Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Agustus 2021, 1 (8), 1021-1028
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i8.169 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
ANALISIS KEBUTUHAN SDM PETUGAS REKAM MEDIS DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ANALISIS BEBAN KERJA KESEHATAN
(ABK-KES)
Politeknik Piksi Ganesha, Bandung
1, 2, 3
naurahnazhifah23@gmail.com
1
, imeldaaliayustika@gmail.com
2
,
3
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
05-08-2021
25-08-2021
24-08-2021
Latar Belakang: Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki
peranan penting untuk sebuah organisasi. Maka
diperlukannya perencanaan sumber daya manusia untuk
menyesuaikan antara beban kerja dengan jumlah sumber daya
manusia yang dimiliki. Ketersedian Sumber Daya Manusia
juga berperan penting dalam pelayanan di sebuah Rumah
Sakit terutama dalam unit rekam medis. RSAU Lanud
Sulaiman merupakan rumah sakit tipe D yang jumlah
pengunjungnya cukup banyak setiap harinya mencapai 100
pasien dan rata-rata perhitungan pertahunnya pada periode
Januari 2020 hingga Desember 2020 mencapai 12.891, namun
tidak sebanding dengan jumlah petugasnya.
Tujuan: Tujuan penelitgian ini adalah untuk menganalisis
kebutuhan sumber daya manusia di unit rekam medis dengan
metode ABK-KES.
Metode: Metode penelitian ini yaitu observasional deskriptif
dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian ini adalah 5
orang petugas pendaftaran. Teknik pengambilan data dilakuan
dengan wawancara dan observasi. Analisis data dengan
menggunakan metode analisis beban kerja yang dijelaskan
secara deskriptif.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, RSAU
Lanud Sulaiman merupakan Rumah Sakit yang ada di daerah
Kabupaten Bandung, tepatnya berada di Jl. Terusan Kopo-
Soreang No. 461, Sulaiman, Kec. Margahayu. Di Rumah
Sakit tersebut memiliki jumlah pasien yang cukup banyak,
ideal petugas rekam medis yang dimiliki RSAU Lanud
Sulaiman sebanyak 7 orang petugas, akan tetapi jumlah
petugas rekam medis yang dimiliki sebanyak 5 orang, dan
terjadinya ketidakseimbangan antara pengunjung dengan
jumlah petugas. Dengan banyaknya kunjungan pasien di
setiap tahunnya sehingga terhambatnya pelayanan di Rumah
Sakit tersebut Di Unit Rekam Medis RSAU Lanud Sulaiman
tidak adanya pembagian tugas kerja seperti assembling, filing,
dan coding sehingga semua pekerjaan dilakukan oleh bagian
pendataran.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode
ABK-Kes seharusnya RSAU Lanud Sulaiman memiliki 7
petugas di unit rekam medis.
Naurah Nazhifah, Imelda Alia Yustika, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
1021-1028
Analisis Kebutuhan Sdm Petugas Rekam Medis Dengan Menggunakan Metode Analisis
Beban Kerja Kesehatan (Abk-Kes) 1022
Kata kunci: sumber daya manusia; rsau lanud sulaiman;
metode ABK-Kes.
Abstract
Background: Human Resources (HR) has an important role
for an organization. Then the need for human resource
planning to adjust the workload with the number of human
resources owned. Availability of Human Resources also
plays an important role in services in a hospital, especially
in the medical record unit. Sulaiman Air Base Hospital is a
type D hospital with quite a large number of visitors every
day reaching 100 patients and the average annual
calculation in the January 2020 to December 2020 period
reaches 12,891, but it is not comparable to the number of
officers.
Objective: The purpose of this research is to analyze the
human resource needs in the medical record unit using the
ABK-KES method.
Methods: This research method is descriptive observational
with a case study approach. The subjects of this study were 5
registration officers. The data collection technique was done
by interview and observation. Data analysis using workload
analysis method which is described descriptively.
Results: Based on the research results obtained, the
Sulaiman Air Force Base Hospital is a hospital in the
Bandung Regency area, precisely located on Jl. Kopo-
Soreang Canal No.461, Sulaiman, Kec. Margahayu. The
hospital has quite a large number of patients, ideally the
medical record officer owned by the Sulaiman Air Force
Base Hospital is 7 officers, but the number of medical record
officers is 5 people, and there is an imbalance between
visitors and the number of officers. With so many patient
visits each year, services at the Hospital are hampered. At
the Medical Record Unit, Sulaiman Lanud Hospital, there is
no division of work tasks such as assembling, filing, and
coding so that all work is carried out by the registration
section.
Conslusion: Based on the results of calculations using the
ABK-Kes method, the Sulaiman Air Force Base Hospital
should have 7 officers in the medical record unit.
Keywords: human resources; rsau sulaiman air base;
abk-kes method.
Coresponden Author : Imelda Alia Yustika
Email : imeldaaliayustika@gmail.com
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (RI,
2009). Maka dari itu, untuk menunjang kesehatan di masyarakat salah satu faktor penting
Naurah Nazhifah, Imelda Alia Yustika, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
1021-1028
Analisis Kebutuhan Sdm Petugas Rekam Medis Dengan Menggunakan Metode Analisis
Beban Kerja Kesehatan (Abk-Kes) 1023
yang perlu diperhatikan adalah pelayanan kesehatannya. Rumah Sakit merupakan
komponen penting dalam penunjang pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat (Wirajaya & Nuraini, 2006).
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Kemendagri, 2009). Dalam pelayanan kesehatan di
rumah sakit agar berjalan dengan baik maka didukung dengan adanya sistem pengelolaan
rekam medis untuk menunjang tercapainya tertib administrasi di rumah sakit. Rekam
medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil
pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien (Permenkes, 2008). Salah satu indikator penting yang
mencerminkan keberhasilan rumah sakit adalah tersedianya Sumber Daya Manusia
(SDM) di unit rekam medis.
Sumber Daya Manusia (SDM) berperan penting dalam meningkatkan mutu
pelayanan di Rumah Sakit dikarenakan sangat berpengaruh dalam pelayanan yang
tersedia (Eryanto, 2011). Oleh karena itu, di suatu rumah sakit harus tersedianya sumber
daya manusia yang seimbang agar tercapainya mutu pelayanan yang lebih baik. Namun
saat ini banyak hambatan dalam pelayanan kesehatan salah satunya ialah kurangnya
sumber daya manusia di rumah sakit terutama pada unit rekam medis. Jumlah tenaga
kesehatan yang kurang di unit rekam medis dapat menambah beban kerja karyawan yang
dapat mengakibatkan terhambatnya pelayanan terhadap pasien (Wirajaya & Nuraini,
2019). Selain itu juga, dalam pengorganisasian yang kurang baik terutama dalam
permasalahan kekurangnya tenaga medis maka akan mempengaruhi mutu pelayanan
rumah sakit. Perencanaan sumber daya manusia harus disusun dengan baik dan benar
agar tersusunnya pengorganisasian jabatan dan pembagian tugas kerja di unit rekam
medis sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (Siregar et al., 2020).
Dalam mengelola sumber daya manusia dengan baik diperlukan perhitungan
metode analisis beban kerja kesehatan agar lebih tepat dalam memperhitungkan beban
kerja petugas di unit rekam medis (Gemilang, 2015). Di RSAU Lanud Sulaiman memiliki
jumlah pasien yang cukup banyak, ideal petugas rekam medis yang dimiliki Rumah Sakit
tersebut sebanyak 7 orang petugas, akan tetapi jumlah petugas rekam medis yang dimiliki
sebanyak 5 orang, dan terjadinya ketidakseimbangan antara pengunjung dengan jumlah
petugas. Dengan banyaknya kunjungan pasien di setiap tahunnya sehingga terhambatnya
pelayanan di Rumah Sakit tersebut Di Unit Rekam Medis RSAU Lanud Sulaiman tidak
adanya pembagian tugas kerja seperti assembling, filing, dan coding sehingga semua
pekerjaan dilakukan oleh bagian pendataran. Tujuan penelitian ini agar mengatahui
berapa ideal petugas rekam medis yang harus dimiliki di RSAU Lanud Sulaiman, untuk
meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan yang lebih baik.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
studi kasus. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia (Rsnawati et al., n.d.). Fenomena itu bisa berupa bentuk,
aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena
yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, 2005). Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki menurut (Nazir, 2015). Lokasi penelitian ini adalah RSAU Lanud Sulaiman.
Pengambilan data yang digunaan dalam metode ini dengan cara observasi, wawancara 5
Naurah Nazhifah, Imelda Alia Yustika, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
1021-1028
Analisis Kebutuhan Sdm Petugas Rekam Medis Dengan Menggunakan Metode Analisis
Beban Kerja Kesehatan (Abk-Kes) 1024
orang petugas pendaftaran, dan meminta data dibagaian rekam medis. Teknik analisis
data dengan menggunakan metode analisis beban kerja yang dijelaskan secara deskriptif.
Kriteria inklusi di RSAU Lanud Sulaiman yaitu, berpendidikan minimal D3 Rekam
Medis, mampu mengoperasikan komputer, mampu menguasai semua tugas kerja dibagian
rekam medis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, RSAU Lanud Sulaiman merupakan
Rumah Sakit yang ada di daerah Kabupaten Bandung, tepatnya berada di Jl. Terusan
Kopo-Soreang No.461, Sulaiman, Kec. Margahayu. Di Rumah Sakit tersebut memiliki
jumlah pasien yang cukup banyak, akan tetapi jumlah petugas rekam medis tidak
sebanding dengan banyaknya kunjungan pasien di setiap harinya sehingga terhambatnya
pelayanan di Rumah Sakit tersebut Di Unit Rekam Medis RSAU Lanud Sulaiman tidak
adanya pembagian tugas kerja seperti assembling, filing, dan coding sehingga semua
pekerjaan dilakukan oleh bagian pendataran.
Dari hasil observasi yang didapat di Unit Rekam Medis RSAU Lanud Sulaiman
memiliki kriteria pendidikan petugas rekam medis yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Petugas dan Kriteria Pendidikan
Peran Petugas
Pendidikan
Koordinator Rekam Medis
D4 Rekam Medis
Petugas Rekam Medis
D4 Rekam Medis
Petugas Rekam Medis
D4 Rekam Medis
Petugas Rekam Medis
D3 Rekam Medis
Petugas Rekam Medis
D3 Rekam Medis
Sumber : observasi di rsau lanud sulaiman
Berdasarkan tabel 1 diatas menjelaskan jumlah petugas dan kriteria pendidikan
petugas rekam medis di RSAU Lanud Sulaiman yang berjumlah 5 orang. Kriteria
pendidikan petugas rekam medis di RSAU Lanud Sulaiman yaitu 3 orang berpendidikan
D4 Rekam Medis dan 2 orang D3 Rekam Medis.Petugas rekam medis di RSAU Lanud
Sulaiman telah memenuhi kualifikasi pendidikan dalam standar pelayanan di Rumah
Sakit.
Dibawah ini merupakan hasil dari analisis beban kerja petugas rekam medis di
RSAU Lanud Sulaiman dengan menggunakan metode ABK-KES. Tahap-tahapannya
dalam analisis beban kerka adalah sebagai berikut :
a. Dari hasil observasi yang di dapat dari RSAU Lanud Sulaiman langkah pertama
yang harus dilakukan adalah menetapkan Fasyankes dan Jenis SDMK. Fasilitas
Pelayanan Kesehatan : RSAU Lanud Sulaiman Unit : Tempat Pendaftaran Rawat
Jalan (TPPRJ) dan UGD di RSAU Lanud Sulaiman.
b. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT). Waktu Kerja Tersedia bertujuan agar
memperoleh waktu kerja yang lebih efektif selama kurun waktu satu tahun di suatu
unit Rumah Sakit. Berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 19
Tahun 2011 Waktu Kerja Tersedia (WKT) mencakup hari kerja dalam kurun waktu
5 (lima) hari ataupun 6 (enam) hari kerja per minggu sesuai dengan kepala daerah
setempat. Untuk cuti pegawai dan libur nasional ditetapkan oleh kebijakan Rumah
Sakit tersebut. Menurut Permen PAN-RB No. 26 tahun 2011 tentang Pedoman
Perhitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil Untuk Daerah, Jam Kerja
Naurah Nazhifah, Imelda Alia Yustika, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
1021-1028
Analisis Kebutuhan Sdm Petugas Rekam Medis Dengan Menggunakan Metode Analisis
Beban Kerja Kesehatan (Abk-Kes) 1025
Eektif (JKE) memiliki ketetapan waktu 37 jam 30 menit per minggu, 1200 jam per
tahun atau 72000 menit per tahun dalam 5 hari ataupun 6 hari kerja (Jayanti et al.,
2019).
c. Menetapkan komponen beban kerja dan waktu berikut ini adalah penjelasan dari
kompenen beban kerja yang di terapkan di RSAU lanud sulaiman :
Tabel 2. Beban Kerja dan Norma Waktu
NO
Jenis
Kemampuan Beban Kerja
Norma
Tugas
Waktu
1
Tugas Pokok
Pendaftaran pasien
3 Menit
Pengambilan DRM
1 Menit
Menginput data ke SIMRS
2 Menit
Mendistribusikan DRM
2 Menit
Pengecekan pengembalian DRM
dari poli dan UGD
3 Menit
KLPCM
5 Menit
Pengembalian kembali DRM ke
rak filing
2 Menit
2
Tugas
Penunjang
Bimbingan PKL
2 Jam
= 2 60
= 120 menit
Evaluasi PKL
3 Jam
= 3 60
= 180 menit
Berdasarkan Tabel 2 diatas menjelaskan bahwa dari 5 petugas di Unit
Rekam Medis RSAU Lanud Sulaiman terdapat 7 tugas pokok dan 1 tugas penunjang.
Tugas pokok dan norma waktu tersebut dihitung berdasarkan hasil observasi selama
di rumah sakit.
d.
Tabel 3. Standar beban kerja
Jenis Tugas
Kegiatan
Norma
Waktu
WKT
(menit)
SBK
(WKT/Norma Waktu)
Tugas Pokok
Pendaftaran
Pasien
3 menit
72000
72000 3 = 24000
Pengambilan
DRM
1 menit
72000
72000 1 = 72000
Menginput data
ke SIMRS
2 menit
72000
72000 2 = 36000
Mendistribusikan
DRM
2 menit
72000
72000 2 = 36000
Pengecekan
pengembalian
DRM dari poli
dan UGD
3 menit
72000
72000 3 = 24000
KLPCM
5 menit
72000
72000 5 = 14400
Pengembalian
kembali DRM ke
rak filing
2 menit
72000
72000 2 = 36000
Naurah Nazhifah, Imelda Alia Yustika, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
1021-1028
Analisis Kebutuhan Sdm Petugas Rekam Medis Dengan Menggunakan Metode Analisis
Beban Kerja Kesehatan (Abk-Kes) 1026
Berdasarkan tabel 3 merupakan hasil perhitungan strandar beban kerja
(SBK) berikut ini adalah penjelasan dari standar beban kerja yang di terapkan di
RSAU Lanud Sulaiman :
e. Menghitung tugas penunjang tugas penunjang adalah tugas yang bersifat
meringankan pekerjaan setiap petugas atas kelancarannya tugas pokok dan tugas
penunjang di suatu institusi agar mendapat hasil yang lebih baik.Dalam melakukan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) terdapat 2 petugas rekam medis yang ditugaskan
untuk melakukan kegiatan evaluasi di RSAU Lanud Sulaiman.
1) Waktu Kegiatan
Bimbingan PKL = 120 menit/ tahun
Evaluasi PKL = 180 menit/ tahun
2) Faktor Tugas Penunjang (FTP)
Bimbingan PKL = (Waktu Kegiatan : WKT) 100 %
= (120 : 72000) 100 % = 0,16 %
Evaluasi PKL = (Waktu Kegiatan : WKT) 100 %
=(180 : 72000) 100% = 0,25 %
3) Standar Tugas Penunjang (STP)
= (1/(1-FTP/100))
= (1/(1-0,41/100))
= 1/0.99
=1,01
f. Memperhitungkan kebutuhan SDMK (Sumber Daya Manusia Kesehatan)
Kebutuhan SDMK = Capaian (1 tahun) / Standar Beban Kerja STP
Tabel 4. Kebutuhan SDMK
Komponen
Beban Kerja /
Kegiatan
Capaian
1 Tahun
SBK
Kebutuhan SDMK
Pendaftaran
pasien
12.891
24000
12.891 / 24000 1,01
= 0,54
Pengambilan
DRM
12.891
72000
12.891 / 72000 1,01
= 0,18
Menginput data
ke SIMRS
12.891
36000
12.891 / 36000 1,01
= 0,36
Mendistribusikan
DRM
12.891
36000
12.891 / 36000 1,01
= 0,36
Pengecekan
DRM dari poli
dan UGD
12.891
24000
12.891 / 24000 1,01
= 0,54
KLPCM
12.891
14400
12.891 / 14400 1,01
= 0,90
Pengecekan
kembali DRM ke
rak filing
12.891
36000
12.891 / 36000 1,01
= 0,36
Berdasarkan tabel 4 di atas bahwa pencapaian pasien dalam satu tahun di
RSAU Lanud Sulaiman diperhitungkan jumlah pasien pertanggal 1 Januari 2020
sampai dengan 31 Desember 2020 berjumlah 12.891 pasien. Data ini diambil dari
SIMRS yang digunakan untuk mengolah data pasien yang berkunjung di RSAU
Lanud Sulaiman. Dalam satu harinya RSAU Lanud Sulaiman menerima sekitar 100
pasien yang mereka tangani.
Naurah Nazhifah, Imelda Alia Yustika, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
1021-1028
Analisis Kebutuhan Sdm Petugas Rekam Medis Dengan Menggunakan Metode Analisis
Beban Kerja Kesehatan (Abk-Kes) 1027
JKT (Jumlah ketentuan Tenaga)
Tugas Pokok = 7
STP (Standar Tugas Penunjang) = 1,01
Total kebutuhan SDMK Petugas Rekam Medis di RSAU Lanud Sulaiman, yaitu :
= (JKT x STP)
= 7 1,01 = 7,07
= 7
B. Pembahasan
Tabel 5. Rekapitulasi SDMK Metode ABK (kes)
Unit
Jumlah
SDMK Saat
Ini
Jumlah SDMK
Yang
Seharusnya
Kesenjangan
SDMK
Keadaan
TPPRJ dan UGD
5
7
2
Belum Sesuai
Berdasarkan tabel 5 di atas dari hasil perhitungan rekapitulasi tabel di atas di
ketahui bahwa RSAU Lanud Sulaiman memiliki petugas di unit rekam medis sebanyak 5
orang. Menurut perhitungan dengan metode ABK-Kes RSAU Lanud Sulaiman sebaiknya
memiliki petugas sebanyak 7 orang karna jumalah SDM yang belum sesuai
(Chrismawanti, 2020). Hal ini mengakibatkan terlambatnya pelayanan terhadap pasien.
Kekurangannya SDM di RSAU Lanud Sulaiman sangat berpengaruh terhadap beban
kerja petugas rekam medis yang mengakibatkan bertambahnya beban kerja yang dimiliki
petugas. Tetapi jika SDM melebihi kapasitas yang seharusnya, mengakibatkan tidak
efisiennya beban kerja petugas rekam medis dan produktifitas kerja menjadi berkurang.
Oleh karena itu, perencanaan SDM harus disusun dengan baik agar sesuai dengan mutu
pelayanan di Rumah Sakit.
Metode yang di gunakan adalah metode ABK kes, ABK Kes adalah suatu metode
perhitungan kebutuhan SDMK berdasarkan pada beban kerja yang dilaksankan oleh
setiap jenis SDMK sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, yang memiliki 6 langkah
perhitungan. 6 langkah tersebut yaitu, menentukan Fasyankes dan jenis SDMK,
menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT), mentapkan komponen beban kerja dan waktu,
menghitung Standar Beban Kerja (SBK), menghitung Standar Tugas Penunjang (STP),
menghitung Faktor Tugas Penunjang (FTP), dan memperhitungkan kebutuhan SDMK
(Sari, n.d.).
Sebaiknya di unit rekam medis RSAU Lanud Sulaiman perlu penambahan
Sumber Daya Manusia (SDM) dan juga pembagian kerja yang sesuai dengan standar
mutu pelayanan di rumah sakit guna meningkatkan kualitas kinerja yang lebih baik. Hasil
akhir yang diperoleh idealnya adalah 7 orang petugas rekam medis, sedangkan di Rumah
Sakit tersebut hanya memiliki 5 orang petugas, maka perlunya penambahan petugas
rekam medis sebanyak 2 orang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di RSAU Lanud Sulaiman tentang perhitungan
Anasis Beban Kerja dengan metode ABK-Kes dapat diambil kesimpulan bahwa RSAU
Lanud Sulaiman memiliki 5 orang petugas di unit rekam medis, tetapi tidak memiliki
pembagian tugas kerja yang membuat beban kerja petugas semakin bertambah dan
terhambatnya pelayanan terhadap pasien. Dari hasil perhitungan rekapitulasi SDMK
dengan menggunakan metode ABK-Kes jumlah pegawai yang dimiliki RSAU Lanud
Naurah Nazhifah, Imelda Alia Yustika, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
1021-1028
Analisis Kebutuhan Sdm Petugas Rekam Medis Dengan Menggunakan Metode Analisis
Beban Kerja Kesehatan (Abk-Kes) 1028
Sulaiman hanya sebanyak 5 orang, sebaiknya berjumlah 7 orang. Oleh karena itu, perlu
penambahan di unit rekam medis sebanyak 2 orang.
BIBLIOGRAFI
Chrismawanti, M. (2020). Tinjauan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Di Rekam Medis
Berdasarkan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK-Kes) Di Rumah Sakit
Umum Darmayu Ponorogo. Jurnal Delima Harapan, 7(1), 4857.
Eryanto, H. (2011). Hubungan Antara Mutu Pelayanan dengan Kesetiaan Pasien (Survey
pada Pasien Bagian Jantung Rumah Sakit Internasional Bintaro). Econosains Jurnal
Online Ekonomi Dan Pendidikan, 9(2), 107118.
Gemilang, G. (2015). Beban Kerja Tenaga Rekam Medis di Rumah Sakit.
MEDICORDHIF Jurnal Rekam Medis, 2, 41.
Jayanti, K. D., Indra, P., & Cahyo, M. (2019). Perencanaan Kebutuhan Petugas Rekam
Medis Bagian Penerimaan Pasien di Puskesmas dengan Metode ABK. Journal of
Community Engagement and Empowerment, 1(2).
Kemendagri, R. I. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Nazir, M. (2015). Analisis Kepuasan Masyarakat Mengenai Pelayanan Publik Di Sistem
Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Kota Samarinda.
Permenkes, R. I. (2008). No 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta:
Menteri Kesehatan Reupublik Indonesia.
RI, D. (2009). Undang-undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Jakarta:
Lembaran Negara RI Tahun, 144.
Rsnawati, R., Bieng, B., & Johan, S. (n.d.). Evaluasi Program Sarjana Membangun Desa
(Smd) Di Propinsi Bengkulu. Fakultas Pertanian UNIB.
Sari, N. P. (n.d.). Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Petugas Klaim Rawat Jalan
berdasarkan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (Studi pada Instalasi
Penjaminan RSUD Kabupaten Sidoarjo).
Siregar, R. T., Sahir, S. H., Sisca, S., Candra, V., Wijaya, A., Masrul, M., Sianturi, E.,
Simarmata, H. M. P., Revida, E., & Purba, S. (2020). Manajemen Sumber Daya
Manusia Dalam Organisasi. Yayasan Kita Menulis.
Suharyono, M. W., & Adisasmito, W. B. B. (2006). Analisis Jumlah Kebutuhan Tenaga
Pekarya dengan Work Sampling Di Unit Layanan Gizi Pelayanan Kesehatan. Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan, 9(2), 7279.
Sukmadinata, S. N. (2005). Metode Penelitia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wirajaya, M. K., & Nuraini, N. (2019). Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Ketidaklengkapan Rekam Medis Pasien pada Rumah Sakit di Indonesia. Jurnal
Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI), 7(2), 165.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).