Septiani Tri Utami, Vanny Hendriyan Azizah, Sali Setiatin/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(9),
1227-1239
Indikator Rawat Inap Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Rsi Assyifa Sukabumi
1238
Berdasarkan grafik COVID-19 pertemuan titik ke empat indikator dalam grafik
tidak berada dalam daerah efisien menurut grafik Barber Johnson. Nilai LOS berada pada
titik 6 pada sumbu Y, nilai TOI berada pada titik 10 pada sumbu X, nilai BOR beada pada
titik garis 39% dan nilai BTO berada pada titik 6.
B. Pembahasan
Menurut RSI Assyifa ( 2021) Kasus pertama COVID-19 terkonfirmasi Pada bulan
April 2020 dan kasusnya meningkat hingga saat ini, gejala umum yang terjadi saat
terinfeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk
dan sesak napas. Data pasien COVID-19 di Indonesia hingga tanggal 22 juni 2021
mencapai 2. 014.536 dengan kasus kematian mencapai 55.250 jiwa. Berdasarkan data yang
diperoleh dari SHRI Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Assyifa pada tahun 2020 mencapaii
203 jiwa dengan kasus kematian 17 jiwa. Sumber data kunjungan rawat inap di peroleh
dari sensus harian rawat inap (SHRI) yang dilakukan setiap hari pada setiap ruang rawat
inap.
Hasil penelitian terdahulu oleh Mardiyono (2011) Penilaian dari triwulan I sampai
triwulan IV tahun 2011 menurut Grafik Barber Johnson efisiensi pelayanan rawat inap
mengalami kecondongan untuk masuk didaerah efisiensi, untuk itu dapat terlihat di
triwulan III, keempat indikator keberadaannya diluar daerah efisiensi seelain itu pada
triwulan IV dari keempat indikator keberadaannya masuk didaerah efisiensi.
Bersumber dari penelitian Nursamda (2017), Hal yang memengaruhi efisiensi
layanan rawat inap yaitu kurang memadainya sarana dan prasarana terutama pemeriksaan
penunjang medik, keterbatasan ruangan untuk penambahan tempat tidur, minimnya
promosi khusus dari bagian rawat inap, serta banyaknya rumah sakit pesaing yang memiliki
sarana dan prasarana penunjang (Hijrah, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian, nilai BOR pada triwulan II dan IV menurun
dibandingkan pada triwulan I dan III , LOS setiap triwulan sama, TOI meningkat pada
triwulan II dan IV, BTO setiap triwulan dibawah angka ideal, GDR NDR setiap triwulan
memenuhi standar menurut DepKes. Begitupun pada kasus COVID-19 BOR belum ideal
yaitu 39%, LOS ideal, TOI belum ideal yaitu 10 hari, BTO ideal yaitu 6 kali dan GDR
NDR belum ideal yaitu 72‰ dan 29‰, dapat disimpulakan nilai indikator pada tahun 2020
belum efisien. Maka hal ini dapat menyebabkan kurang efisiennya pemanfaatan tempat
tidur, meningkatnya kejadian infeksi nosokomial, beban kerja petugas pelayanan semakin
berat maka dari itu untuk memperbaiki perlu di adakan perekrutan dokter dan perelokasian
tempat tidur supaya titik pertemuan empat parameter bangsal dapat memasuki daerah
efisiensi serta pelayanan kepada pasien dapat maksimal.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan penulis mengenai indikator rawat inap
yang digambarkan dengan tabel dan grafik didapatkan hasil BOR, LOS, TOI, BTO, NDR
dan GDR 2020 belum ideal. Nilai BOR tertinggi adalah pada triwulan I yaitu sebesar 64%,
nilai BOR terendah yaitu pada triwulan IV dan pada masa pandemic COVID-19. Pada
triwulan IV yaitu 45 % dan pada masa pandemic COVID-19 yaitu 39%. Nilai LOS tertinggi
yaitu pada masa pandemi COVID-19 yaitu 6 hari dan nilai LOS pada triwulan I – triwulan
IV yaitu 3 hari. Nilai TOI pada triwulan I dan triwulan II sudah ideal yaitu 2-3 hari. Tetapi
pada triwulan IV dan dimasa pandemi mengalami peningkatan yaitu 4 dan 10 hari. Nilai
BTO tertinggi pada triwulan III yaitu 24 kali dan nilai BTO terendah pada masa pandemi
yaitu 6 kali. Nilai GDR pada triwulan I – triwulan IV sudah ideal yaitu < 45%. Tetapi, pada