Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Agustus 2021, 1 (8), 971-979
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.xxx http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
TINJAUAN KEBUTUHAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI
KESEHATAN BERDASARKAN ANALISIS BEBAN KERJA
KESEHATAN (ABK) DI PUSKESMAS CIKANCUNG
Iis Rosdiana Mulyani
1
, Ani Siti Rohimah
2
, Meira Hidayati
3
Politeknik Piksi Ganesha Bandung
1, 2, 3
iisrosdiana3@gmail.com
1
, piksi.ani.18303067@gmail.com
2
,
meirahidayati58@gmail.com
3
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
23-07-2021
24-07-2021
24-08-2021
Latar Belakang: Beban kerja adalah keadaan dimana
pekerja diharapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada
waktu tertentu. Beban kerja merupakan jenis pekerjaan yang
sebisa mungkin harus diselesaikan oleh suatu tenaga kerja
kesehatan profesional dalam 1 tahun disarana pelayanan
kesehatan. Berdasarkan hasil dari observasi di Puskesmas
Cikancung terdapat kurangnya petugas rekam medis.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk secara lebih
jelas bagaimana tinjauan kebutuhan perekam medis
berdasarkan analisis beban kerja Kesehatan (ABK).
Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dan menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Dalam
penelitian ini petugas rekam medis di Puskesmas Cikancung
berjumlah empat orang. Objek penelitian yang digunakan
yaitu tempat pendaftaran.
Hasil: Hasil penelitian berdasarkan analisis beban kerja
(ABK) bagian pendaftaran di Puskesmas Cikancung
kurangnya petugas rekam medis. Karena kurangnya petugas
rekam medis sehingga proses pelayanan akan terhambat.
Jumlah kebutuhan rekam medis berdasarkan analisis beban
kerja kesehatan (ABK) menetapkan hasil waktu kerja
tersedia bagi petugas rekam medis di Puskesmas Cikancung
adalah 2.632 jam kerja/tahun atau 157.920 menit/tahun.
Untuk menghitung kebutuhan sumber daya manusia
kesehatan di Puskesmas Cikancung hasil perhitungan
analisis beban kerja didapatkan hasil bahwa tenaga rekam
medis di Puskesmas Cikancung petugas rekam medis
seharusnya ada 5.
Kesimpulan: Tinjauan kebutuhan perekam medis yang ada
di Puskesmas Cikancung berdasarkan metode analisis beban
kerja kesehatan (ABK) membutuhkan 5 orang pegawai, saat
ini di Puskesmas Cikancung sudah memiliki 4 orang petugas
jadi perlu penambahan 1 orang pegawai baru agar memenuhi
kebutuhan.
Kata kunci: tinjauan; kebutuhan rekam medis; beban kerja.
Abstract
Iis Rosdiana Mulyani, Ani Siti Rohimah, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
971-979
Tinjauan Kebutuhan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Analisis Beban
Kerja Kesehatan (ABK) di Puskesmas Cikancung 972
Background: Workload is a workload is a condition where
workers are faced with a task that must be completed at a
certain time. The workload is a type of work that as much as
possible must be completed by a professional health worker
in 1 year in a health service facility. Result based on
observation at the Cikancung Health Center lack of medical
record officers.
Objective: The purpose of this study is to more clearly know
how to determine the need for medical recorders based on
Health Workload (ABK) analysis.
Method: This type of research uses a descriptive method and
uses the qualitative method. Data collection techniques were
carried out by observation and interviews. In this study, the
medical record officer at the Cikancung Health Center
found four people. The object of research used is the place
of registration.
Result: The results of the study based on the workload
analysis (ABK) of the registration section at the Cikancung
Health Center lacked medical record officers. Due to the
lack of a medical record officer, the service process will be
hampered. The number of medical records needs to be based
on the analysis of the health workload (ABK) determined
that the result of working time for a medical officer at the
Cikancung Health Center was 2,632 working hours/year or
157,920 minutes/year. To calculate the need for health
human resources at the Cikancung Health Center, the
results of the workload calculation show that there should be
5.
Conclusion: A review of the need for medical recorders at
the Cikancung Health Center based on the method of health
workload analysis (ABK) requires 5 employees, currently
the Cikancung Health Center already has 4 officers so it is
necessary to add 1 new employee to meet the needs.
Keywords: observation; medical records; workload.
*Correspondence Author: Iis Rosdiana Mulyani
Email: iisrosdiana3@gmail.com
PENDAHULUAN
Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) seperti saat ini, Puskesmas
berperan penting sebagai penanggung jawab penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Puskesmas, Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Kemenkes, 2013).
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung
memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah dan
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dengan perseorangan tingkat pertama,
Iis Rosdiana Mulyani, Ani Siti Rohimah, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
971-979
Tinjauan Kebutuhan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Analisis Beban
Kerja Kesehatan (ABK) di Puskesmas Cikancung 973
yang lebih mengutamakan upaya promotive,dan preventif di wilayah kerjanya (Asep
Septian, 2014).
Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada era global akan
terus berubah karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga terus mengalami
perubahan pelayanan kesehatan yang memadai sangat tergantung kepada sumber daya
kesehatan yang berkualitas baik ditatanan rumah sakit maupun puskesmas (Nursalam,
2014).
Pelayanan merupakan upaya maksimal yang diberikan oleh petugas pelayanan
dari sebuah perusahaan untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan sehingga
tercpta kepuasan (Rangga & Kurniawan, n.d.). Pelayanan tenaga kesehatan yang bermutu
merupakan salah satu sasaran untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Salah satu
indikator utama untuk keberhasilan manajemen pada institusi pelayanan kesehatan adalah
tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat (Mardiyoko, 2008).
Proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang di gunakan atau
dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertenu, bertujuan untuk
menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban
kerja yang tepat dilimpah kepada seorang petugas, diantaranya dengan cara membagi isi
pekerjaan yang mesti diselesaikan oleh hasil satu orang. Atau akan memperoleh jumlah
pegawai yang dibutuhkan melalui jumlah jam kerja setiap pegawai tersebut (Bariyah,
1999).
Sumber Daya Manusia merupakan proses sistematis yang digunakan untuk
memprediksi permintaan dan penyediaan sumber daya manusia dimasa yang akan datang.
Secara secara sederhana analisis kebutuhan pegawai merupakan suatu proses analisis
yang logis dan teratur untuk mematuhi jumlah dan kualitas pegawai yang diperlukan.
Tujuannya agar setiap pegawai mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan tugas dan
wewenang tanggung jawabnya (Prasetyowati et al., 2020).
Sumber Daya Manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non
kesehatan. Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana
dimaksud adalah dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan
jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, luas
wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya
diwilayah kerja, dan pembagian waktu kerja (Pujiana, 2017).
Menurut Everly dkk, dalam (Munandar, 2001) mengatakan bahwa beban kerja
adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada
waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari teori dan
perhitungan. Beban kerja merupakan jenis pekerjaan yang sebisa mungkin harus
diselesaikan oleh suatu tenaga kerja kesehatan profesional dalam 1 tahun disarana
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu setiap instalasi kesehatan rumah sakit atau
puskesmas harus memiliki perekam medis sesuai dengan jurusannya. Dampak yang
terjadi apabila beban kerja terlalu berlebihan akan mengakibatkan stres baik fisik maupun
psikis. Sedangkan beban kerja yang terlalu sedikit dapat mengakibatkan kurangnya
perhatian pada pekerjaan sehingga timbul kebosanan (Irawati & Carollina, 2017).
Petugas Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (PMIK) merupakan aspek
penting untuk mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan dan penerapannya harus
didukung oleh tenaga profesi perekam medis yang berkualitas untuk memenuhi standar
profesi yang telah di tetapkan pemerintah (Febrianti & Sugiarti, 2019).
Puskesmas Cikancung merupakan suatu pelayanan kesehatan yang utama dalam
melaksanakan pelayanan bagi masyarakat sekitar namun, terdapat maslah dalam
pelayanan, salah satunya yaitu kurang kurangnya kebutuhan petugas Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk secara lebih jelas bagaimana tinjauan
kebutuhan perekam medis berdasarkan analisis beban kerja Kesehatan (ABK).
Iis Rosdiana Mulyani, Ani Siti Rohimah, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
971-979
Tinjauan Kebutuhan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Analisis Beban
Kerja Kesehatan (ABK) di Puskesmas Cikancung 974
METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Metode kualitatif diartikan sebagai metode yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau objek alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci (Sugiyono, 2016). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan studi pustaka.
Pengumpulan data dalam penelitian ini selain melakukan observasi dan
wawancara, penulis juga melakukan studi pustaka. Dimana penulis membaca dan
mempelajari serta memahami teori-teori yang dikemukakan dalam buku-buku ilmiah,
dokumen, dan sumber data lain yang memiliki relevansi dengan permasalahan yang
sedang diteliti penulis.
2. Metode Perencanaan Sumber Daya Manusia Berdasrakan Metode Analisis
Beban Kerja (ABK Kesehatan)
a. Rumus Penetapan Waktu Kerja tersedia sebagai berikut :
Keterangan :
1) Hari kerja (A)
2) Cuti Tahunan (B)
3) Pelatihan waktu yang disediakan untuk program pelatihan per tahun (C)
4) Hari libur Nasional berdasarkan keputusan bersama Menteri terkait tentang hari
libur nasional (D)
5) Ketidak hadiran kerja karena alasan sakit atau tanpa pemberitahuan/izin (E)
6) Waktu kerja, sesuai dengan peraturan yang berlaku (F)
b. Metode Perhitungan Standar Beban Kerja (ABK Kesehatan)
Menurut Alam, Syamsul (2018) . Adapun metode yang dipakai untuk
menghitung Standar Beban Kerja (ABK Kesehatan) yaitu :
𝑆𝐵𝐾 =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑢𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
c. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang Per Institusi/Fasyankes
Waktu Kegiatan :
1) Rata-rata waktu x 365hr, bila satuan waktu perhari
2) Rata-rata waktu x 52mg, bila satuan waktu per minggu
3) Rata-rata waktu x 12bln, bila satuan waktu per bulan
4) Rata-rata waktu x 2 smt, bila satuan waktu persemester
d. Faktor Tugas Penunjang (FTP) dan Standar Tugas Penunjang (STP)
𝐹𝑇𝑃 =
Waktu kegiatan
WKT
× 100
Waktu kerja tersedia = {A-(B+C+D+E)}xF
Iis Rosdiana Mulyani, Ani Siti Rohimah, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
971-979
Tinjauan Kebutuhan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Analisis Beban
Kerja Kesehatan (ABK) di Puskesmas Cikancung 975
𝑆𝑇𝑃 =
1
(1 −
FTP
100
)
e. Data Capaian (Cakupan) tugas pokok dan kegiatan tiap fasyankes selama kurun
waktu 1 tahun.
Rumus Kebutuhan SDMK Sebagai berikut :
𝑆𝐷𝑀𝐾 =
Capaian 1 Tahun
SBK
Keterangan :
1) Waktu kerja tersedia (WKT)
2) Standar Beban Kerja (SBK)
3) Standar Tugas Penunjang (STP)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Puskesmas Cikancung adalah puskesmas mampu PONED yang merupakan
salah satu dari 65 Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung, tepatnya di Jl raya
Cikancung Mandalasari, desa Cikancung kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat
mempunyai wilayah seluas 1.780.815 Ha, yang meliputi 5 desa binaan di Wilayah
Cikancung.
1. Tinjauan Kebutuhan Rekam Medis Berdasarkan Analisis Beban Kerja Kesehatan
(ABK)
Tabel 1. Hasil Karakteristik Petugas Rekam Medis Berdasarkan Pendidikan
Di Puskesmas Cikancung
No
Jabatan
SMA
S1 Manajemen
Informasi Kesehatan
1
Pelaksana
3
1
Total Keseluruhan
4
Sumber refrensi data table: Puskesmas Cikancung
Berdasarkan data tabel 1 kebutuhan Sumber daya manusia di rekam medis
dengan metode ABK terdapat kesenjangan kebutuhan rekam medis. Dapat
diketahui dengan cara menghitung kebutuhan beban kerja (ABK) dengan
Penambahan sumber daya manusia di bagian rekam medis.
2. Jumlah kebutuhan rekam medis berdasarkan analisis beban kerja Kesehatan (ABK)
Tabel 2. Menetapkan Hasil Waktu Kerja Tersedia
No
Hari Kerja
365 hari
1
Cuti Tahunan
12 hari
2
Pelatihan/Pendidikan
7 hari
3
Hari Libur
12 hari
4
Absen
5 hari
5
Waktu Kerja
8 jam
Iis Rosdiana Mulyani, Ani Siti Rohimah, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
971-979
Tinjauan Kebutuhan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Analisis Beban
Kerja Kesehatan (ABK) di Puskesmas Cikancung 976
Sumber refrensi data table: Diolah Oleh Peneliti (2021)
Waktu Kerja Tersedia
WKT ={A-(B+C+D+E)}xF
={365-(12+7+12+5)}x8
=365 36 x 8
=329 x 8
=2.632 jam kerja/thn
=157.920 mnt/thn
Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan waktu kerja tersedia bagi petugas
rekam medis di Puskesmas Cikancung adalah 2.632 jam kerja/tahun atau 157.920
mnt/tahun.
Tabel 3. Komponen Beban Kerja Dan Norma Waktu Sub Instalasi Rekam
Medis Di Puskesmas Cikancung
No
Tugas Pokok
Norma Waktu
1
Pendaftaran Pasien
2 mnt
2
Mengambil DRM
1 mnt
3
Entry data simpus & P-Care
1 mnt
4
Assembling & Filling + KLPCM
2 mnt
5
Melakukan pencatatan & pelaporan
4 mnt
Sumber refrensi data table: Diolah Oleh Peneliti (2021)
Berdasarkan tabel 3 terdapat 5 komponen beban kerja dan norma waktu
tugas pokok dihitung menggunakan stopwatch.
Tabel 4. Kegiatan Penunjang Di Puskesmas Cikancung
No
Kegiatan Penunjang
WKT
WKT (menit)
1
Ikut Seminar
20 jam
20 jam
2
Mendidik anak PKL
30 jam
30 jam
Sumber refrensi data table: Diolah Oleh Peneliti (2021)
Berdasarkan tabel 4 kegiatan penunjang didapatkan dari hasil wawancara
kepada petugas rekam medis.
3. Menghitung Standar Beban Kerja Petugas Rekam Medis Di Puskesmas Cikancung
Tabel 5. Hasil Standar Beban Kerja Sub Instalasi Rekam Medis Di Puskesmas
Cikancung
No
Tugas Pokok
Norma
Waktu
WKT
SBK
1
Pendaftaran Pasien
2 mnt
157.920
78.960
2
Mengambil DRM
1 mnt
157.920
157.920
3
Entry data simpus & P-Care
1 mnt
157.920
157.920
4
Assembling & Filling + KLPCM
2 mnt
157.920
78.960
5
Melakukan pencatatan & pelaporan
4 mnt
157.920
39.480
Sumber refrensi data table: Diolah Oleh Peneliti (2021)
Berdasarkan tabel 5 hasil standar beban kerja didapat dari waktu (WKT)
dibagi norma waktu dengan hasil standar beban kerja (SBK).
Iis Rosdiana Mulyani, Ani Siti Rohimah, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
971-979
Tinjauan Kebutuhan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Analisis Beban
Kerja Kesehatan (ABK) di Puskesmas Cikancung 977
4. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
Tabel 6. faktor Tugas Penunjang (FTP) dan Standar Tugas Penunjang (STP)
No
Kegiatan Penunjang
WKT
WKT
(menit)
FTP
%
1
Ikut Seminar
20 jam
1200 mnt
0.75
2
Mendidik Anak PKL
30 jam
FTP = 0,75 + 1,1
= 1,85
1800 mnt
1.1
Sumber refrensi data table: Diolah Oleh Peneliti (2021)
Berdasarkan tabel 6 hasil penelitian tugas penunjang kebutuhan rekam
medis di Puskesmas Cikancung adalah mengikuti seminar 20 jam/bulan dan
mendidik anak PKL 30 jam/bulan. Hasil dari FTP (faktor tugas penunjang) 1,85.
FTP(1)=(1200/157.920 x 100%)= 0,75
FTP(2) = (1800/157.920 x 100%) = 1,1
Standar Tugas Penunjang (STP)
𝑆𝑇𝑃 =
1
1 −
FTP
100
𝑆𝑇𝑃 =
1
1 −
1,85
100
𝑆𝑇𝑃 =
1
98,15
100
𝑆𝑇𝑃 =
1
0,9815
𝑆𝑇𝑃 = 1,018
Berdasarkan STP (standar tugas penunjang) di Puskesmas Cikancung
adalah 1,018.
5. Menghitung kebutuhan SDM Kesehatan
Tabel 7. Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan Tugas Pokok
Puskesmas Cikancung
No
Tugas Pokok
SBK
Capaian
1 thn
Kebutuhan
Tenaga
1
Pendaftaran Pasien
78.960
91.250
1,15
2
Mengambil DRM
157.920
91.250
0,5
3
Entry data simpus & P-Care
157.920
91.250
0,5
4
Assembling & Filling +
KLPCM
78.960
91.250
1,15
5
Melakukan pencatatan &
pelaporan
39.480
91.250
2,2
Sumber refrensi data table: Diolah Oleh Peneliti (2021)
Iis Rosdiana Mulyani, Ani Siti Rohimah, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
971-979
Tinjauan Kebutuhan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Analisis Beban
Kerja Kesehatan (ABK) di Puskesmas Cikancung 978
JKT Coding 5,4
STP 1,018
Kebutuhan SDM = JKT x STP
= 5,4 x 1,018
= 5,49 (5 orang)
Berdasarkan tabel 7 hasil perhitungan analisis beban kerja, didapatkan
hasil bahwa tenaga rekam medis di Puskesmas Cikancung petugas rekam medis
seharusnya ada 5 orang yang sesuai dengan hasil analisis beban kerja (ABK).
Dapat diartikan bahwa beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan
pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu, jenis pekerjaan yang
sebisa mungkin harus diselesaikan oleh suatu tenaga kerja kesehatan profesional
dalam 1 tahun disarana pelayanan kesehatan. Oleh karena itu setiap instalasi
kesehatan rumah sakit atau puskesmas harus memiliki perekam medis sesuai
dengan jurusannya (Aprilia et al., 2017).
B. Pembahasan
Dari hasil observasi peneliti, sumber daya manusia merupakan proses sistematis
yang digunakan untuk memprediksi permintaan dan penyediaan sumber daya manusia
dimasa yang akan datang (Prasetyowati et al., 2020). Kebutuhan sumber daya manusia di
rekam medis dengan metode analisis beban kerja kesehatan (ABK) terdapat kesenjangan
kebutuhan rekam medis, (Munandar, 2001). Dengan cara menghitung kebutuhan beban
kerja dengan penambahan sumber daya manusia di bagian rekam medis. Jumlah
kebutuhan rekam medis berdasarkan analisis beban kerja kesehatan (ABK) menetapkan
hasil waktu kerja tersedia bagi petugas rekam medis di Puskesmas Cikancung adalah
2.632 jam kerja/tahun atau 157.920 menit/tahun. Untuk menghitung kebutuhan sumber
daya manusia kesehatan di Puskesmas Cikancung hasil perhitungan analisis beban kerja
didapatkan hasil bahwa tenaga rekam medis di Puskesmas Cikancung petugas rekam
medis seharusnya ada 5 orang.
KESIMPULAN
Analisis kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja di unit rekam medis
Cikancung Tahun 2021 dengan menggunakan metode Analisis Beban Kerja (ABK)
Menurut Everly dkk, dalam (Munandar, 2001), mengatakan bahwa beban kerja adalah
keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu
tertentu.
Setelah melakukan penelitian di Puskesmas Cikancung, penulis dapat menarik
kesimpulan yaitu, hasil prediksi kebutuhan rekam medis yang ada di Puskesmas
Cikancung membutuhkan 5 orang pegawai, saat ini Puskesmas Cikancung sudah
memiliki 4 orang petugas jadi perlu penambahan 1 orang pegawai baru agar memenuhi
kebutuhan.
BIBLIOGRAFI
Aprilia, F., Samsir, S., & Pramadewi, A. (2017). Pengaruh beban kerja, stres kerja dan
motivasi kerja terhadap kinerja perawat Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru.
Riau University.
Asep Septian, M. (2014). Pembangunan Sistem Informasi Evaluasi Kinerja Pelayanan
Kesehatan UPTD Puskesmas di Lingkungan Dinas Kesehatan Untuk Meningkatkan
Iis Rosdiana Mulyani, Ani Siti Rohimah, Meira Hidayati /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(8),
971-979
Tinjauan Kebutuhan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Berdasarkan Analisis Beban
Kerja Kesehatan (ABK) di Puskesmas Cikancung 979
Pelayanan Kepada Masyarakat di Kota Cirebon. Universitas Komputer Indonesia.
Bariyah, K. (1999). Implementasi Disiplin Kerja dan Beban Kerja terhadap Kinerja
Karyawan. Likhitaprajna, 16(2), 2736.
Febrianti, L. N., & Sugiarti, I. (2019). Kelengkapan Pengisian Formulir Laporan Operasi
Kasus Bedah Obgyn Sebagai Alat Bukti Hukum. Jurnal Manajemen Informasi
Kesehatan Indonesia (JMIKI), 7(1), 9. http://dx.doi.org/10.33560/jmiki.v7i1.213
Irawati, R., & Carollina, D. A. (2017). Analisis Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Operator Pada PT Giken Precision Indonesia. Inovbiz: Jurnal Inovasi
Bisnis, 5(1), 5158. https://doi.org/10.35314/inovbiz.v5i1.171
KemenKes, R. I. (2013). Riset kesehataan dasar 2013. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Mardiyoko, I. (2008). Hubungan Kualifikasi Petugas Penerimaan Pasien Baru Rawat
Jalan Dalam Kualitas Pelayanan Di Rs Bethesda Yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Munandar, A. S. (2001). Psikologi industri dan organisasi.
Nursalam, D. (2014). Manajemen Keperawatan" Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Salemba Medika.
Prasetyowati, D., Rasiman, R., Minarti, I. B., & Setiawan, D. F. (2020). Peningkatan
Kualitas dan Kemasan pada Kelompok Usaha Kerupuk Ikan di Desa Bendar
Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Abdi: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan
Masyarakat, 2(2), 110119. https://doi.org/10.24036/abdi.v2i2.68
Pujiana, P. (2017). Kualitas Pelayanan Puskesmas Kenjeran Kota Surabaya. Universitas
17 Agustus 1945 Surabaya.
Rangga, Y. D. P., & Kurniawan, A. P. (n.d.). Analisis Kepuasan Pelanggan Ditinjau Dari
Aspek Kualitas Pelayanan Perusahan Daerah Air Minum Di Kelurahan Kotauneng.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. PT Alfabet.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).