Boneka SUKOBE (Susu Kotak Bekas) sebagai Media Literasi
Dini dengan Teknik Bercerita untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis pada
Peserta Didik
Arum Puspitasari
Paud Intens
School, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak |
||
Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan
boneka SUKOBE (Susu Kotak Bekas) sebagai alat peraga edukatif (APE) dalam
pembelajaran anak usia dini di PAUD Intens School. Boneka SUKOBE, yang
dibuat dari limbah kemasan susu kotak, digunakan sebagai media bercerita
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, literasi dini, dan kesadaran
lingkungan anak. Metode penelitian ini melibatkan pendekatan kualitatif
melalui observasi partisipatif, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa boneka SUKOBE efektif dalam mendorong perkembangan literasi
dini, termasuk kemampuan berbicara, pemecahan masalah, dan kecintaan terhadap
buku. Anak-anak juga mampu memahami konsep daur ulang melalui kegiatan
bermain dan belajar yang dirancang di sudut invitasi. Selain itu, program ini
melibatkan orang tua dalam pengolahan sampah, memperkuat kolaborasi antara
lembaga pendidikan dan keluarga dalam membentuk karakter peduli lingkungan
pada anak usia dini. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis terhadap
pendidikan PAUD dengan menunjukkan bahwa limbah dapat dimanfaatkan sebagai
media edukatif yang inovatif, ekonomis, dan ramah lingkungan. Kata kunci: Boneka SUKOBE, Literasi
Dini, Pendidikan Lingkungan, PAUD, Berpikir Kritis |
||
|
|
|
Abstract This study aims to implement
SUKOBE puppets (Recycled Milk Cartons) as educational teaching aids (APE) in
early childhood education at PAUD Intens School.
SUKOBE puppets, created from recycled milk carton waste, are utilized as
storytelling media to enhance critical thinking skills, early literacy, and
children's environmental awareness. The research employed a qualitative
approach involving participatory observation, interviews, and documentation.
The findings reveal that SUKOBE puppets effectively support the development
of early literacy, including speaking skills, problem-solving, and a love for
books. Children also grasp the concept of recycling through structured play
and learning activities in invitation corners. Additionally, this program
engaged parents in waste processing, fostering collaboration between
educational institutions and families in nurturing environmentally conscious behavior in early childhood. This study offers practical
contributions to early childhood education, demonstrating that waste can be
transformed into innovative, cost-effective, and eco-friendly educational
media. Keywords: SUKOBE Puppets, Early Literacy, Environmental Education, Early Childhood, Critical Thinking |
*Correspondence Author: Arum Puspitasari
Email: [email protected]
Kegiatan Pembelajaran pada Anak
Usia Dini dapat dilakukan dengan pembelajaran yang menyenangkan melalui
kegiatan Bermain sambil Belajar. Aktifitas
pembelajaran yang berkualitas di PAUD hendaknya menyesuaikan kebutuhan belajar
peserta didik, khususnya terhadap 6 aspek perkembangan anak (Rosenthal & Gatt, 2020). Anak
dapat berkembang secara optimal jika stimulus pembelajaran tepat (Pianta et al.,
2019). Salah satu kendala yang sering dihadapi pendidik adalah kesulitan dalam
membuat perencanaan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang
menyenangkan adalah kunci pendidikan berkualitas (Kim et
al., 2020). Banyak sekali miskonsepsi
dalam membuat perencanaan pembelajaran berkualitas yang dilakukan guru, salah
satunya adalah penyediaan Alat Peraga Edukatif (APE) yang dinilai mahal,
artinya harus membeli. Padahal, dalam kurikulum merdeka, lingkungan terdekat
anak adalah sumber belajar yang baik (Direktorat PAUD, 2022).
PAUD Intens School
merupakan satuan pendidikan anak usia dini yang berada di wilayah Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. KB TK Intens School berada di lokasi sekitar pasar Bongkaran Tuban dan
objek wisata Goa Akbar. Dekatnya lokasi PAUD dengan kawasan pasar, bahkan jalan
menuju PAUD melewati pasar, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
aktivitas pembelajaran anak. Pemandangan aktivitas pasar dan berbagai kegiatan
di dalamnya sudah menjadi pemandangan sehari-hari peserta didik Intens School. Bahkan pemandangan yang kurang menyenangkan, salah
satunya adalah tumpukan sampah (Rahman et al., 2023). Lokasi PAUD yang berada di dekat TPA Gunung
Panggung Semanding Tuban juga sering berdampak pada
aroma sampah yang tercium sampai ke lembaga Intens School.
Sering kali peserta didik mengeluhkan aroma bau sampah dan banyaknya sampah
(Susanto, 2023).
Berdasarkan fenomena di atas,
sebagai pendidik di satuan PAUD memiliki peran besar dalam menanamkan
pendidikan karakter, khususnya peduli terhadap lingkungan. Sebagai seorang
pendidik anak usia dini, penulis memiliki kewajiban dalam memberikan materi pembelajaran
berkaitan dengan isu lingkungan hidup, yaitu sampah yang ada di sekitar
(Hidayati, 2022). Tidak perlu jauh sampai mengajak anak membersihkan sampah di
lingkungan pasar, tetapi pengolahan sampah di lembaga sendiri wajib untuk
dikelola dengan baik (Jamilah et al.,
2021). Lembaga PAUD paling banyak menyumbang sampah misalnya diapers, bungkus snack ringan,
dan sebagainya (Wardhani & Nugroho, 2021). Apalagi di Lembaga Intens School, setiap hari Jumat melalui program Pemberian Makanan
Tambahan (PMT), sering membagikan susu kotak UHT kepada peserta didik. Sehingga
persentase sampah terbanyak adalah kemasan susu kotak ini (Kusuma et al., 2022).
Berangkat dari hal ini, saya
selaku pendidik PAUD berusaha memaksimalkan penggunaan lingkungan belajar
sebagai sarana belajar, dan pemanfaatan bahan bekas untuk dikreasikan menjadi
produk APE berdaya guna. APE yang saya kembangkan adalah hasil pengolahan
limbah kemasan susu kotak dari kegiatan PMT yang dilakukan setiap hari Jumat di
sekolah. Sisa kemasan susu kotak ini dapat dimanfaatkan sebagai media boneka
bercerita (Iskandar et al.,
2021). Seperti yang kita ketahui, pembelajaran di
PAUD akan terkesan natural jika dilakukan dengan memberikan informasi tanpa
seakan-akan menasihati anak (Kurniasari, 2022). Aktivitas tersebut dapat
dilakukan dengan cara pembelajaran melalui metode bercerita atau mendongeng
sesuai topik pembahasan (Prasetyo et al., 2021).
Metode bercerita ini dipilih
untuk meningkatkan literasi dini pada anak, karena
menurut Roosie (2020: 3), literasi
usia dini mencakup beberapa aspek penting, yaitu: (1) kesadaran fonemik, yakni
kemampuan berinteraksi dengan satuan terkecil bunyi; (2) pengetahuan huruf,
yaitu kemampuan mengidentifikasi nama-nama abjad; (3) penambahan kosakata; (4)
kesadaran terhadap materi cetak; dan (5) motivasi terhadap buku serta kemampuan
bahasa lisan yang dapat ditingkatkan melalui kegiatan bercerita. Literasi dini yang berkembang dengan baik dapat menjadi
fondasi penting bagi keberhasilan akademik di masa depan (Harwood
& Tucker, 2022). Metode bercerita juga mendukung
keterlibatan aktif anak dalam pembelajaran, sehingga menciptakan pengalaman
belajar yang lebih bermakna (Tan & Ng, 2022).
Pembelajaran di atas diikuti
dengan aktifitas belajar
dengan pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan bookish play dan sudut invitasi sesuai
minat belajar anak. Pembelajaran
ini mendorong anak untuk mengembangkan pembelajaran abad 21 untuk dapat menghadapi revolusi industry 4.0. Dwyer
dan Stewart (2014) mengatakan bahwa Pendidikan
di abad 21 berfokus pada 4C yaitu creativity
(kreativitas), critical thinking (berpikir
kritis), communication (komunikasi) dan collaboration
(kolaborasi). Dari fenomena yang ada di PAUD Intens School penulis
berharap salah satu kemampuan tersebut
mulai diasah sejak dini, yaitu kemampuan berpikir kritis. Menurut
Susanto (2013) kemampuan berpikir kritis akan
membuat anak lebih peka terhadap masalah kehidupan yang terjadi
sehari-hari dan dengan mengaplikasikan kemampuannya anak akan mampu menyelesaikan masalah sederhana.
Hidayati (2018) menyatakann
bahwa pada anak usia dini kemampuan ini telah muncul secara alami Ketika anak mulai memperhatikan benda disekitarnya
dengan rasa ingin tahu. Dari rasa
ingin tahu inilah, penulis ingin mengajak peserta didik di Intens School
Bersama- sama memikirkan isu
lingkungan hidup khususnya dalam pengolahan sampah. Kreatifitas dan keterampilan pendidik saat mengolah
sampah menjadi APE ini diharapkan dapat membawa kontribusi terhadap
lingkungan.
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil
implementasi langkah inovasi penulis dalam mengurangi dampak sampah dari PMT dan mendeskripsikan karya nyata kreativitas guru dalam cipta APE sesuai kebutuhan pembelajaran di PAUD Intens School.
Metodologi yang digunakan dalam
karya ilmiah ini merupakan analisis teoritis yang sistematis dalam merencanakan
pembelajaran bermakna, yang diterapkan melalui beberapa tahapan. Tahapan
pertama adalah penguatan literasi anak usia dini
sebagai program lembaga. Ide inovasi disesuaikan dengan program lembaga agar
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan dan capaian yang diharapkan. Lembaga
Intens School, tempat pelaksanaan program ini,
memiliki program harian bernama �Cilukba� yang dilakukan setiap pagi. Program
ini bertujuan menguatkan fondasi literasi dengan
membacakan buku cerita kepada anak, di mana guru membacakan cerita dan mengajak
anak mendengarkan. Menurut Roosie (2020), aktivitas
mendengarkan cerita membantu perkembangan otak, meningkatkan kemampuan
mendengar, memperluas kosakata, dan melatih rentang perhatian serta daya ingat.
Selain itu, program ini memperkenalkan konsep-konsep terkait media cetak,
tulisan, dan ilustrasi, yang merangsang imajinasi serta pengenalan buku dan
pembelajaran.
Media bercerita berbentuk
boneka bernama SUKOBE dikembangkan dari susu kotak bekas dan digunakan sebagai
media bercerita untuk memvisualisasikan isi cerita kepada anak-anak. Topik yang
diangkat berfokus pada isu lingkungan, terutama tentang sampah, yang selanjutnya
dikembangkan menjadi bahan bacaan cerita anak. Teknik pembelajaran melalui
cerita menjadi metode utama dalam pembelajaran di PAUD Intens School, di mana pendidik diwajibkan untuk merancang
strategi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Menurut Sofie dan Roosie (2018), bercerita merupakan aktivitas pembelajaran
penting di kelas PAUD, yang dapat divariasikan dengan penggunaan alat peraga,
diorama, boneka, dan poster sebagai latar cerita.
Kreasi boneka SUKOBE ini
didesain untuk memberikan tampilan visual yang menarik bagi anak-anak, sehingga
dapat meningkatkan kecakapan literasi peserta didik.
Setelah mengembangkan media dan bahan ajar, pendidik merencanakan pembelajaran
bermakna yang fokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis anak. Di Intens
School, pembelajaran dirancang berdasarkan lingkungan
sekitar dengan memperhatikan gaya belajar anak. Pembelajaran berdiferensiasi dipilih agar peserta didik dapat terlibat
dalam proyek yang disesuaikan dengan minat dan kebutuhan belajar masing-masing.
Tujuan dari pembelajaran ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak, terutama dalam
mengatasi masalah sehari-hari. Pendidik merancang sudut invitasi yang
memungkinkan peserta didik mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui
aktivitas yang berfokus pada mereka. Design project
ini mendukung proses pembelajaran dengan tema �Petualangan SUKOBE�, yang
menggabungkan penggunaan alat peraga dari bahan daur ulang.
Modul ajar dengan topik �Sampah
di Sekitarku� dikembangkan secara daring untuk mendukung pembelajaran. Media
lain yang digunakan adalah buku cerita anak berbasis isu lingkungan, yang
dikembangkan dalam bentuk flipbook, serta APE (Alat
Permainan Edukatif) yang terbuat dari kardus bekas dan boneka dari susu kotak.
Proses pembelajaran dimulai dengan pendidik menyiapkan media APE, membuka
pembelajaran dengan buku cerita, mengajak anak bermain dengan media APE,
memberikan proyek penguatan kepada anak, dan akhirnya melakukan refleksi serta
penguatan belajar.
Materi ajar dikembangkan dalam
bentuk modul digital dan buku cerita yang menggunakan ilustrasi dari sumber
terbuka seperti Pinterest. Selain itu, �Bookish Play� berbentuk Pop-Up Book dikembangkan sebagai
bagian dari strategi pembelajaran kreatif. Untuk pengayaan materi, E-LKPD
berbasis digital dikembangkan agar peserta didik dapat mengaksesnya melalui
perangkat tablet yang tersedia di sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengasah
keterampilan teknologi anak sambil mempelajari materi tentang sampah di sekitar
mereka.
Implikasi adalah
suatu akibat yang muncul atau terjadi karena
suatu hal. Suatu
hal ini adalah
pemberian perlakuan yang dilakukan dengan pendekatan pembelajaran yang
sesuai. Hasil yang didapatkan dari pelaksanaan praktik baik ini
adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, yang dilakukan penulis
menggunakan penilaian pengamatan terhadap peserta didik dalam
bentuk catatan anekdot dapat disimpulkan sebagai berikut:
Gambar 1. Aktivitas Peserta
Didik Mendengarkan Cerita
Pada saat mendengarkan cerita dengan dibacakan nyaring hasil yang didapatkan :
1. Mampu mengolah rasa ingin tahu yang dimiliki menjadi berkembang kearah berpikir kritis dalam memecahkan masalah terkait kebiasaan sehari-hari misalnya dampak dari membuang sampah, dan upaya menjaga lingkungan.
2. Kemampuan literasi anak usia dini berkembang.
3. Peserta didik menjadi cinta buku, dan memahami bahwa buku adalah sumber informasi yang baik.
4. Daya nalar peserta didik berkembang dan terasah dengan baik.
Pada saat aktivitas main yang
dilakukan anak, maka pengamatan dilakukan berdasarkan catatan anekdot dan
foto berseri dalam sudut invitasi masing-masing:
1. Sudut invitasi memilah sampah:
Gambar 2. Aktivitas Belajar
Sambil Bermain di Sudut Invitasi
Memilah Sampah
Hasil belajar yang dicapai peserta
didik adalah :
a) Peserta didik dapat memahami perbedaan jenis sampah (organik dan anorganik)
b) Peserta didik dapat mengklasifikasikan benda berdasarkan jenisnya
c) Kemampuan numerasi peserta didik berkembang saat menghitung jumlah benda
d) Kemampuan berkolaborasi/ bekerja sama dalam proyek terlihat (Azka memilah sampah, Sakha menghitung sampah, Fazli mencatat hasil)
2.
Sudut invitasi menggunakan Bookish Play
Gambar 3. Aktivitas Belajar Sambil
Bermain di Sudut Invitasi Bookish
Play
Hasil belajar yang dicapai peserta
didik adalah :
a) Peserta didik dapat memahami perbedaan sampah (organik dan anorganik)
b) Peserta didik mendapatkan informasi tentang TPA, pengolahan sampah, dll.
c) Kemampuan berpikir kritis anak berkembang pada saat mengikuti alur petualangan SUKOBE dari limbah susu kotak bekas menjadi boneka dongeng
d) Kemampuan komunikasi anak berkemang pada saat menjelaskan dan melakukan komunikasi Bersama sejawat ( Caca menerankan kepada Rafa)
3. Sudut invitasi pengolahan limbah susu kotak bekas
Gambar 4. Aktivitas Belajar
Sambil Bermain di Sudut
Invitasi Pengolahan Limbah
Hasil belajar yang dicapai peserta
didik adalah :
a) Peserta didik dapat memahami salah satu pengolahan sampah (recycle)
b) Peserta didik dapat mengasah kemampuan motoriknya dalam menggunting, menempel, dll
c) Kemampuan kognitif dalam memilih warna, menghitung jumlah terlatih
d) Kemampuan berkolaborasi/bekerjasama dalam proyek terlihat (Arsya dan Shezan menggunting kemasan, Anes menyiapkan flannel dan Fahri menentukan pola gambar SUKOBE)
Data di atas adalah hasil saat penerapan aktivitas
belajar sambil bermain,
dalam kemampuan berpikir
kritis anak, penilaian
yang digunakan sesuai dengan indikator
ketercapaian kemampuan berpikir kritis topik sampah di sekitarku dengan ketentuan
penilaian BB (Belum
Berkembang), MB (Mulai
Berkembang), BSH (Berkembang Sesuai Harapan) dan BSB
(Berkembang Sangat Baik) seperti
berikut :
1. Kemampuan Mengelompokkan Benda Berdasarkan Kategori
Dari diagram kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan
kategori diketahui sebanyak 1 peserta
didik yang belum berkembang kemampuan mengelompokkan benda berdasarkan kategori. Dalam hal ini tugas yang dilakukan
peserta didik adalah mengelompokkan
sampah organik dan anorganik. Satu peserta didik yang belum berkembang ini dikarenakan peserta didik
tersebut tidak mau menyentuh sampah. Sebanyak
2 peserta didik mulai berkembang, anak mampu membedakan tetapi masih ada beberapa benda yang ditanyakan kepada
guru, misalnya kertas termasuk sampah organik
atau anorganik. Sedangkan 5 peserta didik berkembang sesuai harapan dan 1 peserta
didik berkembang sangat baik. 2 orang tidak masuk sekolah
pada saat dilakukan
pengamatan.
2. Kemampuan Menyusun Pola
Dari gambar diagram kemampuan menyusun pola,
diketahui sebanyak 2 peserta didik yang
belum berkembang, 3 anak mulai berkembang dan 5 anak berkembang sesuai harapam.
Menyusun pola memang membutuhkan motorik
yang baik. Pola yang dikerjakan peserta didik dalam projek ini adalah pola membuat
boneka SUKOBE.
3. Kemampuan Membuat Keputusan
Dari gambar diagram kemampuan membuat
keputusan, diketahui sebanyak 4 peserta didik mulai berkembang dan 6 peserta
didik telah berkembang sesuai harapan. Kemampuan
membuat keputusan ini adalah bagaimana
peserta didik mampu memecahkan masalah
dengan menjawab pertanyaan guru dalam memecahkan masalah terkait sampah.
E-LKPD di design
untuk mengukur pemahaman materi peserta didik. Bentuk E-LKPD berisi lembar pengayaan materi, dan bentuk
LKPD adalah permaian, jadi anak senang menjawab pertanyaan di dalam E-LKPD.
Hasil yang di dapatkan peserta
didik adalah :
1. Pemahaman materi lenih kuat
2. Peserta didik cakap memanfaatkan Teknologi
3. Hasil belajar peserta didik terlihat dari :
a. Penguasaan materi jenis sampah
b. Menghitung bilangan
c. Membaca dasar
d. Pemecahan masalah
Implementasi penggunaan APE Boneka
SUKOBE ini dilakukan
di hari Senin, karena jam belajar pada hari
jumat telah selesai.
Gambar 9. Aktivitas Peserta
Didik saat Presentasi Bercerita Menggunakan Boneka
SUKOBE
Hasil yang muncul pada saat implementasi kegiatan
menceritakan petualangan SUKOBE
menggunakan APE boneka SUKOBE
adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan berbicara anak terlatih
2. Kemampuan komunikasi anak dalam menceritakan kembali isi cerita berkembang dengan baik
3. Kemampuan social anak berkembang dalam memecahkan permasalahan di kehidupan sehari-hari
4. Kemampuan berpikir kritis anak saat menemukan permasalahan terlatih
5. Kemampuan kreativitas anak dalam pembuatan boneka SUKOBE dan memainkan boneka dapat meningkat
Kebermanfaatan berimbas dalam kegiatan tindak lanjut
project, yaitu melibatkan orang tua/ wali murid secara aktif dalam mendukung
aksi kepedulian terhada
masalah lingkungan khususnya
dalam pengolahan sampah. Berikut beberapa keterlibatan orang tua/wali murid dalam berperan
aktif dalam penugasan.
Gambar 10. Tugas Orang Tua/Wali
Murid Untuk Membuat Media Dari Sampah Kardus Bekas
Hasil kreasi orang tua/wali
murid selanjutnya akan ditampilkan dalam pameran gelar karya yang akan diselenggarakan pada bulan
September 2024 di PAUD Intens School. Dari gambar di atas, orang tua wali murid diberikan tugas yang sama dalam memanfaatkan limbah menjadi krasi diorama, dan selanjutnya hasil
kreasi ini dapat digunakan guru dalam pembelajaran berikutnya.
Praktik baik dalam paper ini memiliki kebermanfaatan sebagai
berikut :
1. Bagi Peserta Didik
Komponen media yang
dikembangkan dalam paper ini dapat mencakup 6 aspek perkembangan peserta didik, seperti NAM : menyayangi lingkungan dengan turut serta menjaga kebersihan lingkungan terbebas
dari sampah, KOGNITIF : memberikan pemahaman terhadap penanggulangan bencana
melalui topik yang dikembangkan, peserta didik mendapatka pengetahuan penyebab banjir
dan bagaimana siklus
air terbentuk, dan diikuti dengan kemampuan kognitif
lainnya, MOTORIK : melalui aktifitas
bercerita menggunakan boneka tangan,
peserta didik dapat mengembangkan motorik kasar untuk melatih kekuatan tangan dan keterampilan fisik lainnya, SOSIAL EMOSIONAL : pada saat bermain peran mikro melalui panggung
dongeng topik �sampah di sekitarku� peserta
didik dilatih empati dan memiliki kesadaran pentingnya menjaga
lingkungan, BAHASA : kemampuan bahasa peserta didik dapat
berkembang dalam aktifitas saat menceritakan
kembali topik melalui dongeng menggunakan panggung dongeng, SENI : melalui projek kreatifitas mengolah barang bekas,
kemampuan seni mencipta peserta didik dapat berkembang dengan baik.
2. Bagi Pendidik PAUD
Kebermanfaatan bagi Pendidik PAUD adalah :
a. Memiliki pengalaman dalam memanfaatkan barang bekas menjadi barang tepat guna seperti produk APE
b. Kreatifitas dan inovasi dalam mengolah pembelajaran yang menyenangkan dapat berkembang
c. Kemampuan guru dalam mengolah pembalajaran sesuai kebutuhan belajar siswa dapat maksimal
d. Pemanfaatan barang bekas menjadi APE dapat meminimalisir pendanaan sarpras lembaga
Produk Pengembangan ini belum
pernah diikut sertakan
dalam lomba apapun,
sehingga masih orisinil karya yang disertakan dalam LINKAR 2024. Unsur Kebaharuan Project
adalah :
1. Buku cerita dibuat sendiri sebagai pendukung literasi yang dapat digunakan sebagai media ajar pembangun apersepsi peserta didik terhadap topik yang dikembangkan mengenai �Lingkunganku bebas sampah�
2. Paper ini berperan serta dalam menggalakkan program pemerintah maupun ASTRA dalam isu Lingkungan Hidup yaitu bagaimana pemanfaatan limbah atau barang bekas menjadi produk layak guna
3. Belum ada produk serupa hasil karya guru PAUD dalam mengolah Kardus menjadi panggung dongeng, dan sisa kemasan susu kotak menjadi boneka dongeng
4. Kekuatan implementasi praktik baik pembelajaran maupun hasil produk dalam prototype ini adalah menyesuaikan kebutuhan belajar peserta didik dalam pembentukan karakter peduli terhadap lingkungan sekitar
5. Hasil produk pengembangan ini, dapat digunakan sebagai referensi pembelajaran yaitu dalam bentuk Modul Ajar, produk bahan bacaan anak berupa buku digital (e-book) dan juga produk media pembelajaran dalam bentuk APE Panggung Dongeng dan Boneka Dongeng
6. Implementasi Karya yang disuguhkan dalam prototype paper ini menjelaskan tentang alat ajar, materi ajar, dan metode ajar yang dapat memberikan kontribusi dalam pendidikan khususnya pada Pendidikan Anak Usia Dini.
7. Implementasi karya ini dapat digunakan ASTRA dalam mengembangkan pelayanan khususnya dalam isu Lingkungan Hidup
Selain pertimbangan di atas unsur kebaruan project
dalam paper ini mengkaji dari aspek- aspek sebagai berikut :
a. Proses
1) Ide inovasi dikembangkan sendiri
2) Seluruh bahan ajar (buku cerita, bookish play, APE boneka SUKOBE, E-LKPD) dikembangkan sendiri
3) Pembuatan pengembangan bahan ajar dikerjakan sendiri
4) Perencanaan pembelajaran dikembangkan sendiri
b. Hasil
1) Belum ada karya tulis ataupun karya ilmiah lainnya yang sama
2) Hasil implementasi praktik baik baru dan belum dipublikasikan dimanapun
3) Belum ada pengembangan projek serupa (pertama dibuat oleh penulis)
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa implementasi boneka SUKOBE (Susu Kotak Bekas) sebagai alat peraga edukatif (APE) efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan literasi dini pada peserta didik PAUD Intens School. Boneka SUKOBE, yang terbuat dari limbah kemasan susu kotak, tidak hanya membantu mengatasi masalah sampah, tetapi juga menjadi media yang menarik bagi anak-anak untuk belajar melalui teknik bercerita. Peningkatan kemampuan berpikir kritis terlihat dari bagaimana anak-anak mampu memecahkan masalah sederhana terkait lingkungan, sedangkan literasi dini berkembang melalui ketertarikan mereka terhadap buku dan cerita. Program ini juga berhasil melibatkan orang tua dalam proses pembelajaran melalui pengolahan sampah menjadi media edukatif, yang mendukung pembentukan karakter peduli lingkungan pada anak-anak usia dini.
BIBLIOGRAFI
Direktorat PAUD. (2022). Pedoman pembelajaran berbasis lingkungan untuk
PAUD. Jakarta: Kemdikbud.
Dwyer, C., & Stewart, B. (2014). Learning in the 21st century: Teaching for creativity,
critical thinking, communication, and collaboration. Educational Innovations Quarterly, 10(3),
15-23.
Harwood, D., & Tucker, E. (2022). Early childhood
literacy development through storytelling: A critical perspective. Journal of Early Literacy Research, 15(2),
112-128.
Hidayati, R. (2022). Peran pendidik dalam menanamkan pendidikan
karakter peduli lingkungan pada anak usia dini. Jurnal Pendidikan Anak, 9(1),
45-52.
Iskandar, M., Yusuf, A., & Fatimah, N. (2021). Pemanfaatan bahan
bekas sebagai media pembelajaran di PAUD. Jurnal Pendidikan Kreatif, 7(3),
32-40.
Jamilah, N., Rahmawati, D., & Aziz, A. (2021). Strategi pengelolaan
sampah di lingkungan sekolah berbasis partisipasi anak usia dini. Jurnal
Pendidikan Lingkungan, 14(1), 89-96.
Kim, H., Lee, S., & Park, J. (2020). Creating
meaningful play in early childhood education. Journal of Play and
Learning, 18(3), 207-219.
Kusuma, S., Wardhana, T., & Triana, R. (2022). Implementasi program
PMT di PAUD: Dampak terhadap pengelolaan sampah. Jurnal Gizi dan Pendidikan
Anak, 11(2), 98-104.
Kurniasari, N. (2022). Pentingnya bercerita dalam pembentukan karakter
anak usia dini. Jurnal Pendidikan Karakter, 14(2), 56-70.
Pianta, R. C., Downer, J. T., & Hamre, B. K.
(2019). Quality of early childhood education environments and outcomes. Annual
Review of Psychology, 70, 505-525.
Prasetyo, A., Susanti, L., & Wahyuni, S. (2021). Penggunaan alat
peraga dalam pembelajaran di PAUD. Jurnal Inovasi Pendidikan Anak Usia Dini,
10(1), 44-58.
Rahman, F., Sari, A., & Putri, L. (2023). Dampak lingkungan
terhadap pembelajaran anak usia dini. Jurnal Pendidikan dan Lingkungan, 8(2),
23-35.
Roosie, H. (2020). Literasi usia dini: Panduan bagi pendidik dan orang tua.
Yogyakarta: Deepublish.
Rosenthal, M., & Gatt, Y. (2020). Exploring the dimensions of meaningful play
in early education.
International Journal of
Early Years Education,
28(4), 401-418.
Sofie, A., & Roosie, H. (2018). Storytelling as a transformative practice in early childhood education. Indonesian Journal of Literacy
Education, 3(1), 1-12.
Susanto, S. (2023). Implementasi pendidikan lingkungan hidup di PAUD.
Jurnal Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, 12(1), 32-49.
Tan, L. Y., & Ng, S. T. (2022). Storytelling as a tool for early literacy
engagement in preschools.
International Journal of
Early Literacy, 20(1), 56-72.
Wardhani, I., & Nugroho, T. (2021). Analisis pengelolaan limbah di
lembaga PAUD. Jurnal Lingkungan Hidup, 13(2), 78-85.
Wijaya, A., & Hartono, F. (2022). Pembelajaran berbasis literasi lingkungan di PAUD. Jurnal Pendidikan Berbasis
Lingkungan, 9(3), 56-68.
Wilson, L., & Brown, E. (2020). Integration of critical thinking and creativity in early childhood education. Childhood Education International, 96(3), 14-20.
� 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |