Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Oktober 2021, 1 (10), 1422-1434
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i10.215 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
PENGARUH REKAM MEDIS ELEKTRONIK TERHADAP PENINGKATAN
EFEKTIVITAS PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT X
Tania Latipah
1*
, Siti Solihah
2
, Sali Setiatin
3
Politeknik Piksi Ganesha
1, 2, 3
1*
2
, salisetiatin@gmail.com
3
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
18-07-2021
20-10-2021
24-10-2021
Latar Belakang: Penggunaan Rekam Medis Elektronik
(RME) di banyak pelayanan kesehatan diharapkan dapat
menggantikan Rekam Medis Manual karena Rekam Medis
Elektronik dianggap lebih efektif dan efisien dalam
penggunaannya, banyak rumah sakit yang sudah mulai
menggantikan Rekam Medis Manual (RMM) dengan Rekam
Medis Elektronik (RME) termasuk Rumah Sakit X.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
pengaruh penerapan Rekam Medis Elektronik (RME) terhadap
peningkatan efektivitas khususnya pada pelayanan Rawat Jalan
Rumah Sakit X.
Metode: Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 8 Juli 2021.
Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif
pendekatan deskriptif dengan desain penelitian korelasional.
Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada 30
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan yang mengisi posisi
tenaga kesehatan Rekam Medis Rumah Sakit X.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan persentase dari aspek 4
Aspek efektivitas yang diteliti suatu program dalam hal ini
RME dapat dikatakan efektif apabila program tersebut
memenuhi Aspek Tugas dan Fungsi, Aspek Rencana atau
Program, Aspek Ketentuan dan Peraturan, dan Aspek Tujuan
atau Kondisi Ideal pada pelayanan Rawat Jalan saat
diberlakukannya Rekam Medis Elektronik di Rumah Sakit X.
Kesimpulan: Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tenaga
kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit X setuju bahwa penerapan
RME efektif pada 3 aspek yaitu; tugas atau fungsi rawat jalan,
rencana atau program rawat jalan, ketentuan dan peraturan
rawat jalan, adapula tenaga kesehatan Rawat Jalan Rumah
Sakit X sangat setuju bahwa penerapan RME efektif pada
aspek tujuan atau kondisi ideal Rawat Jalan Rumah Sakit X.
Kata kunci: rekam medis; rekam medis elektronik;
efektivitas; rawat jalan.
Abstract
Tania Latipah, Siti Solihah and Sali Setiatin/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1422-1434
Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat
Jalan Di Rumah Sakit X
Background: The use of Electronic Medical Records (RME)
in many health services is expected to replace Manual
Medical Records because Electronic Medical Records are
considered more effective and efficient in their use, many
hospitals have begun to replace Manual Medical Records
(RMM) with Electronic Medical Records (Electronic Medical
Records). RME) including Hospital X.
Objective: This study aims to determine how much influence
the application of Electronic Medical Records (RME) has on
increasing effectiveness, especially in the Outpatient services
of Hospital X.
Methods: This study was conducted on 5 8 July 2021. By
using descriptive quantitative research method with a
correlational research design. The study was conducted by
distributing questionnaires to 30 Medical Recorders and
Health Information who fills the position of health workers in
Hospital Medical Record X.
Results: The results of the study show the percentage of
aspects of the 4 aspects of effectiveness studied by a program
in this case RME can be said to be effective if the program
meets the Aspects of Tasks and Functions, Aspects of Plans or
Programs, Aspects of Provisions and Regulations, and
Aspects of Goals or Ideal Conditions for Outpatient services
when Electronic Medical Records are enacted in hospitals X.
Conclusion: This research can be concluded that the
outpatient health workers of Hospital X agree that the
application of RME is effective in 3 aspects, namely;
outpatient duties or functions, outpatient plans or programs,
outpatient rules and regulations, and the outpatient health
workers of Hospital X strongly agree that the application of
RME is effective in the aspect of the goals or ideal conditions
of Outpatient Hospital X.
Keywords: medical record; electronic medical records;
effectiveness; outpatient.
*Correspondent Author : Tania Latipah
Email : tlatipah@piksi.ac.id
PENDAHULUAN
Rekam Medis dalam dunia Kesehatan sangat penting bagi sistem pelayanan Rumah
Sakit karena berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Salah satu
penggunaan Teknologi Informasi (TI) di bidang kesehatan yang menjadi trend dalam
pelayanan kesehatan secara global adalah Rekam Medis Elektronik (Susanto, 2012). Di
Indonesia, dikenal dengan Rekam Medis Elektronik (RME). RME banyak digunakan di
berbagai Rumah Sakit sebagai pengganti atau pelengkap Rekam Medis kesehatan manual
Tania Latipah, Siti Solihah and Sali Setiatin/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1422-1434
Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat
Jalan Di Rumah Sakit X
berbentuk kertas (Khasanah, 2020). Penerapan RME di Rumah Sakit X sudah mulai sejak tahun
2004 dengan menggunakan metode Sistem Informasi Manajemen rumah sakit (SIMRS),
dengan adanya SIMRS ini diharapkan dapat memudahkan para tenaga rekam medis untuk
melayani dan mengolah data pasien khususnya pada pelayanan pendaftaran rawat jalan,
adapula tugas dari pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit X diantaranya : registrasi pasien,
menginput data pasien pada SIMRS, membuat surat rujukan, indeksing dan assembling
(Saputra, 2014).
Rekam Medis sendiri dalam penjelasan pasal 46 ayat (1) UU No. 29 Tahun 2004
Dalam kaitannya dengan praktik kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis adalah
berkas yang berisi catatan dan dokumen yang berkaitan dengan identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan, dan pelayanan selain pasien (Indonesia, 2004). Pada PERMENKES
No:269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang
berisi catatan dan dokumen yang memuat identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang
telah diberikan, serta baik seperti prosedur dan layanan pakaian diberikan kepada pasien
(Permenkes, 2008).
Menurut (Pribadi et al., 2018), Rekam Medis Elektronik (Computer-Based Medical
Record) adalah tempat penyimpanan elektronik informasi tentang status kesehatan dan
pelayanan kesehatan yang diperoleh pasien sepanjang hidupnya, disimpan sedemikian rupa
sehingga dapat melayani berbagai rekam medis yang sah. pengguna. Rekam kesehatan
elektronik juga harus mencakup data pribadi, demografi, sosial, klinis dan berbagai kejadian
klinis selama proses pelayanan dari berbagai sumber data (multimedia) dan berfungsi secara
aktif memberikan dukungan untuk pengambilan keputusan medis. Penggunaan rekam
kesehatan elektronik menghasilkan sistem yang secara khusus memfasilitasi berbagai
kemudahan bagi pengguna, seperti proses kelengkapan data, alert alert, sistem pendukung
keputusan klinis dan data linking dengan pengetahuan medis dan alat lainnya (Darwito et al.,
2016). Di Indonesia, rekam medis berbasis komputer ini biasa disebut Electronic Medical
Record (EMR). Electronic Medical Record (EMR) adalah kegiatan komputerisasi isi rekam
medis kesehatan dan proses-proses yang terkait dengannya (Dwijosusilo & Sarni, 2018).
Rekam Medis adalah “kumpulan fakta tentang kehidupan seorang pasien dan riwayat
penyakitnya, termasuk penyakitnya, perawatan saat ini dan masa lalu, yang ditulis oleh praktisi
kesehatan dalam upayanya memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien (Yulianthi, 2012).
Electronic Medical Record (EMR) bukanlah suatu sistem informasi yang dapat dibeli dan
dipasang seperti paket pengolah kata atau sistem informasi pembayaran dan laboratorium yang
dapat langsung dihubungkan dengan sistem informasi dan alat lain yang sesuai di lingkungan
tertentu (Rosa & Kep, 2019). Menurut (Erlirianto, 2015), Electronic Medical Record (EMR)
adalah suatu sistem informasi yang memiliki kerangka kerja yang lebih luas dan memenuhi
seperangkat fungsi, menurut Amatayakul Magret K dalam bukunya Electronic Health
Records: A Practical, Guide for Professionals and Organizations, Electronic Medical Record
(EMR) harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Mengintegrasikan data dari berbagai
sumber (Integrated Data From Multiple Sources). b. Mengumpulkan data di titik pelayanan
(Capture Data At The Point Of Care). c. Mendukung penyedia layanan dalam pengambilan
keputusan (Support Caregiver Decision Making) (Amatayakul, 2007).
Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kesehatan non spesifik yang dilakukan di
fasilitas kesehatan yang berobat hanya pada jam kerja dan pasien tidak menginap di rumah
sakit (Sondari, 2015). Menurut (Mayasari, 2018) pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang
diberikan kepada pasien rawat jalan dan pelayanan tidak lebih dari 24 jam, termasuk semua
prosedur diagnostik dan terapeutik. Kedepannya, pelayanan rawat jalan akan menjadi bagian
terbesar dari pelayanan kesehatan di Puskesmas. Pesatnya pertumbuhan pelayanan rawat jalan
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: 1) Pengurangan biaya untuk mengendalikan kenaikan harga
Tania Latipah, Siti Solihah and Sali Setiatin/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1422-1434
Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat
Jalan Di Rumah Sakit X
pelayanan kesehatan dibandingkan rawat inap, 2) Peningkatan kapabilitas dan sistem
reimbursement untuk prosedur rawat jalan, 3) Pengembangan teknologi tinggi yang
berkelanjutan untuk prosedur rawat jalan. pelayanan rawat jalan akan mendorong pertumbuhan
pelayanan rawat jalan. Pelayanan rawat jalan sering diibaratkan sebagai pintu gerbang
pelayanan kesehatan yang akan mempengaruhi keputusan pasien untuk tetap atau tidak
menggunakan pelayanan tersebut. Kualitas layanan ditentukan oleh kebutuhan atau harapan
pengguna yang telah terpenuhi dan diterima tepat waktu. Jika pelayanan yang diharapkan
sesuai dengan pelayanan yang diterima maka dianggap memuaskan dan mereka akan kembali
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan (Napirah et al., 2016).
Adapula Efektivitas itu sendiri menurut (Rosmini, 2021), efektivitas adalah hubungan
antara produk dengan tujuan atau bisa juga dikatakan sebagai ukuran sejauh mana tingkat
produk, kebijakan dan prosedur organisasi. Efisiensi juga berkaitan dengan tingkat
keberhasilan suatu operasi di sektor publik, sehingga suatu kegiatan dikatakan efektif jika
kegiatan tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan memberikan
pelayanan publik yang merupakan tujuan yang telah ditentukan.
Menurut (Yulitiawati & Rusmidarti, 2021), efektivitas adalah ukuran keberhasilan atau
kegagalan dalam mencapai tujuan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Jika suatu
organisasi mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut telah beroperasi secara efektif.
Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan efek dan dampak (outcomes) dari keluaran
program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi produk yang dihasilkan
terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditentukan, maka akan semakin efisien
proses kerja suatu unit organisasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Farid et al, 2021)
meneliti tentang efektivitas penggunaan Rekam Medis Elektronik terhadap pelayanan pasien
rawat jalan yang efektif dan sangat membantu dalam proses pemberian pelayanan yang
diberikan kepada pasien. Namun, penelitian tersebut tidak menjelaskan pengaruh penggunaan
Rekam Medis Elektronik sehingga penulis meneliti seberapa besar pengaruh penggunaan
Rekam Medis Elektronik pada peningkatan efektivitas pelayanan Rawat Jalan.
Aspek efektivitas berdasarkan pendapat (Azizah, 2018), efektivitas dapat dijelaskan
bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-aspek berikut: (1) Aspek tugas atau
fungsi, dapat dikatakan efektif apabila lembaga tersebut menjalankan tugas atau fungsinya,
demikian pula dengan penerapan program RME akan efektif apabila tugas dan fungsi dari
rawat jalan dapat dilaksanakan secara memadai; (2) Aspek rencana atau program, yang
dimaksud dengan rencana atau program, jika semua rencana dapat dilaksanakan, maka rencana
atau program tersebut dikatakan efektif, demikian pula dengan penerapan program RME dapat
dikatakan efektif jika jika semua rencana dan program di rawat jalan dapat dilaksanakan; (3)
Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat pada berjalannya
peraturan, jika peraturan tersebut dilaksanakan dengan baik, berarti penerapan RME tersebut
telah efektif berlaku; dan (4) Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dapat
dikatakan efektif dilihat dari hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai,
dalam hal ini penerapan RME dapat dikatakan efektif jika tujuan atau kondisi ideal penerapan
RME di rawat jalan dapat dicapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penerapan Rekam Medis
Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat Jalan di Rumah Sakit X, hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk evaluasi penerapan
sistem Rekam Medis Elektronik khusunya di Rumah Sakit X agar sesuai dengan tujuan
penerapan RME itu sendiri, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya untuk rumah
sakit x, dan dapat menjadi rujukan untuk rumah sakit di Indonesia yang juga melakukan
penerapan RME khususnya di bagian rawat jalan.
Tania Latipah, Siti Solihah and Sali Setiatin/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1422-1434
Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat
Jalan Di Rumah Sakit X
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif pendekatan deskriptif,
adapula penjelasan penelitian kuantitatif menurut (Sugiyono, 2013), metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk
mendeskripsikan objek penelitian atupun hasil penelitian. Adapun pengertian deskriptif
menurut (Sugiyono, 2014) adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul
sebagimana adanya, tanpa melakukun analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan RME pada peningkatan
efektivitas pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit X. Departemen yang diteliti adalah
Departemen Rekam Medis bagian pendaftaran Rawat Jalan Rumah Sakit X. Waktu penelitian
ini dilakukan pada 5 - 8 Juli 2021.
Populasi pada penelitian ini adalah petugas Rekam Medis Rumah Sakit X, sampel
penelitian merupakan seluruh populasi yaitu 30 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
(PMIK) Rumah Sakit X. Adapula pengertian populasi menurut (Setiana, 2020) mengemukakan
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai
kualitasdan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
dapat di tarik kesimpulan.
Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner terstruktur, adapula menurut (Sari et
al., 2016) menjelaskan bahwa kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal yang
diketahui oleh responden, untuk memperoleh informasi mengenai efektivitas penerapan RME
terhadap peningkatan efektivitas pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit X, peneliti memberikan
kuesioner berisi pernyataan yang berdasarkan dari aspek efektivitas menurut yaitu aspek tugas
dan fungsi,aspek rencana atau program, aspek ketentuan dan peraturan, dan aspek tujuan atau
kondisi ideal (Muasaroh, 2010), serta variabel terkait yaitu penerapan RME terhadap
peningkatan efektivitas pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit X. Hasil pengumpulan data diolah
menggunakan perangkat lunak statistik SPSS 16.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas Kuesioner
Uji Validitas dilakukan dengan memberikan kuesioner pada 30 Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan, metode pengujian validitas pada penelitian ini menggunakan metode
corrected item-total correlation, butir pernyataan akan dikatakan valid apabila r hitung lebih
besar dari jumlah r table, dengan uji 2- sisi, dengan tingkat signifikasi yang digunakan adalah
0,05.
Tania Latipah, Siti Solihah and Sali Setiatin/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1422-1434
Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat
Jalan Di Rumah Sakit X
Gambar1. Hasil Uji Validitas Kuesioner
Butir Soal
R hitung
r table
Validitas
X1
0,542
0,3
Valid
X2
0,764
0,3
Valid
X3
0,801
0,3
Valid
X4
0,689
0,3
Valid
X5
0,655
0,3
Valid
X6
0,791
0,3
Valid
X7
0,686
0,3
Valid
X8
0,415
0,3
Valid
X9
0,814
0,3
Valid
X10
0,813
0,3
Valid
X11
0,813
0,3
Valid
X12
0,453
0,3
Valid
X13
0,659
0,3
Valid
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 1 di atas, yang dilakukan pada 16 butir
kuesioner, didapatkan hasil item valid sejumlah 13 item dengan nilai di atas 0,3. Angka yang
diperoleh harus dibandingkan dengan standar nilai korelasi validitas, menurut Sugiyono
(2017:125) nilai standar dari validitas adalah sebesar 0,361. Jika angka korelasi yang diperoleh
lebih besar daripada nilai standar maka pertanyaan tersebut valid (Signifikan).
2. Uji Reliabilitas Kuesioner
Uji reliabilitas menggunakan metode Cronbach’s alpha dimana pernyataan dapat
dinyatakan reliabel apabila hasil Cronbach’s alpha lebih dari 0,7
Gambar 2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
No
Cronbach’s Alpha
N of Items
1
0,892
16
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner pada tabel 2 di atas, bahwa kuesioner
mendapatkan hasil 0,892 atau lebih besar dari 0,7 sehingga kuesioner dapat dinyatakan reliabel,
hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2017:130) yang menyatakan bahwa uji reliabilitas
adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap
seluruh pernyataan.
Apabila korelasi 0,7 atau lebih maka dikatakan item tersebut memberikan tingkat
reliabel yang cukup tinggi, namun sebaliknya apabila nilai korelasi dibawah 0,7 maka
dikatakan item tersebut kurang reliabel.
3. Karakteristik Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK)
Kuesioner disebar pada 30 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK) dengan
karakteristik sebagian besar perempuan sejumlah (55%), dengan profesi sebagai tenaga
kesehatan Rekam Medis Rumah Sakit X (80%), berusia 20-30 tahun (85%), lama bekerja 1-5
tahun (75%).
Tania Latipah, Siti Solihah and Sali Setiatin/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1422-1434
Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat
Jalan Di Rumah Sakit X
Tabel 3. Jenis Kelamin Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK)
No
Jenis Kelamin
Jumlah (orang)
1
Perempuan
16
2
Laki Laki
14
Sumber: Data primer dan Data sekunder
Pada tabel 3 di atas, bahwa hasil sebaran kuesioner yang diberikan pada perekam
medis yang bekerja di Rumah Sakit X, kuesioner diisi oleh perekam medis dengan jenis
kelamin perempuan yang berjumlah 16 orang, dan Laki-laki dengan jumlah 14 orang.
Tabel 4. Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK)
No
Profesi
Jumlah (orang)
1
Tenaga Kesehatan Rekam Medis
24
2
Tenaga Kesehatan Non Rekam Medis
6
Sumber: Data primer dan Data sekunder
Pada tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa perekam medis yang bekerja di Rumah Sakit
X berprofesi sebagai Tenaga Kesehatan Rekam Medis berjumlah 24 orang dan Tenaga
Kesehatan Non Rekam Medis berjumlah 6 orang.
Tabel 5. Usia Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK)
No
Usia
Jumlah (orang)
1
20 30 Tahun
25
2
31 40 Tahun
5
Sumber: Data primer dan Data sekunder
Pada tabel 5 di atas, bahwa didapatkan data bahwa dari sampel yang terambil sebanyak
30 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Terdapat 2 pengelompokan usia dan yang
didominasi pada rentang umur 20-30 Tahun sebanyak 25 orang, serta usia 31-40 Tahun
sebanyak 5 orang.
Tabel 6. Lama Bekerja Perekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK)
No
Durasi Kerja
Jumlah (orang)
1
1 5 Tahun
23
2
6 10 Tahun
7
Sumber: Data primer dan Data sekunder
Pada tabel 6 hasil sebaran kuesioner yang diberikan pada 30 Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan (PMIK) kuesioner diisi oleh responden dengan lama bekerja 1-5 Tahun
dengan jumlah sebanyak 23 orang dan yang lama bekerja selama 6-10 Tahun berjumlah 7
orang.
Tania Latipah, Siti Solihah and Sali Setiatin/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(7), 1-6
DOI : 10.36418/cerdika.xxx http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
4. Hasil Sebaran Kuesioner
Tabel 7. Hasil Sebaran Kuesioner Dengan Skala likert
No
Aspek
Kategori Index Interval
1
Tugas Atau Fungsi
76% (Setuju)
2
Rencana Atau Program
71% (Setuju)
3
Ketentuan Dan Peraturan
65% (Setuju)
4
Tujuan Atau Kondisi Ideal
81% (Sangat Setuju)
Sumber: Data primer dan Data sekunder
Berdasarkan tabel 7 di atas, bahwa hasil sebaran kuesioner dengan skala likert,
dapat disimpulkan tenaga kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit X Setuju bahwa penerapan
RME efektif pada aspek tugas atau fungsi berdasarkan dari kategori nilai index 76%, tenaga
kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit X setuju bahwa penerapan RME efektif pada aspek
rencana atau program berdasarkan dari kategori nilai index 71%, tenaga kesehatan Rawat
Jalan Rumah Sakit X setuju bahwa penerapan RME efektif pada aspek ketentuan dan
peraturan berdasarkan dari kategori nilai index 65%, tenaga kesehatan Rawat Jalan Rumah
Sakit X sangat setuju bahwa penerapan RME efektif pada aspek tujuan atau kondisi ideal
berdasarkan dari kategori nilai index 81%, maka dengan demikian dapat disimpulkan dari
4 aspek yang diteliti terkait efektivitas menurut (Muasaroh, 2010), bahwa tenaga kesehatan
Rawat Jalan Rumah Sakit X setuju bahwa penerapan RME efektif pada 3 aspek yaitu; tugas
atau fungsi rawat jalan, rencana atau program rawat jalan, ketentuan dan peraturan rawat
jalan, adapula tenaga kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit X sangat setuju bahwa penerapan
RME efektif pada aspek tujuan atau kondisi ideal Rawat Jalan Rumah Sakit X.
B. Pembahasan
Hasil dari pengambilan data dihitung dan disimpulkan menggunakan skala likert,
adapula penggunaan skala likert untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono,
2014).
Pendistribusian hasil pengambilan data kuesioner menggunakan rumus penentuan
skala likert sebagai berikut:
Rumus: T x Pn
T = Total jumlah responden yang memilih
Pn = Angka skor likert
Interpretasi Skor Perhitungan
Y = skor tertinggi likert x jumlah responden
X = skor terendah likert x jumlah responden
Index = Total Skor / Y x 100
Hasil = Total skor / Y x 100 = Hasil Interval%
Tabel 8. Kategori Index Interval Skala Likert
No
Index
Kategori Index Interval
Tania Latipah, Siti Solihah, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1422-1434
Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat
Jalan di Rumah Sakit X
1430
1
0% 19,99%
Sangat Tidak Setuju
2
20% 39,99%
Tidak Setuju
3
40% 59,99%
Ragu - Ragu
4
60% 79,99%
Setuju
5
80% 100%
Sangat Setuju
1. Aspek Tugas atau Fungsi
Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika melaksanakan
tugas atau fungsinya (Muasaroh, 2010). Berdasarkan hasil sebaran kuesioner yang
diberikan pada 30 responden didapatkan hasil bahwa, 5% Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan sangat tidak setuju, 7% Perekam Medis dan Informasi Kesehatan tidak
setuju, 28% Perekam Medis dan Informasi Kesehatan kurang setuju, 26% Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan setuju, 34% Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
sangat setuju bahwa penerapan Rekam Medis Elektronik efektif terhadap aspek tugas
dan fungsi pada pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit X.
Berdasarkan hasil penghitungan skala likert yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa tenaga kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit X setuju bahwa penerapan RME
efektif pada aspek tugas atau fungsi berdasarkan dari kategori nilai index 76%.
Gambar 1. Diagram Persentase Jawaban Responden Aspek Tugas Atau Fungsi
2. Aspek Rencana atau Program
Jika seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau program dikatakan
efektif (Muasaroh, 2010). Berdasarkan hasil sebaran kuesioner yang diberikan pada 30
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan didapatkan hasil bahwa, 3% Perekam Medis
dan Informasi Kesehatan sangat tidak setuju, 17% Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan tidak setuju, 30% Perekam Medis dan Informasi Kesehatan kurang setuju,
22% Perekam Medis dan Informasi Kesehatan setuju, 28% Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan sangat setuju bahwa penerapan Rekam Medis Elektronik efektif
terhadap aspek rencana atau program pada pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit X.
Berdasarkan hasil penghitungan skala likert yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa tenaga kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit X setuju bahwa penerapan RME
efektif pada aspek rencana atau program berdasarkan dari kategori nilai index 71%.
Tania Latipah, Siti Solihah, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1422-1434
Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat
Jalan di Rumah Sakit X
1431
Gambar 2. Diagram Persentase Jawaban Responden Aspek Rencana Atau Program
3. Aspek Ketentuan dan Peraturan
Aturan dilaksanakan dengan baik berarti ketentuan atau aturan telah berlaku
secara efektif (Muasaroh, 2010). Berdasarkan hasil sebaran kuesioner yang diberikan
pada 30 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan didapatkan hasil bahwa, 11%
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sangat tidak setuju, 12% Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan tidak setuju, 33% Perekam Medis dan Informasi Kesehatan kurang
setuju, 26% Perekam Medis dan Informasi Kesehatan setuju, 18% Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan sangat setuju bahwa penerapan Rekam Medis Elektronik efektif
terhadap aspek ketentuan dan peraturan pada pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit X.
Berdasarkan hasil penghitungan skala likert yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa tenaga kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit X setuju bahwa penerapan RME
efektif pada aspek ketentuan dan peraturan berdasarkan dari kategori nilai index 65%.
Gambar 3. Diagram Persentase Jawaban Responden Aspek Ketentuan dan Peraturan
4. Aspek Tujuan atau Kondisi Ideal
Suatu program kegiatan dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau
kondisi ideal program tersebut dapat dicapai (Muasaroh, 2010). Berdasarkan hasil
sebaran kuesioner yang didapatkan dari 30 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
didapatkan hasil bahwa, 2% Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sangat tidak
setuju, 5% Perekam Medis dan Informasi Kesehatan tidak setuju, 20% Perekam Medis
dan Informasi Kesehatan agak setuju, 33% Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
setuju, 40% Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sangat setuju bahwa penerapan
Tania Latipah, Siti Solihah, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1422-1434
Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat
Jalan di Rumah Sakit X
1432
Rekam Medis Elektronik efektif terhadap aspek tujuan atau kondisi ideal pada
pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit X.
Berdasarkan hasil penghitungan skala likert yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa tenaga kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit X sangat setuju bahwa penerapan
RME efektif pada aspek tujuan atau kondisi ideal berdasarkan dari kategori nilai index
81%.
Gambar 4. Diagram Persentase Jawaban Responden Aspek Tujuan Atau Kondisi Ideal
KESIMPULAN
Penggunaan Rekam Medis Elektronik di banyak pelayanan kesehatan diharapkan
dapat menggantikan Rekam Medis Manual (RMM) karena Rekam Medis Elektronik
dianggap lebih efektif dan efisien dalam penggunaannya, banyak Rumah Sakit yang sudah
mulai menggantikan Rekam Medis Manual dengan Rekam Medis Elektronik termasuk
Rumah Sakit X. Penelitian ini merupakan penelitian yang ditujukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penggunaan Rekam Medis Elektronik pada peningkatan
efektivitas pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit X.
Adapula hasil dari penelitian ini berupa penelitian deskriptif dengan hasil sebaran
kuesioner yang dihitung menggunakan skala likert disimpulkan bahwa tenaga kesehatan
Rawat Jalan Rumah Sakit X setuju bahwa penerapan RME efektif pada 3 aspek yaitu; tugas
atau fungsi rawat jalan, rencana atau program rawat jalan, ketentuan dan peraturan rawat
jalan, adapula tenaga kesehatan Rawat Jalan Rumah Sakit X sangat setuju bahwa penerapan
RME efektif pada aspek tujuan atau kondisi ideal Rawat Jalan Rumah Sakit X. Dengan
meneliti variabel efektivitas dari penerapan Rekam Medis Elektronik penelitian ini
diharapkan dapat membantu proses evaluasi terhadap program Rekam Medis Elektronik
yang telah dijalankan oleh banyak instansi pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit X.
BIBLIOGRAFI
Amatayakul, M. (2007). Electronic health records: A practical guide for professionals and
organizations. Amer Health Information Management.
Azizah, S. N. (2018). Efektivitas kinerja keuangan badan amil zakat nasional (baznas) pada
program pentasharufan dana zakat di baznas kota yogyakarta. El-Jizya: Jurnal
Ekonomi Islam, 6(1), 91112.
Darwito, H. A., Yuliana, M., & Azkiya, M. U. (2016). Implementasi Sistem Keamanan
Sharing Electronic Health Record (EHR) Berbasis 3DES. SENTIA 2016, 8(2).
Tania Latipah, Siti Solihah, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1422-1434
Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat
Jalan di Rumah Sakit X
1433
Dwijosusilo, K., & Sarni, S. (2018). Peranan Rekam Medis Elektronik Terhadap Sistim
Informasi Manajemen Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.
Erlirianto, L. M. (2015). Implementasi Kerangka Kerja Evaluasi Human, Organization,
And TechnologyFit (HotFit) Pada Sistem Informasi Rekam Medis Elektronik
(RME) Di Rumah Sakit Kristen Mojowarno, Jombang-The Implementation Of
Human, Organization, And TechnologyFit (HotFit) Eva. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Farid, Z. M., Fernando, N. R., & Sonia, D., & Ganesha, P. P. (2021). Efektivitas
penggunaan rekam medis elektronik terhadap pelayanan pasien rawat jalan
di klinik darul arqam garut. 1(September), 12471254.
Indonesia, R. (2004). Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
Jakarta: Republik Indonesia.
Khasanah, M. (2020). Tantangan Penerapan Rekam Medis Elektronik Untuk Instansi
Kesehatan. Jurnal Sainstech, 7(2), 5053.
Mayasari, F. (2018). Analisis hubungan waktu pelayanan dan faktor total quality service
terhadap kepuasan pasien di poliklinik kebidanan dan kandungan RSIA Anugerah
Medical Centre kota Metro tahun 2015. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia,
2(3).
Muasaroh, S. (2010). Pengaruh Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Terhadap
Peningkatan Minat Baca Siswa SMA Negeri 1 Kendal. Perpustakaan SMAN 1
Kendal.
Napirah, M. R., Rahman, A., & Tony, A. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tambarana
Kecamatan Poso Pesisir Utara Kabupaten Poso. Jurnal Pengembangan Kota, 4(1),
2939.
Permenkes, R. I. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
269/MenKes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
Pribadi, Y., Dewi, S., & Kusumanto, H. (2018). Analisis Kesiapan Penerapan Rekam
Medis Elektronik di Kartini Hospital Jakarta. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 8(2),
19.
Rosa, D. R. E. M., & Kep, M. (2019). Surveillance Infeksi Di Rumah Sakit Konsep dan
Implementasi.
Rosmini, R. (2021). Analisis Efektivitas Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Desa (Apbdes) Pada Desa Plampang Kecamatan Plampang Kabupaten Sumbawa.
Universitas_Muhammadiyah_Mataram.
Saputra, E. (2014). Analisis penerimaan sistem informasi manajemen rumah sakit umum
daerah Bangkinang menggunakan metode technology acceptance model (TAM).
Jurnal Sains, Teknologi Dan Industri, 10(2), 229235.
Sari, N. M. K., Suwena, K. R., & Zukhri, A. (2016). Pengaruh Partisipasi Anggota,
Pelayanan, dan Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Koperasi Dharma Sesana
Desa Lebih Kabupaten Gianyar. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 7(2).
Setiana, A. (2020). Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Picture And
Picture Berbasis Web Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Peserta Didik Kelas X Sma
Negeri 1 Gunung Terang Tahun Pelajaran 2018/2019. https://ummetro. ac. id/.
Sondari, A. (2015). Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan Peserta Jaminan Kesehatan
Nasional (Jkn) Di Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Kabupaten Brebes Tahun
2015. Universitas Negeri Semarang.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. In Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (12th, Cetaka ed.).
CV Alfabeta.
Tania Latipah, Siti Solihah, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1422-1434
Pengaruh Rekam Medis Elektronik Terhadap Peningkatan Efektivitas Pelayanan Rawat
Jalan di Rumah Sakit X
1434
Susanto, G. (2012). Sistem Informasi Rekam Medis Pada Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Pacitan Berbasis Web Base. Speed-Sentra Penelitian Engineering Dan
Edukasi, 3(4).
Yulianthi, D. (2012). Pengaruh Karakteristik Individu Dan Psikologis Terhadap Kinerja
Perawat Dalam Kelengkapan Rekam Medis Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Stella
Maris Makassar (Studi Kasus). Universitas Hasanuddin.
Yulitiawati, Y., & Rusmidarti, R. (2021). Analisis Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor
Publik Dengan Mengunakan Pendekatan Value For Money Di Kabupaten OKU.
JETAP, 1(2), 91109.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).