R. Deni Indrawan, Septia Nur Hikmawati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(10), 1345-1359
Asuhan Keperawatan Pada Ny.S dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Post Op Orif
Hari Ke-1 Akibat Fraktur Femur Sinistra 1/3 Proximal Complate
1347
Menurut (Fikri & Maesaroh, 2020) sakit adalah keadaan kesehatan yang buruk
ditandai dengan penyimpangan status kesehatan normal. Menurut (Desmeules et al.,
2012) sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani maupun sosial.
World Health Organization (WHO) mencatat di tahun 2011 terdapat lebih dari
5,6 juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 1,3 juta orang
mengalami kecacatan fisik (Organization, 2011). Kecelakaan memiliki prevalensi cukup
tinggi yaitu insiden fraktur ekstremitas bawah sekitar 40% (Depkes, 2011). Fraktur di
Indonesia menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di bawah penyakit jantung koroner
dan tuberculosis (Wulandini et al., 2018).
Menurut (Ariyanti, 2013) Fraktur adalah kondisi ketika tulang patah sehingga
posisi atau bentukmya berubah. Patah tulang dapat terjadi jika tulang menerima tekanan
atau benturan yang kekuatannya lebih besar daripada kekuataan tulang. Riset Kesehatan
Dasar (2011) Menemukan ada sebanyak 45.987, peristiwa terjatuh yang mengalami
fraktur sebanyak 1.775 orang (3,8 %). Kasus kecelakaan lalu lintas sebanyak 20.829
kasus, dan yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5 %), dari 14.127 trauma
benda tajam/tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236 orang (1,7 %).
Menurut (Wulandini et al., 2018) dalam jurnalnya, Fraktur femur adalah
diskontinuitas dari femoral shaft yang bisa terjadi akibat trauma secara langsung
(kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian), dan biasanya lebih banyak dialami laki
laki dewasa. Apabila seseorang mengalami fraktur pada bagian ini, pasien akan
mengalami perdarahan yang banyak dan dapat mengakibatkan penderita mengalami syok.
Fraktur femur dapat menyebabkan komplikasi, morbiditas yang lama dan juga kecacatan
apabila tidak mendapatkan penanganan yang baik. Insiden fraktur femur pada wanita
adalah fraktur terbanyak kedua (17,0 per 10.000 orang per tahun) dan nomer tujuh pada
pria (5,3 per orang per tahun). Puncak distribusi usia pada fraktur femur adalah pada usia
dewasa (15 - 34 tahun) dan orang tua (diatas 70 tahun).
Salah satu manifestasi klinis dari fraktur adalah nyeri. Nyeri merupakan perasaan
yang tidak menyenangkan yang sering kali dialami oleh individu yang didefinisikan
dalam berbagai perspektif. Mengantisipasi nyeri pada pasien fraktur dapat dilakukan
secara farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan nonfarmakologis. Salah
satu pengobatan nonfarmakologis yaitu dengan teknik distraksi. Distraksi adalah
memfokuskan perhatian klien pada sesuatu selain nyeri, atau dapat diartikan lain bahwa
distraksi adalah suatu tindakan pengalihan perhatian klien ke hal-hal diluar nyeri. Dengan
demikian diharapkan, klien tidak terfokus pada nyeri lagi dan dapat menurunkan
kewaspadaan klien terhadap nyeri bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
Mendengarkan musik merupakan salah satu teknik distraksi yang efektif. Musik dapat
menurunkan nyeri fisiologis, stress dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian
seseorang dari nyeri.
Menurut (Depkes, 2014) kasus fraktur femur merupakan yang paling sering yaitu
sebesar 39% diikuti fraktur humerus (15%), fraktur tibia dan fibula (11%), dimana
penyebab terbesar fraktur femur adalah kecelakaan lalu lintas yang biasanya disebabkan
oleh kecelekaan mobil, motor, atau kendaraan rekreasi (62,6%) dan jatuh dari ketinggian
(37,3%) dan mayoritas adalah pria (63,8%).
Menurut (Tengah, 2013) Angka kematian kecelakaan lalu lintas adalah jumlah
kematian sebagai akibat kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk dalam kurun waktu
satu tahun. Di provinsi Jawa Tengah didapatkan sekitar 2.700 orang mengalami fraktur,
56% mengalami kecacatan fisik, 24% mengalami kematian, 15% mengalami ksembuhan
dan 5 % mengalami gangguan psikologis atau depresi terhadap adanya kejadian fraktur.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menindak
lanjuti Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem muskuloskletal akibat
post orif femur yang penulis tuangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul:
“Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Akibat