Imelva Andreya, Zalfa Hasna Nurfadilah, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
988-996
Analisis Beban Kerja Tenaga Rekam Medis Menggunakan Metode ABK-Kes Dirumah
Sakit Islam Assyifa Sukabumi 995
Menurut Permenkes No. 55 tahun 2013 bahwa manajemen pelayanan Rekam
Medis dan Informasi kesehatan adalah kegiatan menjaga, memelihara dan melayani
rekam medis baik secara manual ataupun eektronik sampai menyajikan informasi
kesehatan di Rumah Sakit, praktik Dokter Klinik, Asuransi Kesehatan, Fasilitas
pelayanan kesehatan dan lainnya (Permenkes, n.d.). Perekam medis adalah seseorang
yang telah lulus pendidikan rekam medis dan informasi kesehatan yaitu minimal D3
Rekam Medis sesuai ketentuan peraturan perundang undangan dan telah memiliki SIK
atau STR (Miharti & Fatim, 2021).
Menurut (Wulandari et al., 2017) beban kerja dapat di definisikan sebagai suatu
perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang
harus dihadapi. Tingkat pembebanan yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian
energy yang berlebihan dan terjadi overstress, sebaliknya insensitas pembebanan yang
terlalu rendah memungkinkan rasa bosan dan kejenuhan atau understress. Oleh karna itu
perlu di upayakan tingkat intensitas pembebanan yang optimum yang ada di antara kedua
batas yang ekstrim tadi dan tentunya beda antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian penulis salah satu petugas rekam medis sering
pleksibel dalam melakukan pekerjaan, salah satunya keterbatasan SDMK menjadikan
petugas rekam medis memiliki beban yang melebihi kapasitas yang seharusnya. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja perekam medis lebih efektif, penulis
melakukan penelitian kebutuhan SDMK dirumah sakit Assyifa Sukabumi menggunakan
Metode Analisi Beban Kerja Kesehatan (ABK-Kes), untuk mengetahui berapa banyak
kebutuhan jumlah SDMK di unit rekam medis. Dari hasil penelitian staff di unit rekam
medis terdapat 24 orang, sedangkan hasil perhitungan penulis Rekam Medis RSI Assyifa
membutuhkan 26 orang petugas, maka dari itu dibutuhkan penambahan 2 orang agar
beban kerja petugas rekam medis efektif dan lebih produktif.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan perhitungan penulis mengenai beban kerja tenaga rekam
medis RSI Assyifa menggunakan metode ABK-Kes (Analisis Beban Kerja Kesehatan)
maka dapat disimpulkan bahwa jumlah petugas rekam medis di RSI Assyifa berjumlah
24 orang. 4 orang merangkap tugas sebagai Teknik Informatika. Sedangkan berdasarkan
hasil perhitungan penulis dengan metode ABK-Kes jumlah petugas yang dibutuhkan
adalah 26 orang. Maka dari itu, Rumah Sakit Islam Assyifa perlu melakukan penambahan
petugas rekam medis agar pelayanan rekam medis berjalan secara maksimal, efektif dan
efisien.
Beban kerja petugas rekam medis mengalami peningkatan seiring bertambahnya
jumlah kunjungan pasien, sehingga dapat mempengaruhi efektivitas dan produktifitas
kerja petugas rekam medis. Selain itu, kurangnya SDMK akan petugas akan
mempengaruhi pelayanan rekam medis di RSI Assyifa.
BIBLIOGRAFI
Baasalem, K. (2017). Perencanaan Kebutuhan Tenaga Pengolahan Data Di Instalasi
Rekam Medis Dengan Metode Workload Indicators Of Staffing Need (Wisn) Di Rs
Pku Muhammadiyah Bantul Tahun 2016.
Chrismawanti, M. (2020). Tinjauan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Di Rekam Medis
Berdasarkan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK-Kes) Di Rumah Sakit
Umum Darmayu Ponorogo. Jurnal Delima Harapan, 7(1), 48–57.
https://doi.org/10.31935/delima.v7i1.95
Dani, A. R., & Mujanah, S. (2021). Pengaruh Servant Leadership, Beban Kerja Dan