Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Januari 2022, 2 (1), 36-44
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v2i1.158 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
TINJAUAN KETIDAKLENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS
PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT SOREANG PERIODE MARET -
MEI 2021
Inne Siti Nurjanah1, Shania Andriana Sunarko2, Erix Gunawan3
Politeknik Piksi Ganesha1, 2, 3
innesitinurjanah@gmail.com1, shaniaandriana33@gmail.com2, erixgunawan@gmail.com3
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
12-08-2021
12-01-2022
18-01-2022
Latar Belakang: Dokter, perawat, dan profesi kesehatan
lainnya pada dasarnya memiliki suatu kesamaan dalam
menangani pasien di setiap rumah sakit. Kesamaan tersebut
adalah mereka diharuskan untuk melengkapi berkas rekam
medis dari setiap pasien yang datang untuk berobat. Salah
satu tujuan pencatatan ini adalah untuk mengetahui riwayat
pengobatan apabila terdapat pasien melakukan kunjungan
rutin ke rumah sakit. Sehubungan dengan hal tersebut, masih
banyak petugas kesehatan yang tidak melengkapi berkas
rekam medis tersebut. Hal ini dapat merugikan petugas
kesehatan yang suatu saat membutuhkan data tersebut untuk
menangani pasien yang menjalani perawatan rutin.
Tujuan: Penulis telah melakukan penelitian pada salah satu
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang untuk
mengetahui gambaran umum tentang pencatatan berkas
rekam medis yang dilakukan di rumah sakit tersebut.
Metode: Penulis menggunakan metode kualitatif dengan
teknik observasi melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Hasil: Setelah melakukan pengumpulan data selama dua
bulan, hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat
penurunan persentase rata-rata ketidaklengkapan pengisian
berkas rekam medis sebesar 4,10% dari bulan Maret hingga
Mei 2021.
Kesimpulan: Peningkatan tersebut terjadi karena peran
mahasiswa PKL, yang senantiasa memastikan para dokter
untuk mengisi dan melengkapi pencatatan berkas rekam
medis.
Kata kunci: ketidaklengkapan; rekam medis; RS soreang.
Abstract
Background: Doctors, nurses, and other health professions
basically have one thing in common in dealing with patients
in every hospital. The similarity is their need to complete the
medical records of every patient who comes for treatment.
One of the purposes of this record is to find out the history
of treatment if there are patients who make regular visits to
the hospital. In this regard, there are still many health
workers who do not complete the medical records. This can
be detrimental to health workers who someday need the data
to treat patients undergoing routine care.
Inne Siti Nurjanah, Shania Andriana Sunarko, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
2(1), 36-44
Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Soreang Periode Maret - Mei 2021
37
Objective: The author has conducted research at one of the
Regional General Hospitals (RSUD) Soreang to find out a
general description of the recording of medical record files
carried out at the hospital.
Methods: The author uses a qualitative method with
observation techniques through Field Work Practices
(PKL).
Results: After collecting data for two months, the results of
the study stated that there was a decrease in the average
percentage of incomplete medical record files by 4.10% from
March to May 2021.
Conclusion: The increase occurred in the role of street
vendors, because it ensured the doctors to fill out and
complete the file recording.
Keywords: incompleteness; medical records; rs afternoon.
*Correspondent Author: Inne Siti Nurjanah
Email: innesitinurjanah@gmail.com
PENDAHULUAN
Resume medis atau berkas rekam medis (discharge summary) merupakan suatu
berkas yang wajib diisi dan dilengkapi oleh setiap dokter atau petugas kesehatan lainnya
setiap kali mereka telah selesai menangani pasien(Permenkes, 2008). Rekam medis
biasanya berisi catatan atau dokumen yang berkaitan dengan identifikasi pasien,
pemeriksaan, perawatan, dan kegiatan medis lainnya yang dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang dikelola pemerintah dan swasta untuk rawat jalan, rawat inap (Permenkes
RI No 269/MENKES/PER/III/2008, 2008).
Berdasarkan peraturan kementerian kesehatan, dapat disimpulkan bahwa pengisian
berkas rekam medis bersifat wajib bagi seluruh petugas kesehatan. Hal ini bertujuan untuk
memberikan informasi terbaik yang tersedia ketika petugas kesehatan bertemu dengan
pasien yang pernah berkunjung sebelumnya. Informasi yang di dapat dari berkas rekam
medis berfungsi untuk membantu pengambilan keputusan dokter terkait pemeriksaan,
pengobatan, dan segala hal yang dibutuhkan oleh pasien (Mangentang, 2015). Dengan
demikian, hal tersebut dapat meminimalisir risiko kesalahan penanganan dan pengobatan
pasien. Meskipun sudah diwajibkan dan tercantum pada peraturan kementerian kesehatan,
masih banyak dokter dan petugas kesehatan lainnya yang tidak melengkapi berkas rekam
medis pasiennya. Menurut penelitian yang pernah dilakukan pada tahun 2018 di Rumah
Sakit (RS) Setia Mitra, masih ada 12% petugas Kesehatan yang tidak melengkapi berkas
rekam medis pasiennya (Tini & Maulana, 2018).
Tidak hanya itu, bahkan menurut beberapa penelitian lainnya, masih banyak
fasilitas Kesehatan seperti Rumah Sakit yang memiliki angka persentase ketidaklengkapan
pengisian berkas rekam medis di atas 10% (Dewi, 2019). Hal ini memiliki arti bahwa
setidaknya 10% pasien fasilitas kesehatan di Indonesia tidak memiliki catatan rekam medis
dengan lengkap dan baik.
Ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis akan selalu menggambarkan
seberapa baik dan tuntas pelayanan kesehatan yang diberikan dan mutu pelayanan dari
fasilitas lesehatan yang bersangkutan. Kemudian, Rekam medis yang tidak lengkap juga
Inne Siti Nurjanah, Shania Andriana Sunarko, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
2(1), 36-44
Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Soreang Periode Maret - Mei 2021
38
dapat menyulitkan petugas kesehatan untuk mengidentifikasi riwayat kesehatan pasien dan
klaim dari perusahaan asuransi (Wirajaya & Nuraini, 2019).
Selain itu, menurut (Wiraja & Dewi, 2019), terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis, antara lain: 1) Kurangnya
kompetensi dan kelalaian petugas kesehatan. 2) Kurang jelasnya Standar Operasional
Prosedur tentang pengisian berkas rekam medis. 3)Susunan berkas rekam medis yang tidak
teratur (acak) sehingga menyulitkan petugas Kesehatan dalam mengisi dan melengkapinya.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, peristiwa tingginya angka ketidaklengkapan
pengisian berkas rekam medis di beberapa fasilitas kesehatan seperti rumah sakit masih
sering sekali terjadi. Bahkan, terdapat berbagai macam penyebab dari ketidaklengkapan
pengisian berkas tersebut. Meskipun demikian, hampir dapat dipastikan bahwa penyebab
dari tingginya angka ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis akan berbeda antara
satu rumah sakit, dengan rumah sakit lainnya.
Sesuai uraian tersebut, penulis tergerak untuk melakukan riset tentang
ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap pada RS Soreang,
Kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan oleh penulis di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penulis melakukan proses penelitian
selama dua bulan bersamaan dengan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL), dimulai pada
tanggal 5 April 2021 dan berakhir pada tanggal 5 Juni 2021.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk sekedar mengetahui gambaran umum
(helicopter view) tentang persentase ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis.
Lebih lanjut, penulis juga membatasi ruang lingkup penelitian kali ini, di mana penulis
hanya akan fokus terhadap penyebab tingginya angka persentase ketidaklengkapan
pengisian berkas rekam medis khusus pada pasien rawat inap.
Guna mendukung tujuan penelitian tersebut, penulis telah merumuskan beberapa
tujuan khusus yang akan di bahas lebih mendalam, antara lain mengetahui jumlah dan
persentase ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap di RS
Soreang; dan mengidentifikasi apakah peran mahasiswa PKL dapat menurunkan persentase
ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap di RS Soreang.
METODE PENELITIAN
Penulis menggunakan metode kualitatif dengan teknik observasi dalam proses
pengumpulan data. Teknik observasi kualitatif merupakan teknik yang bersifat naturalistik
diterapkan dalam konteks suatu kejadian natural, mengikuti alur alami kehidupan objek
yang diamati. Observasi kualitatif juga tidak dibatasi kategorisasi pengukuran (kuantitatif)
dan tanggapan yang telah diperkirakan terlebih dahulu (Hasanah, 2017).
Observasi kualitatif yang dilakukan oleh peneliti didukung dengan program
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan langsung pada RS Soreang selama dua
bulan. Pelatihan kerja lapangan, praktek kerja lapangan, on the job training atau biasa
disebut dengan PKL merupakan salah satu bentuk kegiatan yang berlangsung di lingkungan
kerja langsung. PKL dapat diisi oleh siswa SMA/SMK, mahasiswa dan karyawan baru.
Pada tingkat pelajar, PKL adalah program pendidikan yang dilaksanakan dalam sistem
sekolah dan sekaligus untuk memperoleh keterampilan yang diperoleh melalui kegiatan
kerja secara langsung di dunia kerja, sampai pada tingkat profesional tertentu (Fitriana &
Latief, 2019).
Penulis melakukan kegiatan PKL selama dua bulan, terhitung mulai 5 April 2021
dan selesai pada 5 Juni 2021. Penulis telah melaksanakan praktik kerja yang ditugaskan
bergilir pada beberapa divisi, antara lain: Pendaftaran; Penyimpanan dan Pengumpulan
Berkas; Visum; serta Klaim COVID-19.
Inne Siti Nurjanah, Shania Andriana Sunarko, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
2(1), 36-44
Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Soreang Periode Maret - Mei 2021
39
Berdasarkan demikian, penulis akan melakukan pengamatan dan mengumpulkan data
pengisian berkas rekam medis selama tiga bulan (1 Bulan sebelum PKL, dan 2 Bulan
selama PKL). Selanjutnya, objek pada penelitian ini adalah berkas rekam medis pasien
rawat inap RS Soreang, di mana penelitian dilakukan pada 11 tipe ruangan rawat inap di
RS Soreang, yaitu:
1. ruang Flamboyan;
2. ruang Anggrek;
3. ruang Mawar;
4. ruang Melati;
5. ruang ICU;
6. ruang Anyelir;
7. ruang Dahlia;
8. ruang ISO Ponek;
9. ruang Perinatologi;
10. ruang ISO Kenanga; dan
11. ruang Wijaya Kusuma.
Pemilihan ruangan-ruangan tersebut di dasarkan pada semua jenis ruangan yang
dapat digunakan sebagai fasilitas rawat inap di RS Soreang. Setelah itu, penulis akan
menilai kelengkapan berkas rekam medis dari setiap pasien yang pernah melakukan rawat
inap pada 11 ruangan tersebut.
Selanjutnya, penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer berasal dari pengamatan penulis selama dua bulan terhadap
pedagang kaki lima di RSUD Soreang, sedangkan data sekunder berasal dari literatur ilmiah
untuk mendukung argumen dan analisis penulis dalam penelitian ini.
Pada proses analisis, penulis akan membandingkan data primer berupa angka
persentase ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis pada saat sebelum
dilaksanakannya PKL dan setelah dilaksanakannya PKL. Sehingga akan memberikan
jawaban dari tujuan penelitian ini, yaitu :
“Apakah peran mahasiswa dapat menurunkan persentase ketidaklengkapan
pengisian berkas rekam medis pada RS Soreang?”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, penulis hanya akan menggunakan data primer berupa angka
persentase ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis pasien rawat inap RS Soreang.
Data primer ini telah dikumpulkan oleh penulis selama tiga bulan, sejak Maret 2021 hingga
Mei 2021. Lebih lanjut, penulis akan membandingkan persentase pada bulan Maret
(sebelum penulis memulai program PKL) dengan persentase pada bulan April dan Mei
(saat penulis sedang melaksanakan program PKL). Tujuan dari perbandingan persentase
ini adalah untuk melihat apakah PKL dapat menurunkan persentase ketidaklengkapan
rekam medis pasien rawat inap di RSUD Soreang. Di bawah ini gambaran persentase
ketidaklengkapan rekam medis pasien rawat inap di RSUD Soreang Maret 2021,
kegiatan PKL belum dimulai dengan mahasiswa.
Tabel 1. Rekapitulasi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis
Pasien Rawat Inap RS Soreang Bulan Maret 2021
Inne Siti Nurjanah, Shania Andriana Sunarko, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
2(1), 36-44
Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Soreang Periode Maret - Mei 2021
40
Ruangan
Total
pasien
Lengkap
Persentase
Ketidakengkapan
Flamboyan
52
44
15.38%
Anggrek
39
35
10.26%
Mawar
101
91
9.90%
Melati
31
27
12.90%
Icu
9
8
11.11%
Anyelir
59
52
11.86%
Dahlia
236
235
0.42%
Iso ponek
8
8
0.00%
Perinatologi
169
163
3.55%
Iso kenanga
21
8
61.90%
Wijaya kusuma
16
11
31.25%
741
682
Rata-rata: 15.32%
Sumber: RS Soreang, 2021 (diolah dan dirangkum oleh penulis).
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa terdapat 741 pasien rawat inap di RS
Soreang selama bulan Maret 2021, di mana terdapat 59 orang atau 15,32% pasien yang
tidak dilengkapi berkas rekam medisnya oleh dokter atau petugas kesehatan yang
bersangkutan. Hal ini cukup sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa persentase ketidaklengkapan rekam medis rumah sakit masih di atas
10%. Pada kasus yang terjadi di RS Soreang, tingginya angka ketidaklengkapan pengisian
berkas rekam medis terjadi karena meningkatnya jumlah pasien COVID-19. Hal tersebut
menyebabkan banyaknya tenaga medis yang memiliki beban kerja lebih banyak dibanding
sebelumnya, sehingga mereka sering tidak melengkapi berkas rekam medis pasiennya.
Pada bulan berikutnya, beberapa mahasiswa memulai kegiatan PKL di RS
Soreang, di mana mahasiswa-mahasiswa ini ditugaskan pada bagian yang berbeda,
termasuk juga penulis yang melakukan penelitan ini. Penulis pada penelitian ini ditugaskan
bergilir pada beberapa divisi, antara lain: Pendaftaran; Penyimpanan dan Pengumpulan
Berkas; Visum; serta Klaim COVID-19. Oleh karena itu penulis berperan langsung
pendampingan dan cross check dalam pengisian kelengkapan rekam medis pasien rawat
inap di RSUD Solang antara April 2021 sampai Mei 2021
Tabel 2. Rekapitulasi Ketidaklengkapan Pengisian
Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap RS Soreang Bulan April 2021
Ruangan
Total
Pasien
Lengkap
Tidak
Lengkap
Persentase
Ketidakengkapan
Flamboyan
59
50
9
15.25%
Anggrek
37
35
2
5.41%
Mawar
107
86
21
19.63%
Melati
7
4
3
42.86%
Icu
86
81
5
5.81%
Anyelir
264
257
7
2.65%
Dahlia
7
7
0
0.00%
Iso Ponek
180
180
0
0.00%
Perinatologi
14
13
1
7.14%
Iso Kenanga
25
21
4
16.00%
Wijaya Kusuma
5
5
0
0.00%
791
739
52
Rata-Rata: 10.43%
Sumber: RS Soreang, 2021 (diolah dan dirangkum oleh penulis).
Inne Siti Nurjanah, Shania Andriana Sunarko, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
2(1), 36-44
Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Soreang Periode Maret - Mei 2021
41
Berdasarkan tabel 2 di atas merupakan gambaran persentase ketidaklengkapan
rekam medis pasien rawat inap di RSUD Soreang antara bulan April 2021 sampai Mei 2021
dimana penulis dan mahasiswa lainnya menjadi pedagang kaki lima.
Tabel 3.
Rekapitulasi Ketidaklengkapan Pengisian Berkas
Rekam Medis Pasien Rawat Inap RS Soreang Bulan Mei 2021
Ruangan
Total
Pasien
Lengkap
Tidak
Lengkap
Persentase
Ketidakengkapan
Flamboyan
66
57
9
13.64%
Anggrek
32
32
0
0.00%
Mawar
100
95
5
5.00%
Melati
5
4
1
20.00%
Icu
85
78
7
8.24%
Anyelir
255
244
11
4.31%
Dahlia
6
6
0
0.00%
Iso Ponek
176
176
0
0.00%
Perinatologi
11
10
1
9.09%
Iso Kenanga
33
27
6
18.18%
Wijaya Kusuma
7
7
0
0.00%
776
736
40
Rata-Rata: 7.13%
Sumber: RS Soreang, 2021 (diolah dan dirangkum oleh penulis).
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa total pasien rawat inap selama bulan
April dan Mei 2021 lebih besar daripada total pasien rawat inap selama bulan Maret 2021.
Meskipun demikian, angka ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medisnya menurun.
Pada bulan April, tercatat hanya 52 orang atau 10,43% pasien yang tidak dilengkapi berkas
rekam medisnya oleh dokter atau petugas kesehatan yang bersangkutan.
Kemudian pada bulan Mei, angka persentase ketidaklengkapan pengisian berkas
rekam medis kembali menurun, yaitu tercatat hanya 40 orang atau 7,13% pasien yang tidak
dilengkapi berkas rekam medisnya oleh dokter atau petugas kesehatan yang bersangkutan.
B. Pembahasan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang dijelaskan sebelumnya, dapat diketahui
bahwa penulis Bersama dengan beberapa mahasiswa lainnya sedang melakukan kegiatan
PKL di RS Soreang selama bulan April hingga Mei 2021. Tidak hanya itu, selama periode
ini, setiap mahasiswa PKL ditugaskan ke beberapa departemen secara bergilir, seperti yang
penulis lakukan, untuk mengumpulkan data mentah untuk penelitian ini.
Penulis diketahui telah melaksanakan kegiatan PKL dengan beberapa penugasan
kerja, antara lain sebagai Pendaftaran; Penyimpanan & Pengumpulan Berkas; Visum; serta
Klaim COVID-19. Dengan demikian, penulis secara langsung bertanggung jawab terhadap
banyak pekerjaan, yaitu:
1. membantu proses pengkajian pasien;
2. mempersiapkan berkas pasien;
3. membantu kegiatan mobilitas perawat dan dokter;
4. membantu pengelolaan ruangan pasien rawat inap;
5. memastikan dokter dan perawat telah mengisi berkas rekam medis pasien;
6. mengumpulkan berkas rekam medis pasien setiap hari;
7. melakukan rekapitulasi hasil rekam medis;
8. melaksanakan kegiatan administratif pasien;
9. dan sebagainya
Inne Siti Nurjanah, Shania Andriana Sunarko, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
2(1), 36-44
Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Soreang Periode Maret - Mei 2021
42
Berdasarkan rincian pekerjaan yang telah dilakukan oleh penulis selama program
PKL, dapat diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan mahasiswa PKL berhubungan
langsung dengan berkas rekam medis pasien rawat inap RS Soreang. Oleh karena itu, sesuai
dengan penjelasan pada bagian sebelumnya, dapat diketahui bahwa dalam proses
penurunan angka ketidaklengkapan pengisian rekam medis pasien rawat inap di RSUD
Soreang, PKL sangat membantu, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. Rekapitulasi Persentase Rata-rata Ketidaklengkapan Pengisian Berkas
Rekam Medis Pasien Rawat Inap RS Soreang Periode Maret Mei 2021
Periode
Total
Pasien
Lengkap
Tidak
Lengkap
Persentase Rata-rata
Ketidaklengkapan
Maret 2021
741
682
59
15.32%
April 2021
791
739
52
10.43%
Mei 2021
776
736
40
7.13%
Rata-rata Penurunan Persentase Setiap
Bulan:
4,10%
Sumber: RS Soreang, 2021 (diolah dan dirangkum oleh penulis)
Seperti terlihat pada Tabel 4, rata-rata persentase ketidaklengkapan rekam medis
pasien rawat inap di RSUD Soreang mengalami penurunan, dengan angka berturut-turut
berkisar antara 15,32% hingga 10,43% hingga 7,13%, dengan persentase penurunan rata-
rata keseluruhan sebesar 4,10% per bulan.
Oleh karena itu, terlihat sangat membantu bagi PKL untuk berkonsultasi dan
memeriksa rekam medis pasien rawat inap di RSUD Soreang. Penulis dapat membuat
kesimpulan demikian karena fakta yang diperoleh dari data primer menunjukkan
penurunan angka yang cukup signifikan jika dibandingkan antara sebelum dan sesudah
adanya kegiatan PKL di RS Soreang.
KESIMPULAN
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soreang di Kabupaten Bandung memiliki 11
bangsal rawat inap dan mampu menampung lebih dari 700 pasien per bulan. Namun tidak
seluruh pasien rawat inap memiliki catatan rekam medis yang lengkap dan baik. Pada bulan
Maret 2021, telah tercatat ada 59 orang atau 15,32% yang tidak memiliki berkas rekam
medis yang lengkap dan baik.
Sebagian besar ketidaklengkapan tersebut terjadi karena banyaknya tenaga medis
yang beban kerjanya bertambah seiring meningkatnya jumlah pasien COVID-19 selama
beberapa bulan terakhir. Oleh karena itu, para PKL yang bertugas di RSUD Soreang sangat
membantu dalam pengecekan dan konfirmasi rekam medis yang diisi oleh dokter dan
tenaga kesehatan lainnya.
Dengan adanya mahasiswa PKL di RS Soreang, persentase ketidaklengkapan
pengisian berkas rekam medis berhasil mengalami penurunan dengan rata-rata 4,10%
setiap bulannya. Hal ini karena PKL membantu mengecek keutuhan rekam medis yang
diisi oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya, mulai dari persiapan hingga pengambilan
rekam medis.
Oleh karena itu, berdasarkan penelitian terdahulu dan hasil studi lapangan yang
dilakukan, penulis mendukung penuh seluruh Rumah Sakit yang memberikan kesempatan
para mahasiswa untuk melaksanakan program PKL. Hal ini bertujuan agar terjadi simbiosis
mutualisme, di mana pihak Rumah Sakit akan memiliki bantuan tenaga medis tambahan
sehingga dapat melakukan kegiatan pengecekan dan pemastian pengisian berkas rekam
Inne Siti Nurjanah, Shania Andriana Sunarko, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
2(1), 36-44
Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Soreang Periode Maret - Mei 2021
43
medis dengan lebih baik. Sedangkan bagi mahasiswa, program PKL memberikan
pengalaman dan jam terbang yang baik sehingga membuat mahasiswa semakin siap
menghadapi dunia kerja. Sedangkan bagi rumah sakit, program PKL dapat memberikan
bantuan tenaga kerja yang cukup signifikan, sehingga dapat meningkatkan persentase
kelengkapan pengisian berkas rekam medis pasiennya.
Komponen identifikasi pasien merupakan skor tertinggi, dengan nilai skala 100%
lengkap dan 0% tidak lengkap. Hal ini sangat membantu dalam mengidentifikasi pasien
karena penggunaan barcode atau label yang berisi identitas pasien, seperti nama, tanggal
lahir, jenis kelamin, dan nomor rekam medis (Silvi, 2020). Registrasi memasukkan
permintaan kunjungan pasien untuk mendapatkan permintaan rekam medis, dan pegawai
catatan medis memperoleh rekam medis dengan memberikan beberapa barcode yang
tersedia secara otomatis dan masuk ke dalam rekam medis.
Dokter atau perawat memberikan barcode yang ada di rekam medis, dan barcode
tersebut diletakkan di pojok kanan atas untuk melengkapi pengisian identitas pasien, yang
memudahkan petugas medis untuk mengisi identitas pasien (Maulana & Agustini, 2018).
BIBLIOGRAFI
Ahmad Maliki, Saimi, Heru Purnama. (2018). Analisis Ketidaklengkapan Dokumen
Rekam Medis Pada Kasus Rawat Inap di RSUD Patut Patuh Patju Gerung. Jurnal
Kesehatan Qamarul Huda, 6(1), 1723.
Fitriana, Onny, & Latief, Jamil. (2019). Evaluasi Program PKL FKIP UHAMKA
(Penelitian Evaluatif berdasarkan CIPP). Jurnal Utilitas, 5(1), 716.
Hasanah, Hasyim. (2017). TEKNIK-TEKNIK OBSERVASI (Sebuah Alternatif Metode
Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21.
https://doi.org/10.21580/at.v8i1.1163
Mangentang, Fera Retno. (2015). Kelengkapan Resume Medis dan Kesesuaian Penulisan
Diagnosis Berdasarkan ICD-10 Sebelum dan Sesudah JKN di RSU Bahteramas.
Jurnal ARSI, 1(44), 159168.
Mardi, Yuli. (2019). Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Formulir Rekam Medis Pasien
Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Aisyiyah Padang Yuli Mardi. Health Information
Management Journal ISSN, 7(2), 26559129.
Maulana, Diaz, & Agustini, Hudiyati. (2018). Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian
Resume Medis Pasien Rawat Inap di RS Setia Mitra Tahun 2018. MEDICORDHIF
Jurnal Rekam Medis, 5, 9.
Permenkes, R. I. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
269/MenKes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI.
PERMENKES RI No 269/MENKES/PER/III/2008. (2008). permenkes ri
269/MENKES/PER/III/2008. Permenkes Ri No 269/Menkes/Per/Iii/2008, Vol. 2008,
p. 7.
Revitasari, Alvina. (2016). Identifikasi Ketidaklengkapan Pengisian Dokumen Rekam
Medis Rawat Jalan Berdasarkan Teori Motivasi Ekspektansi. Jurnal Administrasi
Inne Siti Nurjanah, Shania Andriana Sunarko, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
2(1), 36-44
Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Soreang Periode Maret - Mei 2021
44
Kesehatan Indonesia, 4(2), 86. https://doi.org/10.20473/jaki.v4i2.2016.86-96
Rohmiatun dan Harjanti. (2016). Tinjauan Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Dokumen
Rekam Medis Pasien Rawat Inap. Rekam Medis, 10(1).
Silvi, Aldila Rahmah. (2020). Gambaran Pemasangan Gelang Identitas Pasien dalam
Rangka Penerapan Patient Safety di Rumah Sakit Umum Daerah Natsir tahun 2019.
Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Swari, Selvia Juwita, Alfiansyah, Gamasiano, Wijayanti, Rossalina Adi, & Kurniawati,
Rowinda Dwi. (2019). Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien
Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. ARTERI: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), 50
56.
Tini, Hudiyati, & Maulana, Diaz. (2018). Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume
Medis Pasien Rawat Inap Di Rs Setia Mitra Tahun 2018. Medical Record, 5(01), 9.
Wiraja, Made Karma Maha, & Dewi, Ni Made Umi Kartika. (2019). Analisis
Ketidaklengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Dharma Kerti
Tabanan. Jurnal Administrasi Rumah Sakit, 6(1), 1120.
Wirajaya, Made Karma, & Nuraini, Novita. (2019). Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Ketidaklengkapan Rekam Medis Pasien pada Rumah Sakit di Indonesia. Jurnal
Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 7(2), 165.
https://doi.org/10.33560/jmiki.v7i2.225
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).