridan, Y. & Dewi, M. A. C. (2018). Tingkat Pengetahuan
Pasien Rawat Jalan Tentang
Penggunaan Antibiotika di Puskesmas Wilayah Karanganyar.
Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 2018, 01, 27-35. DOI:
10.20961/jpscr. v3i1. 15102.
Fauziah,
L.Z. (2023). Pengaruh Edukasi
Gizi Melalui Whatsapp
Group Terhadap Pengetahuan
dan Praktik Pemberian Makanan Pendamping ASI (Mp-Asi) Ibu Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Pahandut. Skripsi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Tenaga
Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes
Palangka Raya, Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika.
Marliza. H., et al (2021). Edukasi Bahaya Penggunaan Plastik Bagi Kesehatan. Vol. 1. No. 1 (2021) 10-14 E ISSN:
0000.0000
Herawati,
C., Kristanti, I., Selviana,
M., & Novita, T. (2019). Peran Promosi Kesehatan
Terhadap Perbaikan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Membuang Sampah Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
Hesti,
M., Eltrikanawati, T. & Arini, L. (2021). Edukasi Bahaya Penggunaan Plastik Bagi
Kesehatan. Jurnal Pustaka Mitra. Vol. 1. No. 1
(2021) 10-14/E ISSN: 0000.0000.
Info
POM RI. (2020). Bidang Pengawas
Pangan dan Bahan Berbahaya Kategori
Pangan. Jakarta: Direktorat Standarisasi
Produk Pangan; 2020.�
I
Nyoman Gede Suyasa, et al (2018). �Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Keberadaan Bahan Berbahaya
Bisphenol A (BPA) Yang Terkandung dalam Kontainer Plastik Makanan dan Minuman�. Jurnal Skala Husada.
Ilmiawati, C., Reza, M., Rahmatini.,
& Rustam, E. (2017). Edukasi Pemakaian
Plastik Sebagai Kemasan Makanan dan Minuman serta Risikonya Terhadap Kesehatan
Pada Komunitas di Kecamatan
Bungus Teluk Kabung, Padang. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, Juni 2017, Vol 1(1): 20-28, ISSN:
2579-6283.
Jumadewi. A., Orisinal. Yasni, H. & Fathimi. (2020). Edukasi
Kesehatan tentang Penggunaan
Plastik sebagai Wadah Makanan dan Minuman Daerah Pasie
Raja. Vol. 8, No. 4, Juli 2020. pISSN 2337�8085/eISSN 2657- 0998. Serambi Akademica Jurnal Pendidikan,
Sains, dan Humaniora.
Kharismawati. D. (2018). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tentang Penggunaan Shisha dan Vape Pada Mahasiswa
Prodi Ilmu Keperawatan dan
Farmasi Stikes Sari Mulia. Skripsi. Prodi Ilmu Keperawatan dan Farmasi
Stikes Sari Mulia.
Maria
Alves Wara. (2018). Faktor Internal dan Eksternal
yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Menggunakan Wadah Plastik di Kampung Guji Jakarta
Barat. Universitas Esa Unggul
Nursalam, (2020). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 5. Jakarta Selatan: Salemba
Medika.
Octaviany, L. A. & Alsuhendra,
E. (2021). Hubungan Pengetahuan
dan Sikap Mahasiswa
Program Studi Tata Boga Universitas Negeri Jakarta dengan
Tindakan Penggunaan Plastik
Untuk Minuman Panas. Risenologi Volume 6 Issue 1, April 2021, p-ISSN: 2502-5643
| e-ISSN: 2720-9571
Suhaila,
P. (2019). Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Wadah
Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan Pada Penjual Jajanan di Kecamatan Medan Johor
Kota Medan Tahun 2019. Skripsi.
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia,
Medan.
Robertus
Suraji & Istianingsih Sastrodiharj. (2022). Edukasi Pemakaian Plastik Sebagai Kemasan Makanan dan Minuman Serta Risikonya Terhadap Kesehatan
Pada Masyarakat Jurnal Abdimas
Ekonomi dan Bisnis (JAMEB) Vol. 2, No. 1, Juni 2022.
E-ISSN 2807-7687.
Rahayu.
B. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan
dan Sikap Ibu Pasangan Usia Subur (Pus) Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar. SKRIPSI. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu Program Studi Diploma Iv Kebidanan.
Senja,
P.P. (2020). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang
Pernikahan Dini pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Purwosari
Gunungkidul. Skripsi.
Prodi III Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
Septiareni, Y. (2017). Pengaruh Edukasi Gizi Melalui Metode Penyuluhan dengan Media Kipas Lipat terhadap
Pengetahuan dan Sikap Tentang Higiene Personal Pada Penjamah Makanan Pengelola Jasa Boga Kantin
Universitas Esa Unggul, Skripsi.
Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul,
Program Studi Ilmu Gizi, Jakarta.
Sukendra, I. K., & Atmaja, I. K. S. (2020). Instrumen
Penelitian. In Journal Academia.
Siregar,
Y. F., Rangkuti, N. A., & Alwi, F. (2020). Pengaruh Health Education Tentang
Kode Plastik Terhadap Penggunaan Wadah Plastik Pada
Ibu Rumah Tangga. Jurnal
Kesehatan Medika Saintika, Volume 11 nomor 2 (Desember 2020), e-ISSN:
2540-961, p-ISSN: 2087-8508.
Syafi‟i, Ahmad, et al. (2018). Studi Tentang
Prestasi Belajar Siswa dalam Berbagai
Aspek dan Faktor Yang Mempengaruhi,
Jurnal Komunikasi
Pendidikan. 02 (2): 115-123.