Sandy Mahendra, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1389-1398
Perancangan Sistem Informasi Pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 di
Puskesmas Panghegar
1391
dan high speed air driven, pemeriksaan hidung dan tenggorokan, pemakaian nebulizer dan
pengambilan swab) dimana dapat memicu terjadinya resiko penularan melalui airborne
COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (Organization, 2020).
Secara nasional melalui Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 9A Tahun 2020 yang diperbarui melalui Keputusan nomor 13 A Tahun
2020 telah ditetapkan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat
Virus Corona di Indonesia (Fauzan, 2020). Selanjutnya, dengan memperhatikan eskalasi
kasus dan perluasan wilayah terdampak, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka
Percepatan Penanganan COVID-19, serta Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020
tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19, kemudian diperbaharui
dengan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam
Penyebaran COVID-19 Sebagai Bencana Nasional. Puskesmas merupakan gardan terdepan
dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 karena berada di setiap kecamatan dan
memiliki konsep wilayah.Di Puskesmas tersebut penambahan dan penyebaran kasus
COVID-19 di Tiga kelurahan berlangsung begitu cepat dalam kondisi pandemi COVID-19
ini agar, mempermudah untuk mendata warga yang terkonfirmasi dan mempunyai gejala
yang sudah diumumkan oleh WHO pada bulan September 2019 lalu (Kemekes, 2020).
Perancangan merupakan suatu proses dalam mendesain sistem baru yang dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi (Darmawan & Fauzi, 2015). Dimulai dari proses
pengolahan data dari bahan mentah dari informasi yang dilakukan oleh seorang atau
sekelompok orang yang akan menjadi masukan dari sebuah sistem informasi.
Selanjutnya merancang bentuk keluaran dari sebuah sistem tersebut. Sistem informasi
merupakan data yang dikumpulkan menjadi satu kesatuan yang menjadi sebuah
informasi yang saling berhubungan dan saling mendukung menjadi suatu informasi
yang bermanfaat bagi penerimanya (Hartono, 2013).
Berdasarkan permasalahan di puskesmas yaitu Data pasien dari kelurahan masih
disatukan dan belum terdata sesuai kelurahannya dan sulit mencari data pasien yang dituju
dan mengakibatkan data pasien sebelumnya yang sudah melakukan isolasi mandiri dan
dinyatakan sembuh, data pasien tersebut menjadi menyatu lagi dengan data pasien
terkonfirmasi COVID-19 dan Form Pemantauan masih manual.Mempermudah
pengumpulan data pasien terkonfirmasi COVID-19 Peneliti membuat perancangan sistem
informasi pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 agar data pasien tersimpan
setiap harinya perkembangan kondisi pasien yang sedang dipantau tersimpan ke data
kelurahan dan terinput di sistem dan terlihat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Beberapa cara untuk mengumpulkan data yaitu melakukan observasi secara
langsung pada objek yang akan diteliti yaitu di puskemas panghegar khusus nya pada
pengolahan data pasien yang terkonfirmasi COVID-19 per-kelurahan, Melakukan
wawancara Tanya jawab, wawancara yang dilakukan tidak terstruktur atau bebas dan hanya
menanyakan garis besar permasalahan, Studi Kepustakaan yang dimaksud untuk
menggambarkan data yang diperoleh dari lapangan penelitian dengan cara menguraikan
dan menarik kesimpulan dari data apa adanya ditinjau dari berbagai aspek (Yuliana,2019).
Hal ini guna memperoleh beberapa teori yang relevan dengan pokok permasalahan
penelitian ini, sehingga dapat mendukung dalam pembuktian dan membantu memecahkan
masalah dalam peneliti. Metode untuk mendesain menggunakan Visual Basic 2010 untuk
membuat sistem perancangan informasi dan menggunakan metode waterfall (Kurniawan
et al., 2020).