Sabila Rizkita, Leni Herfiyanti, Falaah Abdussalaam /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10),
1377-1388
Perancangan Sistem Informasi Keterangan Kematian di Rumah Sakit Bhayangkara
Sartika Asih
1379
yang dibutuhkan oleh rumah sakit (Salim et al., 2019). Pelaporan kematian menampilkan
informasi jumlah kematian yang terjadi dalam suatu populasi dan menginformasikan
jumlah pasien masuk, pasien keluar mati, indeks kematian dan penyebab kematian
(Nurhayati & Purnomosidhi, 2018). Pengolahan data kematian dimulai dari pengumpulan
data rekam medis dari unit rawat inap, sensus harian rawat inap dan menghasilkan sertifikat
kematian (Marfuatin et al., 2014).
Surat keterangan kematian adalah surat yang menyatakan tentang meninggalnya
seseorang dengan identitas tertentu, tanpa menyebutkan sebab kematiannya Keterangan ini
dibuat sekurang-kurangnya berdasarkan atas pemeriksaan luar jenazah. Terjadinya
kematian pada seorang individu akan menyebabkan timbulnya serangkaian pengurusan,
seperti pengurusan administratif ataupun tindakan terhadap jenazah yang perlu dilakukan
sampai saatnya jenazah tersebut dikubur atau dikremasi. Proses pengurusan jenazah di
rumah sakit adalah pemeriksaan jenazah, penerbitan Surat Keterangan Kematian (SKK),
autopsi dan pembuatan visum et repertum serta pengawetan janazah. Untuk format baku
membuat surat keterangan kematian telah dibuat oleh Departemen Kesehatan dengan
berdasarkan ketentuan dari World Health Organization (WHO). Isi dari surat keterangan
kematian adalah semua informasi yang berhubungan dengan kematian dan adanya
keterangan dokter secara terperinci yaitu nama, umur, tempat dan tanggal kematian. Pada
bagian penyebab kematian, terdapat keterangan berupa sebab primer kematian,
intermediate cause of death atau sebab kematian yang segera dan sebab kematian tambahan
(Syahputra et al., 2016).
Data kematian di Rumah Sakit digunakan untuk pengolahan indeks kematian,
mengelompokkan jenis kematian dan menunjukan penyakit penyebab kematian (Nurhayati
& Purnomosidhi, 2018). Pelaporan kematian digunakan untuk kearsipan data kematian atau
sebagai sumber informasi rumah sakit untuk membuat laporan bulanan, tribulan, semester,
dan tahunan sesuai ketentuan dari Permenkes Nomor 1171/Menkes/Per/VI/2011 (Noviati
et al., 2018).
Proses pembuatan surat kematian di Rumah Sakit Bhayangkara TK.II Sartika Asih
masih dilakukan secara manual. Di mana surat keterangan kematian yang ada hanya berupa
surat dengan format kosong berukuran kecil yang di fotocopy dan kemudian ditulis tangan.
Hal tersebut mengakibatkan informasi rekam medis yang dihasilkan tidak berkualitas dan
berdampak tidak akurat. Oleh karenanya dibutuhkan suatu aplikasi elektronik bagian
reporting untuk mengelola data kematian pasien secara akurat sehingga mendukung unit
rekam medis menghasilkan laporan data kematian yang berkualitas.
Suatu rumah sakit dapat menghasilkan informasi melalui kegiatan pengumpulan
dan pengolahan data rekam medis. Rekam medis dapat terselenggara apabila pencatatan
atau penangkapan data rekam medis dan pengolahan data rekam medis dapat dilaksanakan
dengan baik, lengkap, serta tepat waktu.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan atau menjelaskan hal-hal yang menjadi
pokok permasalahan teknik pengumpulan data dengan cara Praktek Kerja Lapangan (PKL),
Metode wawancara, Metode Pengembangan Perangkat Lunak dengan metode siklus klasik
atau model air terjun (Waterfall Model).
A. Identifikasi Masalah
Menurut Suriasumantri, identifikasi masalah adalah tahap permulaan dari penguasaan
masalah di mana objek dalam suatu jalinan tertentu bisa kita kenali sebagai suatu masalah.