Profil Pendidik dan Pengajar Dalam Konsep
Gontor
Muthmainnah Choliq1*, Marisa Amalia
Farkhan2, Alfianisa Kusumaningrum3
Universitas Darussalam Gontor, Indonesia123*
*Email: [email protected]1, [email protected]2,
ABSTRAK Perkembangan
dan kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan dimana
Pendidikan yang unggul adalah
pendidikan yang disertai profil
guru yang merupakan gambaran
singkat seorang pendidik sesuai dengan kompetensinya.
melalui penelitian ini penulis ingin
mengungkapkan profil guru
dalam perspektif lembaga
pendidikan Islam. Obyek dari
penelitian ini adalah salah satu lembaga pendidikan islam ternama di Indonesia, yaitu lembaga pendidikan Pondok
Modern Darussalam Gontor. Penelitian ini menggunakan metode pustaka dengan mengumpulkan data dari buku, jurnal, dan literasi yang membahas profil guru secara umum maupun dalam perspektif Pondok Modern
Darussalam Gontor dengan tahapan
analisis data, penyaringan
data, penulisan data, dan membuat
kesimpulan. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa profil guru menurut Pondok Modern
Darussalam Gontor adalah pendidik dan pengajar yang
memiliki karakter dan akhlak
yang mulia, selalu meningkatkan dan mengembangkan diri baik intelektual
maupun spritual sebagai teladan bagi para santri dan memiliki
mental yang tangguh, serta
jiwa kepemimpinan yang akan selalu mengawal
kegiatan dan penugasan santri sebagai bentuk proses pendidikan terhadap
para santri. Kata kunci: profil, guru,
pendidik, gontor |
ABSTRACT The development and progress of a nation can be
seen from the development of education where superior education is education
accompanied by a teacher profile which is a brief description of an educator
according to his or her competencies. Through this research the author wants
to reveal the profile of teachers from the perspective of Islamic educational
institutions. The object of this research is one of the well-known Islamic
educational institutions in Indonesia, namely the Pondok
Modern Darussalam Gontor educational institution.
This research uses a library method by collecting data from books, journals,
and literature that discusses teacher profiles in general and from the
perspective of Pondok Modern Darussalam Gontor with stages of data analysis, data filtering, data
writing, and drawing conclusions. The results of this research show that the
teacher profile according to Pondok Modern
Darussalam Gontor is an educator and teacher who
has noble character and morals, always improves and develops himself both
intellectually and spiritually as an example for students and has a tough
mentality, as well as a leadership spirit that will always oversee the
activities and assignments of santri as a form of
educational process for the santri. Keywords: profile, teacher, educate, gontor |
*Correspondence Author:
Email:
PENDAHULUAN
Modal yang paling mendasari perkembangan dan kemajuan
suatu negara adalah pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah dengan
mengembangkan sumber daya manusia dan potensi yang dimiliki oleh setiap
individu. Dengan adanya pendidikan maka karakter manusia akan terbina sebagai
makhluk sosial, menjalankan sifat yang mulia, dan menjadikannya makhluk yang
beragama. Jika terbina dengan baik maka setiap individu akan memiliki karakter
yang bermartabat. Maka dari itu, penting bagi bangsa indonesia untuk menjadikan
pendidikan sebagai prioritas yang lebih penting agar bangsa dapat menjadi lebih
berkembang dan maju di masa depan.(Dacholfany, 2015)
Pendidikan yang bermartabat dan beragama dapat ditemukan
dalam sistem pesantren. Pendidikan didalam pesantren tidak hanya mengajarkan
tentang bagaimana beragama tetapi juga menerapkan pembelajaran ilmu umum.
Pendidikannya yang terintregasi dan islami tersebut menjadi bukti perkembangan
pendidikan dengan berbagai elemen yang tak hanya membentuk karakteristik murid,
tetapi juga membentuk karakteristik guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan.(Syarifah, 2016)
Pendidikan
karakter guru sangat diperlukan karena guru merupakan unsur kunci dalam
keseluruhan proses pendidikan, khususnya pada tataran organisasi dan kelas. Kedudukan
guru dalam penyelenggaraan pendidikan sangatlah penting. Kehadiran guru dan
kemauannya dalam melaksanakan tugas pendidikannya sangat menentukan
terlaksananya proses pendidikan. Guru adalah orang atau seseorang yang menjadi
panutan atau role model dalam setiap kegiatan. Dalam bahasa Jawa, dikenal
pepatah guru itu di gugu dan ditiru. Pepatah ini memiliki filosofi yakni arti
perkataan seorang guru harus dapat dipertanggungjawabkan dan perilaku,
perbuatan, dan sikap guru haruslah menjadi teladan bagi muridnya. Istilah ini
sangat ditekankan dalam dunia pendidikan, karena guru adalah teladan, khususnya
bagi siswa dan masyarakat secara keseluruhan.(Alamin et al., 2023)
Guru yang baik
adalah guru yang berpedoman pada profil guru. Victoria Neufed berpendapat bahwa
profil adalah tulisan, grafik, atau diagram yang menerangkan sebuah keadaan
secara singkat data atau karakteristik seseorang atau hal lainnya.(Mardayani et al., 2020) lalu Sri
Mulyani menjelaskan bahwa profil adalah suatu pandangan ringkas, biografi
secara garis besar yang dapat menjelaskan seseorang atau kelompok. sedangkan
guru adalah orang yang memiliki tanggungjawab dalam mengajar, mendidik, dan
membina peserta didik. Lalu, profil guru sendiri adalah gambaran ringkas yang
menyimpulkan bagaimana seorang guru yang profesional, ideal, dan mempertahankan
perannya terhadap pendidikan. (Kuswahyudi, 2017)
Guru yang ideal adalah guru yang berpedoman pada
persyaratan profesi. Profil profesional pada guru adalah hal yang dapat
dilakukan kebanyakan guru, namun tidak mudah menjadi guru dengan karakter
ikhlas berpedoman pada panggilan jiwa atau bimbingan hati nurani. Karena yang
dibutuhkan adalah dedikasi kepada siswa, bukan persyaratan atau orientasi
materi. Seorang guru yang pengabdiannya didasari oleh panggilan jiwanya merasa
jiwanya dekat dengan murid-muridnya.(Afifah, I., & Sopiany, 2017)
Profil guru yang didasari dengan panggilan jiwa, dan
berpedoman pada hati nurani adalah salah wujud dari profesionalitas guru. Guru
yang berpedoman pada hati nuraninya akan senantiasa untuk membimbing anak
muridnya untuk meneladani rasululah SAW. Sebagaimana ditegaskan dalam firman
Allah SWT �sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan
yang baik untukmu, yaitu bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah, dan pada
hari kiamat menyebut nama Allah� (QS Al-Ahzab [33]: 21)
Adapun guru yang memiliki profil keteladanan adalah guru
yang dapat berperan sebagai pendidik dan pengajar. Tentunya pendidik dan
pengajar yang mendidik akal, fikiran, dan jiwa karakter seorang murid sehingga
murid tersebut memiliki karakter yang mulia dan dapat meningkatkan kualitasnya
dalam memberikan motivasi, teladan dan meningkatkan kreativitas dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga pendidikan di Indonesia akan terus
mengalami kemajuan.(Sari & Asmendri,
2020)
Namun,
pandangan tentang konsep guru dalam perkembangan
zaman mengalami gentaran, banyak dari guru yang tidak memiliki kesadaran sebagai teladan dan sebagai pembawa Amanah dalam mendidik anak menjadi
pribadi yang mulia. Guru dipandang
sebagai profesi semata yang mendapatkan gaji dari pekerjaannya,
tak dikit terjadi munculnya sifat egois dalam guru yang mendorong pekerjaan pada arah tujuan materialis.
Padahal, hakikat guru adalah yang digerakkan dengan keterikatan jiwa untuk
mendidik anak kepada karakter yang teladan dan memberikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik.(Dita Anggraini
et al., 2023)
Hakikat Profil guru yang memiliki karakter teladan ini
dapat ditemukan di sebuah Lembaga Pendidikan islam ternama di Indonesia, yaitu
di Lembaga Pendidikan pesantren Pondok Modern Darussalam Gontor. Dalam mutu
Pendidikan gontor sendiri menghasilkan Guru berkualitas untuk mewujudkan
generasi berkarakter dengan berbagai upaya dalam meningkatkan kompetensi
pendidik. uniknya profil pendidik yang ditanamkan oleh gontor tidak pernah
mengalami perubahan dari semenjak berdirinya hingga saat ini (Cahyono &
Muswarianto, 2022).
Memandang dari sistem pendidikan di gontor yang dapat
mencetak guru dengan kepribadian teladan yang menggerakkan kualitas guru dengan
hati Nurani sehingga muncul keteladanan mendorong peneliti untuk mengungkap
pandangan gontor terhadap profil guru.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah library research atau riset
pustaka dengan memanfaatkan pengetahuan yang didapatkan dari buku dan jurnal
yang membahas konsep pendidik dan pengajar menurut perspektif Pondok Modern
Darussalam Gontor. Adapun metode riset pustaka adalah metode yang menggunakan
literasi dari buku, jurnal, dan media tulis lainnya sebagai rujukan dalam
penelitian tanpa memerlukan riset lapangan.(Zed, 2008)
Didukung oleh Khatibah, penelitian kepustakaan adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan cara yang sistematis agar menemukan informasi dari data yang dikumpulkan, diolah, dan disimpulkan dengan menggunakan teknik atau metode khusus untuk mendapatkan
jawaban dari penelitian yang dilakukan.(Sari & Asmendri, 2020)
Teknik penelitian kepustakaan memiliki arti melaksanakan
penelitian dengan membaca berbagaimacam literasi seperti dari buku dan jurnal
lalu ditelaah dan disimpulkan dalam rancangan pemikiran dalam penelitian dengan
teoritis. Adapun data yang disimpulkan dari literasi harus membawa data yang
relevan dalam penelitian. Teknik ini dapat menguatkan penelitan dalam
menjelaskan profil guru pada Pondok Modern Darussalam Gontor.(Zed, 2008)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Pendidik Secara Umum
����������� Profil menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah pandangan, gambaran, atau grafik yang meberikan
fakta tentang hal-hak khusus; sketsa biografis. Dalam
bahasa Inggris, kata benda �profile� berarti penampilan, ekspresi wajah, latar
belakang, dll. Yang dimaksud dengan pengertian profil disini mengacu pada
penampilan eksternal atau kualitatif seorang guru (pendidik), seperti cara
berpikir, sikap, dan perilaku/perilakunya.Dalam istilah pedagogi, penampilan
atau penampilan kualitatif dapat dipahami setidak-tidaknya sifat, kinerja,
profesi, kemampuan, dan etika guru. Istilah-istilah ini sebenarnya saling
berkaitan, fokus utamanya adalah pada kompetensi profesional guru. Oleh karena
itu, perdebatan mengenai profil guru pada hakikatnya adalah perdebatan mengenai
kompetensi profesional guru. Secara spesifik, setiap kompetensi dapat
diidentifikasi berdasarkan kriteria profesional profesi guru, seperti fisik,
kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan.(Idhar, 2020)
Profil guru dalam konteks profesional berarti membicarakan profil
kompetensi seorang guru. Profil kompetensi merupakan kinerja guru dalam
melaksanakan tugas yang memenuhi persyaratan sesuai standar kompetensi yang
dipersyaratkan. Profil ini selalu mengacu pada aspek kompetensi guru spesialis
tersebut.(Dra.Asnah, 2019) Sedangkan Profil guru yang ideal menurut al-Qur�an
tidak hanya harus memiliki kualitas yang baik, tetapi juga kemampuan untuk
memberikan pengetahuan kepada siswa, seperti yang dikonsep oleh al-Ghazali.
Transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan pendidik diperlukannya kualitas sumber
daya pendidikan yang mutakhir.(Idhar, 2020)
�Kementrian
pendidikan dan kebudayaan Indonesia menetapkan profil pancasila bagi guru
setelah meninjau secara yuridis, filosofis, ilmiah, dan historis. Adapun profil
pancasila yang harus ada dalam diri guru adalah berkarakter iman dan bertaqwa
pada Tuhan yang maha esa, mandiri, memiliki akhlak yang mulia, dapat berfikir
kritis, inovatif, kreatif, memiliki jiwa gotong royong, dan jiwa bhineka serta
toleransi global.(Irawan et al., 2020)
����������� Guru
harus memiliki keterampilan dan kompetensi yang sesuai dengan standar
pendidikan. Adapun standar kompetensi guru adalah sebagai berikut:
1.
Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah seperangkat keterampilan yang harus
dimiliki guru agar berhasil melaksanakan tugas mengajarnya. Kompetensi
profesional berarti bahwa seorang guru tidak hanya harus menguasai metodologi,
tetapi juga mempunyai pengetahuan yang komprehensif tentang bidang pembelajaran
yang akan diajarkan, dalam arti kemampuan memilih metode pembelajaran yang
tepat.
2.
Kompetensi Pribadi
�Kompetensi ini adalah sikap
pribadi yang memungkinkan seorang guru menjadi teladan bagi orang lain dan
menjalankan kepemimpinan
3.
�Kompetensi Sosial
�Kompetensi ini berarti guru harus
menunjukkan atau mampu menunjukkan interaksi sosial baik dengan siswa maupun warga
sekolah lainnya. Kemampuan untuk melakukan pembelajaran dengan cara terbaik
Artinya nilai-nilai sosial lebih diutamakan daripada nilai-nilai materi.
Konsep
Profil Pendidik dan Pengajar Menurut Perspektif Gontor
Pondok Modern Darussalam Gontor kadang disingkat menjadi Pondok Modern
Gontor (selanjutnya disebut PM Gontor), atau cukup
disebut Pondok Gontor. Pondok ini didirikan pada
senin, 12 Rabiul Awal 1345/ 20 September 1926. Didirikan pada bulan September
1926 oleh tiga bersaudara yaitu KH. Ahmad Sahal (1901-1977), KH. Zainuddin
Fanani (1905-1967) dan KH. Imam Zarkasyi (1910-1985), ketiga bersaudara ini
lebih dikenal dengan sebutan �Trimurti�.
Di Pondok Pesantren Darussalam Gontor terletak disebuah komplek sekitar 9
hektare di belahan Selatan desa gontor. Karena gontor identic dengan lembaga
Pendidikan islam maka desa gontor lebih dokenal dengan pondok pesantren gontor.
Awal cikal bakal pondok pesantren gontor adalah berdirinya pesantren tegalsari
yang terletak 10 km disebelah pusat Kerajaan wengker di Ponorogo. Pondok
Pesantren Tegalsari telah melahirkan banyak kyai, ulama, bahkan tokoh-tokoh
masyarakat yang turut berkiprah dalam membangun negara dan bangsa (Dacholfany, 2015). Pondok
Pesantren Tegalsari didirikan pada tahun 1742 M pada
abad ke-18 oleh Kyai Ageng Muhammad Besari (Bashori). Pada tahun 1742, waktu
itu Pondok Tegalsari dipimpin oleh Kyai Ageng Hasan Besari yaitu cucu Kyai
Ageng Muhammad Besari, putra Kyai Ilyas (Usuluddin, 2002).
Di Pondok Pesantren Darussalam Gontor, para ulama memilih metode lain untuk
membungkam opini: melalui pendidikan generasi ke generasi dibandingkan debat
publik. Para ulama ini mengubah cara mereka mengajar dan mengajar melalui
kurikulum mereka. Berbeda dengan pondok pesantren lain yang berhasrat
mendirikan madrasah dengan visi globalisasi, Pondok Modern Darussalam Gontor
tidak terlalu proaktif dalam mendirikan madrasah. Bahkan KMI (Kulriyatul
Mualimin Al-Islamayah) lah yang memilih Trimurti sebagai jenjangnya dan sebagai
pelopor pendidikan modern dengan sistem klasikal. Memang benar, jelas menjadi
kontroversi pada saat itu, baik di lingkungan Pondok Pesantren itu sendiri
maupun di tingkat pemerintahan. Namun ternyata KMI Gontor tetap eksis bahkan
mampu bersaing dengan jenjang pendidikan yang sama (Hardoyo, 2008).
Kyai Imam Zakasyi salah satu Trimurti yang berperan besar dalam kebangkitan
Pondok Pesantren Gontor. Kyai Imam Zarkasyi menimba ilmu di Padang selama 11
tahun. Namun sebelum Kyai Imam Zarkasyi kembali ke pesantren Gontor, Kyai Ahmad
Sahal terlebih dahulu menghidupkan kembali Pondok Pesantren Gontor. Langkah
awal Kyai Ahmad Sahal dalam menghidupkan pesantren Gontor dengan mendirikan
lembaga Pendidikan yang kemudia di beri nama Tarbiyatul
Atfal.
Setelah tiga tahun berdirinya Tarbiyatul Atfal, kemudia didirikan Sullamul
Muta�allimin sebagai lanjutan dari Tarbiyatul Atfal. Pada tingkatan ini para
santri telah mempelajari kitab-kitab fiqh, hadist, tafsir, keterampilan dan
lain-lain. Pada tahun 1936 tepatnya 19 Desember ketika peringatan 10 tahun
kebangkitan pesantren gontor diumumkan program Kulliyatul Mu�allimin Al-
Islamiyah (KMI). KMI sendiri adalah Pendidikan guru Islam, atau hampir sama
dengan sekolah normal Islam pada masa penjajah kemudian diintegrasikan kedalam sistem Pendidikan pesantren (Usuluddin, 2002).
Dalam perjalanannya, didirikanlah lembaga pendidikan tinggi bernama
Perguruan Tinggi Darussalam (PTD) pada tanggal 17 November 1963.Tanggal ini
bertepatan dengan tahun 1383 tahun pertama Rajab. Nama PTD kemudian diubah
menjadi Institut Pendidikan Darussalam (IPD). Pada tahun 1985, pada saat K.H.
Imam Zarkasyi wafat, Untuk memenuhi amanat para pendiri Pondok Modern
Darussalam Gontor.kemudian di bentuklah Institut Agama Islam Darussalam (ISID).
Pembukaan kampus baru di siman membuka peluang dalam merealisasikan amanat
Trimurti dan Berdasarkan keputusan Badan Wakaf dan arahan pengurus Pondok
Modern Darussalam Gontor, maka dibentuklah pengurus pendiri Universitas
Darussalam Gontor pada tahun 2013 kemudian Universitas Darussalam Gontor resmi berdiri dengan dikeluarkannya Surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik No.197/E/O, dengan usaha keras,
dukungan berbagai pemangku kepentingan dan dukungan penuh dari pimpinan Pondok
Modern. Kemudian, pada hari Sabtu, 18 September 2014, diadakan acara Peresmian
Universitas Darussalam Gontor oleh Sekjend Liga Universitas Islam Dunia, Prof.
Dr. Ja�far Abdussalam, di Gedung Pertemuan Pondok Modern Darussalam Gontor.
Pondok Modern Darussalam Gontor selalu mengadakan penaaran guru baru
disetiap tahunnya guna mencetak guru yang ideal. Dalam penataran guru dibekali
dengan berbagai nilai-nilai pendidikan yang harus dimiliki oleh guru mengingat
bertambahnya umur gontor dan jumlah santri yang ada di gontor. Adapun hal-hal
yang harus diperhatikan oleh guru di pondok modern darussalam gontor adalah:
1. Niat
di Pondok Modern Darussalam Gontor
Niat ini
diperlukan setiap guru digontor agar dapat menjalani tugas dengan maksimal dan
siap melaksanakan seluruh tugas dan amanat yang diberikan oleh Pondok Modern
Darussalam Gontor.
2. Akhlak
Kepribadian Guru KMI
Akhlak yang
disebutkan adalah akhlak kepribadian sebagai pendidik yang disegani dan juga
dicintai, seperti kata pimpinan gontor jikalau Gontor telah memberikan wibawa
pada guru, maka guru harus bisa menjaga wibawa tersebut. Yang kedua adalah
sebagai teladan bagi siswa, yaitu sebagai qudwah hasanah.
3. Dapat
menjaga nama baik korps guru KMI
Saling
menghormati setiap guru dan tidak saling menjatuhkan, menjaga nilai-nilai
gontor dan tidak bertindak sesuatu yang melanggar aturan Pondok Modern
Darussalam Gontor.
Guru KMI Pondok Modern Darussalam Gontor
mempunyai tenaga pendidik dan pelatih, sehingga guru Gontor
dapat berperan sebagai pemimpin, administrator, manajer, supervisor, manajer,
dan evaluator. Hal ini memungkinkan guru dalam mendidik, melatih, memberikan
tugas, menanamkan kebiasaan baik, membimbing, menjangkau siswa, serta menjadi
teladan yang baik uswatu-l-khasanah (Cahyono & Muswarianto, 2022). Seperti
firman Allah SWT:
﴿
لَقَدْ كَانَ
لَكُمْ فِيْ
رَسُوْلِ
اللّٰهِ
اُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ
لِّمَنْ
كَانَ يَرْجُوا
اللّٰهَ
وَالْيَوْمَ
الْاٰخِرَ
وَذَكَرَ
اللّٰهَ
كَثِيْرًاۗ ﴾
K.H. Imam Zarkasyi, salah satu
pendiri PMDG menjelaskan, ada dua tugas pokok yang harus dilaksanakan guru.
1. Mengajar.
yaitu guru dapat mengajar untuk dirinya sendiri dan orang
lain. Guru sebagai pengajar yang hakiki adalah seseorang yang
menikmati waktu mengajarnya, dan mengetahui bahwa kenikmatan mengajar lebih
nikmat dari semua kenikmatan yang ada. Guru di gontor
diberikan amanat untuk tidak hanya sekedar menyampaikan ilmu kedalam fikiran
para santri, karena itu tidaklah cukup. Selain mengajar guru juga harus
membangkitkan dan menyebarkan ruh keikhlasan dan perjuangan kepada
santri-santrinya sehingga memiliki mental juang yang kuat. Arti berjuang disini
adalah perjuangan untuk menegakkan kalimat Allah, membela islam, dan terus
menyampaikan dan melanjutkan perjuangan Rasulullah SAW.(Alislamiyah, 2023)
Selain
meneruskan perjuangan dalam menegakkan agama Allah SWT, gontor
senantiasa meningkatkan mutu dalam kegiatan pengajaran, ada dua syarat yang
harus dipenuhi. Pertama, penguasaan teori-teori pendidikan modern, teori-teori
yang bersifat Islami dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kedua, ketersedian
akan dana yang cukup. Sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai kurikulum pendidikan,
maka pesantren harus mampu menguasai teori-teori pendidikan dan menerapkannya
dalam pembinaan santri. Salah satu wujud teori sistem pendidikan yang baik
adalah adanya profesionalisme guru/asatidz. Artinya, kemampuan guru
(asatidz/asatidzah) dalam menerapkan kurikulum yang telah disusun. Misalnya,
lingkungan pesantren modern memiliki sistem seperti: Pondok Modern Darussalam Gontor
selalu mengadakan ujian kualifikasi baik dari segi dzikir maupun pola pikir
sebelum memilih guru agar dapat menguasai pengajaran yang ada.Memiliki materi
dan mampu menjelaskannya secara umum secara akurat.(Ismail, 2011)
Seorang
pengajar tidak akan diperbolehkan mengajar sebelum persiapan mengajarnya
selesai dengan baik. Seorang pengajar juga harus memiliki pengalaman dalam mata
pelajaran yang diampunya, mengetahui metode pembelajaran yang benar, paham akan
karakter peserta didik mulai dari pertumbuhannya, bakatnya, dan kepribadiannya
peserta didik sehingga dapat memberikan Pendidikan yang sempurna terhadap
peserta didik.(Ahmad, 2014)
Guru adalah
seorang yang mulia yang mana menyalurkan ilmunya kepada peserta didik. Lewat
pernyataan seorang penyair Mesir Ahmad Syauqi yaitu
� �(قم للمعلم
وفّه
التبجيلا #
كاد المعلّم
أن يكون
رسولا)
Yang memiliki
arti Hormatilah para guru karena mereka hampir seperti kedudukan rosul (Dahlan, 2012).
Tugas pengajar
dipondok modern darussalam gontor tertera atas dua paradigma, yaitu paradigma
lama sebagai islahul Ma�lumat Ila dzhini wa shabbu hawafidzi nashi� bi
masailil funun wal ulum, yang berarti menyampaikan (memperbaiki pola
fikir) ilmu kedalam fikiran dan menjaganya dengan seni dan ilmu. Adapun
paradigma baru yaitu: membimbing, mendampingi, dan membantu siswa; menciptakan
kesempatan atau ruang belajar, menciptakan suasana lingkungan yang baik.(Alislamiyah, 2023)
2. Mendidik.
Guru atau
pendidik dalam terminologi Islam merupakan terjemahan dari kata Murabi,
Muallim, Muad'ib yang mempunyai arti berbeda-beda tergantung konteks
kalimatnya, padahal mempunyai arti yang sama dalam konteks tertentu. Murabi:
Kata Murabi muncul dalam kalimat yang bertujuan untuk menjaga kualitas fisik
dan mental. Dalam konteks ini, pendidik mengharapkan peserta didik dapat
berkembang secara optimal, baik jasmani maupun rohani. Mua�lim: Kata Mua�lim
sering digunakan dalam kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk menyampaikan
atau menularkan ilmu dari yang mengetahui kepada yang lebih mengetahui makna
ajaran. Muad'dib: Meskipun istilah "Mu'adib" tidak hanya berarti
menyampaikan ilmu tetapi juga dapat merujuk pada komitmen untuk bertindak,
namun istilah "Mu'd'dib" dianggap lebih terkait dengan konsep Islam.(Rozak, 2020)
Guru harus
mampu mendidik dirinya sendiri kemudian mendidik orang lain.Karena
tujuan pendidikan dan pendidikan adalah pengembangan pribadi seutuhnya, maka
kedua tugas pokok ini harus selalu berkaitan. Oleh karena itu, guru tidak hanya
perlu mengajar, tetapi juga perlu mengajar kapanpun dan dimanapun. Karena guru
dalam filsafat jawa adalah orang yang dikagumi dan ditiru, atau yang tingkah
lakunya patuh dan ditiru. (Ahmad, 2014)
Gontor juga
memiliki nasehat-nasehat kyai yang berisikan pedoman dalam pendidikan digontor,
dan terus disampaikan dan harus dilestarikan oleh guru-guru pondok modern
darussalam gontor kepada santri-santrinya. adapun nasehat-nasehat yang terkenal
ini dirangkum dalam 10 �wasiat.�(Kusumaningsih, 2022) Wasiat
tersebut adalah:
a.
Berusahalah memahami dirimu sendiri
b.
Latihlah diri berfikir tertib dan terorganisir
c.
Hiduplah dengan optimis dan riang
d.
Bergaulah dengan orang-orang
e.
Jangan menjadi orang yang angkuh dan terlalu percaya diri
f.
Jangan putus asa terhadap sesuatu tetapi jadikanlah itu
sebuah pelajaran
g.
Jadikan kehidupan di gontor sebagai pelajaran untuk
menghadapi kehidupan sesungguhnya
h.
Saling memaafkan dan sdikit berbicara
i.
Janganlah mengharapkan imbalan atas pekerjaan yang kamu
lakukan
j.
Harus bisa memahami bahwa setiap orang itu berbeda
Perbedaan
Pendidik dan Pengajar
Perbedaan pendidik dan pengajar mungkin belum banyak diketahui masyarakat
umum. Mengajar bukan sekadar profesi, tetapi juga merupakan tanda jati diri,
dan prestasi luar biasa Anda akan tetap menyertai Anda selalu dan di mana pun.
Guru juga bertanggung jawab atas pendidikan dan bimbingan siswa. Meskipun
pendidikan dan pendidikan merupakan istilah yang mirip, namun hasil akhir dari
kedua istilah ini sebenarnya berbeda. Pendidikan menitikberatkan pada
kepribadian peserta didik, meliputi pembentukan nilai-nilai spiritual, sosial,
dan agama.
Pengajar dan pendidik adalah istilah yang berkaitan dengan guru dan tidak
dapat dipisahkan. Namun banyak orang yang tidak bisa membedakan antara guru dan
pendidik. Hal ini disebabkan karena kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh
pendidik tidak mencakup segala macam kegiatan pendidikan dan pendidikan. Pada
dasarnya kegiatan mengajar dan mengajar dilakukan oleh guru dalam waktu yang
bersamaan, sehingga setiap kegiatan dalam penyediaan bahan ajar mencakup isi
pembelajaran dan isi pengajaran. Terdapat beberapa perbedaan penting antara
pendidik dan pengajar, antara lain:
Guru sebagai
Pengajar
Pengertian guru adalah orang yang tugas utamanya menyampaikan informasi dan
pembelajaran kepada siswa. Mereka fokus pada pengajaran pengetahuan dan
keterampilan khusus kepada siswa. Seorang guru dikatakan sebagai guru, hal ini
terlihat dari salah satu ciri yang melekat pada profesinya. Tugas guru sebagai
pengajar adalah memberikan pemahaman ilmu kepada setiap siswa. Kegiatan ini
disebut mengajar dan guru berperan dalam kegiatan ini. Guru memastikan setiap
siswa memahami materi pembelajaran yang diberikan. Ukuran keberhasilan seorang
guru sebagai pengajar muncul dari pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Oleh karena itu, ukuran keberhasilan seorang guru sebagai guru adalah hasil
karya dan pengetahuan siswanya.( Pondok Modern
Darussalam Gontor, n.d.)
Guru
Sebagai Pendidik
Pentingnya pendidik mempunyai jangkauan yang luas dan tidak hanya berfokus
pada penyampaian ilmu pengetahuan tetapi juga pada pembentukan karakter dan
nilai-nilai moral pada siswa. Seorang guru mempunyai peran tidak hanya sebagai
guru tetapi juga sebagai pendidik. Pendidik adalah orang yang mampu menanamkan
nilai-nilai karakter, antara lain etika, akhlak, dan akhlak kepada peserta
didik. Nilai-nilai tersebut di Pondok Modern Darussalam Gontor dikenal sebagai Sibgah
Gontor.(Siapkan
Pemimpin Ber-Sibghah Gontori Dalam Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK) -
Pondok Modern Darussalam Gontor, n.d.)
Keaktifan guru sebagai pendidik terlihat dari guru yang selalu berusaha
membantu siswanya berperilaku positif. Berbeda dengan ilmu pengetahuan, dalam
mendidik siswa tidak cukup hanya dengan menerapkan teori dan pemahaman melalui
contoh nyata saja merupakan unsur terpenting dalam penanaman nilai. Anda dapat
mengetahui keberhasilan seorang guru dalam mendidik siswanya dengan melihat
perilakunya yang semakin baik. Bagaimana mereka dapat menerapkan sifat-sifat
tersebut pada siswanya? Guru yang tidak mampu mengubah perilaku siswanya
menjadi lebih baik tidak dapat dianggap sebagai pendidik.
Selain itu,
ada perbedaan penting antara guru dan pendidik. Itu adalah:
1.
Pendekatan kepada siswa Guru fokus pada materi pelajaran,
namun pendidik lebih memperhatikan perkembangan siswa secara keseluruhan.
2.
Tujuan: Sementara guru memastikan bahwa siswa memahami
konten, pendidik membentuk karakter siswa dan mempersiapkan mereka untuk hidup
dalam masyarakat.
3.
Berinteraksi dengan Siswa Meskipun guru lebih sering
berinteraksi dengan siswa ketika membuat bahan ajar, pendidik berinteraksi
dengan siswa dalam konteks yang lebih luas yang mencakup aspek sosial dan
emosional.
Peran
Pendidik dan Pengajar dalam Pendidikan di Gontor
Guru Gontor diharapkan menjadi garda terdepan dalam dunia pendidikan. Guru
memegang peranan penting dalam keberhasilan pendidikan. Pertama, ia harus
menguasai pelajaran yang diajarkan kepadanya. Kedua, tidak cukup hanya belajar
saja, Anda juga perlu memahami metode pengajaran yang benar. Ketiga, guru harus
mempunyai kemampuan mengajar yang baik. Namun ketiganya belum cukup bagi
Gontor. Ada unsur keempat yang mendasari segalanya. Itu adalah jiwa dari guru.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa metode lebih penting dari pengajaran, dan
guru lebih penting dari metode, namun di balik itu ada semangat guru yang lebih
penting dari guru itu sendiri.(Sista et al., 2022)
Pekerjaan seorang guru tidak berhenti
pada mengajar. Ada juga guru di asrama yang tugasnya bertindak sebagai direktur
asrama. Guru menduduki jabatan tertinggi di berbagai organisasi, lembaga, dan
klub dengan jumlah pengawas sebanyak 4.444 orang. Itu tidak cukup. Guru perlu
mendoakan siswanya, kata KH. Abdullah Syukri Zarkasy pernah berkata: Guru
adalah pejabat terpilih dan agen perubahan. (Rochman, 2022) Selain
kegiatan gontor, guru juga berperan penting dalam pembentukan karakter peserta
didik atau santrinya. Sebagai tugas utama seorang pendidik yaitu membangun
kepribadian anak agar mempunyai karakter yang kuat, akhlak yang mulia , sikap
yang tanggap dan pola fikir yang benar. Keberhasilan hidup seseorang lebih
ditentukan oleh karakter kepribadian dan mentalitasnya dari pada kecakapan,
kemampuan, katinggian gelar akademis dan keluasan wawasannya. Oleh karena itu
pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai luhur menjadi ciri khas dan
identitas pendidikan Gontor, sebagai realisasi kejayaan umat dan bangsa.(
gontor.ac.id)
Karakter yang menjadi ciri khas di
gontor biasa disebut dengan sibghoh gontoriyyah yang mencangkup identitas dan
kepribadian gontor- kekuatan dan kebersihan aqidah, kekhuyu�an dan kenikmatan
ibadah, keluhuran budi pekerti, kedisiplinan tinggi, kecintaan pada ilmu,
keberanian, pengabdian, pengorbanan, kesederhanaan, kerendahan hati,
perjuangan, kejujuran, ketulusan, kemandirian, kebersamaan, produktivitas,
kerjakeras dan prestasi.
Penyelenggaraan pendidikan karakter dan intelektual tidak cukup hanya
mengandalkan kata-kata (bahasa dan arahan), tetapi juga berdasarkan contoh
nyata, sehingga peserta didik dapat memahami segala sesuatu yang dilihatnya
dalam bentuk gerak dan tindakan lingkungan pendidikan yang kondusif. Karena
semua yang di dengar, dilihat dan dirasakan oleh anak didik merupakan
Pendidikan.
Perilaku keteladanan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh
lembaga pendidikan dalam melaksanakan pendidikan. Keteladanan yang baik yang
diberikan oleh seorang guru akan memberikan dampak positif bagi siswa, karena
naluri siswa adalah meniru perilaku gurunya. Tindakan guru diamati dan ditiru
oleh siswa, yang sering kali memodifikasi dan menerapkan apa yang mereka lihat
ke dalam versi mereka sendiri. Jika seorang guru memberikan keteladanan yang
baik dalam mengajar dan berperilaku sehari-hari, tentu akan berdampak positif
bagi kehidupan siswanya di masa depan. (gontor.ac.id)
Guru Gontor diharapkan menjadi garda terdepan dalam dunia pendidikan. Guru
memegang peranan penting dalam keberhasilan pendidikan. Pertama dia harus
menguasai pelajaran yang diajarkan. Kedua, tidak cukup hanya belajar saja, Anda
juga perlu memahami metode pengajaran yang benar. Ketiga, guru harus mempunyai
kemampuan mengajar yang baik. Namun tiga hal ini belum cukup bagi Gontor. Ada
unsur keempat yang mendasari segalanya. Jiwa seorang guru.
Ada pepatah yang menerangkan bahwa metode lebih penting daripada
pengajaran, dan guru lebih penting daripada metode, namun dibalik itu ada
semangat guru yang lebih penting dari guru itu sendiri. Tugas seorang guru
bukan sekedar mengajar. Ada juga guru di asrama yang tugasnya bertindak sebagai
direktur asrama. Itu juga tidak cukup. Guru perlu mendoakan siswanya, ungkap
salah satu pinmpinan pondok modern darussalam gontor KH. Abdullah Syukri
Zarkasi.(Adawiyah et al., 2021)
Tujuan
Pendidikan dan Pengajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor
Pendidikan dan pengajaran di Pondok Modern Darussalam Gontor bertujuan
untuk mendidik manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia yang mampu
mengabdi kepada masyarakat dengan berintegritas dan berperan aktif dalam
memperkuat masyarakat yaitu dengan melatih. Adapun integritas disini diartikan
dengan pendidikan yang bersistem pendidikan 24 jam yang dapat meningkatkan
pembelajaran menjadi produktif, efisien, dan efektif agar pondok pesantren gontor
dapat menjadi lembaga yang bermutu.(Rochman, 2022)
Pendidikan integral juga diartikan sebagai penghapusan dikotomi ilmu antara
ilmu umum dan ilmu agama. Sistem ini bertujuan untuk mengasilkan ulama yang
intelek seperti kata kyai pondok pesantren gontor �jadilah ulama yang intelek,
bukan intelek yang tahu agama.� Yang memiliki arti menyeru kepada peserta
didiknya untuk menjadi orang yang memiliki keagamaan yang kuat dengan ilmu yang
luas, bukan orang pintar yang hanya sekedar paham tentang agama. Maka pesantren
gontor menjadikan model pendidikan islam dan pendidikan sekolah atau madrasah
dalam satu bentuk model pendidikan, yaitu pendidikan pesantren.(Assiroji, 2018)
Menurut prespektif KH. Imam Zarkasy konsep pendidikan memiliki tujuan untuk
mencetak peserta didik yang tidak hanya memahami pelajaran namun juga
mengaplikasikan, mengamalkan, dan melaksanakan hasil yang dipelajari sehingga
pelajaran tidak hanya sebagai literasi pengetahuan, selain mengamalkan juga
mendakwahkan pelajaran dan nilai-nilai karakternya kepada masyarakat. Sehingga
terjadi konsep tidak hanya mendidik diri sendiri tetapi juga mendidik orang
lain.(Assiroji, 2018)
KESIMPULAN
Profil guru merupakan gambaran guru yang ideal yang memiliki 4 kompetensi
yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profisional,
kompetensi sosial untuk menunjang suksesnya proses pendidikan ataupun
pembelajaran bagi peserta didik dan guru mempunyai peran ganda sebagai pendidik
dan pengajar dimana keduanya saling berkaitan. Demikian halnya Profil guru di Pondok Modern
Darussalam Gontor adalah pendidik dan pengajar yang
memiliki karakter dan akhlak yang mulia, selalu meningkatkan dan mengembangkan
diri baik intelektual maupun spritual sebagai teladan bagi para santri dan
memiliki mental yang tangguh,serta jiwa kepemimpinan yang akan selalu mengawal
kegiatan dan penugasan terhadap santri baik dalam maupun diluar
kelas sebagai bentuk proses pendidikan yang bersifat holistik.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, R., Rahmawati, R. E., & Salik, M. (2021).
Relevansi Pemikiran Pendidikan KH. Imam Zarkasyi Dalam Pembentukan
Intrapersonal Intelegensi. Edugama: Jurnal Kependidikan Dan Sosial Keagamaan,
7(1), 18�44.
Afifah, I., & Sopiany, H. M. (2017). Profil Guru Dalam
Pandangan K.H. Imam Zarkasy. In Universitas Muhamadiyah Surakarta (Vol. 87, Issue
1,2).
Ahmad,
S. (2014). Tarbiyah Wa Ta�lim jilid 3. In Jilid 3. Ponorogo: Darussalam
Press, 2014.
Alamin,
N. S., Gontor, U. D., Nurhasanah, M., Tinggi, S., Tarbiyah, I., Tampurejo, M.,
Syarifah, S., Gontor, U. D., Maheswari, N. C., & Gontor, U. D. (2023). the
role of the homeroom teacher in the formation of morals student of class 3 KMI
(kulliyatul Mu�allimat alislamiyah) at Modern Islamic Boardingschool Darussalam
Gontor for Girls 2 Mantingan Ngawi Academic Year 2020-2021. 7(2).
Alislamiyah, K. M. (2023). Buku Diktat: Penataran Pembantu
Pimpinan Pondok dan Tata Cara Berjuang di Gontor. Pondok Modern Darussalam
Gontor.
Assiroji, D. B. (2018). Konsep Pendidikan Islam Menurut Kh.
Imam Zarkasyi. Jurnal Bina Ummat: Membina Dan Membentengi Ummat, 1(01),
33�46.
Cahyono,
B. D., & Muswarianto, N. (2022a). Manajemen
Peningkatan Kompetensi Pendidik di Pondok Modern Gontor. TANJAK :
Journal of Education and Teaching, 3(2 SE-Articles), 76�88.
Cahyono,
B. D., & Muswarianto, N. (2022b). Manajemen
Peningkatan Kompetensi Pendidik di Pondok Modern Gontor. TANJAK :
Journal of Education and Teaching, 3(2), 76�88.
Dacholfany, M. I. (2015). Pendidikan Karakter, Belajar ala
Pesantren Gontor. Wafi Media Tama, 54.
Dahlan, J. (2012). Puisi Syauqi dalam patriotisme Mesir dan
kerukunan umat beragama. In Fakultas Adab IAIN Surabaya.
Dita Anggraini, Akhmad Shunhaji, & Tanrere, S. B. (2023).
Optimalisasi Peran Guru Pengabdian Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di
Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory: Sebuah Tinjauan Efektivitas. Southeast
Asian Journal of Islamic Education Management, 4(2),
201�216.
Dra.Asnah,
M. . (2019). PROFIL GURU DALAM KONTEKS
PROFESIONAL. Jurnal Darul Ilmi, 07, 1�15.
Hardoyo, H. (2008). Kurikulum Tersembunyi Pondok Modern
Darussalam Gontor. At-Ta�dib, 4(2), 191�208.
Idhar. (2020). Afnibar, Memahami Profesi dan Kinerja Guru
(Jakarta: The Minangkabau Foundation, Cet. 1, 2005), 80 140. Tajdid: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan, 4(2), 140�159.
Irawan, S. B., Salimi, M., Suherneti, N., & Resmiati, T.
F. (2020). Profil Guru Sekolah Dasar. In Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ismail, M. (2011). Sistem Pendidikan Pesantren Modern Studi
Kasus Pendidikan Pesantren Modern Darussalam Gontor Ponorogo. At-Ta�dib,
6(1).
Kusumaningsih, H. (2022). 25 Tahun Manifestasi Perjuangan
Mendidik Santriwati: K.H. Ahmad Hidayatullah Zarkasy. Penerbit Akses, PT.
Akses Prima Cendikia.
Kuswahyudi, K. (2017). Profil Kebugaran Jasmani Anggota Klub
Petanque FIO UNJ. Prosiding Seminar Dan Lokakarya Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Jakarta, 10, 21�24.
Mardayani, P., Zulkarnain, R., & Jasma, S. (2020). Profil
Fijai Warga Belajar Program Kesetaraan Paket a Sanggar Kegiatan Belajar (Skb). Journal
Of Lifelong Learning, 2(2), 111�115. https://doi.org/10.33369/joll.2.2.111-115
Rochman,
A. (2022). Peran Pemimpin KMI dalam Meningkatkan
Kompetensi Guru Dirosah Islamiyah di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 2
Poorogo. El-Hayah: Jurnal Studi Islam, XII(1), 53�54.
Rozak, A. (2020). Profesionalisme Guru Prespektif Islam. Fikrah:
Journal of Islamic Education, 4(1).
Sari,
M., & Asmendri, A. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam
Penelitian Pendidikan IPA. Natural Science, 6(1), 41�53.
Siapkan
Pemimpin Ber-sibghah Gontori dalam Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK) -
Pondok Modern Darussalam Gontor. (n.d.). Retrieved June 21, 2024,
from
https://gontor.ac.id/siapkan-pemimpin-ber-sibghah-gontori-dalam-latihan-pengembangan-kepemimpinan-lpk/
Sista, T. R., MUTTAQIN, M. R., & WIJAKSONO, A. (2022). Implementation
of Human Resource Management in Undergraduate Teacher Development at Pondok
Modern Darussalam Gontor Campus 2. At-Ta�dib, 17(1), 113.
Syarifah.
(2016). Manajemen Kurikulum Kulliyatul Mu�allimin Al-Islamiyyah di Pondok
Modern Darussalam Gontor. At Ta�Dib, 11(1).
https://doi.org/10.21111/at-tadib.v11i1.624
Usuluddin,
W. (2002). Sintesis pendidikan Islam Asia - Afrika (pp. 1�222).
Zed, M.
(2008). Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
|
� 2022 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |