PengaruhEdukasi Penggunaan Wadah Plastik Terhadap Pengetahuan Dan Sikap

 

Stefania Martinus Tahu1 , Prita Dhyani Swamilaksita2, Laras Sitoayu3, Nadiah4, Nazhif Gifari5

Universitas Esa Unggul, Indonesia

[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3, [email protected]4

 

Abstrak

Kawasan Asia menyumbang plastik terbanyak ke laut setiap tahunnya, dengan Indonesia berada di posisi kedua menghasilkan 1,29 juta ton plastik per tahun. Pada 2022, total sampah di Indonesia mencapai 34,46 juta ton, di mana 17,8% berupa plastik. Penggunaan plastik yang tidak sesuai dapat berisiko pada kesehatan, seperti kanker hati dan gangguan ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi penggunaan wadah plastik terhadap pengetahuan dan sikap responden melalui platform digital. Jenis penelitian adalah pre-eksperimen dengan desain one group pretest-posttest. Data dikumpulkan secara daring melalui Google Form kepada 30 responden dari grup WhatsApp alumni SMA. Teknik total sampling digunakan dengan kriteria tertentu, dan analisis data dilakukan menggunakan Uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata-rata skor pengetahuan responden dari 7,20 � 1,750 (sebelum edukasi) menjadi 8,58 � 0,776 (setelah edukasi) dengan selisih 1,38 (p = 0,001). Rata-rata skor sikap juga meningkat dari 5,93 � 1,893 menjadi 7,73 � 0,980 dengan selisih 1,8 (p = 0,001). Karakteristik responden didominasi oleh perempuan (66,67%), berusia 29 tahun (50%), berpendidikan sarjana (66,67%), bekerja di sektor swasta (80%), dan berpendapatan di atas UMR NTT (56,67%). Hasil ini menunjukkan bahwa edukasi berbasis digital efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap responden terhadap penggunaan wadah plastik. Penelitian ini berimplikasi pada pengembangan metode edukasi untuk mengurangi dampak negatif plastik bagi kesehatan dan lingkungan.

 

Kata Kunci: Edukasi, penggunaan wadah plastik, pengetahuan, sikap, whatsapp group

 

Abstrack

The Asian region contributes the most plastic to the ocean every year, with Indonesia in second place producing 1.29 million tons of plastic per year. In 2022, the total waste in Indonesia will reach 34.46 million tons, of which 17.8% is plastic. Improper use of plastic can pose health risks, such as liver cancer and kidney disorders. This study aims to determine the effect of education on the use of plastic containers on respondents' knowledge and attitudes through a digital platform.The type of research is a pre-experiment with a one group pretest-posttest design. Data were collected online via Google Form to 30 respondents from the WhatsApp group of high school alumni. The total sampling technique was used with certain criteria, and data analysis was carried out using the Wilcoxon Test.The results showed an increase in the average knowledge score of respondents from 7.20 � 1.750 (before education) to 8.58 � 0.776 (after education) with a difference of 1.38 (p = 0.001). The average attitude score also increased from 5.93 � 1.893 to 7.73 � 0.980 with a difference of 1.8 (p = 0.001). The characteristics of respondents were dominated by women (66.67%), aged 29 years (50%), had a bachelor's degree (66.67%), worked in the private sector (80%), and had an income above the NTT UMR (56.67%). These results indicate that digital-based education is effective in increasing respondents' knowledge and attitudes towards the use of plastic containers. This study has implications for the development of educational methods to reduce the negative impacts of plastic on health and the environment.

 

Keywords: Education, use of plastic containers, knowledge, attitude, WhatsApp group

 

 

 

 

 

*Corresponding Author: Stefania Martinus Tahu

Email: [email protected]

 

 

 

PENDAHULUAN

 

Kawasan Asia sebagai penyumbang plastik ke laut terbanyak setiap tahunnya dan Indonesia berada diposisi ke-2 dengan sampah plastik 1,29 ton/thn (Arsela, 2024). Menurut informasi yang bersumber dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional tercatat jumlah sampah yang dihasilkan di Indonesia tahun 2022 yaitu sebesar 34,461,646.92 ton/tahun. Komposisi sampah berdasarkan jenis sampah tertinggi yaitu pada sisa makanan sebesar 40,8%, sampah plastik sebesar 17,8%, sampah kayu/ranting/daun sebesar 13,2%, dan sampah kertas/karton sebesar 11,1%. Terdapat juga komposisi sampah berdasarkan sumber sampah dimana rumah tangga menjadi sumber sampah tertinggi sebesar 38,3%, pasar tradisional sebesar 27,8%, dan pusat perniagaan sebesar 14,4% (Arsela, 2024).

Menurut World Health Organization (WHO), terdapat 5 jenis sampah terbanyak di dunia, yaitu puntung rokok yang sekitar 6 triliun diproduksi setiap tahun dan lebih dari 90% filternya mengandung plastik, hal ini berarti ada lebih dari 1 juta ton palstik setiap tahun yang diproduksi dari rokok. Sampah terbanyak kedua adalah kemasan makanan, kemasan makanan dan minuman menyumbang 146 juta ton per tahun, ketiga adalah penggunaan kantung plastik, keempat adalah penggunaan sedotan plastic, dan kelima adalah styrofoam (Suhaila, 2019).

Plastik yang paling banyak digunakan atau diperdagangkan adalah Poli Etilen (PE), Poli Vinyl Chloride (PVC), Poli Provilen (PP), Poli Styrene (PS), Poli Etilen Teraphatate (PET) (Wara, 2018). Umumnya setiap wadah plastik dicantumkan tanda atau kode angka. Kode-kode itu dikeluarkan oleh SPI (Society of Plastic Industry) di Amerika Serikat tahun 1998 dan kemudian diadopsi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Setiap plastik yang berkualitas memiliki tanda Registered �, Trademark (TM), terdapat kode daur ulang dan simbol dengan angka 1 sampai 7 serta kode/logo food grade (Wara, 2018).

Penggunaan plastik cukup populer dikalangan masyarakat sehingga plastik sering digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman. Penggunaan plastik yang tidak benar berbahaya bagi kesehatan, khususnya pada janin dan anak. Hal ini dikarenakan plastik mengandung zat tambahan berupa plasticizers. Zat tambahan ini dapat bermigrasi ke dalam makanan dan minuman yang dikemas, apalagi dalam keadaan panas dan berminyak. Masalah ini dapat dihindari dengan mengetahui penggunaan plastik secara benar menurut kode dan jenisnya. Edukasi kesehatan merupakan program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang plastik dan penggunaannya sebagai wadah makanan dan minuman (Jumadewi. A., 2020). Edukasi kesehatan adalah pendekatan edukatif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Semakin tinggi pengetahuan sesorang akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam penggunaan plastik. Edukasi bisa dilakukan melalui beberapa media dan metode (ceramah, penyuluhan, konsultasi dan liannya) (Yenni. F, 2020).

Menurut databoks.katadata.co.id penggunaan media sosial tahun 2024, di Indonesia yaitu total penggunanya sebanyak 191 juta pengguna (73,7% dari populasi) dengan pengguna aktif sebanyak 167 juta pengguna (64,3% dari populasi), dan whatsaap menduduki peringkat ke-4 sebagai platform media sosial terpopuler di Indonesia dengan pengguna sebanyak 116 juta jiwa (45,2% dari populasi) dimana penggunaannya mengalami peningkatan jika dibandingan dengan tahun 2022 hanya 112 juta pengguna. Menurut laporan terbaru We Are Social dalam databoks.katadata.co.id (2024), WhatsApp menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia pada Januari 2024 dari seluruh pengguna internet di Indonesia yang berusia 16�64 tahun. Whatsapp tidak hanya digunakan sebagai media informasi dan komunikasi perorangan, melainkan dapat membuat group agar dapat melakukan komunikasi dengan jumlah yang banyak yaitu berkelompok (Dahdal, 2020; Hasibuan et al., 2022 dalam Hikmatian. H., et al, 2022).

Hasil penelitian tentang edukasi mengenai plastik oleh Marliza. H., (2021) dalam penelitian tersebut dinilai menggunakan kuesioner pra dan pasca intervensi. didapatkan bahwa analisis respon pra-intervensi menunjukkan bahwa mayoritas peserta tidak mengetahui klasifikasi plastik dan bahayanya penggunaan plastik bagi kesehatan. Hasil analisis pasca-intervensi menunjukkan terjadinya perubahan respon pengetahuan peserta. Disimpulkan bahwa program edukasi ini secara efektif memodifikasi sikap dan pengetahuan peserta mengenai klasifikasi plastik dan bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan.Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Edukasi pada Platform Digital terhadap Pengetahuan dan Sikap dalam Penggunaan Wadah Plastik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi pada platform digital terhadap pengetahuan dan sikap dalam penggunaan wadah plastik.Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan umur/usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jenis kelamin, mengidentifikasi pengetahuan dan sikap responden tentang plastik, menganalisis perubahan pengetahuan responden sebelum dan sesudah pemberian edukasi tentang plastik, dan menganalisis perubahan pengetahuan sikap responden sebelum dan sesudah pemberian edukasi tentang plastik.

 

METODE PENELITIAN

 

Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kusioner berupa google form di Whatsapp Group alumni SMA Katolik Suria Atambua Angkatan 51 tahun 2013, dimana pengisian kusioner dilakukan oleh anggota group yang bersedia menjadi responden. Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Juli � Agustus 2024. Dengan jumlah responden 30 orang dari 120 populasi.

Jenis penelitian yang digunakan adalah pre-eksperiment dengan desain one group pretest � posttest. Dalam rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (control), tetapi dilakukan observasi pertama (pre-test) dan dilakukan observasi kedua (post-test) yang memungkinkan peneliti menguji manfaat yang terjadi setelah diberikan intervensi yakni dengan memberikan atau membagikan power point tentang plastik.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik total sampling dengan kriteria khusus yang digunakan yaitu: anggota whatsapp group yang bersedia mengisi google form kusioner yang dibagikan, anggota whatsapp group yang bisa mengoperasikan google form, anggota whatsapp group yang aktif terlibat sebagai responden penelitian dan memiliki kelengkapan data sebagai responden.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dan Pembahasan:

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi pada platform digital terhadap pengetahuan dan sikap dalam penggunaan wadah plastik di whatsapp group alumni SMA Suria Atambua angkatan 51 tahun 2013. Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik umur responden di kisaran 27-30 tahun dengan responden terbanyak pada usia 29 tahun sebanyak 15 orang (50%), jenis kelamin paling banyak perempuan 20 orang (66,67%), tingkat pendidikkan mayoritas: serjana (S1) 66,67% dengan tingkat pendidikkan paling rendah SMA 10% dan Tingkat pendidikkan paling tinggi S2 (strata 2) 3,33%, pekerjaan mayoritas swasta sebanyak 80% (24 orang), dan pendapatan lebih banyak diatas UMR NTT/Juli 2024.

Tabel 1. Karakteristik Responden

Responden/subjek dalam penelitian ini adalah anggota group whatsapp Alumni SMA Suria Atambua angkatan 51 tahun 2013. Sebanyak 30 orang yang berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini. Berikut hasil data karakteristik responden:

 

KarakteristikAnggota Whatsapp Group

n

%

Usia(tahun)

 

 

27

3

10

28

9

30

29

15

50

30

3

10

Total

30

100%

Jenis Kelamin

 

 

Laki-laki

10

33,33

Perempuan

20

66,67

Total

30

100

Pendidikkan

 

 

SMA

3

10

Diploma (D1,D2,D3)

6

20

S1

20

66,67

S2

1

3,33

Total

30

100%

Pekerjaan

 

 

IRT/Tidak Bekerja

2

6,67

Swasta(wiraswasta, honorer, kontrak, pegawai bank, admin, akuntan, dll/ non PNS)

24

80

PNS

4

13,33

Total

30

100%

Pendapatan(UMR NTT/Juli 2024)

 

 

≤ Rp 2.200.000

13

43,33

> Rp 2.200.000

17

56,67

Total

30

100%

Umur adalah lamanya waktu hidup seseorang yang dihitung sejak lahir sampai sekarang dan dinyatakan dengan tahun. Berdasarkan klasifikasi usia menurut Kemenkes Kesehatan dalam Al Almin (2017) responden penelitian ini termasuk dalam klasifikasi usia dewasa awal (26 � 35 tahun). Menurut Yuliani (2019) dalam Fauzuiah. L. Z., (2023) usia dapat dikatakan sebagai pencetus untuk timbulnya perilaku, responden yang memiliki umur lebih dewasa akan memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik daripada responden yang belum dewasa. Responden dewasa awal termasuk dalam kelompok usia produktif dimana responden akan lebih aktif mencari informasi baru dan belajar sesuatu yang baru. Selain itu Notoatmodjo (2010) dalam Yenni F. S., et al (2020) mengatakan bahwa semakin bertambahnya usia maka tingkat perkembangan akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapatkan dan juga pengelaman sendiri. Usia seseorang juga mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir sesorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik dan sikap yang diterapkan semakin baik. Pada usia 20-35 tahun individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Selin itu, kemampuan intelektual, pemecahan masalah dan kemapuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Jumlah jenis kelamin yang paling banyak didapatkan dalam penelitian ini adalah Perempuan sebanyak 66,67% dengan jumlah 20 orang. Sedangkan jumlah responden laki-laki sebanyak 33,33% dengan jumlah 10 orang.

Berdasarkan Tabel. 1 diketahui bahwa tingkat pendidikan paling rendah yaitu SMA sebanyak 10%, Diploma sebanyak 20%, Serjana(S1) sebanyak 66,67% dan tingkat pendidikan paling tinggi yaitu Strata 2 (S2) sebanyak 1 orang (3,33%). Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap seseorang dalam mengatasi suatu peristiwa. Tingkat pendidikkan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan dan produktifitas sesorang. Makin tinggi tingkat pendidikkan seseorang dan makin banyak informasi yang diperoleh maka akan makin baik pula pengetahuan dan produktifitasnya. Seseorang dengan tingkat pendidikkan yang lebih tinggi akan memberikan peluang motivasi, sikap disiplin, dan produktifitas yang lebih tinggi (Notoatmodjo, 2010 dalam Septiareni. Y., 2017).

Jenis pekerjaan yang diperoleh pada penelitian ini mayoritas swasta (pegawai bank, wiraswasata, bidan, perawat, akuntan, pegawai kantoran, honorer, pegawai kontrak/ nonpns) dengan jumlah 24 orang dengan persentase 80%, sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 6,67% dan yang bekerja sebagai PNS sebanyak 13,33%. Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang akan berpengaruh pada orang lain dan bersifat untuk memenuhi kebutuhan (Sulistyorini, 2022 dalam Fauziah. L. Z., 2023). Tingkat pekerjaan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang karena secara langsung maupun tidak langsung lingkungan pekerjaan memberikan pengetahuan dan pengelaman yang lebih, selain itu seseorang yang bekerja akan memiliki kesadaran akan pentingya kesehatan diri dan lingkungan (Iroma, 2016 dalam Wara. M. A., 2018).

Berdasarkan UMR Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2024 sebesar Rp 2.200.000,00 didapatkan bahwa dalam penelitian ini terdapat responden sebanyak 56,67% dengan pengahsilan diatas UMR provinsi Nusa Tenggara Timur. Pendapatan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi penggunaan wadah plastik bila dilihat dari faktor sosial ekonomi. pendapatan responden dipengaruh oleh jenis pekerjaan yang dimiliki yang dilakukan oleh responden.

Tabel. 2 Pengaruh Edukasi terhadap Pengetahuan Responden tentang Plastik Sebelum dan Sesudah diberikan Edukasi

Tabel hasil analisis mengenai perubahan pengetahuan responden sebelum dan sesudah diedukasi atau diintervensi tentang penggunaan wadah plastik yang baik dan benar dapat dilihat dibawah ini.

Pengetahuan

Mean � SD

Selisih

Median

P Value

Pere-test

7,20 � 1,750

1,38

8,00

 

0,001

Post-test

8,58 � 0,776

1,38

8,50

Berdasarkan Tabel. 2 diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pengetahuan responden sebelum diedukasi sebesar 7,20 � 1,750 dan nilai mediannya 8,00. Serta nilai rata-rata sesudah diedukasi 8,58 � 0,776 dengan nilai median 8,50 dan selisih skor nilainya yaitu 1,38. Berdasarkan hasil uji menggunakan uji wilcoxon maka didapatkan nilai p valuenya 0.001 (p ≤ 0.05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan dari pengetahuan responden tentang penggunaan wadah plastik dari sebelum dan setelah diberi edukasi. Kesimpulannya bahwa ada pengaruh dari edukasi yang dilakukan terhadap perubahan pengetahuan responden tentang penggunaan wadah plastik sebelum dan sesudah diberikan edukasi.

Pada penelitian ini peneliti memberikan edukasi tentang plastik dengan menggunakan powerpoint yang berisi tentang pengengenalan lebih jauh mengenai plastik dan kodenya serta penggunaannya. Dimana power point ini dibagikan ke group whatsapp kemudian dibaca oleh responden, hal ini dibuktikan dengan chat konfirmasi dari responden ke peneliti.

Pre-testdalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dasar responden mengenai plastik. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan terdapat perbedaan bermakna dari pengetahuan sebelum dengan sesudah edukasi tentang plastik terhadap perubahan pengetahuan dalam penggunaan wadah plastik dengan p ≤ 0,05 (nilai p sebesar 0,001). Perbedaan rata-rata skor pengetahuan yaitu pre-test 216 dan post-test 256 setelah mendapatkan intervensi melalui whatsapp group dengan menggunakan powerpoint untuk penyampaian materi edukasinya.

Hal ini sejalan dengan penelitian Siregar, Y. F., et al (2020) berdasarkan hasil penelitian dari sampel sebanyak 43 orang sebagai responden menunjukkan distribusi penggunaan wadah plastik sebelum dilakukan intervensi health education (pretest) terdapat sebanyak 38 responden (88,4 %) yang tidak menggunakan wadah plastik sesuai kode dan 5 responden (11,6%) yang menggunakan wadah plastik sesuai kode. Setelah dilakukan intervensi health education (posttest) terdapat 12 responden (27,9 %) yang tidak menggunakan wadah plastik sesuai kode dan 31 responden (72,1%) yang menggunakan wadah plastik sesuai kode, ini artinya penggunaan wadah plastik sesuai dengan kode pada responden setelah diberikan health education mangalami peningkatan (p-value = 0,000 < α= 0,05) yang dapat disimpulkan bahwa health education bisa meningkatkan dan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Menurut penelitian Marliza, et al (2021) tentang edukasi bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan didapatkan bahwa program edukasi ini secara efektif memodifikasi sikap dan pengetahuan peserta mengenai klasifikasi plastik dan bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan. Selain itu, penelitian Jumadewi, et al (2020) didapatkan bahwa edukasi dengan pendekatan pengabdian masyarakat dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga mengenai plastik dan penggunaannya sebagai wadah makanan dan minuman. Meningkatnya pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga, diharapkan dapat menyebarkan informasi yang didapat kepada masyarakat lebih luas sehingga dapat meminimalkan resiko akibat paparan plasticizers.

Berdasarkan hasil pre-test pengetahuan dalam penelitian ini diketahui bahwa banyak responden memberi jawaban yang salah untuk pertnyataan yang ke-3 �setiap wadah tidak harus memiliki tanda atau kode angka dibawah wadah� sebanyak 24 responden dan yang menjawab pernyataan dengan benar hanya 6 orang dari 30 responden yang diteliti dan pernyataan no.8 tentang� plastik kode 4 sangat aman digunakan sebagai wadah makanan panas diatas suhu 700C� sebanyak 10 orang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden mengenai pengertian plastik, jenis plastik, karakteristik plastik namun responden masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kode plastik. Namun setelah diberikan intervensi didapatkan perubahan yang sangat bagus yatiu pernyataan ke-3 dari 6 orang yang menjawab benar pernyataan yang diberikan berubah menjadi 22 orang yang benar jawabannya. Pernyataan ke-8 dari 10 orang memberi jawaban benar berubah menjadi 11 orang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa edukasi dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Dimana pengetahuan berkaitan erat dengan pendidikkan yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan responden hal ini sejalan dengan pernyataan Notoatmojo (2010) dalam Siregar, Y. F., et al (2020), pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya. Semakin banyak informasi yang masuk maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan (Siregar, Y. F., et al, 2020).

Tabel. 3 Pengaruh Edukasi terhadap Sikap Responden tentang Plastik Sebelum dan Sesudah diberikan Edukasi

Hasil analisis mengenai pengaruh edukasi terhadap perubahan sikap responden dalam menggunakan wadah plastik baik sebelum dan sesudah diberi intervensi atau edukasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Sikap

Mean � SD

Selisih

Median

P Value

Pre-test��

5,93 � 1,893

1,8

6,00

 

0,001

Post-test

7,73 � 0,980

����� 1,8

8,00

Sementara itu dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata sikap responden sebelum dan sesudah di edukasi yaitu nilai sebelum edukasi 5,93 � 1,893 dan nilai mediannya 6,00. Serta nilai rata-rata sesudah diedukasi 7,73 � 0,980 dengan nilai median 8,00 dan selisih skor nilainya yaitu 1,8. Berdasarkan hasil uji menggunakan uji wilcoxon maka didapatkan nilai p valuenya 0.000 (p ≤ 0.05) yang berarti terdapat perbedaan dari sikap responden mengenai penggunaan wadah plastik setelah diberi edukasi.

Pada penelitian ini sama seperti penelitian sebelumnya peneliti memberikan edukasi tentang plastik dengan menggunakan powerpoint yang berisi tentang pengengenalan lebih jauh mengenai plastik dan kodenya serta penggunaannya. Dimana power point ini dibagikan ke group whatsapp kemudian dibaca oleh responden, hal ini dibuktikan dengan chat konfirmasi dari responden ke peneliti.

Terdapat perbedaan bermakna dari sikap sebelum dengan sesudah edukasi gizi melalui WhatsApp group dalam penggunaan wadah plastik dengan p ≤ 0,05 (nilai p sebesar 0,000). Perbedaan rata-rata skor variabel sikap yaitu 178 (pre-test) dan post-test 232 setelah mendapatkan intervensi memlalui whatsapp group dengan menggunakan powerpoint untuk penyampaian materi edukasinya.

Menurut Azwar (2012) dalam Senja P. P., (2020) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang, yaitu pengalaman pribadi yang sudah dialami atau sedang dialami akan mempengaruhi pembentukan sikap terhadap stimulus sosial serta tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek psikologi cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap suatu objek tersebut. Pengaruh orang lain yang dianggap penting dan pengaruh budaya dapat memberikan pengaruh pada sikap terhadap berbagai masalah, seperti dimana seorang hidup dan dibesarkan dapat mempengaruhi sikap melalui budaya disekitarnya. Media massayang memberi pesan-pesan yang membawa sugesti yang dapat mempengaruhi pemikiran seseorang. Lembaga pendidikan dan lembaga agama yang akanmeletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam individu. Serta pengaruh faktor emosional yang berfungsi sebagai penyalur frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap yang seperti itu dapat berarti sikap yang sementara dan akan cepat berlalu, tetapi juga dapat bertahan lama.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jumadewi, et al (2020) tentang edukasi kesehatan tentang penggunaan plastik sebagai wadah makanan dan minuman daerah Pasie Raja, didapatkan bahwa edukasi dengan pendekatan pengabdian masyarakat dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga mengenai plastik dan penggunaannya sebagai wadah makanan dan minuman. Meningkatnya pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga, diharapkan dapat menyebarkan informasi yang didapat kepada masyarakat lebih luas sehingga dapat meminimalkan resiko akibat paparan plasticizers. Selain itu, dalam penelitian Hesti, et al (2021) tentang edukasi bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan didapatkan bahwa program edukasi ini secara efektif memodifikasi sikap dan pengetahuan peserta mengenai klasifikasi plastik dan bahaya penggunaan plastik bagi kesehatan, dan penelitian Ilmiawati. C., et al (2017) tentang Edukasi pemakaian plastik sebagai kemasan makanan dan minuman serta risikonya terhadap kesehatan pada komunitas di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang didapatkan program edukasi ini secara efektif memodifikasi sikap dan pengetahuan peserta mengenai risiko penggunaan plastik dalam pemrosesan dan kemasan produk makanan dan minuman.

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa pernyataan sikap responden yang salah paling banyak terdapat pada pernyataan no.6 tentang sikap responden dalam menggunakan wadah plastik yaitu �lebih baik botol susu bayi disterilkan dengan direbus dalam air mendidih daripada menggunakan air panas� didapatkan hanya 4 orang yang menjawab dengan benar dari 30 responden dan hasil setelah di intervensi mengalami peningkatan yaitu menjadi 8 responden yang menjawab dengan benar. Alasan yang diperoleh adalah responden memilih berdasarkan apa yang sering dilihat dan dilakukan oleh orang sekitarnya.

Sikap reponden dalam penggunaan plastik merupakan prediksi bagi tindakan sehari-hari, walaupun masih ada faktor lainnya, seperti lingkungan dan keyakinan seseorang. Hal ini berarti bahwa sikap bisa saja menentukan tindakan seseorang, tetapi sikap belum tentu menjadi tindakan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2010) dalam Octaviany. L. A., et al (2021) sikap menyangkut faktor pendapat dan emosi seseorang yang bersangkutan dan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu. Sikap merupakan kecenderungan berbuat yang menggambarkan rasa senang, tidak senang atau bahkan biasa-biasa saja dari seseorang terhadap suatu hal tertentu. Sikap merupakan kecenderungan berbuat yang menggambarkan rasa senang, tidak senang atau bahkan biasa-biasa saja dari seseorang terhadap suatu hal tertentu.

 

KESIMPULAN

Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik umur responden di kisaran 27-30 tahun yang mnurut Kemenkes Republik Indoneisa masuk dalam kategori usia muda, untuk jenis kelamin paling banyak Perempuan. Dalam pendidikan responden sebagian besar berpendidikan serjana (S1) 66,67%. Tingkat pendidikkan paling rendah SMA dan Tingkat pendidikkan paling tinggi S2 (strata 2). Kemudian untuk karakteristik pekerjaan responden paling banyak swasta (wiraswasta, pegawai kontrak, bidan, perawat, akuntan, admin, honorer/non pns) sebanyak 80% (24 orang), selanjutnya pendapatan responden lebih banyak diatas UMR NTT/Juli 2024. Terdapat pengaruh edukasi pada platform digital terhadap pengetahuan dan sikap dalam penggunaan wadah plastik dengan nilai p valuenya 0.001 (p≤0,05). Dianjurkan dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dengan variable yang berbeda serta dapat mengembangkan cara edukasinya.

 

REFERENSI

Arsela, W. (2024). Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat di Rt. 17 Kelurahan Kenali Besar Kota Jambi Tahun 2023. Skripsi. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi.

Bernadheta. (2020). Pengaruh Media Kalender Dan Media Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kehadiran Ibu Balita ke Posyandu di Kota Semarang. Tesis. Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Faridan, Y. & Dewi, M. A. C. (2018). Tingkat Pengetahuan Pasien Rawat Jalan Tentang Penggunaan Antibiotika di Puskesmas Wilayah Karanganyar. Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 2018, 01, 27-35. DOI: 10.20961/jpscr. v3i1. 15102.

Fauziah, L.Z. (2023). Pengaruh Edukasi Gizi Melalui Whatsapp Group Terhadap Pengetahuan dan Praktik Pemberian Makanan Pendamping ASI (Mp-Asi) Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut. Skripsi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya, Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika.

Marliza. H., et al (2021). Edukasi Bahaya Penggunaan Plastik Bagi Kesehatan. Vol. 1. No. 1 (2021) 10-14 E ISSN: 0000.0000

Herawati, C., Kristanti, I., Selviana, M., & Novita, T. (2019). Peran Promosi Kesehatan Terhadap Perbaikan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Membuang Sampah Pada Siswa Sekolah Menengah Atas. Dimasejati: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.

Hesti, M., Eltrikanawati, T. & Arini, L. (2021). Edukasi Bahaya Penggunaan Plastik Bagi Kesehatan. Jurnal Pustaka Mitra. Vol. 1. No. 1 (2021) 10-14/E ISSN: 0000.0000.

Info POM RI. (2020). Bidang Pengawas Pangan dan Bahan Berbahaya Kategori Pangan. Jakarta: Direktorat Standarisasi Produk Pangan; 2020.

I Nyoman Gede Suyasa, et al (2018). �Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Bahan Berbahaya Bisphenol A (BPA) Yang Terkandung dalam Kontainer Plastik Makanan dan Minuman�. Jurnal Skala Husada.

Ilmiawati, C., Reza, M., Rahmatini., & Rustam, E. (2017). Edukasi Pemakaian Plastik Sebagai Kemasan Makanan dan Minuman serta Risikonya Terhadap Kesehatan Pada Komunitas di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat, Juni 2017, Vol 1(1): 20-28, ISSN: 2579-6283.

Jumadewi. A., Orisinal. Yasni, H. & Fathimi. (2020). Edukasi Kesehatan tentang Penggunaan Plastik sebagai Wadah Makanan dan Minuman Daerah Pasie Raja. Vol. 8, No. 4, Juli 2020. pISSN 2337�8085/eISSN 2657- 0998. Serambi Akademica Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora.

Kharismawati. D. (2018). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tentang Penggunaan Shisha dan Vape Pada Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan Farmasi Stikes Sari Mulia. Skripsi. Prodi Ilmu Keperawatan dan Farmasi Stikes Sari Mulia.

Maria Alves Wara. (2018). Faktor Internal dan Eksternal yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Rumah Tangga dalam Menggunakan Wadah Plastik di Kampung Guji Jakarta Barat. Universitas Esa Unggul

Nursalam, (2020). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 5. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Octaviany, L. A. & Alsuhendra, E. (2021). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Program Studi Tata Boga Universitas Negeri Jakarta dengan Tindakan Penggunaan Plastik Untuk Minuman Panas. Risenologi Volume 6 Issue 1, April 2021, p-ISSN: 2502-5643 | e-ISSN: 2720-9571

Suhaila, P. (2019). Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Wadah Styrofoam Sebagai Kemasan Makanan Pada Penjual Jajanan di Kecamatan Medan Johor Kota Medan Tahun 2019. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Medan.

Robertus Suraji & Istianingsih Sastrodiharj. (2022). Edukasi Pemakaian Plastik Sebagai Kemasan Makanan dan Minuman Serta Risikonya Terhadap Kesehatan Pada Masyarakat Jurnal Abdimas Ekonomi dan Bisnis (JAMEB) Vol. 2, No. 1, Juni 2022. E-ISSN 2807-7687.

Rahayu. B. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Pasangan Usia Subur (Pus) Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Sawah Lebar. SKRIPSI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu Program Studi Diploma Iv Kebidanan.

Senja, P.P. (2020). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Pernikahan Dini pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Purwosari Gunungkidul. Skripsi. Prodi III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta.

Septiareni, Y. (2017). Pengaruh Edukasi Gizi Melalui Metode Penyuluhan dengan Media Kipas Lipat terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang Higiene Personal Pada Penjamah Makanan Pengelola Jasa Boga Kantin Universitas Esa Unggul, Skripsi. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Esa Unggul, Program Studi Ilmu Gizi, Jakarta.

Sukendra, I. K., & Atmaja, I. K. S. (2020). Instrumen Penelitian. In Journal Academia.

Siregar, Y. F., Rangkuti, N. A., & Alwi, F. (2020). Pengaruh Health Education Tentang Kode Plastik Terhadap Penggunaan Wadah Plastik Pada Ibu Rumah Tangga. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, Volume 11 nomor 2 (Desember 2020), e-ISSN: 2540-961, p-ISSN: 2087-8508.

Syafi‟i, Ahmad, et al. (2018). Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa dalam Berbagai Aspek dan Faktor Yang Mempengaruhi, Jurnal Komunikasi Pendidikan. 02 (2): 115-123.