Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, September 2021, 1 (9), 1192-1199
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i9.163 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
ANALISIS KELENGKAPAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH
SAKIT UMUM BINA SEHAT BANDUNG
Raisa Alamanda Gumilar
1*
, Leni Herfiyanti
2
Politeknik Piksi Ganesha Bandung
1, 2
Piksi.raisa.18303170@gmail.com
1*
, leniherfiyanti@gmail.com
2
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
30-06-2021
21-08-2021
08-09-2021
Latar Belakang: Pencatatan rekam medis yang baik yaitu
rekam medis yang diisi jelas, lengkap dan tepat waktu.
Ketidaklengkapan pengisian dalam rekam medis akan
menghambat laporan dan pelayanan rawat inap. Hal tersebut
belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Tujuan: Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengidentifikasi kelengkapan rekam medis rawat inap.
Metode: Metode penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif, peneliti mengambil
subjek sebanyak 1 orang petugas dibagian assembling.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random
sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rekam
medis rawat inap bulan Maret 2021 sebanyak 426 rekam
medis dan didapatkan sampel berdasarkan rumus slovin
sebanyak 81 berkas.
Hasil: Dari hasil penelitian ditemukan kelengkapan
identifikasi 100%, kelengkapan laporan penting 62,96%,
kelengkapan autentifikasi 16,05% dan kelengkapan
pencatatan yang benar 72,84%, menunjukan bahwa
kelengkapan pengisian rekam medis dari ke empat aspek
tersebut masih tinggi.
Kesimpulan: Kesimpulan yang dapat dilihat bahwa
pengisian rekam medis rawat inap pada bulan maret 2021 di
RSU Bina Sehat Bandung masih belum mencapai 100%
dikarenakan keterbatasan waktu dokter dalam mengisi rekam
medis dan sering terlewat beberapa formulir sehingga tidak
terisi.
Kata kunci: kelengkapan; rekam medis; rawat inap.
Abstract
Background: Good medical record keeping is a medical
record that is filled in clearly, completely and on time.
Incomplete filling of medical records will hamper reports
and hospitalization services. It has not met the Minimum
Standards Of Hospital Service.
Objective: The study's aim is to find the completeness of
inpatient medical records in March 2021.
Methods: This research method used was quantitative
research with a descriptive approach. Reseachers took the
subject as many as one officer in assembling. The sampling
Raisa Alamanda Gumilar, Leni Herfiyanti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(9), 1192-1199
Analisis Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bina Sehat
Bandung 1193
was by a random sampling technique. The population in this
study was the entire inpatient medical record in March
2021, with as many as 426 medical reocrds. The sample was
obtained based on the slovin formula pf 81 files.
Results: From the results of the study, found that 100%
identification completeness, completeness of important
reports 62.96%, completeness of authentication 16.05%
and completeness of correct recording 72.84%, showed that
the incomplete filling of medical records from all four
aspects is still high.
Conslusion: The conclusion that can be drawn is that the
filling of inpatient medical records at Bina Sehat Bandung
Hospital in March 2021 has not yet reached 100% due to
doctors' limited time in filling out medical records and
frequently missing some forms, resulting in them not being
filled out.
Keywords: completeness; medical records; inpatient.
*Coresponden Author : Raisa Alamanda Gumilar
*Email : Piksi.raisa.18303170@gmail.com
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat (Mubin et al., 2012). Adapun fungsi rumah sakit yaitu
penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan, pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan dan penyelenggaaan
pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan
dalam pemberian pelayanan kesehatan, penjelesan tersebut Berdasarkan Undang-Undang
RI Nomor 44 Tahun 2009 (Indonesia, 44 C.E.).
Rumah sakit bertanggung jawab untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
terhadap pasien. Mutu pelayanan kesehatan bisa dicapai dari beberapa aspek, salah satunya
analisis kelengkapan berkas rekam medis rawat inap (Purba, 2016). Kelengkapan dalam
pengisian berkas rekam medis oleh dokter akan dapat memudahkan tenaga kesehatan lain
dalam memberikan tindakan atau pengobatan pada pasien, dan dapat dijadikan sebagai
sumber data pada bagian rekam medis dalam pengelolaan data dan laporan yang akan
dijadikan informasi yang berguna bagi pihak manajemen rumah sakit dalam menentukan
evaluasi dan pengembangan pelayanan kesehatan (Hatta, 2013). Ditemukan banyak
ketidaklengkapan isi dalam berkas rekam medis dan pengembalian berkas rekam medis
yang lebih dari 1x24jam setelah pasien selesai keluar dari rumah sakit. Petugas rekam
medis harus melakukan kegiatan analisa kuantitatif guna membantu dokter dalam
pencatatan dan pengisian rekam medis yang lengkap dan akurat (Rizkika, 2020).
Rumah sakit umum Bina Sehat adalah salah satu rumah sakit swasta yang berada
di Kabupaten Bandung, rumah sakit ini juga bekerja sama dengan bpjs kesehatan dan
tergolong rumah sakit tipe D. Banyaknya kunjungan pasien rawat inap membuat berkas
semakin banyak dan kelengkapan isinya kurang diperhatikan. Kurangnya SDM di rumah
sakit umum bina sehat mengakibatkan baru terlaksananya analisis kelengkakapan berkas
rawat inap pada tahun 2020. Pencatatan rekam medis yang baik dan benar yaitu rekam
medis yang diisi oleh petugas berwenang dengan, jelas, lengkap dan tepat waktu. Dengan
adanya permasalahan ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis akan menghambat
Raisa Alamanda Gumilar, Leni Herfiyanti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(9), 1192-1199
Analisis Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bina Sehat
Bandung 1194
pelaporan dan pelayanan rawat inap karna berkas tersebut harus dikembalikan lagi ke dokter
dan perawat.
Menurut hasil dari penelitian Erminia & Rika, 2018 yang berjudul Tinjauan
Kelengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Unit Rawat Inap bahwa petugas rekam
medis harus memaksimalkan bagian assembling untuk memonitoring kelengkapan
pengisian. Berdasarkan dari latar belakang di atas dan pengalaman peneliti melakukan
praktik kerja lapangan selama dua bulan penulis tertarik mengambil judul dalam penelitian
ini yaitu Analisis Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bina
Sehat Bandung.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan
pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang
suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2010). Peneliti mengambil subjek sebanyak
1 orang petugas rekam medis di bagian assembling. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh rekam medis rawat inap bulan Maret 2021 sebanyak 426 rekam medis.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Dari berkas rekam medis
pada bulan maret 2021 sebanyak 81 berkas. Sampel dalam penelitian ini berdasarkan
penghitungan rumus slovin yaitu :
n = N
1 + N. e
2
= 426
1 + 426. (0,01)
= 80,9
= 81 berkas
sehingga diperoleh sampel berkas rawat inap 81 berkas.
Data penelitian dikumpulkan dengan cara membuat table check list untuk melihat
kelengkapan isi rekam medis rawat inap dari 4 komponen yang sedang diteliti yaitu
identifikasi, laporan penting, autentifikasi dan pencatatan yang baik dan benar. Analisa data
dilakukan secara deskritif dengan melihat data yang telah terkumpul disajikan dalam tabel
dan disesuaikan dengan kategori data yang dikelompokan, dilanjutkan dengan membahas
hasil dan menggunakan teori kepustakaan yang ada kemudian diperoleh suatu kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Kelengkapan Identifikasi pasien
Kelengkapan berkas rekam medis pada bagian identifikasi harus lengkap karena
sangat penting, karena untuk membedakan antara pasien satu dengan yang lain sehingga
memperlancar atau mempermudah dalam pemberian pelayanan kepada pasien. Lembar
identifikasi minimal memuat nama, no. rm, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, alamat
lengkap, pendidikan dan agama.
Raisa Alamanda Gumilar, Leni Herfiyanti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(9), 1192-1199
Analisis Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bina Sehat
Bandung 1195
Tabel 1 Data Kelengkapan Identifikasi Pasien di RSU Bina Sehat Maret 2021
Laporan
Penting
Sampel
Lengkap
Tidak Lengkap
Jumlah
%
Jumlah
%
Nama
81
81
100 %
0
0 %
No.rm
81
81
100 %
0
0 %
Jenis kelamin
81
81
100 %
0
0 %
Tempat
tanggal lahir
81
81
100 %
0
0 %
Alamat
lengkap
81
81
100 %
0
0 %
Pendidikan
81
81
100 %
0
0 %
Agama
81
81
100 %
0
0 %
Sumber referensi data tabel: Data Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap RSU Bina Sehat
Maret (2021).
Berdasarkan Tabel 1, diketahui kelengkapan pengisian ringkasan masuk dan keluar
mencapai 81 berkas (100%). Jumlah yang kelengkapan terendah 0 berkas (0%). Dapat
disimpulkan berkas rekam medis pada bagian identifikasi sudah terisi lengkap, benar dan
sesuai dengan kartu identitas pasien.
2. Analisis Kelengkapan Laporan Penting
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis pada laporan penting harus terisi
dengan lengkap karna digunakan untuk memantau perkembangan penyakit pasien. Laporan
penting meliputi diagnosa, keadaan keluar, tanggal masuk, tanggal keluar. Dan guna
mengetahui tindakan apa yang diberikan maka adapula laporan operasi, laporan anastesi
dan informed consent.
Tabel 2 Data Kelengkapan Laporan Penting Pasien di RSU Bina Sehat Maret 2021
No
Laporan
Penting
Sampel
Lengkap
Tidak Lengkap
Jumlah
%
Jumlah
%
1
Diagnosa
81
81
100 %
0
0 %
2
Keadaan
keluar
81
69
85,19%
12
14,81 %
3
Tanggal
masuk
81
81
100 %
0
0 %
4
Tanggal
keluar
81
76
93,83 %
5
6,17 %
5
Laporan
operasi
81
51
62,96 %
30
37,04 %
6
Laporan
anesthesi
81
70
86,42%
11
13,58%
7
Informed
consent
81
71
87,65 %
10
12,35%
Sumber referensi data tabel: Data Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap RSU Bina Sehat
Maret (2021).
Berdasarkan tabel 2, diketahui persentase tertinggi kelengkapan pengisian rekam
medis pada diagnosa dan tanggal masuk sebesar 81 rekam medis (100%). Jumlah
kelengkapan terendah terdapat pada laporan operasi dengan persentase sebesar 51 rekam
medis (62,96%).
C. Analisis Kelengkapan Autentifikasi
Raisa Alamanda Gumilar, Leni Herfiyanti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(9), 1192-1199
Analisis Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bina Sehat
Bandung 1196
Kelengkapan rekam medis pada bagian autentifikasi juga harus diperhatikan untuk
mengetahui dokter dan perawat yang bertanggung jawab pada pasien yang sedang
ditanganinya, autentifikasi meliputi nama dokter, tanda tangan dokter, nama perawat dan
tanda tangan perawat.
Tabel 3 Data Kelengkapan Autentifikasi Pasien di RSU Bina Sehat Maret 2021
No
Autentifikasi
Sampel
Lengkap
Tidak Lengkap
Jumlah
%
Jumlah
%
1
Nama dokter
81
67
82,72 %
14
17,28 %
2
Tanda tangan
dokter
81
36
44,44%
45
55,56 %
3
Nama perawat
81
13
16,05 %
68
83,95 %
4
Tanda tangan
perawat
81
68
83,95 %
13
16,05 %
Sumber referensi data tabel: Data Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap RSU Bina Sehat
Maret (2021).
Berdasarkan tabel 3, diketahui persentase tertinggi kelengkapan pengisian rekam medis
pada tanda tangan perawat 68 berkas (83,95%). Jumlah kelengkapan terendah terdapat pada
nama perawat 13 berkas (16,05%).
D. Analisis Kelengkapan Pencatatan Yang Baik
Kelengkapan pengisian rekam medis pada pencatatan mencerminkan mutu
pencatatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan berguna untuk pendokumentasian yang
baik, tapi masih banyak ditemukan pencatatan yang kurang baik pada rekam medis rawat
inap.
Tabel 4 Analisis Kelngkapan Pencatatan yang Baik di RSU Bina Sehat Maret 2021
No
Pencatatan
yang baik
Sampel
Lengkap
Tidak Lengkap
Jumlah
%
Jumlah
%
1
Penulisan terbaca
81
67
82,72 %
14
17,28 %
2
Perbaikan
penulisan
81
78
96,30 %
3
3,70 %
3
Adanya keterangan
tanggal dan waktu
81
59
72,85 %
22
27,16 %
Sumber referensi data tabel: Data Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap RSU Bina Sehat
Maret (2021).
Berdasarkan tabel 4 diketahui persentase tertinggi kelengkapan pengisian rekam
medis pada perbaikan penulisan sebesar 78 berkas (96,30%). Jumlah kelengkapan terendah
terdapat pada adanya keterangan tanggal dan waktu sebesar 59 berkas (72,84%).
Raisa Alamanda Gumilar, Leni Herfiyanti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(9), 1192-1199
Analisis Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bina Sehat
Bandung 1197
E. Diagram Persentase Akhir Review kelengkapan rekam medis.
Gambar 1. Diagram Kelengkapan Rekam Medis Pada Bulan Maret 2021
Berdasarkan dari persentase diagram akhir diatas jumlah kelengkapan pada bagian
identifikasi mencapai sebesar 100% dan kelengkapan terendah ada pada bagian
autentifikasi sebesar 16,05%.
B. Pembahasan
Kelengkapan pengisian rekam medis pada identifikasi pasien rawat inap di RSU
Bina Sehat lengkap dan mencapai 100%. Bagian identifikasi pasien sangat diperhatikan di
rumah sakit ini jadi semua rekam medis yang peneliti teliti lengkap, tetapi untuk
pengembalian rekam medis masih mengalami keterlambatan melebihi dari 1x24 jam. Hal
ini sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SPO) RSU Bina Sehat Nomor 155
Tahun 2017 Tentang Pelayanan Rekam Medis, tetapi masih belum sesuai dengan
Keputusan Mentri Kesehatan No.129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Rumah sakit dimana standar pelayanan rekam medis rumah sakit yaitu
kelengkapan pengisian rekam medis 24 jam setelah selesai pelayanan (Depkes, 2008).
Kelengkapan pengisian yang masih sangat rendah ada pada bagian laporan penting,
mulai dari tanggal operasi, jam operasi tanda tangan dokter, tanda tangan operator operasi
dan tindakan yang diberikan. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu dokter mengisi
berkas rekam medis, kurangnya tingkat kesadaran dan kedisiplinan dokter dalam
melengkapi berkas rawat inap sehingga dokter tidak segera menandatangani berkas rekam
medis rawat inap. Persentase tertinggi pada komponen laporan penting diagnosa dan
tanggal masuk sebesar 81 berkas (100%) terisi lengkap. Jumlah persentase kelengkapan
terendah pada laporan operasi sebesar 51 berkas (62,92%) yang terisi lengkap. Penelitian
ini sejalan dengan penelitiannya (Susanto et al., 17) hasil analisis kuantitatif tentang
kelengkapan laporan penting/formulir penting di ruang rawat inap dengan kasus Bedah
Orthopedy di RSUD Kota Semarang dengan kategori lengkap menunjukkan bahwa
ketidaklengkapan tertinggi pada formular informed consent yaitu 42,4%. Item pengisian
waktu ketidaklengkapan tertinggi pada laporan operasi yaitu 70,7%, Ketidaklengkapan ini
disebabkan belum terdapat petugas yang bertanggung jawab menganalisis kelengkapan
pengisian dokumen rekam medis di setiap bangsal sebelum diserahkan kebagian
assembling, sehingga kelengkapan dokumen rekam medis belum terpantau dengan baik.
Hal tersebut belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SPO) RSU Bina Sehat
Nomor 155 Tahun 2017 tentang pelayanan Rekam Medis, pengisian pada informed consent
harus lengkap 100%.
100%
62,96%
16,05%
72,84%
0%
37,04%
83,95%
27,16%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Identifikasi Laporan penting Autentifikasi Pencatatan yang
benar
Lengkap Tidak lengkap
Raisa Alamanda Gumilar, Leni Herfiyanti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(9), 1192-1199
Analisis Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bina Sehat
Bandung 1198
Pengisian kelengkapan berkas rekam medis rawat inap pada bagian autentifikasi
di RSU Bina Sehat belum mencapai 100%. Hal tersebut belum sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SPO) RSU Bina Sehat Nomor 155 Tahun 2017 Tentang pelayanan
Rekam Medis, setiap berkas rekam medis harus terisi lengkap, dan dibubuhi tanda tangan
dan nama lengkap. Hal ini dikarenakan waktu yang terbatas dan lembaran yang sering
terlewat untuk diisi, akan mengakibatkan juga perawatan dan pengobatan pasien tidak
dapat dipertanggung awabkan oleh dokter dan mempersulit petugas dalam menentukan
dokter yang bertanggunngjawab terhadap pasien.
Nama perawat dan tanda tangan perawat juga harus dilengkapi agar memudahkan
mengembalikan rekam medis rawat inap kepada perawat jika rekam medis belum lengkap.
Penelitian ini sejalan dengan penelitiannya hasil analisis kuantitatif autenfikasi periode
triwulan IV tahun 2015 persentase kelengkapan tertinggi terdapat pada item tanda tangan
dokter mencapai 100% dan ketidaklengkapan tertinggi terdapat pada item nama dokter
kasus kebidanan mencapai 52,6%. Ketidaklengkapan ini dikarenakan kesibukan dokter
untuk menulis autentifikasi sehingga dokter lebih sering untuk tanda tangan saja dan bagian
identitas yang berupa nama bisa dilengkapi oleh petugas kesehatan lain. Para dokter,
perawat atau tenaga medis harus membubuhkan tanda tangan dan nama terang setiap
melakukan pencatatan hasil pemeriksaan terhadap pasien setelah menerima pelayanan di
rumah sakit sesuai dengan kewenangan yang telah ada serta berfungsi sebagai tanda bukti
otentik yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum (Gemala R., 2016). Pengisian
kelengkapan rekam medis rawat inap pada bagian pencatatan yang benar di RSU Bina
Sehat belum mencapai 100%. Hal tersebut belum sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SPO) RSU Bina Sehar Nomor 155 Tahun 2017 Tentang pelayanan Rekam
Medis, setiap berkas rekam medis harus terisi lengkap, dan dibubuhi tanda tangan dan nama
lengkap. Hal ini sering terjadi karena dokter dan perawat mencoret beberapa tulisan
kemudian tidak dibubuhi paraf. Penelitian ini sejalan dengan penelitiannya (Nurliani &
Masturoh, 2017).
Hasil analisis pencatatan yang baik periode triwulan IV tahun 2015, persentase
kelengkapan tertinggi terdapat pada item pencatatan jelas mencapai 100% dan
ketidaklengkapan tertinggi terdapat pada item diagnosis terbaca kasus kebidanan mencapai
60,5%. Ketidaklengkapan ini terjadi karena petugas secepatnya saja tanpa memperhatikan
kualitas tulisan tersebut dikarenakan banyaknya pasien dan mengutamakan kecepatan
dalam pelayanan. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam
medis dapat dilakukan pembetulan (Permenkes, 2008), pembetulan sebagaimana dimaksud
padda ayat (5) hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan
yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
bersangkutan.
KESIMPULAN
Berdasarkan diagram di atas dari 81 sampel pengisian rekam medis masih belum
mencapai 100%, dapat disimpulkan bahwa persentase kelengkapan tertinggi pada
komponen identifikasi nama, no. rm, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, alamat lengkap,
pendidikan dan agama sebesar 81 berkas (100%) terisi lengkap. Jumlah persentase
kelengkapan terendah 0 berkas (0%). Persentase kelengkapan tertinggi pada komponen
laporan penting diagnosa dan tanggal masuk sebesar 81 berkas (100%) terisi lengkap.
Jumlah persentase kelengkapan terendah pada laporan operasi sebesar 51 berkas (62,92%)
yang terisi lengkap.
Persentase kelengkapan tertinggi pada komponen pengisian autentifikasi tanda
tangan perawat 68 berkas (83,95%) terisi lengkap. Jumlah persentase kelengkapan terendah
nama perawat sebesar 13 berkas (16,05%) yang terisi lengkap. Persentase kelengkapan
Raisa Alamanda Gumilar, Leni Herfiyanti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(9), 1192-1199
Analisis Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Bina Sehat
Bandung 1199
tertinggi pada komponen perbaikan penulisan 78 berkas (96,30%) terisi lengkap. Jumlah
persentase kelengkapan terendah pada adanya keterangan dan waktu sebesar 59 berkas
(72,84%) yang terisi lengkap.
BIBLIOGRAFI
Dep Kes, R. I. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/Menkes/Sk/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Nomor
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355 Nomor Tambahan Lembaran Negara
Nomor, 4400(1), 5.
Depkes, R. I. (2006). Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit.
Jakarta: Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik.
Edi, Susanto dan Sugiarto. 2017. Manajemen Informasi Kesehatan IV Etika Profesi dan
Hukum Kedehatan. Jakarta: Kemenkes RI
Gemala R. (2014). Pedoman Manaje men Informasi Kesehatan Di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: UI Press
Gemala R. (2016). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: UI-Press.
Mubin, L. F., Anggraeni, W., & Vinarti, A. (2012). Prediksi Jumlah Kunjungan Pasien
Rawat Jalan Menggunakan Metode Genetic Fuzzy Systems Studi Kasus: Rumah
Sakit Usada Sidoarjo. Jurnal Teknik ITS, 1(1), A482A487.
No, U. (44 C.E.). Tahun 2009 Rumah Sakit. Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi kesehatan.
Permenkes, R. I. (2008). No 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta:
Menteri Kesehatan Reupublik Indonesia.
Nurliani, A., Masturoh, I. (2015). Analisis Kuantitatif Kelengkapan Dokumen Rekam
Medis Rawat Inap Formulir Ringkasan Masuk Dan Keluar Periode Triwulan IV
Tahun 2015. Jurnal Persada Husada Indonesia Vol.4 No.12 Januari 2017
Susanto, E., Windari, Adhani., Marsum. (2017) Studi Deskriptif Kelengkapan Dokumen
Rekam Medis Rawat Inap Pada Kasus Bedah Orthopedy Di RSUD Kota Semarang.
Semsrsng: Poltekes Kemenkes Semarang
Swari SJ., Alfiansyah, Gamasino., Wijayanti RA., Kurniawati RD. (2019). Analisis
Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap RSUP Dr.Kariadi
Semarang. Semarang: Politeknik Negri Jember.
Erminia., Pratama R.Y., (2018). Tinjauan Kelengkapan Pengisian Lembar Resume
Medis Unit Rawat Inap: STIKES Kapuas Jaya.
Purba, E. (2016). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Pemulangan Berkas
Rekam Medis Dari Instalasi Rawat Inap Ke Unit Instalasi Rekam Medis Di Rumah
Sakit Vina Estetica Medan Periode Mei-Juli Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Perekam Dan
Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI), 1(2), 111119.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).