Putri
Salsabilla Sulistiyani�, Ina Magdalena�, Serly Anggraeni�, Nurjamilah
Selvia⁴
Universitas Muhammadiyah Tangerang, Indonesia
[email protected], [email protected],
[email protected], [email protected]
|
Abstract |
|
Received: Revised: Accepted: |
25-01-2021 13-02-2021 21-02-2021 |
This
study aims to describe the process and results of the implementation of the
Learning Implementation Plan (RPP), as well as to find out what learning
resources are appropriate to achieve learning outcomes and the factors that
can influence the implementation of lesson plans in elementary school SDN
Kramat 1. This type of research is qualitative research. . Data were
collected using in-depth interviews, observations and describing the
implementation of the Learning Implementation Plan (RPP). The lesson plan is
very much needed in line with the various styles of learning media
development and learning resources around the school that can be used by
teachers to support the learning process. The results of this study indicate
that, the implementation of the Learning Implementation Plan in Elementary
Schools is carried out in an integrated manner, the steps of the teacher in
applying the lesson plans, the sources and media used at the time of
teaching, the factors that influence the implementation of the lesson plans
and are implemented according to the lesson plans. The results of this study
are expected to be useful and become a reference for educators and education
staff to make innovations in order to improve the quality of student learning
in schools. Keyword : RPP; implementation; learning
Abstrak Penelitian
ini betujuan mendeskripsikan proses dan hasil implementasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), serta mengetahui sumber-sumber belajar apa
saja yang tepat untuk mencapai hasil pembelajaran dan� faktor yang dapat mempengaruhi implementasi
RPP disekolah dasar SDN Kramat 1. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara
mendalam, observasi dan mendeskripsikan penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan
pembelajaran sangat diperlukan sejalan dengan beranekaragam corak
perkembangan media pembelajaran serta sumber belajar disekitar sekolah yang
dapat dimanfaatkan oleh guru dalam menunjang proses pembelajaran. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa,�
implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar
dilaksanakan secara terintegrasi, langkah-langkah guru dalam menerapkan RPP,
sumber dan media yang digunakan pada saat mengajar, faktor yang mempengaruhi
implementasi RPP dan diterapkan sesuai dengan RPP. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi para pendidik dan tenaga
kependidikan untuk melakukan inovasi dalam rangka meningkatkan mutu
pembelajaran siswa disekolah. |
|
Keywords: RPP; implementasi; pembelajaran,
|
|
|
||
CC BY
PENDAHULUAN
Pendidikan
adalah bidang yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pendidikan
membuat kita mampu mengikuti perkembangan zaman serta perubahan-perubahan yang
terjadi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan sangat dibutuhkan
untuk mempersiapkan calon peserta didik beradaptasi dengan perubahan sosial di
masa depan. Masyarakat masa depan ditandai dengan perubahan yang cepat, yang
ditandai dengan tren globalisasi yang kuat, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang pesat, peningkatan kepadatan dan arus informasi yang cepat,
serta perbaikan semua aspek kehidupan manusia layanan profesional (Pramita, Mulyati, & Susanto, 2016).
Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menerangkan bahwa pengertian �pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara� (Wiliandani, Wiyono, & Sobri, 2016)
Adanya
perencanaan, guru harus mampu memberikan pelajaran dengan metode belajar
yang� baik, seorang guru pula
berpengaruh. Sesuai dengan ketentuan kurikulum pendidikan yang berlaku saat
ini, guru harus mampu membuat data penyusunan dalam merancang desain
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai karakter, yaitu jujur, cermat, patuh,
dan lain sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana
yang tertuang dalam UU RI Nomor 27 tahun 2003 menyatakan bahwa: �Dalam Sistem
pendidikan Nasional Pasal 40 ayat 2 dikatakan bahwa Pendidik dan tenaga Kependidikan
berkewajiban meciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis dan dialogis. Rencana pembelajaran itu disusun setiap kali
pertemuan ataupun beberapa kali pertemuan yang didalamnya terdapat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, alokasi waktu, dan lain
sebagainya yang perlu dipaham bagi seorang guru� (Andriani, 1017).
Guru
sebagai sumber daya manusia yang ada di sekolah mempunyai peran yang sangat
menentukan dan merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan institusi
karena guru adalah pengelola pembelajaran bagi para siswa agar pembelajaran
berjalan efektif dan efesien harus disediakan guru yang sesuai dengan kebutuhan
sekolah, baik jumlah, kualifikasi maupun spesialisasi. Guru dipandang dapat
memainkan peran penting terutama dalam membantu peserta didik untuk membangun
sikap positif dalam belajar, membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong
kemandirian dan ketepatan logika intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi
untuk sukses dalam belajar (Riptiani, Manuaba, & Putra, 2015).
Pembelajaran
adalah mengkomunikasikan secara tepat dan benar untuk menyampaikan informasinya
yang disampaikan secara efektif, efektif dan efisien. Ciri utama desain
pembelajaran adalah asumsi bahwa prinsip dan prosedur didasarkan pada hasil
penelitian. Dari penelitian eksperimental terkontrol tradisional hingga
penelitian pengembangan, hingga analisis kualitatif studi kasus, sifat
penelitian bervariasi. Meskipun ide-ide desain alternatif sudah mulai bermunculan,
namun tidak lepas dari dukungan atau pedoman teoritis yang kokoh.
Dalam
kajian yang akan direncanakan, diperlukan berbagai teori untuk dirancang, agar
rencana mata kuliah yang disusun benar-benar dapat memenuhi harapan dan tujuan
pembelajaran, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rencana pembelajaran
tersebut, dan dengan demikian mewujudkan peningkatan pembelajaran. Dalam
peningkatan pembelajaran diasumsikan: untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
sebelum itu desain pembelajaran harus ditingkatkan. Rencana pembelajaran dapat
digunakan sebagai titik awal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini
dimungkinkan karena dalam desain pembelajaran, mulai dari analisis tujuan
pembelajaran hingga pelaksanaan penilaian sumatif, semua tahapan pengajaran
guru telah dirancang dengan cermat.
Didalam
pembelajaran ialah� diarahkan pada
kemudahan belajar, Pembelajarannya yang merupakan upaya membelajarkan siswa dan
perancangan pembelajaran merupakan penataan upaya tersebut agar muncul prilaku
belajar. Dalam kondisi yang ditata dengan baik strategi yang direncanakan akan
memberikan peluang dicapainya hasil pembelajaran. Di sinilah peran guru
mendesain pembelajaran secara terencana sehingga dapat mempermudah melakukan
kegiatan pembelajaran. Jika ini dilakukan dengan baik maka sasaran akhir adalah
memudahkan belajar siswa dapat tercapai (Suparman Atwi, 2012).
Didalam
secara Proses pembelajaran merupakan sebuah proses yang mampu menumbuh
kembangkan pengetahuan peserta didik dan memberikan pengalaman yang nyata bagi
peserta didik. Sehingga dalam kegiatan proses pembelajaran itu terjadi peserta
didik dapat merasakan pengalaman tersebut bagi dirinya sendiri.Baik itu
langsung maupun tidak langsung terhadap dirinya dalam proses pembelajaran.
Salah satu cara dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
adalah dengan mendesain pembelajaran dengan mengimplementasikan model serta
menggunakan konsep pembelajaran yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran
implementasi desain pembelajaran dalam kegiatan mengajar disekolah dasar (Iskandar & F, 2020).
Kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu hal pokok dari keseluruhan proses pendidikan.
Salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran
adalah guru. Guru berperanan sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan
pendidikan, Oleh karena itu, guru diharapkan mampu sebagai pengelola yang dapat
menciptakan hubungan baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru
dengan guru serta masyarakat sekitarnya yang akhirnya tercipta interaksi yang
harmonis demi pencapaian tujuan pendidikan (Sudirman & Maru, 2016).
Pengembangan
kurikulum merupakan salah satu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai
komponen yang saling terkait satu dengan yang lainnya (Mulyasa, 2015).
Pemerintah harus selalu mengembangkan serta memperbaharui kurikulum untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia. Kurikulum senantiasa harus bisa
mengikuti perkembangan zaman dan mampu memenuhi tuntutan di masa yang akan
datang. Perubahan kurikulum hendaknya dipersiapkan di berbagai aspek agar
pelaksanaannya tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Implementasi
kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengelola pembelajaran secara efektif.
Keikutsertaan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar merupakan
konsekuensi logis dari pengajaran yang sebenarnya, bahkan merupakan faktor yang
penting dalam hakikat kegiatan belajar mengajar�
(Pramita et al., 2016)
Hal
senada juga diungkapkan oleh Dewey (1966) bahwa para siswa harus terlibat aktif
di dalam pembelajaran, bukan hanya menerima informasi secara pasif. Suatu
pengajaran tidak akan berhasil tanpa keaktifan siswa.
RPP
merupakan alat yang digunakan guru untuk memandu kegiatan belajar siswa untuk
mencapai kemampuan dasar (KD). RPP yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran bisa memperkuat pembentukan ide tentang pengajaran dan praktik di
kelas. Rencana pengajaran yang baik harus memasukkan dan mencerminkan
pengetahuan dan keterampilan guru Terkait penerapan RPP. Kegiatan pembelajaran
yang dirancang pada RPP harus dapat mengembangkan potensi peserta didik agar
tercapai keseimbangan dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
karakteristik Kurikulum 2013.
Kurikulum
2013 membawa perubahan mendasar peran guru dalam pembelajaran. Secara
administratif, pemerintah pusat telah menyiapkan perangkat pelaksanaan
pembelajaran yang tidak perlu lagi disiapkan oleh guru. Namun demikian, guru
dituntut berperan secara aktif sebagai motivator dan fasilitator pembelajaran
sehingga siswa akan menjadi pusat belajar. Hal ini menjadi kendala tersendiri
bagi para guru karena tidak semua guru memiliki kompetensi tersebut. Selain
itu, guru dituntut kesiapannya untuk melaksanakan kurikulum dalam waktu yang
relatif singkat sementara perangkatnya belum disiapkan secara matang (Krissandi, 2018).
Berdasarkan
hasil wawancara peneliti pada bulan Januari tahun 2021 terhadap guru kelas VI
di SDN Kramat I ditemukan bahwa seorang guru mengajar sesuai susunan RPP dan
langkah-langkah yang diterapkan dikelas serta masih ditemukannya faktor yang
dapat mempengaruhinya implementasi RPP yaitu kurangnya kompetensi siswa dari
segi kemampuan memahami, nalar maupun intelektual.
Berdasarkan
pentingnya pengetahuan guru tentang kurikulum, pentingnya peranan RPP dalam
pelaksanaan Kurikulum 2013, dan informasi yang telah dimiliki terkait
pengetahuan guru tentang Kurikulum 2013, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengetahuan pendidik atau calon pendidik tentang Kurikulum 2013
dalam penyusunan RPP.
Oleh
karena itu, penulis melakukan peneleitian yang bertujuan yang meliputi (1)
memahami dan mendeskripsikan implementasi RPP di sekolah, (2) memahami metode
pembelajaran (3) bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, (4)
apa saja sumber dan media belajar, (5) apa saja faktor yang dapat mempengaruhi
implementasi RPP.
METODE
PENELITIAN
Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif. penelitian kualitatif yang dituangkan
kedalam bentuk uraian kata-kata jadi tidak menggunakan angka-angka statistik. Penelitian kualitiatif dapat dikatakan sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif baik berupa kata-kata
maupun lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati (Ulfatin, 2104).
Penelitian ini mendeskripsikan penerapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Penelitian deskriptif kualitatif ini dilaksanakan pada guru kelas VI
bagaimana mengimplementasikannya (merencanakan, melaksanakan, sumber dan media , metode serta strategi pembelajaran),
dan apa saja faktor pendukung dan penghambatnya.
Peneliti hadir dilokasi penelitian yaitu SDN Kramat I
Kabupaten Tangerang, melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan menyusun pelaporan
hasil penelitiannya. Pada penelitian ini instrumen utama adalah peneliti.
peneliti meninjau seluruh susunan bagian pada RPP yang dibuat oleh guru
tersebut dengan secara cermat, benar dan tepat sesuai fokus penelitian yaitu
implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Peneliti akan dapat mengenal subjek penelitian
secara pribadi dan lebih dekat melalui pendekatan kualitatif ini. Hal ini
dikarenakan peneliti terlibat langsung dalam menggali informasi yang berkaitan dengan situasi,
kondisi, dan peristiwa mengenai kendala serta strategi yang dilakukan guru
dalam mengimplementasikan� RPP.
Sasaran penelitian yaitu, sebagian secara
langsung mendatangi sekolahan tersebut untuk melakukan wawancara dan berdialog.
Hasil wawancara dan konfirmasi implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dikembangkan secara terbuka namun tetap memakai kendali yakni melalui
triangulasi, pengecekan ulang informasi dari satu subyek pada subyek lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas
VI SDN Kramat 1, didapatkan informasi bahwa pada hasil observasi dilakukan
seorang guru mengimplementasikan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dibuat
agar guru mudah dalam mengajar dan lebih terarah.
Langkah-langkah mengimplementasikan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)� adalah
pertama, sebelum memulai pembelajaran siswa diharuskan membaca buku yang ingin
ia baca selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Tujuannya agar siswa
gemar membaca. Ketika sudah memasuki pembelajaran guru mereview keterkaitan
pembelajaran yang lalu hingga sekarang yang akan dipelajari. Sebelum melakukan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa diarahkan untuk bernyanyi dan membaca
motto kelas agar terciptanya rasa semangat sebelum belajar dan mengelola kelas
serta memfokuskan peserta didik agar siap menerima pembelajaran. Dalam
kurikulum 2013 pembelajaran harus tercipta aktif dan menyenangkan dan bagaimana
siswa mengikuti pembelajaran dengan siap menerima. Kedua, masuk ke kegiatan
inti yaitu mengajar sesuai materi yang telah disusun di RPP. Ketiga, kegiatan
inti selesai dilanjut dengan kegiatan penutup refleksi berupa tanya jawab
terkait materi yang dipelajari hari ini. Berdasarkan Permendikbud RI No. 81A
tahun 2013 (Fallis, 2013) menerangkan mengenai standar proses pelaksanaan dalam
pembelajaran terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
penutup. Pada bagian kegiatan pendahuluan terdiri atas (1) mempersiapkan siswa
secara mental dan fisik; (2) melakukan apersepsi; (3) menyajikan permasalahan
atau tugas yang akan dilakukan; (4) menyajikan cakupan materi beserta
penjelasannya tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Pada
kegiatan inti, proses pembelajaran yang dilakukan harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi, dan memberikan ruang kepada siswa untuk
memiliki kreasi sendiri yang disesuaikan dengan bakat, minat, dan perkembangan
psikologis maupun fisik. Dalam kegiatan siswa, guru harus memperhatikan
kompetensi-kompetensi yang terkait dengan sikap sesuai dengan RPP yang telah
dirancang. Pada kegiatan penutup, guru dan siswa membuat rangkuman mengenai
pelajaran, melakukan kegiatan penilaian, merencanakan tindak lanjut, serta
menyampaikan rencana untuk pembelajaran berikutnya. (Demonika, Mustadi, & Rezkillah, 2020)
Untuk menerapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) perlu menentukan metode yang sesuai dengan peserta
didik.� Metode yang digunakan yaitu dalam
mengajar guru tidak hanya menerapkan 1 metode tetapi 2 metode atau lebih,
karena setiap anak memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda. Seorang
guru tidak boleh menyamaratakan semua kemampuan peserta didik.
Strategi pembelajaran yag digunakan guru adalah
guru sebagai pengembang media pembelajaran harus mengetahui perbedaan pendekatan-pendekatan
dalam belajar agar dapat memilih strategi 6 Perencanaan Pembelajaran di Sekolah
Dasar pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran harus dipilih untuk
memotivasi para pembelajar, memfasilitasi proses belajar, membentuk manusia
seutuhnya, melayani perbedaan individu, mengangkat belajar bermakna, mendorong
terjadinya interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, Jika menelaah
literatur psikologi, kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber
dari aliran-aliran psikologi. Dalam tautan di bawah ini akan dikemukakan empat
jenis teori belajar, yaitu: (A) teori belajar behaviorisme; (B) teori belajar
kognitivisme; (C) teori belajar konstruktivisme; (D) teori belajar humanisme,
dan (E) teori belajar gestalt.
Tujuan dalam pembuat RPP adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan disekolah dan untuk meningkatkan kompetensi
peserta didik dikelas. Disusunnya Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan
insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Ketika guru
tidak dapat melaksanakan tugas, peran, dan fungsinya sesuai amanat kurikulum
baik dikarenakan faktor internal dari diri guru sendiri maupun faktor eksternal
seperti dari sekolah tempatnya mengajar maupun pemerintah, maka harapan dari
perubahan kurikulum berikut pula tujuan dari kurikulum itu sendiri juga sulit
untuk terwujud. (Melati & Utanto, 2016)
Sumber dan media belajar yang digunakan seorang
guru yaitu buku tematik dan media teknologi melalui internet, terkait materi
yang akan dipelajari. Serta menggunakan media benda konkret, visual, maupun
audio-visual. Media yang dibuat sedemikian rupa apa yang berada disekeliling
lingkungannya.
Faktor yang dapat mempengaruhi penerapan RPP
yaitu ada 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. faktor internal
yang pertama, kompetensi siswa. Setiap siswa mempunyai daya kemampuan,
karakateristik dan nalar berbeda. Kedua, guru yang kurang inovatif, kreatif,
dan salah dalam menggunakan metode ataupun media pembelajaran yang ingin di
implementasikan. Faktor eksternal yaitu fasilitas sekolah yang kurang memadai
untuk menerapkan pembelajaran yang sudah dirancang sedemikian rupa agar bisa
diterapkan dikelas.
Oleh karena itu, sebagai guru perlu melakukan
suatu ide, inovasi dan kreativitas dalam mengembangakan metode, sumber belajar,
media, dan strategi pembelajaran agar dapat meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah. Pada era modern saat ini guru juga perlu melakukan trobosan terbaru
terkait metode mengajar dan media pembelajaran, sebab semakin berkembangnya
zaman siswapun terkadang merasa bosan dan jenuh ketika seorang guru menerapkan
metode mengajar yang lama (ceramah) dan monoton. Dengan adanya penelitian ini
diharapkan guru-guru dapat mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan dan
menarik bagi para siswa.
Permendikbud No 22 Tahun 2016 menyatakan bahwa
proses pembelajaran pada satuan pendidikan harus diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas,
kemandirian sesuai bakat, minat serta perkembangan peserta didik. Pada proses
penerapan pelaksanaan pembelajaran setiap satuan pendidikan dituntut untuk
mampu melakukan perencanaan pembelajaran dengan baik, sehingga pelaksanaan
proses pembelajaran dapat berjalan semaksimal mungkin serta penilaian proses
pembelajaran bisa diarahkan untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas
ketercapaian kompetensi lulusan (Iskandar & F, 2020).
Mengimplementasikan program pembelajaran yang
sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium, atau lapangan untuk setiap kompetensi
dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP berkarakter memuat
hal-hal yang langsung berkaitan dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya
pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar (Andriani, 1017).
Pada hakikatnya
penyusunan RPP bertujuan merancang pengalaman belajar siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Tidak ada alur pikir (algoritma) yang spesifik untuk
menyusun suatu RPP, karena rancangan tersebut seharusnya kaya akan inovasi
sesuai dengan spesifikasi materi ajar dan lingkungan belajar siswa (sumber daya
alam dan budaya lokal, kebutuhan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi). Pengalaman dari penilaian portofolio sertifikasi guru
ditemukan, bahwa pada umumnya RPP guru cenderung bersifat rutinitas dan kering
akan inovasi. Mengapa? diduga dalam melakukan penyusunan RPP guru tidak
melakukan penghayatan terhadap jiwa profesi pendidik. Keadaan ini dapat
dipahami karena, guru terbiasa menerima borang-borang dalam bentuk format yang
mengekang guru untuk berinovasi dan penyiapan RPP cenderung bersifat
formalitas. Bukan menjadi komponen utama untuk sebagai acuan kegiatan pembelajaran.
Sehingga ketika otonomi pendidikan dilayangkan tak seorang gurupun bisa
mempercayainya. Buktinya perilaku menyusun RPP dan perilaku mengajar guru tidak
berubah jauh. Acuan alur pikir yang dapat digunakan sebagai alternatif adalah:
1.
Kompetensi
apa yang akan dicapai.
2.
Indikator-indikator
yang dapat menunjukkan hasil belajar dalam bentuk perilaku yang menggambarkan
pencapaian kompetensi dasar.
3.
Tujuan
pembelajaran yang merupakan bentuk perilaku terukur dari setiap indikator.
4.
Materi
dan uraian materi yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran.
5.
Metode-metode
yang akan digunakan dalam pembelajaran.
6.
Langkah-langkah
penerapan metode-metode yang dipilih dalam satu kemasan pengalaman belajar.
7.
Sumber
dan media belajar yang terkait dengan aktivitas pengalaman belajar siswa. 8.
Penilaian yang sesuai untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
Secara
umum, ciri-ciri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik adalah sebagai
berikut:
1.
Memuat
aktivitas proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan oleh guru yang akan
menjadi pengalaman belajar bagi siswa.
2.
Langkah-langkah
pembelajaran disusun secara sistematis agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.
3.
Langkah-langkah
pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga apabila RPP digunakan oleh guru
lain (misalnya, ketiga guru mata pelajaran tidak hadir), mudah dipahami dan
tidak menimbulkan penafsiran ganda.
Petunjuk
Pengisian Format RPP, dapat di jelaskan
sebagai berikut:
1.
Tuliskan
identitas
RPP terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran,
Kelas/Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi
Waktu (lihat format RPP pada lampiran).
Catatan:
a.
RPP
disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
b.
Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun
dan telah diberlakukan dalam suatu satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA/SMK).
Menjadi perhatian:
Standar kompetensi�kompetensi dasar�indikator adalah suatu alur pikir yang
saling terkait tidak dapat dipisahkan.
Indikator adalah
perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa siswa telah
mencapai kompetensi dasar.
Kompetensi Dasar adalah
sejumlah kompetensi yang memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai standar
kompetensi.
c. ��� Indikator
merupakan:
1) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
2) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
3) Rumusannya menggunakan kerja operasional yang
terukur dan/atau dapat diobservasi.
4) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
5) �Disusun
dengan kalimat operasional (dapat diukur) berisi komponen ABCD (Audience =
Siswa, Behavior = Perilaku, Competency = Kompetensi dan Degree =
peringkat/ukuran).
d.
Alokasi
waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam
jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 40 menit). Karena itu, waktu
untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau
beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya. (Afandi & Barudin, 2011)
Bahan
ajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013
memang tidaklah jauh berbeda dengan bahan ajar KTSP. Namun demikian sejalan
dengan kenyataan bahwa Kurikulum 2013 menitikberatkan pada penyederhanaan
konten kurikulum dan penerapan pembelajaran tematik-integratif (khususnya pada
jenjang SD). Khusus pembelajaran di sekolah adsar yang berbasis pada
pembelajaran tematik-integratif, buku tidak disusun berdasarkan materi
pelajaran (kecuali buku Pendidikan Agama dan Budi Pekerti) melainkan
berdasarkan tema sehingga setiap tahun ajaran siswa akan menerima sejumlah buku
berdasarkan tema yang digunakan. Upaya penerbitan buku tematik ini merupakan
wujud keseriusan pemerintah dalam mengimplementasikan pembelajaran
tematikintegratif yang selama ini masih terkesan setengah-setengah sebab
pemberlakuannya tidak disertai dengan buku tematik yang sebenarnya.
Pembelajaran
tematik atau model pembelajaran tematik terpadu pada kurikulum 2013
dilaksanakan pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Model pembelajaran ini berangkat
dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran.
Tema yang dibuat dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata
pelajaran tertentu maupun antar mata pelajaran. (Rohmah Julianti & Mawardi, 2018)
Kegiatan
pembelajaran, dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan
cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini, begitu banyak macam
strategi ataupun metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran menjadi lebih baik. Berikut penjelasan tentang istilah Inovasi
Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 19 pendekatan, model, strategi,
metode, teknik, dan taktik dalam pembelajaran (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016).
2.
Tujuan
Pembelajaran
Tuliskan
output (hasil langsung) dari satu paket pengalaman belajar yang dikemas oleh
guru, karena itu penetapan tujuan pembelajaran dapat mengacu pada pengalaman
belajar siswa. �Pengalaman belajar: Mendapat informasi tentang sistem peredaran
darah pada manusia dan mengkomunikasikan kepada sesama siswa di kelas. �
Tujuan pembelajaran, boleh salah satu di antara atau
keseluruhan tujuan pembelajaran berikut:
1)
Siswa
dapat menjawab pertanyaan guru berikut:
a. Organ apa saja yang termasuk ke dalam alat-alat
peredaran darah.
b. Sebutkan bagian-bagian jantung.
c. Deskripsikan mekanisme peredaran darah pada
manusia.
2)
Siswa
dapat merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman
sekelasnya.
3)
Siswa
dapat mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah
disampaikan oleh guru.
4)
Bila
pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan
pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga target-target
produk tiap pembelajaran jelas kelihatan.
3.
Materi
Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan indikator. Materi dikutip dari materi
pokok yang ada dalam silabus. Materi pokok tersebut kemudian dikembangkan
menjadi beberapa uraian materi. Untuk memudahkan penetapan uraian materi dapat
diacu dari indikator.
4.
Metode
Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai
metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran,
bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.
Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan
pembelajaran dan metode-metode yang diintegrasikan dalam satu pengalaman
belajar siswa: �
1)
Pendekatan
pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual,
pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya. �
2)
Metode-metode
yang digunakan, misalnya: ceramah, inquiri, observasi, tanya jawab, dan
seterusnya.
Perkembangan kurikulum memerlukan berbagai
persiapan, salah satunya adalah persiapan guru sebagai tenaga kependidikan
utama yang mengembangkan ide dan rancangan pembelajaran untuk disampaikan
kepada siswa sehingga siswa memahami pembelajaran yang disesuaikan dengan
tuntutan kurikulum 2013 (Riana, Agung, & Parmiti, 2016).
Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru dalam
pendidikan di Indonesia. Pada periode sebelumnya, Indonesia menerapkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di semua sekolah. Pada tahun 2013,
terjadi penggantian kurikulum dari kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013.
Pengembangan kurikulum 2013 ini menitikberatkan pada pengembangan karakter,
sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang kreatif, produktif, miliki
inovatif, berkarakter dan memiliki daya saing dengan dengan bangsa lain (Badiah, 2020).
KESIMPULAN
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menerangkan bahwa
pengertian �pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara�.
RPP merupakan alat yang digunakan guru untuk
memandu kegiatan belajar siswa untuk mencapai kemampuan dasar . RPP
yang digunakan guru dalam proses pembelajaran bisa memperkuat pembentukan ide
tentang pengajaran dan praktik di kelas. Rencana pengajaran yang baik
harus memasukkan dan mencerminkan pengetahuan dan keterampilan guru Terkait
penerapan RPP. Kegiatan pembelajaran yang dirancang pada RPP harus dapat
mengembangkan potensi peserta didik agar tercapai keseimbangan dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan karakteristik
Kurikulum 2013.
Mengimplementasikan
program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi
guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, atau lapangan
untuk setiap kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP
berkarakter memuat hal-hal yang langsung berkaitan dengan aktivitas
pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu kompetensi dasar.
Kurikulum
2013 adalah kurikulum terbaru dalam pendidikan di Indonesia. Pada periode
sebelumnya, Indonesia menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di
semua sekolah. Pada tahun 2013, terjadi penggantian kurikulum dari kurikulum
KTSP menjadi Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013 ini menitikberatkan
pada pengembangan karakter, sehingga diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang
kreatif, produktif, miliki inovatif, berkarakter dan memiliki daya saing dengan
dengan bangsa lain.
�����������
Afandi, M., & Barudin. (2011). Perencanaan
Pembelajaran Di Sekolah Dasar Dengan Memasukan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa (1st ed.). Bandung: Alfabeta, cv.
Andriani, N. (1017). Implementasi Rencana Pelaksaan
Pembelajaran (RPP) Yang Berkatakter Pada Mata Pelajaran Ipa Terpadu. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan, (November), 257�269.
Badiah, L. I. (2020). Studi Deskriptif Implementasi Kurikulum
2013 Untuk Anak. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan, 20(2),
184�188.
Demonika,� shelvia
devi, Mustadi, A., & Rezkillah,�
inang irma. (2020). Implementasi Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan : Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 5, 817�821.
Dewey, J. 1966. Democracy and Education: An Introduction to
the Philosophy of Education. New York: Free Press. 296 Jurnal Pendidikan, Vol.
1 No. 3, Bln Maret, Thn 2016, Hal 289�296Glynn.
Iskandar, R., & F, F. (2020). Implementasi Model ASSURE
untuk Mengembangkan Desain Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu,
3(2), 524�532.
Krissandi,� apri damai
sagita. (2018). Persepsi Guru Sekolah Dasar Terhadap Keberhasilan
Implementasi Kurikulum 2013. 5(1), 79�89.
Melati, E. R., & Utanto, Y. (2016). Kendala Guru Sekolah
Dasar dalam Memahami Kurikulum 2013. Indonesian Journal of Curriculum and
Educational Technology Studies, 4, 1�9.
Nurdyansyah, & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model
Pembelajaran. In Nizmania Learning Center (1st ed.). Sidoarjo: Nizamia
Learning Center.
Pramita, M., Mulyati, S., & Susanto, H. (2016).
Implementasi Desain Pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
Kontekstual. Jurnal Pendidikan, 1(3), 289�296.
Riana, I. G. A., Agung, A. A. G., & Parmiti, D. P.
(2016). Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( Rpp ) Untuk Implementasi
Kurikulum 2013 Di Sd Negeri 3 Banjar Jawa Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran
2015/2016. E-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha, 5(2).
Riptiani, K. M., Manuaba, I. B. S., & Putra, M. (2015). Studi
Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Ditinjau Dari Cipp Pada Sekolah Dasar
Negeri Di Wilayah Pedesaan Kabupaten Badung. E-Journal PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha, 3(1).
Rohmah Julianti, I. A., & Mawardi. (2018). Penerapan
Desain Pembelajaran Tematik Integratif Alternatif Berbasis Sub-subtema untuk
Meningkatkan Kebermaknaan dan Hasil Belajar. Publikasi Pendidikan, 8(3),
206.
Sudirman & Maru, R. (2016). Implementasi Model-Model
Pembelajaran dalam Bingkai Penelitian Tindakan Kelas (2nd ed.; S. Nyompa,
ed.). Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Suparman Atwi, M. (2012). Desain Instrusional Modern;
Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan (4th ed.; Novietha I.
Sallama, ed.). Jakarta: Erlangga.
Wiliandani, A. M., Wiyono, B. B., & Sobri, A. Y. (2016). Implementasi
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. 4(3),
132�142. Retrieved from http://journal.um.ac.id/index.php/jp