Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Oktober 2021, 1 (10), 1389-1398
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i10.213 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PASIEN COVID-19
MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 2010 DI PUSKESMAS PANGHEGAR
Sandy Mahendra
1*
, Sali Setiatin
2
Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Indonesia
1, 2, 3
morissandy09@gmail.com
1*
2
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
25-09-2021
18-10-2021
21-10-2021
Latar Belakang: Perancangan merupakan suatu proses
dalam mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Dimulai dari proses pengolahan data
dari bahan mentah dari informasi yang dilakukan oleh
seorang atau sekelompok orang yang akan menjadi masukan
dari sebuah sistem informasi.Selanjutnya merancang bentuk
keluaran dari sebuah sistem tersebut. Sistem informasi
merupakan data yang dikumpulkan menjadi satu kesatuan
yang menjadi sebuah informasi yang saling berhubungan dan
saling mendukung menjadi suatu informasi yang bermanfaat
bagi penerimanya.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah membuat
perancangan sistem informasi pasien COVID-19
menggunakan Visual Basic 2010 di Puskesmas Panghegar.
Metode: Metode ini menggunakan analisis kualitatif dengan
pendekatan deskriptif untuk pengumpulan data yaitu
melakukan observasi, wawancara tanya jawab, studi
kepustakaan. dan untuk mendesain membuat rancangan
informasi pasien COVID-19 menggunakan Microsoft Visual
Basic 2010 dan tahapan kebutuhan sistem, desain, koding,
pengujian menggunakan metode pengembangan Waterfall
Hasil: Diperlukan perancangan sistem informasi pasien
COVID-19 perangkat lunak yang dibuat dapat menunjang
aktivitas pelaporan data pasien terkonfirmasi COVID-19
lebih mudah dicari dan data pasien COVID-19 tersebut
terinput oleh system
Kesimpulan: Perancangan sistem informasi pasien COVID-
19 memakai program Visual Basic 2010 dan menggunakan
metode waterfall yang sudah dibuat dan dirancang mengenai
data identitas pasien terkomfirmasi COVID-19, informasi
klinis pasien COVID-19, informasi pemantauan pasien
terkomfirmasi COVID-19, dan laporan data pasien COVID-
19 tersebut dapat mempermudah petugas untuk menginput,
mengolah, menghasilkan data pasien terlihat di tiap
kelurahan yang dinyatakan sembuh.
Kata kunci: COVID-19; microsoft visual basic 2010;
Perancangan.
Abstract
Sandy Mahendra, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1389-1398
Perancangan Sistem Informasi Pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 di
Puskesmas Panghegar
1390
Background: Design is a process in designing a new system
that can solve the problems encountered. Starting from the
processprocessing data from raw materials from
information carried out by a person or group of people who
will be the input of an information system.Next, design the
output form of a system. Information Systems is data that is
collected into a single unit that becomes a information that
is interconnected and supports each other into an
information which is beneficial for the recipient.
Objective: The purpose of this study was to design a
COVID-19 patient information system using Visual Basic
2010 at Panghegar Health Center.
Methods: This method uses qualitative analysis with a
descriptive approach for data collection, namely
conducting observations, interview questions and answers,
literature studies. and to design the design of COVID-19
patient information using Microsoft Visual Basic 2010 and
the stages of system requirements, design, coding, testing
using the Waterfall development method
Results: It is necessary to design a COVID-19 patient
information system, software that is made to support the
activity of reporting data on confirmed COVID-19 patients
is easier to find and the COVID-19 patient data is inputted
by the system.
Conclusion: The design of the COVID-19 patient
information system uses the Visual Basic 2010 program and
uses the waterfall method that has been created and
designed regarding the identity data of confirmed COVID-
19 patients, clinical information of COVID-19 patients,
monitoring information of confirmed COVID-19 patients,
and reports of COVID-19 patient data.COVID-19 can make
it easier for officers to input, process, and produce patient
data seen in each village that is declared cured.
Keywords: COVID-19; Microsoft Visual Basic 2010;
design.
*Correspondent Author : Sandy Mahendra
Email : morissandy[email protected]
PENDAHULUAN
Coronavirus Disease 19 (COVID-19) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau yang kini dinamakan SARS-CoV-2 yang merupakan
virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan
gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk dan sesak napas hingga pada kasus yang berat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal dan bahkan kematian. Manifestasi klinisnya muncul
dalam 2 hari hingga 14 hari setelah terjadi pajanan (Manurung et al., 2021). Hingga saat
ini masih diyakini bahwa transmisi penularan COVID-19 adalah melalui droplet dan
kontak langsung, kecuali bila ada tindakan medis yang memicu terjadinya aerosol
(misalnya resusitasi jantung paru, pemeriksaan gigi seperti penggunaan scaler ultrasonik
Sandy Mahendra, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1389-1398
Perancangan Sistem Informasi Pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 di
Puskesmas Panghegar
1391
dan high speed air driven, pemeriksaan hidung dan tenggorokan, pemakaian nebulizer dan
pengambilan swab) dimana dapat memicu terjadinya resiko penularan melalui airborne
COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (Organization, 2020).
Secara nasional melalui Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 9A Tahun 2020 yang diperbarui melalui Keputusan nomor 13 A Tahun
2020 telah ditetapkan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat
Virus Corona di Indonesia (Fauzan, 2020). Selanjutnya, dengan memperhatikan eskalasi
kasus dan perluasan wilayah terdampak, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam Rangka
Percepatan Penanganan COVID-19, serta Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020
tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19, kemudian diperbaharui
dengan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non Alam
Penyebaran COVID-19 Sebagai Bencana Nasional. Puskesmas merupakan gardan terdepan
dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 karena berada di setiap kecamatan dan
memiliki konsep wilayah.Di Puskesmas tersebut penambahan dan penyebaran kasus
COVID-19 di Tiga kelurahan berlangsung begitu cepat dalam kondisi pandemi COVID-19
ini agar, mempermudah untuk mendata warga yang terkonfirmasi dan mempunyai gejala
yang sudah diumumkan oleh WHO pada bulan September 2019 lalu (Kemekes, 2020).
Perancangan merupakan suatu proses dalam mendesain sistem baru yang dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi (Darmawan & Fauzi, 2015). Dimulai dari proses
pengolahan data dari bahan mentah dari informasi yang dilakukan oleh seorang atau
sekelompok orang yang akan menjadi masukan dari sebuah sistem informasi.
Selanjutnya merancang bentuk keluaran dari sebuah sistem tersebut. Sistem informasi
merupakan data yang dikumpulkan menjadi satu kesatuan yang menjadi sebuah
informasi yang saling berhubungan dan saling mendukung menjadi suatu informasi
yang bermanfaat bagi penerimanya (Hartono, 2013).
Berdasarkan permasalahan di puskesmas yaitu Data pasien dari kelurahan masih
disatukan dan belum terdata sesuai kelurahannya dan sulit mencari data pasien yang dituju
dan mengakibatkan data pasien sebelumnya yang sudah melakukan isolasi mandiri dan
dinyatakan sembuh, data pasien tersebut menjadi menyatu lagi dengan data pasien
terkonfirmasi COVID-19 dan Form Pemantauan masih manual.Mempermudah
pengumpulan data pasien terkonfirmasi COVID-19 Peneliti membuat perancangan sistem
informasi pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 agar data pasien tersimpan
setiap harinya perkembangan kondisi pasien yang sedang dipantau tersimpan ke data
kelurahan dan terinput di sistem dan terlihat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Beberapa cara untuk mengumpulkan data yaitu melakukan observasi secara
langsung pada objek yang akan diteliti yaitu di puskemas panghegar khusus nya pada
pengolahan data pasien yang terkonfirmasi COVID-19 per-kelurahan, Melakukan
wawancara Tanya jawab, wawancara yang dilakukan tidak terstruktur atau bebas dan hanya
menanyakan garis besar permasalahan, Studi Kepustakaan yang dimaksud untuk
menggambarkan data yang diperoleh dari lapangan penelitian dengan cara menguraikan
dan menarik kesimpulan dari data apa adanya ditinjau dari berbagai aspek (Yuliana,2019).
Hal ini guna memperoleh beberapa teori yang relevan dengan pokok permasalahan
penelitian ini, sehingga dapat mendukung dalam pembuktian dan membantu memecahkan
masalah dalam peneliti. Metode untuk mendesain menggunakan Visual Basic 2010 untuk
membuat sistem perancangan informasi dan menggunakan metode waterfall (Kurniawan
et al., 2020).
Sandy Mahendra, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1389-1398
Perancangan Sistem Informasi Pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 di
Puskesmas Panghegar
1392
Berikut ini tahapan yang dilakukan untuk mengembangkan sistem perangkat lunak
menggunakan metode waterfall :
1. Analisis
Bertujuan untuk mencari berdasarkan kebutuhan pada sistem perangkat lunak.
Dengan menganalisis apa saja yang diinputkan ke dalam sistem informasi ini.
2. Desain
Merupakan tahap perancangan sitem antarmuka yang akan di bangun seperti
gambaran input atau output yang akan dibuat.
3. Pengkodean
Tahapan ini merupakan tahapan menerjemahkan desain ke dalam Bahasa
pemograman. Tahapan pengkodean ini menggunakan Microsoft visual Basic 2010.
4. Pengujian
Tahapan pengujian ini dilakukan untuk myakinkan bahwa persyaratan perangkat
yang telah dipenuhi dan meminimalisir adanya kesalahan .
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Gambar diatas adalah penerapan SOP Alur Pasien Terkonfirmasi COVID-19 di
Puskesmas Panghegar ,berikut langkah- langkah penerapan SOP yang berjalan yaitu :
1. Laporan pasien terkomfirmasi COVID-19 dari warga, aplikasi all record dan jejaring
Faskes lain.
Sandy Mahendra, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1389-1398
Perancangan Sistem Informasi Pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 di
Puskesmas Panghegar
1393
2. Pasien suspek /kontak erat dari BP,poli lain dan laporan dari warga melakukan tes
diagnostik antigen atau melakukan tes antigen PCR untuk memastikan kondisinya
bahwa kontak erat terkomfirkasi COVID-19 atau tidak.
3. Jika kondisi pasien pada saat melakukan tes antigen/PCR hasilnya Positif data tersebut
direkap dan mulai melakukan pemantauan oleh petugas.
4. Petugas pemantauan menentukan masa isoman tiap pasien terkonfirmasi COVID-19
dan mengkonsultasikan ke dokter mengenai informasi klinis pasien terkomfirmasi
COVID-19 seperti gejala yang diderita oleh pasien, pemeriksaan fisik dan tindak
lanjut kesehatannya, melalui kunjungan langsung atau tidak langsung(melalui
Whatsapp/Telepon).
5. Melakukan pemantauan tracing kontak kepada pasien yang dinyatakan terkonfirmasi
COVID-19, melakukan pemantauan sampai pasien terkomfirmasi COVID-19
dinyatakan Sembuh dan diberi surat bebas pemantauan untuk di laporkan kepada
RT/RW setempat.
Karena form data pasien terkomfirmasi COVID-19 di Puskesmas Panghegar masih
manual, data pasien COVID-19 tiap kelurahan masih menyatu belum terdata sesuai
kelurahannya dan sulit mencari data pasien yang dituju, mengakibatkan data pasien
sebelumnya yang sudah melakukan isolasi mandiri dan dinyatakan sembuh data pasien
tersebut menjadi menyatu lagi dengan data pasien terkonfirmasi COVID-19.
Maka tujuan membuat perancangan sistem informasi pasien COVID-19 dapat
mengolah data pasien terkomfirmasi COVID-19 yang diinput oleh petugas dari mulai
identitas pasien COVID-19, informasi klinis pasien, informasi pemantauan disetiap
harinya, dan laporan data pasien tiap kelurahan lebih mudah, lebih detail dan bisa di akses
oleh petugas Puskesmas Panghegar. Langkah yang harus dilakukan oleh pasien jika
terjangkit atau terkonfirmasi COVID-19 yaitu melapor kepada RT/RW setempat bahwa
terjangkit COVID-19, menyerahkan berkas atau dokumen seperti hasil Swab, KTP, Kartu
keluarga dan identitas lainnya melalui whaatsapp atau G-Form yang sudah di sediakan agar
data tersebut diserahkan kepada pihak puskesmas agar melakukan pemantauan oleh
petugas terhadap pasien terkonfirmasi COVID-19 (Negari & Eryando, 2021).
1. Langkah pertama untuk menggunakan aplikasi yang dibuat Sebelum menginput data
pasien terkonfirmasi COVID-19 yaitu mengisi username dan password.
2. Langkah ke dua mengisi data pasien terkonfirmasi COVID-19 data tersebut adalah
laporan dari pihak RT/RW setempat yang sudah di laporkan kepada pihak puskesmas.
Sandy Mahendra, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1389-1398
Perancangan Sistem Informasi Pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 di
Puskesmas Panghegar
1394
3. Langkah ke tiga mengisi keluhan yang diderita oleh pasien sebelum melakukan
pemantauan.
4. Melakukan pemantauan pasien terkonfirmasi COVID-19 pada saat isolasi mandiri 14
hari maupun lebih.
5. Hasil data pasien terkonfirmasi COVID-19 yang sudah terpantau.
Sandy Mahendra, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1389-1398
Perancangan Sistem Informasi Pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 di
Puskesmas Panghegar
1395
6. Grafik Pasien COVID-19.
B. Pembahasan
Hasil Program Tersebut dibuat oleh penulis dari mulai alur penginputan data pasien
tiap kelurahan terkonfirmasi COVID-19, DFD level-1 proses1.0, diagram konteks, DFD
level- 0. dan grafik batang
1. Alur penginputan data pasien tiap kelurahan terkonfirmasi COVID-19
Sandy Mahendra, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1389-1398
Perancangan Sistem Informasi Pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 di
Puskesmas Panghegar
1396
2. DFD merupakan alat yang berfungsi merencanakan sebuah sistem yang terhubung ke
alur data dengan menggunakan sebuah konsep dekomposisi sehingga bisa dimanfaatkan
untuk menggambarkan sebuah analisa maupun menggambarkan sebuah rancangan sistem.
berikut gambar rancangan sistem DFD level-1 proses 1.0 (Muslihudin, 2016).
3. Program tersebut menggunakan sistem diagram konteks, dimana terdapat empat buah
entitas yang saling berhubungan yang terdiri dari, data pasien terkonfirmasi COVID-19
yang di laporkan kepada pihak puskesmas melalui RT/RW setempat dan data itu di input
oleh petugas dan diserahkan kepada kepala puskesmas
Sandy Mahendra, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1389-1398
Perancangan Sistem Informasi Pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 di
Puskesmas Panghegar
1397
4. DFD-level 0 ini menggambarkan sistem secara keseluruhan proses yang dilakukan
adalah menginputkan data pasien terkonfirmasi COVID-19 kepada sistem yang dibuat.
5. Grafik Batang adalah jenis grafik yang menggambarkan beberapa data dalam bentung
batang, yang terdiri dari data pasien di kelurahan cipadungkulon, cipadungwetan,
panyileukan.
KESIMPULAN
Dengan adanya perancangan system informasi pasien COVID-19 yang dibuat
memakai program Visual Basic 2010 dan tahap kebutuhan system ,desain ,koding, pengujian
menggunakan metode waterfall yang sudah dibuat dan dirancang mengenai data identitas
pasien terkomfirmasi COVID-19, informasi klinis pasien COVID-19, informasi pemantauan
pasien terkomfirmasi COVID-19, dan laporan data pasien COVID-19 tersebut tersusun
dengan rapih sehingga mempermudah petugas untuk mencari data pasien COVID-19 yang
sudah di pantau atau belum terpantau. Pada saat mencoba program yang sudah dirancang ini
Sandy Mahendra, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1389-1398
Perancangan Sistem Informasi Pasien COVID-19 Menggunakan Visual Basic 2010 di
Puskesmas Panghegar
1398
hasilnya tidak ada masalah pada system yang dibuat dan dapat di terapkan untuk proses
pengumpulan data, lalu di olah hinggal pada proses penyimpanan data pasien COVID-19
BIBLIOGRAFI
Darmawan, D., & Fauzi, K. N. (2015). Sistem Informasi Manajemen, edisi 3. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Fauzan, M. (2020). Laporan Praktik Kerja Lapangan Pada Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
Hartono, B. (2013). Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer.
Kemekes, R. (2020). Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa Pandemi COVID-
19. Kemenkes RI.
Kurniawan, H., Apriliah, W., Kurniawan, I., & Firmansyah, D. (2020). Penerapan Metode
Waterfall Dalam Perancangan Sistem Informasi Penggajian Pada Smk Bina Karya
Karawang. Jurnal Interkom: Jurnal Publikasi Ilmiah Bidang Teknologi Informasi
Dan Komunikasi, 14(4), 1323.
Manurung, J., Munthe, S. A., & Bangun, H. A. (2021). Pelatihan Relawan Pos Gabungan
Pencegahan COVID-19 Kepada Utusan Kecamatan Dari Wilayah Medan-Binjai-
Deliserdang (Mebidang) Tahun 2020. Jurnal Abdimas Mutiara, 2(2), 109118.
Muslihudin, M. (2016). Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Menggunakan Model
Terstruktur Dan UML. Penerbit Andi.
Negari, N., & Eryando, T. (2021). Analisis Penerimaan Sistem Informasi Pencatatan dan
Pelaporan Kasus COVID-19 (Aplikasi Silacak Versi 1.2. 5) Menggunakan
Technology Acceptance Model (TAM) di UPT Puskesmas Cipadung Kota Bandung.
Jurnal Biostatistik, Kependudukan, Dan Informatika Kesehatan, 1(3), 160176.
Organization, W. H. (2020). Infection prevention and control health-care facility response
for COVID-19: a module from the suite of health service capacity assessments in the
context of the COVID-19 pandemic: interim guidance, 20 October 2020. World
Health Organization.
Yuliana, S. (2019). Bimbingan konseling individu dalam mencegah kenakalan remaja:
Penelitian di MA YAPATA Al-Jawami Cileunyi Bandung. UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).