Tina Dwiasih, Nurul Amalya, Yuyun Yunengsih /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1435-
1443
Kebutuhan Pmik Berdasarkan Analisa Beban Kerja Pada Bagian Assembling Rawat Inap
Rumah Sakit X Bandung
1437
Ruang lingkup dari unit rekam medis yaitu diawali dari mulai penerimaan pasien
sampai dengan pengumpulan data, pengolahan data juga sampai penyajian data informasi
kesehatan. Proses pengolahan berkas rekam medis dilakukan oleh unit khusus yaitu unit
rekam medis bagian assembling karena diperlukan adanya ketelitian dan kemampuan yang
baik dalam mengolah data pasien, agar data tersebut bisa disajikan dengan baik dan benar
untuk bisa dijadikan sumber informasi bagi rumah sakit, administrator dan manajemen
pada sarana Kesehatan dan instansi lain yang berkepentingan berdasarkan ilmu
pengetahuan teknologi rekam medis (Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2016)
Agar terlaksananya pelayanan rekam medis yang berkualitas sesuai dengan beban
kerja yang ada, serta tercapainya tujuannya yaitu ke efisiensian dan kesejahteraan yang
berkaitan dengan produktifitas dan kepuasan kerja terutama disuatu rumah sakit, untuk
mencapai tujuan tersebut haruslah memperhatikan pada aspek ergonominya dimana aspek
ini dapat berpengaruh pada kenyamanan kerja petugas (Tengah, Tahun, & Alifah, 2014).
Selain asepek ergonomi, hal yang harus diperhatikan agar pelayanan rekam medis
dapat berjalan baik adalah kualifikasi dan kualitas perekam medis itu sendiri. Dalam
penelitian oleh jacobs (Jacobis, Kojo, & Wenas, 2017) disebutkan bahwa karakteristik dan
kualitas individu secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja dan kualitas kerja
pegawai. Dalam PERMEKES No.55 tahun 2013 pun dinyatakan bahwa kompetensi
perekam medis ialah perekam medis yang telah terbukti kompeten dengan mempunyai
surat tanda teregistrasi atau STR. Surat tanda registrasi perekam medis adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh Pemerintah kepada perekam medis yang telah memiliki sertifikat
kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permenkes RI no.55, 2013).
Menyadari hal tersebut maka jumlah petugas harus disesuaikan dengan jumlah
beban kerja tersedia sehingga produktifitas para petugas bisa lebih optimal. Jika jumlah
tenaga kerja sedikit, sedangkan beban kerja semakin meningkatkan terjadi kelelahan kerja,
produktifitas kerja menurun dan akan mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit,
demikian juga sebaliknya jika jumlah petugas lebih banyak beban kerja, maka banyak pula
waktu yang tersisa sehingga pekerjaan menjadi kurang efektif (Imanti & Setyowati, 2015).
Menurut buku Rekam Medis karya Dr. Rano Indradi S, M.Kes. teori tugas dan
fungsi petugas assembling yaitu (a) merakit kembali formulir-formulir DRM Rawat Jalan,
Rawat Inap, Gawat Darurat menjadi urut/runtut sesuai dengan kronologi penyakit pasien
yang bersangkutan, (b) meniliti kelengkapan data yang tercatat didalam formulir rekam
medis sesuai dengan kasus penyakitnya, (c) mengendalikan Dokumen Rekam Medis yang
dikembalikan ke unit pencatat data karena isinya tidak lengkap, (d) mengendalikan
penggunaan nomor rekam medis dan (e) mendistribusikan dan mengendalikan penggunaan
formulir rekam medis (Indradi, 2017).
Rumah Sakit X Bandung adalah rumah sakit tipe C mempunyai kapasitas tempat
tidur sebanyak 207 dan jumlah tenaga unit rekam medis bagian assembling yaitu 3 petugas
dengan hari kerja 6 hari yaitu Senin sampai Jumat dengan jam datang pukul 08.00 sampai
dengan 16.00, hari sabtu pukul 08.00 sampai dengan 12.00. Dari hasil observasi awal kami
di RS x, kami menemukan adanya peningkatan jumlah pasien rawat inap setiap bulannya
serta tugas rangkap di bagian assembling yang bukan termasuk SOP. Hal ini tentu
mempengaruhi keseimbangan antara beban kerja assembling dan jumlah perekam medis di
bagian assembling. Untuk itu kebutuhan tenaga kerja petugas assembling di rumah sakit X
memerlukan suatu perencanaan dan pengembangan dengan menghitung kebutuhan tenaga
kerja berdasarkan beban kerja petugas agar didapatkan tenaga yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan. Maka dari itu tujuan dibuatnya jurnal ini adalah untuk menganalisa
kebutuhan beban kerja perekam medis di bagian assembling.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa kebutuhan beban kerja
perekam medis di bagian assembling agar tidak memepengarui tingkat efisiensi dan
produktivitas PMIK, juga mengurangi tingkat kelelahan pekerja yang dapat mempengaruhi
produktivitas dan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit.