Penggunaan Media Kartu Bergambar Dalam Menumbuhkan Kemampuan Mengenal Huruf
Anak Usia 5-6 Tahun di KB. Baiturrohiem
Cuarni1, Chandra Apriyansyah2,
Arie Widiyastuti3
123 Universitas Pancasakti Bekasi, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak |
||
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
penggunaan media kartu bergambar dalam menumbuhkan Kemampuan mengenal huruf
anak usia 5-6 tahun di KB. BAITURROHIEM selama kurun waktu dua bulan yakni
Mei-Juni 2024. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif
deskriptif. Metode pengumpulan data pada penelitian ini melalui tiga model
yakni wawancara, observasi dan dokumentasi.Analisis data yang digunakan
adalah model Miles and Huberman yang terdiri dari tahap pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan media kartu bergambar di KB. BAITURROHIEM
melalui tahapan perencanaan dan Langkah-langkah yang sudah disiapkan.
Penggunaannya bisa di dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau diluar KBM.
Dampaknya positif terhadap Kemampuan mengenal huruf anak. Hal tersebut
diantaranya terlihat dari sebagian besar anak usia 5-6 tahun di KB. BAITURROHIEM
sudah lancar Bahasa buku cerita, sudah bertambah kosa katanya dan dapat
merangkai kata menjadi kalimat. Selain itu muncul minat dan semangat untuk
belajar Bahasa Kata kunci: Kartu bergambar,
literasi baca, anak usia 5-6 tahun |
||
|
|
|
Abstract This study aims to describe the use of picture card
media in fostering the ability to recognize letters of children aged 5-6
years in family planning. BAITURROHIEM, for a period of two months, namely
May-June 2024. This study uses a descriptive qualitative research
methodology. The data collection method in this study is through three
models, namely interviews, observations and documentation. The data analysis
used is the Miles and Huberman model which consists of data collection, data
reduction, data presentation and conclusion drawn. The results of the study
show that the use of picture card media in family planning. BAITURROHIEM goes
through the planning stages and the steps that have been prepared. Its use
can be in Teaching and Learning Activities (KBM) or outside KBM. The impact
is positive on children's ability to recognize letters. This can be seen from
most children aged 5-6 years in family planning. BAITURROHIEM is fluent in
the language of storybooks, has increased his vocabulary and can string words
into sentences. In addition, there is interest and enthusiasm for learning
the language Keywords: Picture
cards, reading literacy, children aged 5-6 years |
*Correspondence Author: Cuarni
Email: [email protected]
Anak usia dini
adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pemberian
stimulus yang tepat sangat diperlukan karena masa ini adalah masa pendidikan yang
fundamental.
Permendikbud 146 tahun 2014 menyatakan bahwa bila aspek-aspek
perkembangan anak
diperhatikan maka anak
dapat berkembang
secara optimal.
Masa peka anak dimulai dari kandungan sampai 1000 hari pertamanya, hal ini
berdasarkan penelitian sel syaraf anak sampai usia 8 tahun perkembangannya mencapai 80% (
Pendidikan anak usia dini dengan
pendekatan bermain membuat potensi anak dapat tergali secara menyeluruh. Oleh karena itu pendidikan
hendaknya disampaikan melalui permainan yang sesuai dengan pemahaman dan
kemampuan anak.
Literasi
baca dianggap menjadi moyang dari semua literasi yang ada. Semua berawal dari
Kemampuan mengenal huruf dan menulis. Bahasa dan menulis termasuk
literasi fungsional karena berguna dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
KEMAMPUAN MENGENAL HURUF tulis ini penting untuk dimiliki oleh anak sejak dini
(
Salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh generasi muda masa depan adalah
literasi baca.
Dalam agama Islam pun kita
mengetahui bahwa wahyu yang pertama diturunkan oleh Allah SWT adalah surat Al Alaq ayat
1-5, yang artinya (1) �Bacalah
dengan menyebut nama Tuhanmu yag menciptakan�
(2) Dia menciptakan manusia
dari segumpal darah (3), Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia (4) Yang mengajar manusia dengan pena (5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. Lima ayat
pertama dari surat Al Alaq ini
mengisyarakatkan bahwa
Bahasa ini menjadi suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Anak juga adalah manusia, makhluk Tuhan yang memiliki
keunikan dan tahapan perkembangannya sendiri. Anak sebagai makhluk Tuhan diberikan panca
indra untuk menangkap pengetahuan disekitarnya, mereka membutuhkan keterampilan
literasi untuk bisa menguasai beberapa ilmu pengetahuan dan keterampilan
disekitarnya. Sebagai proses yang berkelanjutan, konsep literasi pada anak selalu berubah,
mulai dari rasa ingin tahu, keterampilan
berpikir kritis, berbahasa lisan, dan Kemampuan mengenal huruf dan menulis. Kemampuan
ini dapat digunakan untuk belajar sepanjang hidup karena berkembang seiring
dengan zaman
�OECD merilis survei Program for International Student Assessment (PISA)
pada 2019. Ini dapat diakses di TribunNews.com. menyebutkan bahwa menurut hasil
survey yang dilakukan,
tingkat literasi Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara; hasil
studi PISA 2022 di Indonesia meningkat signifikan, naik 5�6 peringkat dari
tahun 2018. Ini adalah peringkat tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam
penyelidikan PISA. Namun demikian, skor kemampuan rata-rata siswa di Indonesia
justru menurun dari tahun 2018. "Laporan Survey Buku dan Minat Baca: Studi
7 Kota di Indonesia" adalah penelitian yang dilakukan oleh Tim Riset
Komite Buku Nasional pada tahun 2016. Studi ini dilakukan di beberapa kota di
Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makasar,
dan Medan. Hasil riset menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat masih rendah
minat bacanya, sebesar 65% responden mengisi waktu luangnya dengan aktivitas
diluar Bahasa, dan hanya 35 % yang mengisi waktu luangnya dengan Bahasa
Kenyataan masih banyaknya anak PAUD yang belum bisa Bahasa
menjadi perhatian guru untuk berfikir kreatif dalam memilih metode dan media dalam mengajarkan Bahasa pada anak. Metode adalah upaya untuk
menerapkan rencana yang sudah dibuat untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam
kegiatan nyata. Pilihannya disesuaikan dengan kebutuhan untuk menciptakan
lingkungan yang nyaman dan menyenangkan sehingga peserta didik dapat dengan
mudah mengikuti kegiatan pembelajaran. Semakin menarik metode dan media pembelajaran
yang digunakan maka minat anak terhadap belajar semakin baik.
Hasil Penelitian yang dilakukan
oleh Ramadanti dan Arifin (2021) menyebutkan penggunaan kartu bergambar memiliki manfaat termasuk: 1. Memperjelas
pesan sehingga tidak terlalu verbal; 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
tenaga, dan daya indera; 3. Menumbuhkan dorongan untuk belajar, memungkinkan
anak belajar secara mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori,
dan kinestetik mereka; dan 5. Memberikan rangsangan yang membantu mereka Bahasa
dengan lebih baik, mempersamakan pengalaman, dan menciptakan persepsi yang
sama. Hasil studinya menunjukkan bahwa kartu bergambar dapat meningkatkan
Kemampuan mengenal huruf anak usia dini.
Selain itu, penelitian lain oleh Astuti,
Drupadi, dan Syafrudin (2021) tentang Hubungan Penggunaan Media Kartu Huruf
dengan Kemampuan mengenal huruf Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun menunjukkan bahwa
menggunakan media membuat belajar tidak monoton dan tidak membuat anak bosan.
Akibatnya, anak-anak menganggap belajar seperti bermain
Penelitian Ramadanti
dan Arifin (2021) menemukan bahwa
menggunakan kartu bergambar dapat meningkatkan Kemampuan mengenal huruf anak usia dini,
dan Astuti, Drupadi, dan Syafrudin
(2021) menemukan bahwa ada hubungan antara
penggunaan kartu bergambar dan Kemampuan mengenal huruf awal anak usia
5-6 tahun. Kedua penelitian ini memiliki
hubungan dengan penggunaan kartu bergambar sebagai alat untuk mengajarkan
Bahasa, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang pemanfaatan kartu
bergambar di KB. BAITURROHIEM dalam rangka mengembangkan Kemampuan mengenal
huruf siswa-siswinya.
Sejak tahun 2022 KB. BAITURROHIEM
sudah menggunakan kartu bergambar dalam
mengajarkan Bahasa pada anak. Media kartu bergambar yang digunakan di KB. BAITURROHIEM memiliki fitur,
kartu berukuran 10x7cm dari bahan karton licin, berwarna, berisi gambar dan
tulisan. Gambar yang ditampilkan bisa berupa foto dari benda yang sebenarnya. Kartu bergambar memiliki
tulisan tentang gambar yang ditampilkan. Sebagai bahan penunjang nya
terdapat kartu huruf yang ditempelkan kepada penjepit kayu sebagai alat untuk
anak menyusun kata perhuruf dari kata yang terdapat pada kartu bergambar
tersebut. Hasil yang
didapat dari diterapkannya metode belajar Bahasa dengan menggunakan kartu bergambar
di KB. BAITURROHIEM Kecamatan Batununggal,Kota Bandung
adalah Kemampuan mengenal huruf anak menjadi lebih baik karena lulusan yang bisa Bahasa mengalami
peningkatan, dari 35 anak yang lulus, sekitar 20 orang mempunyai Kemampuan
mengenal huruf lancar, 10 orang Bahasa sedang (masih terbata-bata) ,5 orang
masih mengeja. Keberhasilan ini tidak terlepas dari metode pembelajaran Bahasa yang
menyenangkan. Anak tidak merasa sedang belajar tapi mereka melakukan permainan
kartu bergambar dengan menyenangkan.Penggunaan kartu bergambar di KB. BAITURROHIEM
dikombinasikan dengan kartu huruf yang lain, kartu bergambar ini menjadi
jembatan untuk anak mengenal kata kata dan huruf dengan mudah melalui
permainan. Guru dapat mengajarkan anak Bahasa dengan memperlihatkan kartunya
secara langsung dan anak yang belum mengenal huruf akan Bahasa gambar terlebih
dahulu, lalu mereka diminta mencari huruf huruf yang menyusun kata-kata didalam
kartu bergambar yang ada.
Kemampuan mengenal huruf ini termasuk kedalam
perkembangan Bahasa, terutama keaksaraan. Dalam penelitian sebelumnya, Megawati
dkk, (2023) menyatakan bahwa media kartu bergambar adalah salah satu media yang
mampu menarik minat belajar anak usia dini. Megawati dkk mengambil subjek
penelitiannya adalah guru kelompok B, peserta didik dan Kepala sekolah di KB. BAITURROHIEM
Kecamatan Batununggal,Kota Bandung. Dia melakukan
penelitian melalui pendekatan kualitatif deskriptif dan mengumpulkan data
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Menurut hasil penelitian,
menggunakan kartu gambar dapat membantu anak mengenali huruf dan menyebutkan
huruf yang sesuai dengan kata yang ada di kartu., menambah kosa kata dan
Kemampuan mengenal hurufnya berkembang karena anak dapat menjawab beberapa
pertanyaan bu guru terkait gambar yang ada di kartu. Dengan demikian dapat
disimpulkan Kemampuan mengenal huruf anak secara keseluruhan menjadi lebih
tinggi tingkatannya. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Megawati et al. menemukan
bahwa media kartu gambar hanyalah salah satu komponen yang membantu anak-anak
usia dini lebih baik dalam Bahasa. Ada komponen lain, seperti keikutsertaan
orangtua, kesiapan mental anak dan lingkungan sosial serta keluarganya.
Penelitian lainya berjudul Pengembangan Media
Kartu Kata Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan mengenal huruf Permulaan Anak
Kelompok B di KB. BAITURROHIEM
Selanjutnya penelitian Setyowati
dan Imamah (2023) Efektifitas Media Kartu Kata dan Gambar dalam Peningkatan Kemampuan mengenal huruf Awal Anak Usia Dini.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat belajar Bahasa menjadi mudah dan
menyenangkan bagi anak usia dini. Data Penelitian Tindakan Kelas dikumpulkan
melalui observasi, wawancara, dan kuisioner. Dalam penelitian ini, analisis
deskriptif kualitatif digunakan pada siswa KB. BAITURROHIEM. Kemampuan yang ingin ditingkatkan adalah
kemampuan anak-anak dalam mendengar, menulis, berkomunikasi lisan dan tulisan,
dan menambah perbendaharaan kata mereka dengan simbol yang mereka kenal. Studi dilakukan selama dua siklus (enam minggu).
Studi ini melibatkan tujuh puluh anak prasekolah di KB. BAITURROHIEM yang berusia antara 5 dan 6 tahun, kegiatannya
sebagai berikut: 1) Kegiatan Perencanaan: Mengumpulkan data tentang kemampuan
anak untuk membuat RPPH. Data ini digunakan sebagai pedoman bagi pendidik untuk
menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Pembelajaran juga harus dirancang dengan cara yang membuat
anak-anak merasa aman, senang, dan nyaman. 2) Metode
pembelajaran yang berbeda digunakan untuk menyesuaikan dengan kemampuan
anak dan kondisi kelas. 3) Refleksi menganalisis kekurangan dan kelebihan.
Tujuannya adalah untuk menjadi lebih baik pada pelajaran berikutnya. 4) Rencana
Tindak Lanjut: Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran, tulis topik penting
yang akan diterapkan dalam pembelajaran berikutnya. Hasil siklus I, yang berlangsung selama tiga minggu, menunjukkan
peningkatan Kemampuan mengenal huruf awal anak-anak; lima puluh siswa berada
dalam kategori perkembangan
BSH, atau 71,42%, dan dua puluh siswa,
atau 28,57%, berada dalam kategori
perkembangan BSB. Pada siklus kedua, Kemampuan mengenal huruf anak
usia dini juga meningkat. Tidak ada siswa yang masuk dalam kategori BB atau MB,
dan sebesar 14,28%, atau 10 siswa, masuk dalam kategori BSH. Selain itu,
sebesar 85%, atau 60 siswa, masuk dalam kategori BSB, menurut data yang
dikumpulkan. Ini menunjukkan bahwa Kemampuan mengenal huruf awal anak usia dini
juga meningkat pada siklus kedua. Relevansi penelitian ini dengan penelitian
yang sedang peneliti lakukan adalah penggunaan media yang sama yaitu kartu kata
bergambar untuk meningkatkan Kemampuan mengenal huruf. Subjek penelitian juga
sama yaitu anak usia 5-6 tahun yang bersekolah di Taman Kanak-kanak. Namun
perbedaanya adalah pada model yang digunakan yaitu PTK sedangkan peneliti
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengobservasi penggunaan kartu
gambar oleh guru kepada anak usia dini dan jumlah subjek penelitian yang
berbeda. Perbedaan lainnya adalah jenis kartu gambar yang digunakan berbeda
spesifikasinya.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Rahma
& Wirasari (2022) membahas penggunaan kartu sebagai alat untuk meningkatkan
Kemampuan mengenal huruf anak. Penelitian ini berjudul "Strategi Guru
Kelas dalam Meningkatkan Kemampuan mengenal huruf Anak melalui Media Flash
Card." Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana guru
menggunakan berbagai pendekatan untuk meningkatkan Kemampuan mengenal huruf
anak. Penelitian kualitatif deskriptif yang mengumpulkan data melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi Pada bulan Juli 2022, subjek penelitian adalah siswa
kelompok A di KB. Baiturrohiem Kecamatan Batununggal,Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu
metode yang digunakan guru kelas untuk meningkatkan Kemampuan mengenal huruf
anak usia dini adalah dengan menggunakan kartu huruf yang berisi gambar dan
tulisan yang mengandung makna. Anak-anak merasa lebih senang belajar karena
kartu huruf berwarna, yang membuatnya lebih mudah untuk mengingat huruf dan
membuat kalimat dengan lebih cepat.
Penelitian yang
dilakukan oleh Pratiwi Rahmah
Hakim pada tahun 2020 membahas upaya untuk meningkatkan
keterampilan Bahasa permulaan
anak-anak usia dini melalui penggunaan
kartu kata bergambar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
upaya guru untuk meningkatkan keterampilan Bahasa permulaan. Penelitian
deskriptif kualitatif, pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Penelitian berlangsung dari Agustus hingga Desember 2019 di KB. Baiturrohiem
Kecamatan Batununggal. Untuk menggunakan kartu kata ini, guru melakukan hal-hal berikut: 1) membuat rencana pembelajaran yang mengacu pada kompetensi yang ingin dicapai, dan 2) melakukan kegiatan apersepsi dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dan kemudian menjelaskan kartu kata bergambar kepada siswa; 3) kemudian, kartu kata bergambar dikeluarkan satu per satu, dan guru menanyakan gambar apa yang ada di dalamnya. Selain
langkah-langkah di atas, guru juga membuat langkah-langkah tambahan yang
berbeda, seperti: 1) Memberikan berbagai kartu gambar dengan nama yang cukup
pendek, beberapa dimulai dari huruf yang sama dan tidak ada konsonan ganda,
seperti topi, toko, meja, dan mata; 2) Memberikan kartu kata dengan tulisan
nama-nama benda tersebut; 3) Gunakan permainan ini dalam kelompok; 4)
Memberikan kartu gambar dan kartu nama benda; 5) Guru menunjukkan gambar benda
dan mengajak anak-anak untuk mencari sendiri kartunya.
Mengapa penulis
mengambil Judul �Penggunaan Media Kartu Bergambar Dalam Menumbuhkan Kemampuan
Mengenal Huruf�, pada anak usia dini 5-6 tahun di KB BAITURROHIEM, sehubungan usia
5-6 tahun merupakan usia persiapan mau memasuki jengjang ke Sekolah Dasar
merupakan suatu dilema bagi pengajar usia jenjang PAUD dimana menurut peraturan
pemerintah anak usia PAUD belum diwajibkan untuk belajar calistung ,sedangkan
di lingkungan KB Baiturrohiem ada beberapa sekolah mengharuskan anak yang akan
bersekolah di tempat tersebut ada tes calistung.walaupun itu tes sederhana
tetapi si anak sudah harus mempunyai dasar calistung.Dan secara otomatis
tuntutan dari orang tua ke sekolah pun dengan sendirinya mengharapkan anak yang
masuk jenjang SD,apabila keluar dari PAUD bisa calistung,untuk itu penulis yang
sekaligus sebagai pengelola Lembaga mencari siasat bagaimana aturan dari
pemerintah dan tuntutan dari orang tua bisa keduanya bisa di padukan.Makannya
dalam 2 tahun terakhir lembaga KB Baiturrohiem lebih intens baik durasi waktu
atau pun jadwal pembelajaran lebih di titik beratkan gimana caranya anak
belajar calistung tapi si anaknya sendiri tidak merasa sedang belajar maka � Penggunaan Media Kartu Bergambar Dalam Menumbuhkan
Kemampuan Mengenal Huruf� merupakan solusi dan terobosan supaya anak keluar
dari KB Baiturrohiem sudah bisa literasi baik itu membaca,menulis ataupun
berhitungan maka dari itu judul �Penggunaan Media Kartu Bergambar Dalam
Menumbuhkan Kemampuan Mengenal Huruf�sangat bermanfaat dan dalam prosesnya
pembelajar melalui kartu bergambar sangat disukai oleh anak-anak.
Urgensi penelitian
ini terletak pada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kemampuan literasi pada anak usia dini, khususnya dalam mengenal
huruf dan angka di KB. Baiturrohiem. Sebelum
penelitian ini, anak-anak usia 5-6 tahun hanya memiliki kemampuan terbatas
dalam mengenal huruf dan angka secara sederhana, yang terwujud dalam kemampuan
mengenali urutan abjad dan angka, serta mengeja kata secara lambat dan
terbata-bata. Anak-anak memahami kata hanya melalui pengulangan dan contoh yang
diberikan oleh guru, tanpa adanya stimulasi lebih lanjut yang memotivasi mereka
untuk belajar secara mandiri. Metode pengajaran yang lebih efektif sangat
diperlukan untuk membangkitkan minat belajar dan meningkatkan kecepatan dalam
penguasaan literasi. Setelah penerapan kartu
bergambar dalam pembelajaran, terlihat perubahan signifikan pada anak, baik
dari segi peningkatan motivasi belajar maupun hasil pembelajaran. Media kartu
bergambar terbukti dapat menarik perhatian anak dan membuat pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan, serta mempermudah guru dalam proses pengajaran. Oleh karena
itu, penelitian ini penting untuk mengeksplorasi lebih lanjut efektivitas
penggunaan kartu bergambar dalam menumbuhkan kemampuan literasi
anak usia dini, guna menjawab tantangan pembelajaran yang ada dan menyediakan
dasar bagi pengembangan teknik pembelajaran yang lebih efisien.
Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengkaji penggunaan kartu bergambar sebagai media dalam
menumbuhkan kemampuan mengenal huruf pada anak usia 5-6 tahun di KB. Baiturrohiem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas penggunaan kartu bergambar dalam meningkatkan kemampuan literasi anak, serta memahami hambatan dan solusi yang
muncul dalam implementasinya. Selain itu, penelitian ini juga ingin
mengevaluasi dampak penggunaan kartu bergambar terhadap motivasi dan kemampuan
anak dalam mengenal huruf, sehingga dapat memberikan rekomendasi kepada guru,
orang tua, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak
usia dini.
�Penelitian ini
secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan kartu bergambar dalam
menumbuhkan kemampuan mengenal huruf pada anak usia 5-6 tahun di KB. Baiturrohiem.
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan kartu
bergambar dalam mengembangkan kemampuan mengenal huruf pada anak usia 5-6
tahun, mendeskripsikan hambatan dan solusi penggunaan kartu bergambar, serta
mendeskripsikan dampak penggunaan kartu bergambar dalam menumbuhkan kemampuan
mengenal huruf anak di KB. Baiturrohiem. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif untuk menggambarkan keadaan subjek penelitian berdasarkan
pengamatan langsung. Data dikumpulkan melalui metode observasi terstruktur
terhadap interaksi anak dengan guru dalam penggunaan kartu bergambar, serta
wawancara terstruktur dengan guru sebagai narasumber. Dalam penelitian ini,
variabel yang dianalisis meliputi penggunaan kartu bergambar sebagai alat bantu
pembelajaran (variabel independen) dan kemampuan mengenal huruf anak (variabel
dependen). Tempat penelitian dilaksanakan di KB. Baiturrohiem pada bulan Mei
hingga Juni 2024, dengan subjek penelitian adalah anak-anak kelompok B yang
berjumlah 38 orang, terdiri dari 18 perempuan dan 20 laki-laki. Data yang
dikumpulkan mencakup hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi terkait
interaksi pembelajaran menggunakan kartu bergambar. Teknik analisis data
dilakukan melalui metode analisis deskriptif yang melibatkan pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data
diperiksa melalui triangulasi metode dan pemeriksaan pada narasumber untuk
memastikan kredibilitas dan validitas hasil penelitian.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian
berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
1.
Pengumpulan
data
a.
Wawancara
Pada
penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara langsung.Wawancara dilakukan dengan terstruktur dan berpedoman pada kisi-kisi wawancara yang telah disusun oleh
peneliti sesuai dengan sub fokus
penelitian. Pada penelitian ini terdapat
empat orang guru yang terlibat sebagai narasumber untuk diwawancarai. Tujuan
dari wawancara secara mendalam dan terstruktur adalah untuk menggali informasi
sebanyak-banyaknya dan seakurat mungkin sesuai dengan kondisi di lapangan.
Sebelum melakukan wawancara, peneliti telah mempersiapkan daftar pertanyaan
yang relevan dengan tujuan penelitian. Butir pertanyaan dibuat dari hasil
pendalaman sub fokus penelitian agar hal-hal yang ditanyakan tidak melenceng
dari tujuan penelitian.
Sebelum
melakukan wawancara secara langsung, peneliti menyiapkan tempat wawancara dan
narasumber senyaman mungkin, wawancara dilakukan di ruangan kelas yang sudah
steril dari anak-anak, agar narasumber dapat fokus ketika mendengarkan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Peneliti menginformasikan bahwa tujuan
wawancara ini adalah sebagai bagian dari proses penelitian tentang penggunaan
kartu bergambar di KB. Baiturrohiem terhadap Kemampuan mengenal huruf anak.
Peneliti menyampaikan bahwa partisipasi bersifat sukarela dan diharapkan
wawancara dilakukan senyaman mungkin dan tidak terpaksa. Setelah semua
terkondisikan dengan baik kemudian peneliti mulai mengajukan pertanyaan terbuka
secara langsung.
Wawancara dilakukan dengan cara face to face
dengan 4 guru sebagai narasumber, beberapa guru yang menjadi
narasumber/responden tersebut adalah Ibu Rina Marina, Ibu Wahyu Widiastuti, Ibu
Tri Widiastuti dan Ibu Siti Anjani. Proses wawancara dilakukan di kelas
masing-masing secara bergantian ketika anak-anak sedang bermain. Beberapa
kompilasi dan dokumentasi kegiatan wawancara dengan keempat narasumber
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel berikut ini :
Tabel 1. Wawancara dengan Narasumber
No |
Tempat &
Waktu |
Narasumber/Narasumber |
1 |
Kelas
B2 Kamis,
13 Juni 2024 Pukul:
08.15-08.30 |
Ibu
Wahyu Widiastuti (CW1) |
2 |
Kelas
B3 Kamis,
13 Juni 2024 Pukul:
08.35-08.50 |
Ibu
Siti Anjani (CW2) |
3 |
Kelas
B4 Kamis,
13 Juni 2024 Pukul:
09.00-09.20 |
Ibu
Tri Widiastuti (CW3) |
4 |
Kelas
B1 Kamis,
13
Juni 2024 Pukul:
09.25-09.45 |
Ibu
Rina Mariana (CW4) |
Selama
wawancara berlangsung peneliti mendengarkan jawaban dengan seksama sambil
merekamnya dengan menggunakan handphone. Peneliti memberikan waktu kepada
narasumber untuk menjawab pertanyaan dengan tepat sesuai pertanyaan yang
diajukan, satu persatu. Bila narasumber terlihat kurang memahami pertanyaan
maka peneliti menjelaskan sehingga didapat jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan.
Saat
keseluruhan pertanyaan sudah terjawab, peneliti melakukan transkripsi rekaman
wawancara atau mencatat tanggapan semua narasumber dengan sejelas mungkin.
Kemudian peneliti menganalisis data dengan cara mengelompokkan jawaban mereka
sesuai dengan sub fokus penelitian. Setelah mengelompokkan tanggapan narasumber
kedalam sub fokus yang sesuai, lalu dicari kesamaan, perbedaan dan pola yang
muncul dari data yang dikumpulkan. Selanjutnya peneliti menginterpretasikan
temuan dari analisis data dan menghubungkannya dengan tujuan penelitian. Dari
wawancara dengan narasumber, peneliti akan mengidentifikasi pola umum, membuat
kesimpulan dan memberikan rekomendasi yang relevan.
b.
Observasi
Peneliti
memilih jenis observasi langsung dengan cara tersturktur (sistematis), hal ini
dimaksudkan agar peneliti mendapatkan pengalaman langsung dengan cara mengamati
objek penelitian secara langsung. Peneliti melakukan observasi terhadap
penggunaan kartu gambar oleh guru kepada anak usia dini di KB. Baiturrohiem sebagai
media untuk mengembangkan Kemampuan mengenal huruf anak, selain itu peneliti
juga melakukan observasi terhadap kegiatan anak-anak dalam memanfaatkan kartu
gambar tersebut diluar kegiatan Bersama guru.
Pertama
peneliti menentukan terlebih dahulu kelas mana yang akan diobservasi, lalu
menginformasikan kepada wali kelas kapan waktu akan dilakukan observasi di
kelasnya. Kemudian peneliti mendatangi kelas yang telah disepakati untuk
dilakukan observasi. Peneliti mencatat, merekam dan mengamati penggunaan media
kartu bergambar oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di kelasnya. Peneliti
mengamati bagaimana interakasi antara guru dengan anak ketika menggunakan kartu
bergambar sebagai media pembelajaran untuk mengajarkan Bahasa pada anak.
Peneliti juga mengamati dan mencatat bagaimana langkah-langkah guru dalam
menggunakan media kartu bergambar tersebut dalam kegiatan pembelajaran di
kelas. Selain itu peneliti juga melihat dan merekam bagaimana reaksi emosional yang
muncul ketika anak menggunakan kartu bergambar, bagaimana ketertarikan mereka,
bagaimana interaksi anak-anak dengan sesama temannya ketika menggunakan kartu
bergambar tesebut.
Peneliti mengamati setiap kelas secara terpisah
sebanyak satu kali observasi. Peneliti juga melakukan pengamatan terhadap
penggunaan kartu bergambar diluar kegiatan pembelajaran di kelas sebanyak satu
kali. Berikut ini Beberapa kompilasi dan dokumentasi kegiatan observasi
ditunjukkan pada Tabel berikut ini:
Tabel 2. Observasi di Kelas dan Luar Kelas
No |
Tempat &
Waktu |
Objek Observasi |
1 |
Kelas
B3 Rabu,
05 Juni 2024 Pukul:
10.00-10.30 (CL1) |
Murid
B3 Berjumlah 12 orang |
2 |
Kelas
B1 Kamis,
06 Juni 2024 Pukul:
09.00-09.30 (CL2) |
Murid
B1 Berjumlah 14
orang |
3 |
Kelas
B2 Senin,
10 Juni 2024 Pukul:
09.30-10.00 (CL3) |
Murid
B2 Berjumlah 14 orang |
4 |
Kelas
B4 Selasa,
11 Juni 2024 Pukul:
09.30-10.00 (CL4) |
Murid
B4 Berjumlah 12 orang |
5 |
Senin,
24 Juni 2024 Pukul:
10.00-10.30 (CL5) |
Murid-murid
sedang bermain kartu bergambar diluar KBM bersama temannya Siswa bermain
kartu gambar diluar KBM secara mandiri |
Setelah
observasi selesai, peneliti menganalisis data yang telah terkumpul,
mengidentifikasi pola-pola yang muncul dari penggunaan kartu bergambar dalam
menumbuhkan Kemampuan mengenal huruf anak. Peneliti juga memperhatikan
bagaimana manajemen waktu guru dalam menggunakan kartu bergambar ketika
mengajarkan Bahasa pada anak. Selain itu semangat, minat, ketekunan anak dalam
bermain kartu bergambar juga menjadi catatan peneliti dalam observasi yang
dilakukan.
c.
Dokumentasi
Studi
dokumentasi ditujukan untuk merekam/mendokumentasikan penggunaan media kartu
bergambar dalam kegiatan pembelajaran serta melihat dampaknya terhadap
Kemampuan mengenal huruf anak. Persiapan pengumpulan data dimulai dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen seperti dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
harian (RPPH) guru, RPPM, foto-foto ketika pembelajaran, video dan foto ketika
anak Bahasa dan belajar dengan menggunakan kartu bergambar.
Setelah
dokumen-dokumen tersebut terkumpul, peneliti menganalisis bahannya dengan
cermat. Peneliti mencari tahu bagaimana kartu bergambar ini digunakan dalam
pembelajaran, tahap-tahapannya, waktunya serta bagaimana cara guru berinteraksi
dengan anak ketika menggunakan kartu bergambar sebagai media mengenalkan huruf
dan kata. Selain itu peneliti juga mencari indikator yang mencerminkan dampak
positif terhadap penggunaan media kartu bergambar terhadap Kemampuan mengenal
huruf anak.
Setelah semua data
terkumpul, peneliti menganalisis dan menyusun temuan-temuan serta membuat
sintesis dan informasi yang didokumentasikan. Peneliti mencari hubungan antara
penggunaan kartu bergambar dengan Kemampuan mengenal huruf anak, serta
memberikan interpretasi yang relevan terhadap temuan-temuan tersebut.
2.
Reduksi
data
Peneliti melakukan reduksi data melalui pengorganisasian dan penyederhanaan data yang telah dikumpulkan dari wawancara, observasi atau sumber
data lainnya yang disesuaikan
dengan sub fokus penelitian.
a. Sub
Fokus 1: Penggunaan kartu bergambar dalam mengembangkan Kemampuan mengenal huruf anak usia
5-6 tahun di KB. Baiturrohiem
Latar
belakang penggunaan kartu bergambar di KB. Baiturrohiem antara lain anak-anak itu terlihat kurang respon, dan kurang
tertarik dengan tulisan-tulisan, jadi bu guru itu harus kreatif memikirkan cara
bagaimana agar anak tertarik dengan huruf-huruf, akhirnya terfikir menggunakan
media huruf yang ada gambarnya (CW. 3). Adanya kendala- kendala yang
dihadapi khususnya 2 tahun kebelakang. Ketika mengajar di kelompok B, ada
beberapa anak yang mengalami kendala khususnya di bagian Bahasa, hal ini yang
mendorong guru untuk berinovasi
mencari solusinya, guru mencoba menggunakan media, lalu akhirnya muncul lah
media kartu gambar ini karena awalnya anak itu mengenal tidak langsung abstrak
dulu, tapi yang konkrit dulu.(CW. 4). Selain itu adanya perkembangan dan kemajuan
teknologi yang pesat. yang ada sekarang ini dan penemuan-penemuan baru tentang
Teknik Bahasa yang menyenangkan, mudah dan tidak membuat anak tertekan. Adanya
variasi dari media Bahasa yang diberi gambar dan suara. Ditambah lagi dengan teknologi dan media juga sekarang
makin banyak orang-orang menemukan media baca yang lebih cepat difahami oleh
anak, lebih menarik sehingga anak tidak merasa terbebani untuk bisa baca dan
lebih bisa berkonsentrasi (CW.1, CW.2).
Salah satu
tujuan dari penggunaan kartu bergambar ini adalah agar anak senang, tidak
merasa sedang diajarkan Bahasa,
tapi pengetahuannya bertambah (CW 1), selain itu dengan penggunaan kartu ini
anak lebih semangat belajar tidak ada paksaan karena belajar sambil bermain
(CW.2). Tujuan lainnya adalah untuk Memotivasi anak, supaya anak
lebih tertarik untuk Bahasa, supaya anak lebih konsentrasi, karena anak fokus
pada gambar yang berwarna (CW.3). Penggunaan kartu bergambar ini juga bertujuan untuk memudahkan
mengenalkan huruf kepada anak melalui gambar, kartu gambar ini sebagai jembatan
untuk mengajarkan huruf kepada anak. (CW.4)
Perencanan
penggunaan media kartu bergambar ini sangat diperlukan, karena memang harus
dipersiapkan untuk anak-anak, tapi
memang harus dikaitkan dengan tema yang akan kita sampaikan pada hari ini.
Namun diusahakan setiap hari itu ada satu kata yg dibawa oleh anak, untuk
dikenalkan, diajarkan kepada anak, dari satu kata itu ada huruf yang akan
anak-anak kenal juga. Guru mempersiapkan media kartu gambar yang akan dikenalkan misal
HUJAN, lalu dikenalkan huruf-huruf dan tulisannya (CW.1) Dalam
Perencanaannya seperti biasa harus ada Permulaan dulu, diawali dengan
pembahasan materi lalu menerangkan kegiatan yang dilakukan dalam bentuk
permainan. Guru menerangkan terlebih dahulu buah ini bergizi untuk Kesehatan,
kemudian dijelaskan apa manfaat buah, lalu setelah selesai dijelaskan, anak
dibagi kelompok bermain (CW.2). Selain itu perencanaan juga diawali dengan
memikirkan rencana pembelajaran lewat pembuatan RPPM (rencana perangkat
pembelajaran mingguan), ada Kompetensi dasar (KD)nya lalu di tuangkan ke RPPH,
dari sini guru harus kreatif dalam memilih kegiatan apa yang akan dilakukan
supaya anak tertarik, lalu menyiapkan media kartu huruf yang ada gambarnya,
biasanya disiapkan juga kata-kata yang mau dipelajarinya. Misalnya temanya
buah, hari senin itu mau mempelajari buah apa, misal buah jeruk, berarti kartu
buah jeruk yang dipersiapkan. Kemudian guru juga menyiapkan media lain selain
media kartu bergambar (CW.3) Dalam memulai pembelajaran biasanya guru akan
mengenalkan tulisan nama hari dan bulan di A persepsi sesuai dengan tema pada
hari itu. Jadi mengenalkan tanggal, hari tahun, lalu mengenalkan tema dan dari
situ lah kita mulai mengenalkan simbol-simbol hurufnya. (CW.4)
Waktu
penggunaan kartu bergambar dipakai ketika
pembelajaran di kelas, di dalam pembelajaran inti. Dimulai ketika permulaan
pembelajaran saat A persepsi dan dalam kegiatan belajarnya (CW1,CW2, CW3,
CW4)(CL1, CL2, CL3,CL4) Nanti ketika istirahat bisa diulang lagi, ketika
bermain bisa dipakai lagi karena tidak semua anak senang permainan yang
bersifat fisik, ada juga anak yang senang bermain sambil duduk-duduk santai
(CW.1) Penggunaan media kartu juga dapat dilakukan setelah
berbaris, setelah berdo�a., terkadang di pakai ketika waktu istirahat (CW.2) atau
selama anak-anak menunggu giliran mengaji IQRO (CW.3). Selain itu ada jadwal
yang sudah ditentukan di KB. Baiturrohiem ini khususnya kelompok B bahwa
kegiatan Bahasa ini diadakan rutin setiap seminggu dua kali yaitu selasa dan
kamis. (CW.4). Anak-anak juga bisa menggunakan kartu bergambar sendiri ketika
mereka bermain sendiri atau bersama teman nya diluar pembelajaran (CW.3, CL 5)
Langkah-langkah
penggunaan kartu bergambar ini diawali dengan mengarahkan tema ke anak, lalu masuk ke
materi, anak dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok sesuai kegiatannya, lewat
permainan (CW.2, CL1). Penggunaan kartu
dimasukan kedalam Kemampuan mengenal huruf. Tentu saja nanti kita mempersiapkan
bahannya/ medianya, setelah itu kita kerjakan kegiatan yang lain. Nanti sebelum
istirahat kita ulangi lagi mengingat kata yang tadi, sebelum pulang juga bisa.
Karena anak TK itu kan identik dengan pengulangan. supaya lebih ingat (CW.1, CL
3). Kata-kata yang disiapkan untuk dikenalkan kepada anak harus bertahap,
dari yang mudah dulu, seperti nama buah kiwi, sawo, lanjut ke pisang ada
akhiran ng, lanjut dengan starwbery, belimbing (CW.3, CL 4). Dalam
menentukan Langkah-langkah penggunaan kartu bergambar ini juga memperhatikan
proses evaluasi dari tahun ke tahun. Jadi dilihat dulu dari
perkembangan anak nya karena setiap anak itu mengalami perkembangan yang
berbeda-beda, khususnya anak yang mengalami kesulitan, jadi pertama kita
kenalkan secara sederhana dulu melalui gambar itu sendiri, lalu dikenalkan dulu
pada simbol huruf melalui gambar, lalu dinaik lalu diftong, lalu ke buku. Jadi
medianya juga berkolaborasi tidak satu saja tapi berkelanjutan sesuai tahapan
Kemampuan mengenal huruf yang ingin diajarkan kepada anak. (CW.4, CL 2)
Penilaian
terhadap penggunaan kartu gambar ini bisa dilakukan melalui tanya jawab. Anak anak biasanya lebih
antusias kalau kita tanya, ketika anaknya antusias menjawab dan banyak yang
betul jawabannya berarti kartu ini memang bagus untuk digunakan. (CW.1) Cara
penilaian juga dapat dilakukan dari melihat kemampuan anak, Kemampuan anak
dapat terlihat dari kemampuan dan kecepatannya dalam menggabungkan huruf-huruf
dan kartu kata tersebut, ada yang lambat ada yang cepat, maka medianya juga
bertahap disiapkan nya tidak hanya satu media saja, disesuaikan dengan
kemampuan anak. Kecepatan anak juga tergantung dari daya tangkap nya juga
(CW.2). Penilaian juga bisa dilihat dari evaluasi kegiatan harian yang sudah
dilakukan. Setelah pembelajaran harian, namun lebih bagusnya menilainya pertiga
anak, misal senin fokus 3 anak, walaupun yang lain juga dinilai. Cara
melihatnya dari kemampuan Ketika bu guru memberikan tugas (CW.3). Selain itu
ada aspek penilaian di STPPA dengan melihat indikator-indikatornya dalam
perkembangan Bahasa yaitu pertama mengenal simbol huruf, mengenal 2 suku kata,
pemilihan kata yang komplek lalu menyusun kalimat(CW.4)
Indikator
dalam melakukan penilaian tersebut menggunakan indikator penilaian,
ada target-target yang ingin dicapai setiap harinya, Ada Indikator dan
Kompetensi Dsar (KD) di STPPA (CW1, CW2,CW3,CW4). Misal anak dapat menyebutkan kata-kata yang
berawalan A, tiap hari guru menentukan indikator apa yang harus di capai oleh
anak (CW4). Selain itu guru juga melihat Kemampuan mengenal huruf anak lewat
buku bacaan yang ada di sekolah (CW.2)
Assessmen
terhadap Kemampuan mengenal huruf anak melalui menilai dengan menggunakan penilaian. Kalau misalnya anak
tersebut dalam kurang dari satu minggu sudah kenal dengan AIUEO berarti anak
itu kemampuannya cukup bagus, karena kita ada target-target nya, seperti minggu
ini kita mengenalkan huruf vokal. Lalu ditambah dengan konsonan misalnya
konsonannya B D, itu berapa hari. Apabila di waktu yang ditentukan itu anak
sudah bisa berarti anak itu hebat, tapi bila anak yang belum bisa berarti anak
itu harus didampingi lagi (CW.1, CW.2) Melalui kegiatan bermain kartu,
akan terlihat kemampuan anak yang cepat dan lambat dalam menyelesaikan tugas
dari bu guru (CW.3) Selain itu
dilihat kemampuan anak dalam Bahasa setelah guru menggunakan media kartu
bergambar ini, apakah ada peningkatan dalam Kemampuan mengenal hurufnya. Dengan
cara anak diminta Bahasa sebuah buku cerita atau buku bacaan lainnya, apakah
mereka sudah bisa Bahasa dengan lancar atau masih tersendat-sendat (CW. 4).
Kartu
bergambar ini juga memiliki kelebihan antara lain kelebihannya adalah dengan
menggunakan kartu bergambar Anak
lebih senang, lebih cepat mengingat, membantu bu guru juga dalam mengajarkan
Bahasa pada anak. Anak-anak terlihat happy ketika sedang menggunakan kartu ini,
karena tidak merasa sedang diajari Bahasa. Ada kesenangan tersendiri dan anak
lebih semangat dan termotivasi untuk Bahasa, anak lebih berkonsentrasi
(CW1, CW2, CW3), media kartu ini menyenangkan sehingga anak tertarik dan ingin
mencobanya berulang-ulang, anak tidak merasa jenuh, ada ketertarikan sendiri
dan rasa antusias jadi anak lebih berminat kedalam kegiatan Bahasa. (CW.4).
Kartu ini bisa digunakan di mana saja bahkan sampai di pelosok yang tidak ada
internetnya, Ukuran kartu yang kecil membuatnya bisa digunakan dimana saja, di
rumah, dikendaraan pun bisa, tidak menyulitkan anak. (CW3).
Kekurangannya
dengan penggunaan media kartu bergambar ini adalah jumlah nya yang masih
terbatas sehingga berebut dalam penggunaannya (CW1, CW2, CW3, CW4), (CL1,
CL2,CL3,CL4)Selain itu kurang beragam jenis kartunya (CW.3) Penggunaan kartu
ini harus berproses, terkadang anak yang memiliki kejenuhan, mudah bosan,
walaupun sudah disediakan kartu terkadang minatnya berkurang, apalagi bila
merasa sudah bisa, jadi kita harus menyediakan media yang bervariasi. Kemampuan
guru diperlukan untuk memvariasikan kegiatannya. Selain itu kartunya mudah
lepas dan penjepitnya mudah rusak juga (CW4)
b. Sub
Fokus 2: Hambatan dan Solusi penggunaan kartu bergambar di KB. BAITURROHIEM
Penggunaan
kartu bergambar di KB. Baiturrohiem sudah berjalan selama kurang lebih satu
tahun, setelah sebelumnya melalui proses evaluasi terhadap metode pengajaran
Bahasa kepada anak. Setelah melalui beberapa kali percobaan menggunakan
berbagai media dan metode akhirnya sekolah ini memutuskan menggunakan media
kartu bergambar ini sebagai media untuk mengajarkan Bahasa kepada anak di KB. Baiturrohiem
(CW3, CW4).
Hambatan
yang dialami guru maupun anak ketika menggunakan kartu ini yaitu jumlah media yang terbatas dan waktunya kurang (CW 1)
ketika memainkan kartunya kadang-kadang anak-anak itu berebut
karena jumlah kartunya yang masih sedikit sedangkan anak-anak belum bisa
mengontrol emosinya. Kemudian jenis kartunya yang masih sedikit sehingga
membuat anak mudah bosan (CW2). Selain itu hambatannya bila anak belum kenal huruf,
belum hafal huruf jadi lama dalam menggunakan kartu ini (CW 3). Kendala waktu juga
dirasakan ketika Pembuatan media ini memerlukan waktu yang tidak sebentar,
harus disiapkan jauh-jauh hari. Kemampuan manajemen waktu guru ketika media ini
akan digunakan dalam KBM, dimana guru belum mempersiapkan nya tapi anak- sudah
ribut dan tidak kondusif, ini juga bisa menjadi kendala dalam penggunaan media
kartu bergambar ini. Selain itu kartunya mudah lepas dan penjepitnya mudah
rusak juga (CW 4)
Solusi untuk
hambatan tersebut di atas adalah Perbanyak jumlah Medianya, kemudian gurunya harus pandai
mengatur waktu, untuk kartu yang sedikit jumlahnya, cara mengatasinya gurunya harus banyak membuat kartu lagi dan
lebih bervariasi agar menarik dan anak tidak mudah bosan (CW1, CW2). Untuk
anak yang belum mengenal huruf awalnya tetap harus menghafal huruf dulu,
dikenalkan huruf dulu kepada anak lewat lagu ABCD, sehingga mereka hafal (CW3).
Solusinya untuk masalah medianya harus disiapkan dengan baik terlebih dahulu,
persiapannya bukan ketika hari itu mau dipakai, tapi jauh-jauh hari sebelum KBM
berlangsung, misalkan ketika kita mau memasuki tahu ajaran baru, kita fokus ke
anak baru dan menyiapkan media pembelajarannya juga untuk ajaran baru. Oleh
karena itu sebaiknya kita sudah membuat perencanaan apa saja yang akan
diberikan kepada anak, dan harus dipersiapkan medianya, jangan hanya satu
medianya tapi banyak macammya. Media pembelajaran itu sebaiknya sudah lengkap
jadi nanti guru tinggal memilih akan memakai yang mana. guru harus
mempersiapkan semaksimal mungkin, jauh-jauh hari sebelumnya, minimal dua minggu
sebelumnya sudah siap. Solusi yang lain adalah bahan kartunya harus tahan lama
tidak mudah rusak (dibuat dari bahan tebal), karena dipakai nya secara
permanen, terus menerus, oleh banyak orang bergantian, jadi harus dari bahan
yang kuat, awet dan tidak mudah rusak. Misal dari bahan penjepitnya yang lebih
kuat atau besar, lemnya yang lebih kuat daya lekatnya. Jumlanya di tambah dan bahannya yang tahan lama. (CW4)
c. Sub Fokus 3:
Dampak penggunaan kartu bergambar dalam pengembangan literasi baca anak usia
5-6 tahun di KB. Baiturrohiem.
Dampaknya
salah satunya anak yang tadinya sulit untuk mengenal huruf ternyata dengan
kartu ini anak lebih mudah mengenal huruf. Anak lebih tertarik dan senang, yang
tadinya sulit sekarang sudah bisa Bahasa, muncul minatnya terhadap Bahasa
(CW1), dampak positif lainnya anak-anak cepat belajar dalam Bahasa,
kemampuannya cepat meningkat. Anak jadi lebih semangat dan antusias, menjadi
pendorong bagi anak untuk lebih semangat, menimbukan keinginan lagi dan lagi
karena medianya menyenangkan, (CW2, CW4) Selain itu kartu bergambar ini dapat
membantu anak menghafal huruf, mengenal huruf, menarik minat anak, mudah
menggunakannya sehingga anak senang menggunakannya (CW3)
Perubahannya
ada peningkatan Kemampuan mengenal huruf anak dan minat anak dalam Bahasa (CW1,
CW2, CW3,CW4) karena anak merasa sudah tahu huruf, dia pergi ke perpustakaan
mengambil buku meskipun dia tidak tahu apa yang di baca. Namun setidaknya dia
mau membuka buku, bahkan mau mencari huruf yang diajarkan, dan ini tentunya
akan memancing guru juga untuk memberikan ilmu yang baru, guru harus lebih
kreatif dalam mengajarkam Bahasa dengan cara bermain, yaitu salah satunya
bermain kartu bergambar ini (CW1). Anak termotivasi untuk belajar Bahasa, mereka
senang mencari huruf-huruf yang sama dengan huruf yang mereka temui di kartu
bergambar, anak-anak juga bisa bertambah kosa katanya dan karena mereka sudah
bisa menguasai huruf-huruf abjad mereka jadi termotivasi untuk Bahasa di buku
cerita (CL 1, CL2, CL3, CL4).
1. Penggunaan
kartu bergambar dalam
menumbuhkan
KEMAMPUAN MENGENAL HURUF anak uisa 5-6 tahun di KB. Baiturrohiem
Kartu bergambar digunakan sebagai jembatan oleh Guru KB. BAITURROHIEM untuk
mengajarkan huruf kepada anak sehingga mudah diterima dan dimengerti. Hal ini
sejalan dengan pendapat
Perencanaan pembelajaran perlu dibuat oleh guru sebelum mereka melakukan
kegiatan pembelajaran di kelas dan memberikan pengajaran kepada anak-anak.
Perencanaan ini mencakup kegiatan mendesain metode apa yang akan digunakan
untuk mengajarkan Bahasa pada anak agar menarik dan tidak membuat anak cepat
bosan, hal ini senada dengan penelitian Rahakbauw dan Watini (2022) yang
mengatakan bahwa kebutuhan anak dipertimbangkan saat memilih metode. Pilihan
metode pembelajaran yang tepat sangat penting untuk menciptakan lingkungan
pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan sehingga siswa dapat dengan mudah
mengikuti kegiatan pembelajaran. Semakin
menarik metode dan media pembelajaran yang digunakan maka minat anak terhadap
belajar semakin baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah.
Selain merencakan metode apa yang akan digunakan, perencanaan juga mencakup
pemilihan media apa yang akan digunakan, semakin menarik media yang
digunakan maka anak semakin senang dalam belajar dan mereka akan lebih mudah
menerima pelajaran. Hal ini juga diungkapkan oleh Putra dan Hasan (2020) bahwa semakin interaktif media
yang digunakan akan semakin membuat anak mudah menerima pembelajaran dan ini
akan meningkatkan Kemampuan mengenal hurufnya. Pendapat
senada juga disampaikan oleh Astuti, Drupadi dan
Syafrudin(2021) bahwa proses belajar dengan media
membuat belajar tidak monoton dan anak tidak mudah bosan, sehingga anak
menganggap kegiatan belajar seperti bermain. Hal lain yang
ada dalam perencanaan adalah menyiapkan alat dan bahan apa yang diperlukan,
serta kemampuan apa yang ingin dicapai oleh anak pada hari itu. Didalam
perencanaan termasuk juga bagaimana evaluasi dan assessment apa yang digunakan
dalam melakukan evaluasi dari kegiatan pembelajaran hari itu.
Selain didalam kegiatan belajar mengajar di kelas, kartu bergambar ini juga
dapat digunakan oleh anak diluar jam belajar, misalnya saat mereka menunggu
giliran berganti kegiatan, setelah kegiatan berdo�a bersama, setelah kegiatan
berbaris atau ketika bermain saat istirahat, karena kartunya yang kecil dan
ringan sehingga dapat digunakan dimana saja. Anak dapat memainkannya walaupun
tanpa bantuan guru, mereka dapat menggunakannya bersama teman-temannya ketika
bermain di waktu istirahat. Hal ini seperti yang disebutkan oleh (Sadiman, 2010:63)
dalam Fauziyah (2017) yaitu bahwa karakter kartu bergambar adalah mereka terdiri dari
sejumlah kartu yang mengandung unsur gambar dan huruf, dapat diterapkan dalam
bentuk permainan, dan mudah digunakan dan tidak membutuhkan keterampilan khusus
untuk menggunakannya.
Dalam penggunaan kartu bergambar di KB. Baiturrohiem ada langkah-langkah
yang harus dikerjakan yaitu: 1} menyiapkan terlebih dahulu rencana pembelajaran
harian, yang berisi rencana kegiatan pembelajaran apa yang akan diberikan
kepada anak di kelas; 2) Menyiapkan media kartu bergambar yang dipadukan dengan
media lain sebagai media untuk melakukan pembelajaran pada hari itu; 3) setelah
itu kegiatan yang sudah disiapkan sesuai tema pembelajaran diberitahukan kepada
anak secara keseluruhan,; 4) Guru akan membagi anak menjadi beberapa kelompok
kegiatan dan kegiatan yang masih perlu di bimbing akan didampingi oleh guru; 5)
setelah anak selesai melakukan satu kegiatan maka mereka akan berganti posisi
untuk mengerjakan kegiatan yang lain. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pratiwi Rahmah Hakim (2020) tentang Upaya Meningkatkan
Keterampilan Bahasa Permulaan Pada Anak Usia Dini melalui Media Kartu Bergambar
di KB Baiturrohiem Batununggal langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1)
guru terlebih dahulu menyusun perencanaan pembelajaran; 2) guru melaksanakan
apersepsi. Tujuannya untuk menggali kemampuan awal dari peserta didiknya.
Selanjutnya guru menjelaskan kepada anak mengenai kartu kata bergambar yang
akan digunakan dalam pembelajaran; 3) guru mengajarkan setiap huruf yang ada
pada kartu kata bergambar dan menanyakan gambar yang ada pada kartu kata
bergambar; 4) siswa menirukan dan menyebutkan huruf yang ditunjukkan dan
disebutkan oleh guru; 5) siswa mulai menyebutkan sendiri satu persatu huruf yang
ditunjuk oleh guru dan Bahasanya.
2. Hambatan dan solusi penggunaan kartu bergambar di KB. Baiturrohiem
Penggunaan
kartu bergambar di KB. Baiturrohiem sudah berjalan selama satu tahun lebih, dan
tidak terlepas dari evaluasi setiap tahunnya. Hal ini dilakukan agar sekolah bisa
melihat apakah ada hambatan atau kendala dalam menggunakannya. Berdasarkan data
yang diperoleh salah satu hambatannya adalah masalah manajemen waktu dalam
menggunakannya. Seringkali kegiatan pembelajaran memerlukan waktu yang lebih
banyak sehingga penggunaan kartu bergambar tidak bisa dilakukan dengan leluasa
karena terburu-buru. Solusinya adalah guru harus dapat mengelola kelasnya dengan
lebih baik lagi, guru harus dapat memilih dan mengkombinasikan berbagai
kegiatan di dalam pembelajaran sehingga waktunya memungkinkan. Sebagai contoh
bila ada tiga kegiatan maka harus bervariasi dalam segi kesulitannya,
lama/waktu pengerjaannya dan media nya. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikatakan Cerianing dan Suryo (2019) dalam Rahma (2022) bahwa variasi mengajar
adalah upaya guru yang dilakukan secara sistematis dan bertujuan untuk
mempengaruhi kegiatan belajar mengajar hingga mencapai hasil yang diharapkan.
Lathifah (2020) juga mengatakan bahwa peran guru sangat penting dalam mengelola
kelas dan juga dalam menyediakan lingkungan yang mendukung.
Hambatan
lainnya adalah jumlah kartu yang terbatas membuat anak harus bergantian dan
menunggu giliran dengan waktu yang sedikit lebih lama, sehingga hal ini
mengurangi keefektifan dalam belajar. Ketika anak ingin mengulang memainkan kembali kartu
bergambar yang sedang digunakan untuk media pembelajaran, guru tidak dapat
memberikannya karena masih ada anak lain yang belum mendapat giliran bermain
kartu. Selain itu gambar yang terdapat pada kartu bergambar belum ada sebanyak
tema yang diajarkan di sekolah, sehingga belum mencakup semua tema yang
diajarkan di sekolah. Sejalan dengan hasil penelitian Anggeraini, Nasirun dan
Yulidesni (2020) yang berjudul �Kendala Guru Paud Dalam Penggunaan Media
Pembelajaran�.
yaitu
ketersediaan media yang kurang memadai, sehingga penggunaannya sering
bergantian antara kelas dan kelas lain; guru tidak kreatif dalam memilih jenis
media yang digunakan, sehingga media yang digunakan kurang bervariasi, dan
hasilnya pembelajaran kurang efektif.
3. Dampak
penggunaan kartu bergambar dalam pengembangan literasi baca anak usia 5-6 tahun
di KB. Baiturrohiem
Setelah melalui beberapa evaluasi dan refleksi diri dari
proses pengawasan kepala
sekolah terhadap kinerja
guru dan evaluasi kemampuan
anak didik, maka didapatkan hasil bahwa setelah menggunakan media kartu bergambar,
Kemampuan mengenal huruf anak menjadi
lebih baik. Misalnya, anak-anak telah belajar merangkai huruf menjadi kata yang bermakna, merangkai kata menjadi kalimat, mengingat kata yang berawalan sama atau berakhiran sama, mengingat simbol-simbol huruf yang dikenal, mengingat suara huruf awal dari
nama benda di sekitarnya, dan mengingat kelompok gambar dengan bunyi atau huruf awal yang sama. Media
kartu bergambar ini bukan satu-satunya media yang digunakan dalam mengajarkan
Bahasa pada anak, dan bukan juga satu-satunya faktor yang dapat menumbuhkan
minat Bahasa pada anak. Namun dengan kartu bergambar guru dapat terbantu dalam
mengajarkan Bahasa pada anak.
Penggunaan kartu bergambar memiliki efek positif
pada peningkatan Kemampuan mengenal huruf anak KB. Baiturrohiem. Permainan
kartu bergambar dapat menarik minat dan perhatian anak untuk belajar tentang
gambar, kosakata, dan simbol huruf abjad. Karena media pembelajarannya menarik
dan menyenangkan, hal ini meningkatkan keinginan mereka untuk belajar Bahasa.
Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Adi Putra (2018) dalam Udjir & Watini (2022) bahwa anak usia
dini dapat belajar mengucapkan dan mengenal huruf, kosa kata, dan gambar
melalui media kartu kata bergambar. Ini juga meningkatkan minat dan kemampuan
ingatan anak. Sejalan dengan hal ini, penelitian yang dilakukan oleh Rahma
(2022) menemukan bahwa metode pembelajaran kartu huruf memungkinkan anak-anak
untuk menebak dan menyusun huruf-huruf yang membentuk sebuah kalimat. Selain
itu, menggunakan kartu huruf berwarna membantu anak-anak mengingat huruf-huruf
abjad, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menggabungkan suku kata menjadi
kalimat.
Penggunaan
kartu bergambar bertujuan untuk membuat pembelajaran Bahasa menjadi
menyenangkan dan mudah diterima oleh anak, sehingga anak menjadi termotivasi
dan muncul minatnya untuk belajar Bahasa. Dengan perencanaan yang baik dan
mengikuti langkah-langkah yang sudah disusun, penggunaan kartu bergambar di KB.
Baiturrohiem dapat menjadi media yang menumbuhkan kemampuan literasi anak. Hal
ini terlihat dari penilaian dan assessment yang dilakukan kepada anak dengan
melihat pada indikator pencapaian yang sudah disusun oleh guru. Adanya
perbedaan kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru menjadi
salah satu cara menilai kemampuan anak. Selain itu, kartu bergambar membantu
guru dalam mengajarkan Bahasa karena anak lebih fokus pada media yang berwarna
dan bergambar. Kartu bergambar dapat digunakan tidak hanya saat pembelajaran di
kelas tetapi juga saat bermain, istirahat, menunggu giliran IQRO, dan setelah
berbaris. Semakin sering anak menggunakan media kartu ini, kemampuan mengenal
huruf mereka semakin baik. Namun, terdapat hambatan dalam penggunaan kartu
bergambar, yaitu jumlah kartu yang masih terbatas dan jenisnya yang belum
beragam, sehingga solusinya adalah menambah jumlah dan menyediakan kartu dengan
tema yang lebih bervariasi. Selain itu, masalah manajemen waktu guru di kelas
yang masih belum baik dapat diatasi dengan mengatur waktu pembelajaran dengan
lebih baik, mengombinasikan berbagai kegiatan, dan memilih kegiatan yang
bervariasi. Dampak penggunaan kartu bergambar di KB. Baiturrohiem sangat baik
dalam mengembangkan kemampuan mengenal huruf anak, terlihat dari banyaknya anak
kelompok B yang sudah mampu mengenal huruf dalam buku cerita dengan lancar, dan
sebagian kecil yang masih terbata-bata. Semua anak kelompok B sudah mengenal
huruf abjad dan bisa merangkai huruf menjadi kata. Rekomendasi untuk guru adalah
terus mengembangkan berbagai media seperti kartu gambar atau media pembelajaran
lain yang dapat membantu mengajarkan Bahasa kepada anak dengan lebih mudah.
Guru perlu berinovasi dan mengumpulkan ide-ide kreatif untuk membuat media
pembelajaran. Untuk orangtua, kartu bergambar sangat direkomendasikan untuk
dimiliki di rumah agar mereka dapat mengajarkan Bahasa kepada anak dengan media
bermain yang menyenangkan. Media ini tidak harus baru atau dibeli, yang
terpenting ada interaksi antara anak dan orangtua. Untuk lembaga, sebaiknya
terus berinovasi dalam menemukan metode yang tepat untuk menumbuhkan minat
literasi baca anak-anak, dan metode ini harus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman. Penggunaan media pembelajaran dan penemuan baru tentang
media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran anak
usia dini, khususnya dalam kemampuan mengenal huruf.
ARDI PUTRA, P. (2020). Mengembangkan Kemampuan Membaca Anak
Usia Dini Dengan Multimedia Interaktif. Incrementapedia: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 2(02), 19�24.
https://doi.org/10.36456/incrementapedia.vol2.no02.a3016
Ariyati, T. (2015). Peningkatan
Kemampuan Membaca Permulaan melalui Penggunaan Media Gambar Berbasis
Permainan. Program Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini Universitas
Negeri Jakarta, 7(1), hlm. 8.
Asmonah, S. (2019). Meningkatkan
kemampuan membaca permulaan menggunakan model direct instruction berbantuan
media kartu kata bergambar. Jurnal Pendidikan Anak, 8(1), 29�37.
https://doi.org/10.21831/jpa.v8i1.26682
Astuti, A. W., Drupadi, R., &
Syafrudin, U. (2021). Hubungan Penggunaan Media Kartu Huruf dengan Kemampuan
Membaca Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun. KINDERGARTEN: Journal of Islamic
Early Childhood Education, 4(1), 73�81.
Badan Penelitian dan Pengembangan.
(2019). Indeks Aktivitas Literasi Membaca 34. In Pusat Penelitian Kebijakan
Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Issue 2).
Djaelani, M. (2010). Metode
Penelitian Bagi Pendidik (M. Aulia, Ed.). Multi Kreasi Satudelapan.
Gunarti, Winda; Suryani, Lilis;
Muis, A. (2014). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia
Dini. Universitas Terbuka.
Hadini, N. (2017). Meningkatkan
Kemampuan Membaca Anak Usia Dini melalui Kegiatan Permainan Kartu Kata di TK
Al-Fauzan Desa Ciharashas Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur. Jurnal
Empowerment, 6(1), 19�24.
Hajar, S. (2019). Penggunaan
media gambar dalam meningkatkan kemampuan membaca
permulaan pada TK PGRI Jatisela. Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmu
Pendidikan : E-Saintika, 2(2), 91�97.
Hapidin, Yuli Pujianti, dan W. N.
(2016). Asesmen Anak Usia Dini ( Multi Pendekatan dan Metode ). Jurnal
Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, November, 1�257.
Hurlock, E. B. (2000). Psikologi
Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan) (Edisi Keli).
Erlangga.
James W, Elston D, T. J. et al. (20
C.E.). 済無No Title No Title No Title. Andrew�s
Disease of the Skin Clinical Dermatology.
Kemendikbudristek. (2022). Standar
kompentensi Lulusan Pendidikan Paud, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Journal of Chemical Information and Modeling, 10.
Kementerian Pendidikan Nasional.
(2014). Permendikbud No 146 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
Usia Dini. Kementerian Pendidikan Nasional, 8(33), 37.
Kristanto, A. (2016). Media
Pembelajaran. Bintang Sutabaya, 1�129.
Mahmudah, D., & Suryani, L.
(2023). Learning with the Show Tell Method Using Goole Slides as a Tool in the
Development of Early Childhood Communcation. Edumaspul: Jurnal Pendidikan,
7(2), 2994�3000.
Megawati, Afdal Jamil, Z., &
A.A.Musyafa. (2023). Penerapan Media Kartu Bergambar Untuk Pengembangan
Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini. Jurnal DZURRIYAT : Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 36�46.
https://doi.org/10.61104/jd.v1i1.21
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA. (2014). Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, 13.
Mulyati, E., & Suryani, L.
(2023). Penggunaan Media Board Game dan Aplikasi Quizziz dalam Pengembangan
Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini. JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan,
6(11), 8718�8729. https://doi.org/10.54371/jiip.v6i11.2690
Novrani, A., Caturwulandari, De.,
Purwestri, D., Annisa, E., & Faridah, I. (2021). Pengembangan Literasi
untuk Anak Usia 5-6 Tahun. Buku Saku, 64.
Nurbaya, S. (2019). Teori dan
Taksonomi Membaca.
Pangastuti, R., & Hanum, S. F.
(2017). Pengenalan Abjad pada Anak Usia Dini Melalui Media Kartu Huruf. Al-Hikmah :
Indonesian Journal of Early Childhood Islamic Education, 1(1),
51�66. https://doi.org/10.35896/ijecie.v1i1.4
Rahakbauw, H., & Watini, S.
(2022). Implementasi Model Atik Dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak
Dalam Menyusun Pola Abcd-Abcd. Jurnal Buah Hati, 8(2), 1�9.
Rahma, T. A. (2022). Strategi Guru
Kelas dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak melalui Media Flash Card. Absorbent
Mind: Journal of Psychology and Child Development, 2(2), 87�98.
Rahmah Hakim, P. (2020). Upaya
Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Pada Anak Usia Dini Melalui Media
Kartu Kata Bergambar. ABNA: Journal of Islamic Early Chilhood Education,
1(1), 51�61.
Ramadanti, E., & Arifin, Z.
(2021). Strategi Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan melalui Media Kartu
Bergambar bagi Anak Usia Dini dalam Bingkai Islam dan Perspektif Pakar
Pendidikan. KINDERGARTEN: Journal of Islamic Early Childhood Education,
4(2), 173�187.
Retnaningrum, W., & Lathifah,
I. (2020). Penggunaan Media Kartu Huruf Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal
Huruf Anak Usia Dini. Jurnal Warna, 4(1), 65�77.
Saryono, D., Ibrahim, G. A.,
Muliastuti, L., & Akbari, Q. S. (2017). Materi Pendukung Literasi Baca
Tulis: Gerakan Literasi Nasional. Kemdikbud, 1�39.
Sugiarto. (2016). 済無No Title No
Title No Title. 4(1), 1�23.
Supatminingsih, T., Hasan, M.,
& Sudirman. (2020). Belajar dan Pembelajaran. Media Sains
Indonesia.
Susilana, Rud; Riyana, C. (2009). Media
Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian). CV Wacana
Prima.
Udjir, N., & Watini, S. (2022).
Implementasi Model ATIK Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui
Permainan Kartu Bergambar di RA Iftitah Al-Ikhlas Ambon. Aksara: Jurnal
Ilmu Pendidikan Nonformal, 8(3), 1861.
https://doi.org/10.37905/aksara.8.3.1861-1872.2022
Veryawan, V. (2020). Media Kartu
Huruf Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Pada Anak Usia Dini. Lentera:
Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies, 2(2),
151�164. https://doi.org/10.32505/lentera.v2i2.2119
Wulandari, E., Marlini, C., &
Muzakir, U. (2020). Pengaruh penggunaan media video
animasi dalam meningkatkan keterampilan membaca
permulaan pada siswa kelas 1/A SD Negeri
32 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan, 1(1).
Yasbiati, Pranata, O. H., &
Fauziayah, F. (2017). Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar. Jurnal PAUD
Agapedia, 1(1), 20�29.
Zulvia, Z., Fahruddin, F.,
Rachmayani, I., & Astawa, I. M. S. (2021). Pengembangan Media Kartu Kata
Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B di RA
Roszaini Husna. Indonesian Journal of Elementary and Childhood Education
Vol., 2(3), 294�296.
� 2022 by the authors. Submitted for
possible open access publication under the terms and conditions of the
Creative Commons Attribution (CC BY SA) license
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |