Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Januari 2022, 2 (1), 150-157
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v2i1.167 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
STUDI META ANALISIS: FAKTOR RISIKO PENGETAHUAN, SIKAP,
DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU
SEKSUAL REMAJA
Ajrine Anindya, Rachmah Indawati
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga1,2
ajrine.anindy[email protected]1; rachmah.indawati@fkm.unair.ac.id2
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
25-08-2021
12-01-2022
21-01-2022
Latar Belakang: Pada masa remaja terjadi berbagai
perubahan baik secara fisik, biologis, dan psikologis. Apabila
remaja tidak siap menghadapi perubahan, permasalahan yang
bisa terjadi salah satunya adalah perilaku seksual berisiko.
Laporan hasil studi terdahulu menyatakan pengetahuan,
sikap, dan pergaulan teman sebaya berpengaruh terhadap
perilaku seksual.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengukur risiko
pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap, dan pergaulan
teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode meta-analisis.
Pencarian artikel studi melalui dua database pengindeks yaitu
Google scholar dan GARUDA. Penelusuran menggunakan
kata kunci memperoleh 20 artikel yang memenuhi syarat
dalam rentang 20152021. Data dianalisis menggunakan
perangkat lunak Jeffreys’s Amazing Statistics Program
(JASP). Ukuran efek yang digunakan adalah odds ratio.
Hasil: Variasi antar penelitian bersifat heterogen. Melalui
random effect model, diperoleh hasil yaitu ada pengaruh
antara pengetahuan terhadap perilaku seksual remaja dengan
efek gabungan OR=6,43 (95%CI 3,49;9,37), ada pengaruh
antara sikap terhadap perilaku seksual remaja dengan efek
gabungan OR=3,14 (95%CI 2,09;4,19), dan tidak ada
pengaruh antara pergaulan teman sebaya terhadap perilaku
seksual dengan efek gabungan OR=5,07 (95%CI 0,90;9,32).
Kesimpulan: Dalam melakukan pencegahan perilaku
seksual berisiko, diperlukan beberapa tindakan intervensi
untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi serta
dukungan orang tua dan lingkungan untuk membentuk sikap
remaja sejak dini.
Kata kunci: remaja; kesehatan reproduksi; sikap; perilaku
seksual; faktor risiko
Abstract
Background: In adolescence, there are various changes,
both physically, biologically, and psychologically. If
adolescents are not ready to face changes, one of the
problems that can be faced is risky sexual behavior. The
Ajrine Anindya, Rachmah Indawati/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 150-157
Studi Meta Analisis: Faktor Risiko Pengetahuan, Sikap, dan Pergaulan Teman Sebaya
terhadap Perilaku Seksual Remaja
151
result of previous study stated that knowledge, attitudes, and
peer relationships influenced on the sexual behavior.
Objective: Therefore, this study aims to measure the risk of
reproductive health knowledge, attitudes, and peer
relationships on the adolescent sexual behavior.
Methods: The research method used is meta-analysis
research. Search for study articles through two indexing
databases, namely Google Scholar and GARUDA. The
search using keywords obtain 20 eligible articles which were
published from 2015 to 2021. The data were analyzed using
Jeffreys' Amazing Statistics Program (JASP) software. The
effect size used is the odds ratio.
Results: Variations between studies were heterogeneous.
Through the random effect model, the results obtained
namely that there is an influence between knowledge on
adolescent sexual behavior with a summary effect OR = 6.43
(95% CI 3.49; 9.37), there is an influence between attitudes
towards adolescent sexual behavior with a summary effect
OR = 3.14 (95% CI 2.09; 4.19), and there was no influence
between peer relationships on sexual behavior with a
summary effect OR=5.07 (95%CI 0.90;9.32).
Conclusion: In preventing risky sexual behavior, several
intervention actions regarding reproductive health are
needed to improve adolescent’s knowledge. Parental and
environmental supports are also required to form adolescent
attitudes from an early age.
Keywords: adolescent; reproductive health; attitudes; sexual
behavior; risk factors
Coresponden Author : Ajrine Anindya
Email : ajrine.anindya-2017@fkm.unair.ac.id
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa yang
melibatkan perubahan berbagai aspek seperti fisik, biologis, dan psikologis. Miswanto
(Miswanto, 2014) menyebutkan apabila remaja tidak siap menghadapi perubahan tersebut,
maka dapat menimbulkan berbagai perilaku seperti: kenakalan remaja, penyalahgunaan
obat terlarang, Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV dan AIDS, kehamilan yang tidak
diinginkan, aborsi dan sebagainya. Hal tersebbut dikarennakan masa remaja cenderung
memiliki ketidakstabilan, baik dalam pemikiran dan pegangan prinsip hidup sehingga
ketika ada pengaruh negatif dalam interaksi sosial maka bisa menimbulkan perilaku
menyimpang (Sigalingging & Sianturi, 2019).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk
remaja berusia 10-24 tahun sebesar 67,2 juta atau 25% dari jumlah penduduk Indonesia
sebanyak 268 juta jiwa pada tahun 2019. Besarnya penduduk remaja akan berpengaruh
pada pembangunan dari aspek sosial, ekonomi maupun demografi baik saat ini maupun di
masa yang akan datang. Penduduk remaja (10-24 tahun) perlu mendapat perhatian serius
karena remaja termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja, mereka sangat berisiko terhadap
Ajrine Anindya, Rachmah Indawati/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 150-157
Studi Meta Analisis: Faktor Risiko Pengetahuan, Sikap, dan Pergaulan Teman Sebaya
terhadap Perilaku Seksual Remaja
152
masalah-masalah kesehatan reproduksi yaitu perilaku seksual pranikah, Napzah dan
HIV/AIDS (Annual Financial Reports Of Manufacturing Companies, 2019).
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017,
sebagian remaja sudah mengetahui bahwa perempuan dapat hamil dengan satu kali
berhubungan seksual. Akan tetapi hasil survei juga menunjukkan bahwa usia 17 tahun
merupakan usia terbanyak remaja perempuan melakukan hubungan seksual pertama kali
yaitu sebesar 31% (Indonesia, 2017)
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (Purwaningsih, 2012) yang
dilakukan di Surakarta menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku
seksual remaja, sama halnya dengan penelitian oleh Astuti (Febryary, Astuti, & Hartinah,
2016) yaitu ada hubungan pengetahuan terhadap perilaku seksual remaja. Berbeda dengan
hasil yang didapat oleh Suidhan (Suidhan, Seweng, & Noor, 2013) dan Hanifa dan Cahyo
(Hanifah & Cahyo, 2012) yang menunjukkan hasil bahwa pengetahuan tidak berpengaruh
terhadap perilaku seksual remaja.
Penelitian dengan kasus dan penggunaan metode yang sama tidak hanya dilakukan
satu kali, baik oleh peneliti yang sama maupun peneliti yang berbeda. Namun penelitian
pada sampel dan waktu yang berbeda dapat mengakibatkan hasil penelitian yang berbeda-
beda, seperti yang telah dikaji di atas. Pada topik yang sama, banyak hasil penelitian yang
bertentangan. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, maka dibutuhkan suatu gabungan
penelitian yang akan dijadikan inferensi pada parameter yang ditaksir dalam penelitian
tersebut. Metode yang dipakai untuk maksud tersebut dikenal dengan nama meta-analisis
(Anggriani, 2012).
Meta-analisis merupakan suatu teknik statistika untuk menggabungkan dua atau
lebih hasil penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan data secara kuantitatif (Anwar,
2005). Hasil yang diperoleh dari meta-analisis adalah studi baru dengan jumlah subjek yang
besar sehingga dapat ditarik kesimpulan yang lebih definitif. Meta-analisis tidak bersifat
subjektif dibandingkan dengan metode analisis lain. Meta-analisis tidak fokus pada
kesimpulan melainkan pada data, seperti melakukan operasi pada variabel-variabel,
besarnya ukuran efek, dan ukuran sampel. Dari penemuan-penemuan dengan hasil yang
berbeda akan didapatkan jawaban terhadap masalah yang diperdebatkan (Hunter &
Schmidt, 1990).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka pennelitian ini bertujuan untuk mengukur
faktor risiko pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap, dan pergaulan teman sebaya
terhadap perilaku seksual remaja dengan menggunakan penndekatan meta-analisis agar
didapat hasil yang lebih definitif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur risiko pengetahuan kesehatan reproduksi,
sikap, dan pergaulan teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif dengan pendekatan meta
analisis. Meta-analisis adalah metode untuk merangkum data penelitian, mereview, dan
menganalisis data penelitian dari beberapa hasil penelitian yang telah dipublikasikan.
Sumber data pada penelitian ini didapatkan melalui penelusuran literatur secara online
melalui database Google Scholar dan GARUDA yang dipublikasikan mulai tahun 2015
hingga 2020. Kata kunci yang digunakan peneliti dalam penelusuran artikel adalah faktor
perilaku seksual remaja, pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap perilaku seksual remaja,
pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seksual, dan determinan perilaku seksual remaja.
Artikel kemudian diseleksi berdasarkan kriteria inklusi yang sudah ditentukan. Kriteria
dalam menentukan jurnal yaitu memenuhi syarat PICO(S) sebagai berikut:
Ajrine Anindya, Rachmah Indawati/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 150-157
Studi Meta Analisis: Faktor Risiko Pengetahuan, Sikap, dan Pergaulan Teman Sebaya
terhadap Perilaku Seksual Remaja
153
a. Patient: Remaja berusia 15-19 tahun atau siswa SMP/SMA yang bertempat
tinnggal di wilayah Indonesia
b. Intervension: Pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap, dan pergaulan teman
sebaya
c. Comparison: Tidak ada pembanding atau intervensi lainnya
d. Outcomes: Perilaku seksual remaja
e. Study Design: Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional
Setelah didapatkan beberapa jurnal yang memenuhi kriteria inklusi, dilakukan
abstraksi data berupa telaah sistematis. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
random effect model pada perangkat lunak Jeffreys’s Amazing Statistics Program (JASP).
Selanjutnya dilakukan uji sensitivitas menggunakan Rank Correlation dan Regression
Method.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tabel 1. Nilai Risiko
No.
Variabel
Penelitian
(n) Studi
z
p-value
1.
Pengetahuan
13
4,29
< 0,001
2.
Sikap
10
5,85
< 0,001
3.
Teman Sebaya
5
2,39
0,017
Sumber: Output data yang diolah penulis, 2021
Tabel 2. Bias Publikasi
No.
Variabel
Penelitian
(n)
Studi
Rank correlation test
Regression test
Kendall's τ
p-value
z
p-value
1.
Pengetahuan
13
0,48
0,024
1,73
0,084
2.
Sikap
10
0,27
0,281
1,49
0,14
3.
Teman Sebaya
5
0,8
0,083
2,38
0,017
Sumber: Output data yang diolah penulis, 2021
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
1. Nilai Risiko
Nilai risiko pada variabel pengetahuan kesehatan reproduksi dapat dilihat pada
nilai random effect model pada tabel 1. Pada tabel 1 dapat dilihat nilai effect size sebesar
6,43 dengan nilai z sebesar 4,29. Untuk menguji, nilai p-value dibandingkan dengan
nilai α = 0,05, jika p-value α maka hipotesis null (tidak berpengaruh). Berdasarkan
tabel 1 diatas diketahui nilai p < 0,001. Nilai tersebut lebih kecil dari (0,05) yang
berarti ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku seksual remaja. Nilai
estimasi sebesar 6,43 (95% CI 3,49;9,37) menunjukkan bahwa remaja dengan
pengetahuan kurang lebih berisiko 6,43 kali lipat daripada remaja dengan pengetahuan
baik.
2. Uji Bias Publikasi
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah data yang digunakan dalam meta-analisis
dapat dijadikan sampel yang representatif terhadap populasi. Hasil uji ini dapat dilihat
pada nilai Rank Correlation dan Regression Method pada tabel 2. Pada tabel, nilai
Kendall’s τ pada kolom rank correlation test merupakan besarnya koefisien korelasi
Ajrine Anindya, Rachmah Indawati/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 150-157
Studi Meta Analisis: Faktor Risiko Pengetahuan, Sikap, dan Pergaulan Teman Sebaya
terhadap Perilaku Seksual Remaja
154
antara effect size dengan varians yaitu sebesar 0,48 dan nilai z pada kolom regression
test merupakan besarnya koefisien regresi yaitu sebesar 1,73.
Guna menguji, nilai p dibandingkan dengan nilai α = 0,05, jika p-value α = 0,05
maka hipotesis null (funnel plot symmetry) atau dengan kata lain tidak terindikasi bias
publikasi. Berdasarkan tabel 2 diatas nilai p pada kolom rank correlation test sebesar
0,024. Nilai tersebut lebih kecil dari (0,05) yang mengindikasikan adanya bias
publikasi. Adanya bias publikasi menunjukkan bahwa hasil yang didapat belum stabil
terhadap perubahan. Apabila penelitian dengan menggunakan metode serupa dilakukan
pada populasi, tempat, waktu, dan kondisi yang berbeda maka hasil yang didapat bisa
berbeda pula.
Sikap
1. Nilai Risiko
Nilai risiko pada variabel sikap dapat dilihat pada nilai random effect model yang
terdapat pada tabel 1. Pada tabel 1 dapat dilihat nilai effect size sebesar 3,14 dengan nilai
z sebesar 5,85. Untuk menguji, nilai p-value dibandingkan dengan nilai α = 0,05, jika p-
value ≥ α maka hipotesis null (tidak berpengaruh). Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui
nilai p < 0,001. Nilai tersebut lebih kecil dari (0,05) yang menunjukkan bahwa sikap
berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja. Nilai estimasi sebesar 3,14 (95% CI
2,09;4,19) menunjukkan bahwa remaja dengan sikap negatif lebih berisiko 3,14 kali
lipat daripada remaja dengan sikap positif.
2. Uji Bias Publikasi
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah data yang digunakan dalam meta-analisis
dapat dijadikan sampel yang representatif terhadap populasi. Hasil uji ini dapat dilihat
pada nilai Rank Correlation dan Regression Method pada tabel 2. Pada tabel, nilai
Kendall’s τ pada kolom rank correlation test merupakan besarnya koefisien korelasi
antara effect size dengan varians yaitu sebesar 0,27 dan nilai z pada kolom regression
test merupakan besarnya koefisien regresi yaitu sebesar 1,486. Untuk menguji, nilai p
dibandingkan dengan nilai α = 0,05, jika p-value α = 0,05 maka hipotesis null (funnel
plot symmetry) atau dengan kata lain tidak terindikasi bias publikasi. Berdasarkan tabel
diatas diketahui nilai p pada kolom rank correlation test adalah 0,281 dan nilai p pada
kolom regression test adalah 0,137. Nilai tersebut lebih besar dari (0,05) yang
menunjukkan bahwa tidak terjadi bias publikasi pada variabel sikap.
Pergaulan Teman Sebaya
1. Nilai Risiko
Nilai risiko pada variabel teman sebaya dapat dilihat pada nilai random effect
model yang terdapat pada tabel 1. Pada tabel 1 dapat dilihat nilai effect size sebesar
sebesar 5,07 dengan nilai z sebesar 2,39 dan nilai p-value 0,017. Nilai tersebut lebih
kecil dari (0,05) namun hasil menunjukkan bahwa pada interval kepercayaan 95%
didapatkan nilai lower sebesar 0,903 dan upper sebesar 9,232 yang artinya nilai risiko
tidak bermakna atau tidak ada pengaruh antara pergaulan teman sebaya terhadap
perilaku seksual remaja.
2. Uji Bias Publikasi
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah data yang digunakan dalam meta-analisis
dapat dijadikan sampel yang representatif terhadap populasi. Hasil uji ini dapat dilihat
pada nilai Rank Correlation dan Regression Method pada tabel 2. Pada tabel, nilai
Kendall’s τ pada kolom rank correlation test merupakan besarnya koefisien korelasi
antara effect size dengan varians yaitu sebesar 0,8 dan nilai z pada kolom regression
test merupakan besarnya koefisien regresi yaitu sebesar 2,38. Untuk menguji, nilai p
dibandingkan dengan nilai α = 0,05, jika p-value α = 0,05 maka hipotesis null (funnel
plot symmetry) atau dengan kata lain tidak terindikasi bias publikasi. Berdasarkan tabel
Ajrine Anindya, Rachmah Indawati/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 150-157
Studi Meta Analisis: Faktor Risiko Pengetahuan, Sikap, dan Pergaulan Teman Sebaya
terhadap Perilaku Seksual Remaja
155
2 diatas nilai p pada kolom regression test sebesar 0,017. Nilai tersebut lebih kecil dari
(0,05) yang mengindikasikan adanya bias publikasi. Adanya bias publikasi
menunjukkan bahwa hasil yang didapat belum stabil terhadap perubahan. Apabila
penelitian dengan menggunakan metode serupa dilakukan pada populasi, tempat,
waktu, dan kondisi yang berbeda maka hasil yang didapat bisa berbeda pula.
B. Pembahasan
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi terhadap Perilaku Seksual Remaja
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan kesehatan
reproduksi berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja. Hasil ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh (Santoso, 2017) dan Rahma (Rahma, 2019) yang
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku
seksual remaja dan sesuai dengan pernnyataan Notoatmojo (Notoatmodjo, 2012) bahwa
pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap motivasi awal bagi seseorang dalam
berperilaku. Adanya beberapa hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin baik
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi maka semakin kecil kemungkinan
remaja melakukan perilaku seks berisiko, demikian sebaliknya semakin kurangnya
pengetahuan remaja maka perilaku seksual semakin berisiko.
Pengetahuan kesehatan reproduksi di kalangan remaja sangat penting untuk
ditingkatkan mengingat bahwa pengetahuan atau topik mengenai seks masih dianggap tabu
oleh masyarakat. Adanya kondisi masyarakat seperti ini dapat menyebabkan remaja enggan
membicarakan hal ini terhadap orang tua atau guru meskipun sebenarnya di usia remaja
sangat dibutuhkan pendidikan reproduksi agar dapat terhindar dari perilaku seksual
menyimpang. Selain itu, pengetahuan kesehatan reproduksi tidak diajarkan secara khusus
di sekolah, melainkan hanya sebatas mata pelajaran IPA atau biologi dan kesehatan secara
umum saja sehingga pengetahuan remaja dirasa masih kurang untuk memahami dampak
yang mungkin terjadi akibat perilaku seks tersebut.
Sikap terhadap Perilaku Seksual Remaja
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa sikap berpengaruh terhadap
perilaku seksual remaja. Sikap negatif terhadap kesehatan reproduksi dapat meningkatkan
perilaku seksual berisiko pada remaja, sebaliknya sikap yang positif dapat menurunkan
kemungkinan perilaku seksual remaja. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Setiyono dan Faisal (Setiyono & Faisal, 2015) di SMAN 1 Teluk Jambe yang menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perilaku seksual pada remaja .
Sikap remaja dapat ditentukan dari pengetahuan yang dimiliki terhadap suatu objek
tertentu. Semakin banyak aspek positif yang diketahui dari objek tersebut maka akan
menumbuhkan sikap yang positif begitu pula sebaliknya. Hal ini juga berlaku pada perilaku
seksual, dimana untuk berperilaku remaja cenderung bersikap positif atau negatif dapat
ditentukan berdasarkan pengetahuan dan lingkungan remaja itu sendiri. Sehingga untuk
menumbuhkan sikap yang positif, diperlukan adanya tambahan pendidikan kesehatan
reproduksi dimulai sejak dini dan didukung oleh lingkungan sekitar. Bentuk dukungan bisa
dimulai dari keluarga atau orang tua yang harus membina dan membiasakan remaja untuk
bersikap positif serta memberikan dukungan ilmu agama.
Pergaulan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual Remaja
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa pergaulan teman sebaya
tidak berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja. Hasil ini menunjukkan bahwa
pengaruh teman sebaya yang buruk belum tentu menyebabkan remaja melakukan perilaku
seksual berisiko, begitu pula pada pengaruh teman sebaya yang baik. Hasil penelitian ini
bertentangan dengan pendapat (Arista, 2015) yang mengatakan bahwa teman sebaya
Ajrine Anindya, Rachmah Indawati/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 150-157
Studi Meta Analisis: Faktor Risiko Pengetahuan, Sikap, dan Pergaulan Teman Sebaya
terhadap Perilaku Seksual Remaja
156
merupakan faktor essensial yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang khususnya pada
masa remaja. Selain itu, hasil ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian Anissa
(Nurhayati, Alam Fajar, & Yeni, 2017) yang menunjukkan adanya hubungan antara
pengaruh teman sebaya dengan perilaku seksual berisiko.
Adanya beberapa hasil penelitian yang berbeda dapat disebabkan karena sampel
yang digunakan memiliki karakter dan wilayah yang berbeda. Walaupun pada penelitian
ini memiliki hasil yang bertentangan dengan beberapa penelitian sebelumnya, tidak bisa
dimungkiri bahwa pada masa remaja, kedekatannya dengan peer-groupnya sangat tinggi
hingga dapat menggantikan ikatan keluarga. Ikatan peer-group inilah yang dapat menjadi
sumber afeksi, simpati, saling berbagi pengalaman dan sebagai tempat remaja untuk
mencapai otonomi dan independensi. Berbagai informasi yang didapat dari teman sebaya
dapat membentuk karakter dan perilaku remaja, termasuk perilaku seksual.
KESIMPULAN
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan sikap merupakan faktor
risiko terjadinya perilaku seksual pada remaja. Hal ini manjadikan pengetahuan dan sikap
sebagai isu penting dalam pencegahan terjadinya perilaku seksual berisiko. Seiring dengan
perubahan yang terjadi pada remaja, remaja harus memiliki pengetahuan kesehatan
reproduksi yang baik serta sikap yang positif terhadap kesehatan reproduksi agar dapat
mencegah terjadinya perilaku seksual berisiko. Dalam melakukan pencegahan, upaya yang
dapat dilakukan salah satunya yaitu memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada
siswa SMP/SMA baik secara formal maupun tambahan. Selain itu, peran orang tua juga
penting untuk membentuk sikap remaja. Orang tua dapat membimbing remaja di masa-
masa perkembangannya agar menjadi sumber informasi utama bagi remaja dan tidak
terpapar informasi yang kurang benar serta membekali remaja dengan ilmu agama yang
baik.
BIBLIOGRAFI
Anggriani, Wahyu. (2012). Pengaruh Pembelajaran Kimia Dengan Pendekatan Ctl
(Contextual Teaching And Learning) Melalui Metode Eksperimen Dan Proyek
Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Minat Berwirausaha Siswa Pada Materi
Destilasi Kelas X Smk Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajar.
annual financial reports of manufacturing companies. (2019). Retrieved from
https://www.bps.go.id
Anwar, R. (2005). Meta analisis. pertemuan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi bagian
Obstetri dan Ginekologi RSHS. FKUP, Bandung.
Arista, Devi. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Berisiko
di Kalangan Remaja SMA Negeri 1 Kota Jambi Tahun 2015. Scientia Journal, 4(3),
255264.
Febryary, Dinda Regia, Astuti, Sri, & Hartinah, Hartinah. (2016). Gambaran Pengetahuan,
Sikap Dan Perilaku Remaja Putri Dalam Penanganan Keputihan Di Desa Cilayung.
Jurnal Sistem Kesehatan, 2(1), 4046. https://doi.org/10.24198/jsk.v2i1.10418
Hanifah, Astin Nur, & Cahyo, Kusyogo. (2012). Perilaku Seksual Pranikah pada Siswa
Ajrine Anindya, Rachmah Indawati/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 150-157
Studi Meta Analisis: Faktor Risiko Pengetahuan, Sikap, dan Pergaulan Teman Sebaya
terhadap Perilaku Seksual Remaja
157
SLTP Pengungsi Eks Timor Timur di Kecamatan Kupang Tengah dan Kupang Timur
Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur, 7(2), 116125.
https://doi.org/10.14710/jpki.7.2.116-125
Hunter, J. E., & Schmidt, F. L. (1990). Methods of integrating findings across studies.
Methods of Meta-Analysis-Correcting Error and Bias in Research Findings. London:
Sage Publications, 468489.
Indonesia, Kemenkes Republik. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.
Miswanto. (2014). Pentingnya Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Pada
Remaja. In Studi Pemuda.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. In Jakarta: Rineka
Cipta.
Nurhayati, Anissa, Alam Fajar, Nur, & Yeni, Yeni. (2017). Determinant Premarital Sexual
Behavior of Adolescent in Senior High School 1 North Indralaya. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 8(2), 8390. https://doi.org/10.26553/jikm.2016.8.2.83-90
Purwaningsih, Wahyu. (2012). Hubungan pengetahuan dan peran keluarga dengan perilaku
seksual pra nikah pada remaja anak jalanan di Kota Surakarta. Gaster, 9(1), 2229.
Rahma, Marliana. (2019). The Relation Between Sexuality Knowledge and Sexual Behavior
of Adolescents. 5(01), 1725. https://doi.org/10.2991/icas-19.2019.66
Santoso, Eko Budi. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Teman Sebaya Dengan
Perilaku Seks Berisiko HIV dan IMS Pada Remaja di Kabupaten Banyuwangi. Jurnal
Info Kesehatan, 13(01), 1520.
Setiyono, Erwan, & Faisal, Muhamad Ikhsan. (2015). Hubungan Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Seksual Pada Remaja Sma Negeri 1 Teluk Jambe Kota
Karawang. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 7(1), 5258.
Sigalingging, Ganda, & Sianturi, Ira Ardany. (2019). Hubungan Teman Sebaya Dengan
Perilaku Seksual Remaja Di SMK Medan Area Medan Sunggal. Darma Agung
Husada, V(April), 915.
Suidhan, A., Seweng, A., & Noor, N. B. (2013). Hubungan pengetahuan kesehatan
reproduksi dengan prilaku seks remaja akhir pada mahasiswa kesehatan dan non
kesehatan di Kab. Mamuju Prov. Sulawesi Barat. Jurnal Kesehatan Reproduksi.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).