Cerdika: JurnalIlmiah Indonesia, Oktober 2021, 1 (10), 1255-1261
p-ISSN: 2774-6291e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i10.207 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
PENERAPAN NOMOR FILE DALAM MANAJEMEN OPERASIONAL
REKAM MEDIS BERDASARKAN WILAYAH DI PUSKESMAS MUKA
Adinda Amalia Nurussyifa
1
*, Nisa Sri Penti
2
, Irda Sari
3
Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Indonesia
1, 2, 3
aanurussyifa@piksi.ac.id
1*
2
3
Abstrak
Received:
Revised:
Accepted:
17-07-2021
18-10-2021
19-10-2021
LatarBelakang: Proses penomoran berkas rekam medis di
Puskesmas Muka Cianjur masih menggunakan cara manual
sehingga berkas rekam medis tidak berurutan dan berantakan.
Masalah tersebut terjadi karena keterbatasan sumber daya
manusia, Puskesmas Muka hanya memiliki satu staf Rekam
Medis dan tenaga non Rekam medis untuk memudahkan
dalam pencarian dan penyimpanan berkas rekam medis maka
diterapkan sistem penomoran file berdasarkan wilayah tempat
tinggal pasien yang dibagi menjadi 3 kelompok daerah
terdekat Puskesmas meliputi Kelurahan Muka, Kelurahan
Bojong Herang, dan kelurahan Babakan Karet adapun khusus
untuk pasien Luar Wilayah dari 3 kelurahan tersebut
dimasukkan kedalam file “Luar Wilayah”.
Tujuan: Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk
mengetahui penerapan nomor file bedasarkan wilayah tempat
tinggal pasien.
Metode: Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif
dengan pendekatan kualitatif dan fenomological kepada 3
orang staf dan karyawan Puskesmas Muka Cianjur.
Hasil: Dari hasil penelitian yang kami temukan bahwa
masih terdapat masalah, baik dari faktor internal maupun
eksternal rekam medis di Puskesmas Muka. Masih terdapat
berkas yang hilang di luar ruangan rekam medis, Penerapan
Nomor File ini adalah untuk memudahkan setiap petugas
untuk pengambilan ataupun pengembalian berkas.
Kesimpulan: Penerapan Nomor file di Puskesmas Muka
Cianjur ini diterapkan untuk memudahkan petugas untuk
mencari berkas pasien yang berisi identitas pasien sesuai
KTP/Surat tanda pengenal lainnya.
Kata kunci: rekam medis; nomor file; puskesmas.
Abstract
Background: The process of numbering medical record files
at Puskesmas Muka Cianjur still uses the manual method so
that the medical record files are not sequential and messy.
This problem occurs due to limited human resources,
PuskesmasMuka only has one medical record staff and non-
medical record staff to facilitate the search and storage of
medical record files, a file numbering system is applied
based on the area where the patient lives which is divided
Adinda Amalia Nurussyifa, Nisa Sri Penti, Irda Sari /Cerdika: JurnalIlmiah Indonesia, 1(10),
1255-1261
Penerapan Nomor File dalam Manajemen Operasional Rekam Medis Berdasarkan
Wilayah di Puskesmas Muka 1256
into 3 groups of areas closest to the health center covering
Muka Village, BojongHerang Village, and BabakanKaret
Village, while for Out-of-Territory patients from the 3 sub-
districts, they are included in the “Outside Region” file.
Objective: The purpose of this study was to determine the
application of file numbers based on the area where the
patient lives.
Methods: The research method used is descriptive with a
qualitative and phenomological approach to 3 staff and
employees of Puskesmas Muka Cianjur.
Result: From the results of the study, we found that there
were still problems, both from internal and external factors
of medical records at the Puskesmas Muka. There are still
missing files outside the medical record room, the
application of this file number is to make it easier for every
officer to retrieve or return files.
of the file number at the PuskesmasMukaCianjur was made
to make it easier for officers to find patient files containing
patient identities according to ID cards / other identification
letters.
Conclusion: The application of the file number at the Muka
Cianjur Health Center is implemented to make it easier for
officers to find patient files that contain patient identities
according to ID cards / other identification letters.
Keywords: medical record; file number; puskesmas.
*Coresponden Author :Adinda Amalia Nurussyifa
Email : aanurussyifa@piksi.ac.id
PENDAHULUAN
Puskesmas adalah salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan pengobatan untuk warga terdekat yang ada di sekitar wilayah kerja
puskesmas guna mencapai kesehatan yang optimal untuk masyarakat luas. Sama dengan
rumah sakit, puskesmas juga harus memiliki rekam medis yang penyelenggaraannya tentu
saja berkiblat pada aturan khusus yang ada di Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Belum spesifik adanya penyelenggaraan rekam medis di puskesmas sehingga terjadi
perbedaan penyelenggaraan di setiap puskesmas di seluruh Indonesia (Anita &
Febriawati, 2019).
Penyelenggaraan rekam medis telah diatur dalam Undang-Undang No. 29 Tahun
2004 tentang praktik kedokteran dan Permenkes No. 269 Tahun 2008 tentang rekam
medis (Indonesia, 2004). Menurut Permenkes Nomor 269/MENKES/PER/III/2008,
rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien (Permenkes, 2008). Rekam medis merupakan suatu catatan baik yang tertulis
maupun yang terekam, berisikan identitas pasien, anamnesa, pengobatan diagnosis,
tindakan serta pelayanan lainnya yang diberikan oleh petugas kepada pasien baik
pelayanan rawat jalan, rawat inap maupun gawat darurat (RI, 2006).
Rekam medis merupakan suatu catatan baik yang tertulis maupun yang terekam,
berisikan identitas pasien, anamnesa, pengobatan diagnosis, tindakan serta pelayanan
lainnya yang diberikan kepada pasien, Rekam kesehatan yang mencatat siapa, apa, kapan,
Adinda Amalia Nurussyifa, Nisa Sri Penti, Irda Sari /Cerdika: JurnalIlmiah Indonesia, 1(10),
1255-1261
Penerapan Nomor File dalam Manajemen Operasional Rekam Medis Berdasarkan
Wilayah di Puskesmas Muka 1257
dimana dan bagaimana perawatan pada pasien. Rekam medis merupakan suatu catatan
baik yang tertulis maupun yang terekam, berisikan identitas pasien, anamnesa,
pengobatan diagnosis, tindakan serta pelayanan lainnya yang diberikan kepada pasien,
Rekam kesehatan yang mencatat siapa, apa, kapan, dimana dan bagaimana perawatan
pada pasien (Hidayat, 2012).
Prosedur penerimaan pasien di salah satu Puskesmas di Cianjur yaitu Puskesmas
Muka adalah pasien wajib membawa nomor antrian sebelum dipanggil oleh petugas
pendaftaran, lalu sesuaikan dengan jadwal poli yang tersedia yang dibagi menjadi 6 poli
yaitu umum (Khusus lansia 50 tahun ke atas), KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), MTBS
(Manajemen Terpadu Balita Sakit), DOTS (Paru-Paru), dan Gigi (Estera, 2018).
Pasien akan dipanggil oleh petugas lalu dimintai nomor antrian dan kartu
identitas, ada pasien umum dan pasien BPJS, bila pasien umum akan di input ke dalam
aplikasi SIKDA GENERIK dan pasien BPJS akan di input dalam P-CARE BPJS, bila
pasien lama petugas akan meminta kartu berobat pasien dan itu pertanda bahwa pasien
sudah pernah berobat sebelumnya, bila pasien sudah pernah berobat biasanya pengelolaan
berkas rekam medis akan lebih cepat karena data pasien sudah tertera pada aplikasi,
berbeda dengan pasien baru biasanya pasien baru akan lebih lama karena petugas harus
menulis identitasnya (Wahyuni, 2021).
Dalam Kartu Berobat itu tercantum No File, Nama Kepala Keluarga/KK, No
Rekam Medis pasien, alamat dan baris untuk beberapa keluarga yang datang untuk
berobat lagi. Biasanya pasien yang sudah pernah berobat lalu kedatangan berikutnya oleh
anggota keluarga lainnya itu akan dijadikan satu Nomor File tetapi berbeda nomor rekam
medis, map untuk keduanya pun dibedakan karena khawatir jika mereka bersama-sama
berobat lalu berbeda poli itu akan cukup memakan waktu yang sangat banyak, oleh sebab
itu, penggunaan family folder pun dihapuskan oleh Puskesmas karena banyak menyita
waktu terlebih banyak kasus pasien berobat bersama-sama satu keluarga tetapi beda poli.
Begitupun dalam berkas pasien, Nomor File dicantumkan karena untuk pasien
yang datang berobat tahun 2019 belum memakai map sesuai ketentuan masih kertas saja
sehingga didalam berkas nya pun diberi kolom Nomor File di pojok kanan atas, lalu
identitas pribadi dan catatan dari dokter. Sebelumnya Rekam Medis ini tidak diwajibkan
di setiap Faskes tentu saja pemberkasan ini diatur oleh tenaga non Rekam medis sehingga
terjadinya beberapa masalah, salah satunya yaitu penumpukan dan banyaknya berkas
pasien yang hilang atau rusak, ketika pasien datang dan hendak berobat petugas harus
mencari berkas yang tidak tersusun sehingga menyebabkan lemahnya respon time Rekam
medis dan terkadang dokter mendiagnosa pasien sesuai dengan riwayat pasien
sebelumnya.
Dalam uraian yang dikemukakan di atas, untuk memudahkan petugas rekam
medis dalam pengelolaan berkas rekam medis maka dilakukan penerapan nomor file
berdasarkan wilayah tempat tinggal pasien. Agar terciptanya rekam medis yang bermutu,
lengkap dan akurat, maka perlu adanya kerjasama yang baik antara Dokter, Perawat,
Bidan, Perekam Medis dan tenaga kesehatan lainnya.
Bidang teknologi yang semakin maju membuat semua pekerjaan di dunia ini
tidak lepas dari sistem, begitupun bidang kesehatan khususnya Puskesmas baik hardware
maupun software-nya. Dengan adanya teknologi ini akan memudahkan kita untuk
mengerjakan sesuatu apalagi untuk sistem pendaftaran, Puskesmas Muka sudah memakai
aplikasi pendaftaran online yaitu Sikda Generik, semua identitas mengenai pasien akan di
input, tetapi tidak ada kolom untuk menambahkan Nomor File lalu petugas mensiasati
untuk menambahkannya di kolom alamat dengan format (file ; 01/21) yang berarti pasien
pertama yang berobat di tahun 2021. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penerapan nomor file dalam manajemen operasional rekam medis berdasarkan
wilayah di Puskesmas Muka. Penerapan Nomor File ini hanya diterapkan di Puskesmas
Muka saja dan tidak ada di standar Rekam Medis dan undang-undangnya tetapi, cara ini
bisa memudahkan petugas mencari dan mengembalikan berkas rekam medis.
Adinda Amalia Nurussyifa, Nisa Sri Penti, Irda Sari /Cerdika: JurnalIlmiah Indonesia, 1(10),
1255-1261
Penerapan Nomor File dalam Manajemen Operasional Rekam Medis Berdasarkan
Wilayah di Puskesmas Muka 1258
METODE PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi (Subadi, 2006). Penelitian
kualitatif dilakukan pada objek alamiah yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi
oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek
tersebut. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Puskesmas Muka Cianjur pada
tanggal 12 April-12 Juni 2021. Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia atau
peneliti itu sendiri. Untuk menjadi peneliti, maka harus memiliki bekal teori dan wawasan
luas. Sehingga peneliti mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi
situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Adapun teknik pengumpulan
data yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi dan
wawancara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tabel1. Karakteristik Informan Penelitian
Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa jumlah informan yang diwawancarai
dalam penelitian ini sebanyak 3 orang petugas rekam medis dengan rincian 1 orang
Kepala Rekam Medis (Informan Kunci) dan 2 orang Petugas Rekam Medis (Informan
Biasa). Adapun hasil wawancara penelitian ini adalah sebagai berikut :
Informasi Mengenai Sistem Penomoran File Rekam Medis
Berdasarkan hasil wawancara dari informan EM diperoleh informasi bahwa
sistem penomoran file rekam medis di puskesmas muka menggunakan nomor urut
kedatangan pasien dan tahun berobatnya. Apabila ada pasien yang berobat di tahun 2018
maka nomor dan mapnya harus dibayarkan ke 2021, seperti yang diungkapkan oleh ES
sebagai berikut:
“sistem penomorannya pakai nomor urut kedatangan pasien dan tahun
berobatnya, kendalanya sering terjadi nomor file yang berlapis karena human
error dari petugas pendaftaran yang tidak tahu alamat tersebut adanya di
kelurahan mana. Jadi, biasanya berkas pasien yang seharusnya masuk ke
kelurahan bojong herang malah masuk ke kelurahan muka karena nama
alamatnya hampir mirip”(EM, 24 tahun, 20 April 2021).”
“Jadi penomoran file ini dibagi menjadi 3 kelompok daerah terdekat Puskesmas
neng, yaitu meliputi Kelurahan Muka, Kelurahan Bojong Herang, dan kelurahan
Babakan Karet. Jika ada pasien Luar Wilayah dari 3 kelurahan tersebut
dimasukkan kedalam file luar wilayah” (EM, 24 Tahun, 26 April 2021).”
Umur
Pendidikan
Jabatan
Status
Informan
24 Tahun
D3Rekam Medis
Penanggungjawab
Rekam Medis
Informan
Kunci
27 Tahun
SMK
Penginputan
Rekam Medis
Informan Biasa
46 Tahun
SMK
Pengolahan Data
Informan Biasa
Adinda Amalia Nurussyifa, Nisa Sri Penti, Irda Sari /Cerdika: JurnalIlmiah Indonesia, 1(10),
1255-1261
Penerapan Nomor File dalam Manajemen Operasional Rekam Medis Berdasarkan
Wilayah di Puskesmas Muka 1259
Informan lain mengatakan awalnya sistem penomoran file di Puskesmas Muka
menggunakan cara manual dengan menulis di kertas dari nomor urut 1-100 untuk periode
tertentu, setiap pasien datang nomor yang dipakai akan dicoret di kertas tersebut lalu
setelah teknologi semakin berkembang di buatkanlah aplikasi pemakaian nomor file
sesuai dengan kelurahan pasien tersebut seperti yang dikatakan oleh RS dan AS sebagai
berikut :
“kalau dulu, teteh masih menulis di kertas nah yang dipakai itu dicoret satu-satu
mungkin untuk mengirit pemakaian kertas di buatkanlah aplikasi nya tapi kadang
kalau ada yang tidak mengerti pada aplikasi itu nomor file jadi dipakai 2x atau
terlewat itu dampaknya jadi bingung ke petugas yang cari berkas, kadang
harusnya pasien lama jadi baru karena ada miss communication antar petugas
pendaftaran dan pengolahan data dan berdampak juga pada respon time” (RS,
27 tahun, 25 Mei 2021).
“tapi penerapan nomor file ini sangat membantu neng, karena kan dari awalnya
berkas ini tercecer dan dulu masih belum disimpan di rak penyimpanan masih
ditumpuk di dalam satu wadah disatukan semua kelurahan, kenapa diterapkan
nomor file ini karena ketika kami kebingungan menyusun dari mana sedangkan
nomor rekam medis sudah mencapai ribuan, kami kesulitan menemukan file
nomor 01 nya” (AS, 46 tahun, 31 mei 2021).”
Dapat disimpulkan bahwa penerapan nomor file pada berkas rekam medis pasien
di Puskesmas Muka itu ada kelebihan dan kekurangannya, yang pasti penerapan sistem
penomoran file rekam medis dilakukan untuk memudahkan pencarian berkas pasien yang
sudah pernah berobat.
Informasi Mengenai Sistem Penyimpanan Setelah Penerapan Nomor File
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diperoleh juga mengenai sistem
penyimpanan setelah dilakukan penerapan nomor file di Puskesmas Muka yaitu dengan
cara dipisahkan sesuai kelurahan tempat tinggal pasien dan tahun berkunjungnya dimulai
dari tahun 2018, tetapi apabila pasien tahun 2018 datang berobat kembali di tahun 2021
makan nomor file nya harus dibayarkan ke 2021.
“Penyimpanan berkas rekam medis juga sama berdasarkan wilayah tempat
tinggal pasien yang disebutkan tadi neng yaitu meliputi Kelurahan Muka,
Kelurahan Bojong Herang, dan kelurahan Babakan Karet. Kalau ada pasien
Luar Wilayah dari 3 kelurahan tersebut dimasukkan kedalam file luar wilayah”
(ES, 24 Tahun, 22 April 2021).
“Kalau ada pasien yang berobat tahun 2018 terus pasien tersebut berobat
kembali tahun 2021, maka nomor filenya akan dibarukan kembali menjadi tahun
2021 neng”(RS, 27 tahun, 3 Mei 2021).”
Informan juga mengatakan bahwa sistem penyimpanan rekam medis di
Puskesmas Muka dengan cara sentralisasi yaitu menyimpan 1 rekam medis di dalam satu
map baik rawat jalan maupun gawat darurat yang terdapat catatan kunjungan, catatan
poliklinik, maupun catatan-catatan lainnya. Hal ini diterapkan karena untuk mengurangi
penggunaan map secara berlebihan dan dapat memudahkan dokter untuk melihat riwayat
penyakit sebelumnya.
“sistem penyimpanan berkas rekam medis di puskesmas ini yaitu dengan cara
menggabungkan berkas rawat jalan, gawat darurat, catatan poliklinik dan
catatan-catatan lainnya supaya lebih menghemat penggunaan map”(AS, 46
tahun, 27 mei 2021).
B. Pembahasan
Informasi Mengenai Sistem Penomoran File Rekam Medis
Adinda Amalia Nurussyifa, Nisa Sri Penti, Irda Sari /Cerdika: JurnalIlmiah Indonesia, 1(10),
1255-1261
Penerapan Nomor File dalam Manajemen Operasional Rekam Medis Berdasarkan
Wilayah di Puskesmas Muka 1260
Penomoran rekam medis adalah sistem yang digunakan untuk upaya pemberian
identitas supaya penyimpanan jadi lebih mudah dan pengolahan data juga jadi lebih
mudah (Simanjuntak & menkes.ris Sirait, 2018). Nomor rekam medis adalah nomor
pengenal yang unik, sebagai pengenal rekam medis pada setiap pasien, diberikan sesegera
mungkin setelah pasien masuk (admission number)/pelayanan pertama setelah pasien
masuk dan pemberian nomor ini merupakan cara terbaik yang dapat menjamin penemuan
kembali berkas rekam medis pasien untuk kesinambungan pelayanan berikutnya
(Deharja, 2021). Menurut pedoman pengelolaan rekam medis tahun 2006 revisi III ada 3
sistem penomoran yaitu seri, middle dan parallel.
Tetapi, sistem pengelolaan rekam medis di puskesmas belum ada pembahasan
yang cukup jelas sehingga setiap puskesmas mempunyai cara tersendiri termasuk yang
diadakan di puskesmas muka ini, penerapan nomor file dalam manajemen operasional ini
bisa memudahkan pengelolaan rekam medis (Maliang et al., 2019).
Berdasarkan hasil wawancara juga, sistem penomoran rekam medis tetaplah ada
tentunya setiap pasien memiliki 1 rekam medis untuk setiap kali berobat. Dalam Kartu
berobat, Registrasi berkas keluar-masuk, Map dan formulir pun ada kolom untuk nomor
file pasien yang mana setiap keluarga mendapatkan 1 nomor file yang sama tetapi
berbeda nomor rekam medis.
Sistem penyimpanan merupakan suatu kegiatan menyimpan rekam medis
bertujuan untuk melindunginya dari kerusakan fisik dan isi dari dokumen tersebut
(Wiguna & Safitri, 2019). Sistem penyimpanan berdasarkan wilayah merupakan jenis
penyimpanan rekam medis berdasarkan wilayah yang ada dilingkungan fasilitas
pelayanan kesehatan berada (Rahayu et al., 2016). Tempat untuk penyimpanan rekam
medis akan dikelompokkan berdasarkan nama wilayah yang ada sehingga rekam medis
pasien akan disimpan berdasarkan wilayah tempat tinggalnya.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi bahwa
penyimpanan berkas rekam medis di Puskesmas Muka Cianjur diterapkan sistem
penomoran file berdasarkan wilayah tempat tinggal pasien yang dibagi menjadi 3
kelompok daerah terdekat Puskesmas meliputi Kelurahan Muka, Kelurahan Bojong
Herang, dan kelurahan Babakan Karet adapun khusus untuk pasien Luar Wilayah dari 3
kelurahan tersebut dimasukkan kedalam file “Luar Wilayah”. Menurut (Mandia, 2019),
sistem penyimpanan berkas rekam medis secara sentralisasi yaitu suatu sistem
penyimpanan dengan cara menyatukan berkas rekam medis pasien rawat jalan, rawat
darurat, dan rawat inap kedalam satu folder tempat penyimpanan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, sistem penyimpanan berkas
rekam medis yang digunakan di Puskesmas Muka Cianjur menggunakan Sistem
Sentralisasi, yaitu suatu sistem penyimpanan dengan cara menyatukan satu map baik
rawat jalan maupun gawat darurat yang terdapat catatan kunjungan, catatan poliklinik,
maupun catatan-catatan lainnya dalam satu folder (Rachma, 2018).
KESIMPULAN
Dari hasil wawancara dan penelitian selama 2 bulan dapat ditemukan bahwa
penerapan nomor file dalam manajemen operasional di Puskesmas Muka ditujukan untuk
memudahkan petugas mencari dan mengembalikan berkas lebih cepat dari sistem yang
sebelumnya diterapkan, meskipun sistem penerapan Nomor File ini masih ditemukan
berbagai kendala.
BIBLIOGRAFI
Anita, B., & Febriawati, H. (2019). Puskesmas Dan Jaminan Kesehatan Nasional.
Adinda Amalia Nurussyifa, Nisa Sri Penti, Irda Sari /Cerdika: JurnalIlmiah Indonesia, 1(10),
1255-1261
Penerapan Nomor File dalam Manajemen Operasional Rekam Medis Berdasarkan
Wilayah di Puskesmas Muka 1261
Deepublish.
Deharja, A. (2021). Buku Ajar Praktik Klinis Rekam Medis (Pengantar Awal Turun
Lapang). Pelita Medika.
Estera, S. (2018). Implementasi Pelayanan Publik Undang Undang Nomor 25 Tahun
2009 Terhadap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Di Rumah Sakit Umum
Daerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak. Jurnal Hukum Prodi Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Untan (Jurnal Mahasiswa S1 Fakultas Hukum) Universitas
Tanjungpura, 6(2).
Hidayat, S. (2012). Tinjauan Terhadap Kelengkapan Pengisian Laporan Tindakan
Operasi Di Rumah Sakit Pelni Petamburan.
Indonesia, R. (2004). Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran. Jakarta: Republik Indonesia.
Maliang, M. I., Imran, A., & Alim, A. (2019). Sistem Pengelolaan Rekam Medis (Studi
Kualitatif Di Puskesmas Tamalate Makassar Tahun 2019). Window of Health:
Jurnal Kesehatan, 315328. https://doi.org/10.33368/woh.v0i0.198
Mandia, S. (2019). Sosialisasi Pelaksanaan Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis Di
Klinik As Salam Kota Padang. LOGISTA-Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada
Masyarakat, 3(2), 130134. https://doi.org/10.25077/logista.3.2.130-134.2019
Permenkes, R. I. (2008). No 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta:
Menteri Kesehatan Reupublik Indonesia.
Rachma, A. (2018). Sistem Temu Kembali Arsip Rekam Medis Pasien Di Rumah Sakit
Hermina Kemayoran. Fakultas Adab & Humaniora.
Rahayu, N. P., Dahlan, S., & Soerjowinoto, P. (2016). Penyelenggaraan Rekam Medis
Pada Pelayanan Kesehatan Bakti Sosial Oleh Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Temanggung. SOEPRA, 2(2), 165174.
https://doi.org/10.24167/shk.v2i2.819
RI, D. (2006). Pedoman Penyelenggaraan & Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia Revisi II. REVISI II.
Simanjuntak, E., & menkes.ris Sirait, L. W. O. (2018). Faktor-faktor penyebab terjadinya
missfile di bagian penyimpanan berkas rekam medis rumah sakit mitra medika
medan tahun 2017. Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda
(JIPIKI), 3(1), 370379.
Subadi, T. (2006). Metode penelitian kualitatif. Muhammadiyah University Press.
Wahyuni, S. (2021). Sistem Pelaksanaan Penyimpanan Rekam Medis di Kilinik Pratama
Bakti Timah Pangkalbalam. Jurnal Health Sains, 2(9), 12551262.
https://doi.org/10.46799/jhs.v2i9.273
Wiguna, A. S., & Safitri, D. R. (2019). Tinjauan Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam
Medis di RSU Sinar Husni Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi
Kesehatan Imelda (JIPIKI), 4(2), 648654.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BYSA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).