Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Agustus 2021, 1 (8), 980-987
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.xxx http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
ANALISIS PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DIBAGIAN FILLING REKAM MEDIS RS X
Ilman Mukti
1
, Yoga Fikri Noerpaiz
2
, Syaikhul Wahab
3
Rekam Medis Informasi Dan Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha, Indonesia
1, 2, 3
1
2
, syaikhulwaha[email protected]
3
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
05-07-2021
16-08-2021
24-08-2021
Latar Belakang: Pelaksanaan upaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) dibagian filling rekam medis RS X
terdapat permasalahan diantaranya ditemukan tidak
terpenuhinya beberapa syarat keselamatan kerja di bagian
Rekam Medis, diantaranya seperti tidak digunakannya Alat
Pelindung Diri (APD), kurangnya kesadaran pegawai rekam
medis akan aspek keselamatan dan kesehatan kerja,
kurangnya pencahayaan di ruang penyimpanan rekam medis.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana analisis pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di bagian filling rekam medis Rumah Sakit X
Bandung dan untuk mengetahui pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di ruang filling Rekam Medis.
Metode: Metode penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dengan cara observasi, wawancara dan
dilengkapi dengan studi pustaka yang berhubungan dengan
subjek. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 6 orang
terdiri dari bagian filling Rekam Medis. Teknik sampling
yang digunakan adalah Non-Probality Sampling dengan
teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling
dan analisis data penelitian bersifat deskriptif.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
ditemukan berbagai masalah diantaranya : (1) Belum adanya
prosedur tetap untuk keselamatan dan kesehatan kerja, (2)
Belum lengkapnya sarana dan prasarana Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, (3) Fungsi pengawasan dan penyuluhan
dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja tidak berjalan
dengan baik dan tidak dilakukan secara teratur, sehingga
kurangnya kesadaran pegawai tentang pentingnya aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Kesimpulan: Kesimpulan dari hasil di atas penulis dapat
menyimpulkan bahwa di RS X dapat di katakan belum
mendapatkan perhatian mengenai pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) rekam medis.
Kata kunci: keselamatan dan kesehatan kerja;tingkat
kecelakaan kerja;ruang penyimpanan.
Abstract
Background: Implementation of Occupational Health and
Ilman Mukti, Yoga Fikri Noerpaiz, Syaikhul Wahab/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8), 980-
987
Analisis Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dibagian Filling Rekam Medis
Rs X 981
Safety (K3) efforts in the medical record filling section of RS
X there are problems including the finding that several
safety requirements are not met in the Medical Record
section, such as not using Personal Protective Equipment
(PPE), lack of awareness of medical record employees about
aspects of occupational safety and health, lack of lighting in
the medical record storage room.
Objective: This study aims to determine how the analysis of
the implementation of occupational safety and health (K3) in
the medical record filling section of Hospital X Bandung and
to determine the implementation of Occupational Safety and
Health (K3) in the Medical Record filling room.
Methods: This research method uses a qualitative method
with a descriptive approach. Data collection techniques
used by observation, interviews and equipped with literature
studies related to the subject. The population in this study
amounted to 6 people consisting of the Medical Record
filling section. The sampling technique used is Non-
Probality Sampling with the sampling technique using
purposive sampling and descriptive research data analysis.
Results: Based on the results of the research conducted,
various problems were found including: (1) There is no fixed
procedure for occupational safety and health, (2)
Inadequate facilities and infrastructure for Occupational
Safety and Health, (3) The function of supervision and
counseling in terms of safety and health. Occupational
health does not work well and is not carried out regularly,
resulting in a lack of employee awareness about the
importance of Occupational Safety and Health aspects.
Conclusion: The conclusion from the results above the
author can conclude that in RS X it can be said that it has
not received attention regarding the implementation of
Occupational Health and Safety (K3) medical records.
Keywords: occupational safety and health; level work
accident; storage space.
Coresponden Author : Ilman Mukti
Email : ilmanmukti882@gmail.com
PENDAHULUAN
Rumah sakit perlu mempunyai fungsi pelayanan medis, pelayanan keperawatan,
pelayanan gawat darurat, administrasi dan manajemen dan rekam medis untuk menunjang
dan meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien sebagai konsumen. Rumah sakit
merupakan suatu organisasi pelayanan yang banyak disiplin ilmu salah satu diantaranya
adalah rekam medis (Permana, 2016).
Rekam medis merupakan salah satu komponen yang menujang sistem
administrasi di rumah sakit (Tanjung, 2017). Menurut Permenkes
No.269/Menkes/Per/III/2008 Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
Ilman Mukti, Yoga Fikri Noerpaiz, Syaikhul Wahab/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8), 980-
987
Analisis Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dibagian Filling Rekam Medis
Rs X 982
kepada pasien rawat jalan, rawat inap maupun gawat darurat disuatu pelayanan kesehatan
(Indonesia, 2008).
Mengingat bahwa seluruh kegiatan rekam medis diselenggarakan oleh sumber
daya manusia yang secara langsung merupakan subjek yang paling berperan dalam
kelancaran berbagai proses, maka kesehatan dan keselamatan kerja pegawai di bagian
rekam medis harus mendapat perhatian yang cukup serius (Ekowati, 2009).
Salah satu kegiatan pada unit Rekam Medis adalah Filling. Dalam pelayanan
Rekam Medis petugas filling memiliki peran penting, diantaranya adalah peminjaman
berkas, pengembalian berkas, dan pendistribusian berkas Rekam Medis. Pada saat
melakukan tugasnya, petugas filling tidak bisa lepas dari potensi-potensi berbahaya yang
bisa menyebabkan kecelakaan kerja. Contoh kecelakaan kerja yang dapat terjadi dibagian
filling adalah kebakaran, terjepit lift berkas, terjatuh pada saat mengambil berkas,
kurangnya pencahayaan, ruangan yang berdebu, pegal-pegal dan lain sebagainya
(Irmawati et al., 2019).
Maka dari itu, kesehatan dan keselamatan kerja di ruang filling perlu diperhatikan
lebih serius karena mengingat banyaknya potensi bahaya yang dapat terjadi diruang
filling. Namun, berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di RS X bahwa kesehatan
dan keselamatan kerja diruang filling belum mendapat perhatian yang serius sehingga
dapat berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan sistem perlindungan tenaga
kerja (Ponda & Fatma, 2019). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di rumah sakit
harus dapat menjamin kenyamanan karyawan saat bekerja untuk mencegah tingkat
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Helga, 2020).
Menurut (Yuwono, 2014) mengemukakan bahwa kecelakaan adalah ‘suatu
kejadian tak terduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas
yang telah diatur’. Dalam proses terjadinya kecelakaan terkait empat unsur produksi yaitu
People, Equipment, Material, Environment yang saling berinteraksi dan bersama-sama
menghasilkan suatu produk atau jasa. Kecelakaan dapat terjadi dalam proses interaksi
tersebut yaitu ketika terjadi kontak antara manusia dengan alat , material dan lingkungan.
Kecelakaan dapat terjadi karena kondisi alat atau material yang kurang baik atau
berbahaya. Kecelakaan juga dapat dipicu oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak aman
seperti ventilasi, penerangan, kebisingan atau suhu yang tidak aman melampaui ambang
batas. Disamping itu, kecelakaan juga dapat bersumber dari manusia yang melakukan
kegiatan di tempat kerja dan menangani alat atau material termasuk di bagian
penyimpanan rekam medis (Afrianto, 2017).
Pada pelaksanaan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit
X, penulis menemukan beberapa kendala di dalam pelaksanaannya. Adapun masalah-
masalah yang diambil, yaitu tidak terpenuhinya beberapa syarat keselamatan kerja di
bagian Rekam Medis, diantaranya seperti tidak digunakannya Alat Pelindung Diri (APD),
kurangnya kesadaran pegawai rekam medis akan aspek keselamatan dan kesehatan kerja,
kurangnya pencahayaan di ruang penyimpanan rekam medis. Hasil penelitian yang telah
dilakukan, ditemukan berbagai masalah diantaranya : (1) Belum adanya prosedur tetap
untuk keselamatan dan kesehatan kerja, (2) Belum lengkapnya sarana dan prasarana
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, (3) Fungsi pengawasan dan penyuluhan dalam hal
keselamatan dan kesehatan kerja tidak berjalan dengan baik dan tidak dilakukan secara
teratur, sehingga kurangnya kesadaran pegawai tentang pentingnya aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Tujuan umum penelitian ini guna untuk mengetahui pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di ruang filling Rekam Medis, Sedangkan tujuan khususnya
untuk mengetahui permasalahan apa saja yang ada dalam pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dibagian filling rekam medis Rumah Sakit X Bandung, untuk
mengetahui apa saja upaya yang telah dilakukan dalam menangani setiap permasalahan
Ilman Mukti, Yoga Fikri Noerpaiz, Syaikhul Wahab/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8), 980-
987
Analisis Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dibagian Filling Rekam Medis
Rs X 983
yang menjadi penghambat pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dibagian
filling Rekam Medis Rumah Sakit X Bandung.
METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dengan
pendekatan deskriptif analitik yang menggunkan desain cross sectional survery yaitu
pengumpulan data pada suatu saat (point time approach) untuk menganalisis pelaksanaan
keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) guna mencegah tingkat kecelakaan kerja dibagian
penyimpanan rekam medis di RS X Bandung.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross section (potong lintang)
karena variabel penyebab (variable independent) dan variabel akibat (variable dependent)
diukur secara simultan pada waktu yang bersamaan (Arikunto, 2010). Variabel
pengetahuan tentang Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan variabel
kenyamanan kerja karyawan berdasarkan persepsi masing-masing individu.
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang tediri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian dalam penyusunan jurnal ini adalah petugas filling di Rumah
Sakit X Bandung. Dengan jumlah populasi sebanyak 6 orang. Sampel merupakan bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Teknik sampling merupakan Teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada
dasarnya dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability
sampling. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan metode nonprobabilty sampling,
sedangkan cara pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokkan data berdasarkan variabel dan
jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang
telah diajukan .
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian penulis, diketahui jumlah petugas filling di RS X
berjumlah 6 orang. Kemudian penulis melakukan wawancara kepada seluruh petugas
filling mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit untuk
mengukur pengetahuan petugas tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Tabel 1. Pengukuran Pengetahuan Petugas Rekam Medis Bagian Filling
Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) RS X Bandung
Pengetahuan
Jumlah
Presentase
Baik
4
66,7%
Cukup
2
33,3%
Kurang
0
0%
6
100%
Jadi perhitungan presentase diatas, maka dapat diketahui bahwa 66,7%
petugas filling rekam medis di RS X memiliki pengetahuan yang baik tentang
Ilman Mukti, Yoga Fikri Noerpaiz, Syaikhul Wahab/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8), 980-
987
Analisis Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dibagian Filling Rekam Medis
Rs X 984
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sedangkan 33,3% lainnya diketahui memiliki
pengetahuan cukup mengenai K3.
Penulis juga melakukan wawancara terhadap seluruh petugas filling mengenai
kecelakaan atau potensi bahaya yang pernah terjadi di ruang penyimpanan di RS X.
Ternyata, beberapa pegawai pernah mengalami kecelakaan pada saat bertugas di ruang
penyimpanan rekam medis RS X Bandung.
Tabel 2. Data hasil penelitian kecelakaan kerja terhadap 6 orang petugas
bagian filling rekam medis RS X Bandung
No
Nama Petugas
Ruangan
Jenis Kecelakaan
Keterangan
1
Petugas Kxxx
Filling
a. Pegal-pegal
b. Lecet jari
a. Sering
b. Sering
2
Petugas Lxxx
Filling
a. Hampir terjepit
Roll O’Pack
b. Luka Lecet
pada tangan dan
jari
a. 1x
b. Sering
3
Petugas Ixxx
Filling
a. Lecet pada jari
dan tangan
b. Pegal-pegal
c. Sakit pinggang
a. Sering
b. Sering
c. Sering
4
Petugas Txxx
Filling
a. Lecet pada jari
dan tangan
b. Pegal-pegal
c. Sakit pinggang
a. Sering
b. Sering
c. Sering
5
Petugas Gxxx
Filling
a. Pegal kaki
b. Pegal tangan
a. Sering
b. Sering
6
Petugas Axxx
Filling
a. Sakit pinggang
b. Tangan terjepit
Roll O’pack
c. Pegal-pegal
a. Sering
b. 1x
c. Sering
Keterangan = Petugas tidak bersedia nama lengkapnya dicantumkan dalam jurnal ini
Dari hasil tabel 2 diatas, dapat diketahui bahwa dari 6 orang petugas filling
semuanya pernah mengalami kecelakaan kerja saat bertugas. Kecelakaan tersebut
diantaranya pegal-pegal, lecet jari dan tangan, sakit pinggang, terjepit Roll O’Pack dan
lain sebagainya. Menurut hasil wawancara, pegal-pegal yang dialami oleh pertugas
dikarekan penyimpanan/pengambilan berkas RM yang tersimpan di rak bagian atas
yang tinggi dan sulit terjangkau. Sementara lecet tangan dan jari diakibatkan oleh
serpihan sampul rekam medis yang runcing sehingga menyebabkan lecet atau luka
kecil, kadang pula disebabkan oleh serpihan hekter yang tajam yang ada didalam
berkas rekam medis.
B. Pembahasan
1. Sistem Penyimpanan Rekam Medis di RS X
Berdasarkan hasil kerja praktek kerja lapangan dan penelitian penulis di RS
X Bandung pada saat ini sistem penyimapanan Rekam Medis menggunakan sistem
penyimpanan sentralisasi yakni di satukannya antara rekam medis rawat jalan
dengan rekam medis rawat inap (Sakit, n.d.). Dengan memakai sistem sentralisasi
para petugas lebih efisien, mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk
Ilman Mukti, Yoga Fikri Noerpaiz, Syaikhul Wahab/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8), 980-
987
Analisis Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dibagian Filling Rekam Medis
Rs X 985
peralatan dan ruangan serta memgurangi terjadinya penduplikasian dalam
pemeliharaan dan penyimpanan rekam medis.
2. Sistem Penomoran Rekam Medis (methods of numbering) di RS X Bandung
Sistem penomoran di Rumah Sakit X Bandung menggunakan sistem
penomoran unit yaitu satu nomor rekam medis yang diberikan pada saat pertama
kali kunjungan dan nomor rekam medis yang diberikan pada saat pertama kali
kunjungan berikutnya (Ritonga & Rusanti, 2018). Karena sistem informasinya
sudah menggunakan sistem komputerisasi maka penomoran rekam medis yang
baru terjadi secara otomatis.
3. Sistem Penjajaran di RS X Bandung (filling system)
Untuk menyimpan rekam medis di Rumah Sakit X Bandung menggunakan
sistem penjajaran Straight Numeric Filling (angka langsung) yaitu sistem
penyimpanan rekam medis dengan mensejajarkan urutan langsung nomor rekam
medisnya (Sonia & Mulyadi, 2019). Dengan penjajaran ini petugas penyimpanan
lebih mudah mencari rekam medis dan menjajarkannya.
4. Prosedur penyimpanan rekam medis aktif di RS X Bandung
Rekam medis yang telah selesai digunakan dikembalikan ke tempat
penyimpanan, petugas penyimpanan melakukan pengelompokkan terhadap berkas
rekam medis, berdasarkan nomor rekam medisnya, rekam medis disimpan dalam
rak penyimpanan berurutan mulai dari nomor yang terkecil hingga nomor terbesar
dan setiap rak penyimpanan diberi tanda dengan nomor-nomor rekam medis yang
terdapat didalamnya, agar memudahkan dalam pencarian.
5. Jangka waktu penyimpanan Rekam Medis di RS X Bandung
Jangka waktu penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit X Bandung yaitu
selama pasien masih aktif berobat dalam 5 tahun terakhir. Rekam medis pasien
yang tidak berobat dalam 5 tahun terakhir dari terkahir berobat maka rekam
medisnya menjadi in-aktif dan dipisahkan dari rekam medis aktif dan disimpan
ditempat yang aman. Sementara itu rekam medis in-aktif disimpan selama 2 tahun,
apabila sudah lebih dari 2 tahun maka menjadi rekam medis non-aktif.
Diketahui fasilitas fisik di ruang filling RS X Bandung adalah sebagai
berikut :
a. Ruangan
Kegiatan penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit X Bandung
berlangsung pada ruangan seluas 11 x 14 meter. Letak ruangan sudah cukup
strategis karena tidak terlalu jauh dari poliklinik rawat jalan, sehingga
memudahkan dalam kegiatan distribusi.
Adapun untuk ventilasi kurang karena jendela tertutup oleh bagian-bagian
lemari dan rak penyimpanan rekam medis sehingga pertukaran udara masih kurang
stabil debu masih ada yang nempel di atas lemari dan rak penyimpanan rekam
medis, apabila tidak sering dilakukan penyedotan debu akan menumpuk dan
mengganggu udara di ruangan.
b. Alat Penyimpanan Berkas Rekam Medis
1) Roll O’Pack
Roll o’pack yang berjumlah 1 yang berfungsi sebagai alat
penyimpanan rekam medis, dengan bentuk lemari besi yang bisa di geser
untuk mengambil dan menyimpan berkas rekam medis.
2) Rak Terbuka
Sebagai alat penyimpanan selain roll o’pack juga ada rak terbuka
untuk menampung penyimpanan berkas rekam medis. Jumlah rak terbuka di
ruangan penyimpanan RS X Bandung ada 93 buah.
3) Exahaust Fan
Ilman Mukti, Yoga Fikri Noerpaiz, Syaikhul Wahab/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8), 980-
987
Analisis Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dibagian Filling Rekam Medis
Rs X 986
Exahaust fan yang berfungsi sebagai penyaring udara, exahaust fan
berjumlah 2 buah yang menyaring udara dari luar maupun dalam ruangan
penyimpanan rekam medis.
Berdasarkan hasil penelitian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa di
RS X dapat di katakan belum mendapatkan perhatian mengenai pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) rekam medis. Beberapa aspek Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) rekam medis bagian penyimpanan RS X dinilai belum
terlalu baik.
Dalam pelaksanaan K3 di bagian penyimpanan rekam medis RS X,
sebenarnya sudah ada kelompok kerja (Pokja) K3 yang sudah di bentuk oleh
manajemen rumah sakit, namun dalam pelaksanaannya kurang berjalan dengan
baik. Proses pengawasan yang seharusnya dilaksanakan oleh pokja K3 tidak
berjalan sebagaimana mestinya dalam mencegah kecelakaan yang dapat timbul
sewaktu-waktu.
Pencahayaan di instalasi rekam medis bagian penyimpanan di nilai belum
terlalu memadai dikarenakan dalam beberapa sudut ruangan masih belum
memenuhi fungsi pencahayaan pada aspek keselamatan dan kesehatan kerja di
rumah sakit dengan tujuan supaya pekerja dapat bekerja atau mengamati benda
yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman, dan aman.
Ventilasi yang ada di instalasi Rekam Medis Rumah Sakit X belum begitu
baik, karena dalam ruangan pendingin ruangannya hanya 2 exchaust fan sedangkan
ruangan penyimpanan cukup luas sehingga meskipun ada exchaust fan ruangan
tetap berdebu dan pengap dan ventilasi alaminya pun kurang sehingga ruangan
menjadi pengap karena banyak rak dan ruangan sempit dan jendelanya sedikit
sehingga tidak bisa mengendalikan panas dan kelembapan udara untuk
kenyamanan pegawai.
Peralatan yang di gunakan untuk menunjang penyimpanan pengambilan
tidak terdapat tangga anti tergelincir, ada didingklik kecil yang bisa dijadikan alas
untuk mengambil berkas rekam medis yang diatas tetapi petugas jarang
memekainya malah sering dijadikan alas untuk duduk.
Telah ada alur evakuasi rumah sakit untuk mempersiapkan karyawan
maupun pasien dititik kumpul jika terjadi bahaya. Tetapi untuk bagian rekam medis
sendiri tidak mempunyai alur evakuasi tersendiri sehingga jika terjadi bahaya
petugas penyimpanan bersatu dengan petugas pendaftaran akan menuju titik
kumpul 1 yaitu berada di parkiran dinas atau lapangan upacara.
Menurut hasil pengamatan peneliti, permasalahan yang timbul dalam
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja guna mengurangi tingkat kecelakaan
kerja di bagian penyimpanan rekam medis Rumah Sakit X adalah sebagai berikut :
a. Belum adanya prosedur tetap untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Rekam Medis serta penggunaan alat yang baik untuk kenyamanan bekerja,
sehingga pengadaan peralatan di bagian rekam medis belum memenuhi standar
pekerja menggunakan peralatan yang seadanya dan belum memenuhi aspek
keselamatan.
b. Belum lengkapnya sarana dan prasarana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
sehingga dapat menyebabkan ketidaknyamanan petugas saat bekerja.
c. Fungsi pengawasan dan penyuluhan dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja
tidak berjalan dengan baik dan tidak dilakukan secara teratur. Sehingga
kurangnya kesadaran pegawai tentang pentingnya aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Ilman Mukti, Yoga Fikri Noerpaiz, Syaikhul Wahab/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8), 980-
987
Analisis Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dibagian Filling Rekam Medis
Rs X 987
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa di RS X dapat
di katakan belum mendapatkan perhatian mengenai pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) rekam medis. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang ada
dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dibagian filling rekam medis
Rumah Sakit X Bandung, Untuk mengetahui apa saja upaya yang telah dilakukan dalam
menangani setiap permasalahan yang menjadi penghambat pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dibagian filling Rekam Medis Rumah Sakit X Bandung.
BIBLIOGRAFI
Afrianto, R. (2017). Analisis Potensi Bahaya Serta Kajian Risiko Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Profesi Radiografer Di Rumah Sakit Pelita Anugerah Mranggen
Demak. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian.
Ekowati, A. D. (2009). Upaya pengendalian faktor bahaya biologis di instalasi rawat
inap i bagian penyakit dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Helga, P. D. (2020). Upaya Kesehatan Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Penyakit
Akibat Kerja Pada Perawat. https://doi.org/10.31219/osf.io/82gur
Indonesia, R. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
Tentang Rekam Medis. Jakarta.
Irmawati, I., Kresnowati, L., Susanto, E., & Nurfalah, T. I. (2019). Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Di Bagian Filing. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia (JMIKI), 7(1), 38. http://dx.doi.org/10.33560/jmiki.v7i1.215
Permana, A. (2016). Fungsi Sosial Rumah Sakit Berdasarkan Ketentuan Pasal 29 Ayat 1
Huruf F Undang Undang No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Dikaitkan
Dengan Undang Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Fakultas Hukum
(UNISBA).
Ponda, H., & Fatma, N. F. (2019). Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian
Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Departemen Foundry PT.
Sicamindo. Heuristic, 16(2). https://doi.org/10.30996/he.v16i2.2968
Ritonga, Z. A., & Rusanti, S. (2018). Gambaran Sistem Penyelenggaraan Rekam Medis
di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Perekam Dan
Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI), 3(2), 498509.
Sakit, O. F. S. T. A. T. R. (n.d.). Implementasi Permenkes Nomor 269 Tahun 2008
Tentang Rekam Medis Perawatan Jiwa Di Rumah Sakitmadani Palu.
Sonia, D., & Mulyadi, P. (2019). Pengaruh Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan
Terhadap Waktu Tunggu Pelayanan Di Poliklinik Vitreoretina Pusat Mata Nasional
Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Jurnal INFOKES (Informasi Kesehatan),
3(2), 3341.
Tanjung, I., & Sukrianto, D. (2017). Perancangan Sistem Informasi Rekam Medis
Terpadu Dalam Upaya Meningkatkan Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Tampan Prov.
Riau. Jurnal Intra Tech, 1(1), 4354.
Yuwono, W. (2014). Strategi Pengelolaan Lingkungan Penambangan Minyak Bumi Pada
Sumur Tua Desa Bangowan Kecamatan Jiken Kabupaten Blora. Program
Pascasarjana UNDIP.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).