Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Agustus 2021, 1 (8), 1068-1078
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.xxx http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
TINJAUAN PENYEBAB TERJADINYA MISSFILE BAGIAN
PENYIMPANAN GUNA MENUNJANG PENERAPAN UNSUR
MANAJEMEN DI RS KENCANA SERANG
Suci Aulia Ramadhanti
1
, Winda Nurhizriyati
2
, Erix Gunawan
3
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha, Bandung
1, 2, 3
hello.suciaulia@gmail.com
1
, windanurhizriyati2626@gmail.com
2
,
erix.gunawan@piksi.ac.id
3
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
30-07-2021
13-08-2021
24-08-2021
Latar Belakang: Rekam medis sebagai salah satu dokumen
penting dari suatu institusi yang menyediakan layanan
kesehatan hingga saat ini masih memiliki sejumlah dinamika
yang cukup kompleks dalam proses pengelolaannya.
Ketidaktepatan penyimpanan dokumen rekam medis dapat
menghambat pelayanan kesehatan. Rumah Sakit Kencana
yang berada di Kota Serang kerap ditemukan missfile. Hal ini
dikarenakan masih belum optimal dalam pelaksanaannya,
penggunaan tracer dan kode warna yang belum dilakukan,
SPO yang ada belum dapat dilaksanakan secara maksimal,
para petugas yang mengelola dokumen rekam medis juga
belum pernah mengikuti pelatihan, serta minimnya kapasitas
ruang filling.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
secara mendalam tentang apa saja yang menjadi penyebab
terjadinya missfile dokumen rekam medis di Rumah Sakit
Kencana Kota Serang dilihat dari aspek manajemennya.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan
pedoman observasi dan wawancara.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama
terjadinya missfile di Rumah Sakit Kencana Kota Serang
adalah mengenai keterbatasan kapasitas ruang filling yang
akhirnya menimbulkan multiplier effect berupa dokumen
rekam medis yang tersimpan secara acak (tidak teratur),
sehingga diharapkan agar menambah kapasitas ruang
penyimpanan dokumen rekam medis melalui pembangunan
ruang penyimpanan baru yang lebih representatif.
Kesimpulan: Kesimpulannya penelitian ini bahwa penyebab
paling dominan atas terjadinya missfile pada rumah sakit
tersebut adalah karena unsur material dimana kapasitas
ruangan penyimpanan dokumen rekam medis dapat
dikategorikan sudah over capacity.
Kata kunci: missfile; dokumen rekam medis; manajemen.
Abstract
Background: Medical records as one of the important
documents of an institution that provides health services to
Suci Aulia Ramadhanti, Winda Nurhizriyati, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(8), 1068-1078
Tinjauan Penyebab Terjadinya Missfile Bagian Penyimpanan Guna Menunjang
Penerapan Unsur Manajemen di RS Kencana Serang 1069
date still have a number of dynamics that are quite complex
in the management process. Inaccurate storage of medical
record documents can hinder health services. Serang City
Kencana Hospital is often found with missfiles. This is
because the implementation is still not optimal, the use of
tracers and color codes has not been carried out, the
existing SOPs cannot be implemented optimally, the officers
who manage medical record documents have also never
attended training, and the lack of filling room capacity.
Objective: The purpose of this study was to find out in depth
what is the cause of the missfile of medical record
documents at Kencana Hospital Serang City seen from the
management aspect.
Methods: The method used in this research is descriptive
with a qualitative approach using observation and interview
guidelines.
Results: The results showed that the main cause of missfiles
at Kencana Hospital Serang City was the limited capacity of
the filling room which eventually caused a multiplier effect
in the form of medical record documents that were stored
randomly (irregularly), so it was hoped that it would
increase the capacity of the medical record document
storage space. through the construction of a new, more
representative storage space.
Conslusion: The conclusion of this study is that the most
dominant cause of missfiles in the hospital is due to material
elements where the capacity of the medical record document
storage room can be categorized as over capacity.
Keywords: missfile; medical record documents;
management.
Coresponden Author : Suci Aulia Ramadhanti
Email : hello.suciaulia@gmail.com
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang berfungsi sebagai
penyedia layanan kesehatan bagi masyarakat (Dyahariesti & Yuswantina, 2019).
Keberadaan rumah sakit sejatinya merupakan representasi atas upaya dari Pemerintah
Negara Republik Indonesia dalam menjamin kesehatan masyarakatnya. Sehingga, rumah
sakit menjadi salah satu institusi layanan kesehatan yang memiliki peran sentral dalam
menyelenggarakan serta mengimplementasikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
yang membutuhkan layanan kesehatan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit, dikatakan bahwa rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai standar pelayanan rumah sakit (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, 44 C.E.). Dalam rangka
mengimplementasikan upaya peningkatan mutu serta efisiensi pelayanan kesehatan di
rumah sakit, maka diperlukan adanya dukungan dari berbagai elemen yang terkait. Salah
satu faktor yang ikut mendukung keberhasilan upaya tersebut adalah terlaksananya
Suci Aulia Ramadhanti, Winda Nurhizriyati, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(8), 1068-1078
Tinjauan Penyebab Terjadinya Missfile Bagian Penyimpanan Guna Menunjang
Penerapan Unsur Manajemen di RS Kencana Serang 1070
penyelenggaraan rekam medik yang sesuai dengan standar yang berlaku (Firdaus et al.,
2008).
Rekam Medis menurut Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 ialah
berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada fasilitas pelayanan
kesehatan (Menkes, 2008). Rekam medis adalah elemen yang sangat penting dalam
aktivitas operasional/ manajemen rumah sakit. Rekam medis memiliki manfaat dalam hal
penyajian informasi yang tepat dan akurat serta komprehensif mengenai proses pelayanan
medis dan kesehatan di rumah sakit, baik yang dilakukan pada masa lalu, masa kini
maupun yang diperkirakan akan terjadi pada masa mendatang (Muninjaya, 2016).
Ruang penyimpanan merupakan tempat yang secara khusus digunakan untuk
menyimpan dokumen rekam medis bagi pasien rawat jalan, rawat inap dan merupakan
salah satu unit rekam medis yang bertanggung jawab dalam penyimpanan dan
pengembalian kembali dokumen rekam medis (Budi, 2011). Tujuan penyimpanan
dokumen rekam medis adalah mempermudah serta mempercepat ditemukannya kembali
dokumen rekam medis yang disimpan dalam rak filling, mudah mengambil dari tempat
penyimpanan, mudah dalam pengembalian dokumen rekam medis, serta dapat
melindungi dokumen rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik,
kimiawi dan biologi (Djohar et al., 2018)
Menurut (Simanjuntak & Sirait, 2018), penyimpanan berkas rekam medis
sangatlah penting untuk melihat riwayat penyakit pasien dan kunjungan ulang pasien oleh
sebab itu cara penyimpanan berkas rekam medis harus diatur dengan baik. Pengelolaan
dokumen rekam medis yang ideal membutuhkan suatu sistem yang berguna sebagai
bagian dari upaya untuk mewujudkan pengelolaan dokumen rekam medis yang lebih
efektif dan efisien (Suraja, 2019). Merujuk pada konsepsi tersebut, maka dalam proses
pengelolaan dokumen rekam medis dibutuhkan pula suatu konsep manajemen. Menurut
(Hasibuan & Hasibuan, 2016), manajemen merupakan suatu kajian yang berasal dari to
manage yang memiliki makna mengatur. Dalam manajemen dikenal pula beberapa
pertanyaan penting seperti apa yang diatur, apa tujuannya diatur, mengapa harus diatur,
siapa yang mengatur dan bagaimana mengaturnya. Melalui sejumlah pertanyaan
mendasar dalam kajian manajemen, maka timbullah unsur-unsur dalam manajemen
seperti, man (manusia), methode (metode), machine (mesin/alat), money (modal) dan
material (bahan) (Diantari & Wuryanto, 2018).
Berdasarkan pada hasil observasi di Rumah Sakit Kencana Kota Serang kerap
ditemukan missfile dokumen rekam medis. Hal itu dapat dilihat pada saat melakukan
pencarian nomor rekam medis pasien di ruang filling, terdapat banyak dokumen rekam
medis yang salah letak atau pun tidak ditemukan/hilang pada rak penyimpanan rekam
medis tersebut, sehingga dapat menghambat jalannya pelayanan pasien di rumah sakit.
Hal ini dikarenakan di Rumah Sakit Kencana Kota Serang masih belum optimal dalam
pelaksanaannya, seperti penggunaan tracer dan kode warna belum dilakukan, SPO yang
ada belum dapat dilaksanakan secara maksimal. Para petugas yang mengelola dokumen
rekam medis di rumah sakit tersebut juga belum pernah mengikuti pelatihan. Selain itu,
penyimpanan dokumen rekam medis di Rumah Sakit Kencana Kota Serang juga
terkendala akibat minimnya kapasitas ruang penyimpanan dokumen rekam medis dan
kebutuhan untuk adanya penambahan rak penyimpanan pun belum dapat terlaksana.
Penelitian ini memiliki peranan penting dalam konteks penanggulangan
timbulnya missfile pada manajemen rekam medis di suatu sarana pelayanan kesehatan.
Hasil dalam penelitian ini diharapkan mampu menjadi terobosan dalam hal
pengidentifikasian persoalan-persoalan yang berpotensi menjadi penyebab missfile
melalui implementasi manajemen yang di dalamnya terdapat unsur man, method,
machine, money dan material.
Manajemen pengelolaan rumah sakit untuk menanggulangi persoalan missfile
sejatinya dapat diwujudkan secara baik dengan proses manajemen yang baik, konsisten
Suci Aulia Ramadhanti, Winda Nurhizriyati, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(8), 1068-1078
Tinjauan Penyebab Terjadinya Missfile Bagian Penyimpanan Guna Menunjang
Penerapan Unsur Manajemen di RS Kencana Serang 1071
dan kontinu. (Djohar et al., 2018) menyatakan bahwa program pelatihan khusus untuk
petugas rekam medis memiliki urgensi yang vital untuk dilaksanakan. Hal tersebut harus
dilakukan agar para petugas rekam medis dapat mendesain ulang ruang filling agar jarak
antar rak filling lebih ergonomis, menggunakan tracer dan memaksimalkan pencatatan
pada buku ekspedisi, pemasangan protap/SOP di ruang penyimpanan (filling) dan
mensosialisasikan protap/SOP, mggunakan kode warna pada map folder, perlunya
menggunakan sistem elektronik seperti SIMRS di bagian administrasi.
Merujuk pada riset sebelumnya, maka orientasi yang dibangun dalam penelitian
ini lebih mengarah pada aspek gagasan dalam manajemen pengelolaan rekam medis pada
suatu sarana pelayanan kesehatan. Gagasan tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan
analisis untuk mendeteksi dan mengidentifikasikan persoalan-persoalan dalam
pengelolaan rekam medis dalam konteks penanggulangan missfile. Sehingga, konsepsi
dalam identifikasi persoalan terjadinya missfile dapat menjadi lebih akurat.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis memiliki ketertarikan
untuk melakukan penelitian dengan judul Tinjauan Penyebab Terjadinya Missfile
Bagian Penyimpanan Guna Menunjang Penerapan Unsur Manajemen di Rumah Sakit
Kencana Serang Oleh karena itu, tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk
mengetahui secara mendalam tentang apa saja yang menjadi penyebab terjadinya missfile
dokumen rekam medis di Rumah Sakit Kencana Kota Serang dilihat dari aspek
manajemennya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Prosedur pelaksanaan penelitian akan lebih banyak berorientasi pada pemaparan fakta dan
temuan di lokasi penelitian. Metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2017). Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer, dimana data diperoleh langsung dari informan penelitian dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subjek sebagai
sumber informasi yang dicari.
Data primer pada penelitian ini bersumber dari hasil observasi dan wawancara
dengan informan penelitian, yaitu petugas bagian penyimpanan dokumen rekam medis di
Rumah Sakit Kencana Kota Serang. Observasi adalah melakukan pengamatan langsung
yang terencana meliputi melihat, mendengar dan mencatat jumlah aktivitas tertentu yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan wawancara adalah cara
mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada informan secara mendalam.
Instrumen penelitian menggunakan pedoman wawancara yang disusun berdasarkan teori
manajemen (Hasibuan & Hasibuan, 2016) yang menyatakan bahwa manajemen memiliki
5 unsur yaitu man, methode, machine, money, material. Hasil pengumpulan data tersebut
selanjutnya dianalisis menggunakan teknik triangulasi sumber data dengan tahapan
mendapatkan data, menyaring informasi dan membuat sintesis dari data yang telah
difilter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui mekanisme observasi (pengamatan) dan
wawancara yang telah dilakukan di Rumah Sakit Kencana Kota Serang, dari hasil
penelitian dapat diketahui bahwa :
Suci Aulia Ramadhanti, Winda Nurhizriyati, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(8), 1068-1078
Tinjauan Penyebab Terjadinya Missfile Bagian Penyimpanan Guna Menunjang
Penerapan Unsur Manajemen di RS Kencana Serang 1072
1. Unsur Manusia (Man)
Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling utama dalam proses
pengelolaan dokumen rekam medis. Rumah Sakit Kencana Kota Serang dalam
pengelolaan dokumen rekam medis dikelola oleh dua orang petugas.
Tabel 1. Karakteristik Petugas Filling Rumah Sakit Kencana Kota Serang
No
Karakteristik
Petugas Filling
1.
Tugas
Petugas Filling 1
Petugas Filling 2
2.
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
3.
Usia
47 Tahun
42 Tahun
4.
Pendidikan
SMK
D3 Keperawatan
5.
Masa Kerja
8 Tahun
7 Tahun
6.
Pelatihan yang diikuti
-
-
Sumber refrensi data tabel: Hasil Penelitian, 2021
Berdasarkan tabel 1, karakteristik kedua informan penelitian yang berstatus
sebagai petugas penyimpanan dokumen rekam medis tersebut.
Diketahui bahwa petugas filling belum pernah mengikuti pelatihan.
Pernyataan tersebut sesuai dengan yang di ungkapkan oleh petugas filling, Selama
ini kami belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan. Meskipun kualifikasi
pendidikan petugas filling memang belum memenuhi standar, tetapi berdasarkan
wawancara diketahui juga bahwa petugas filling dipandu oleh salah satu PMIK
yang ada di unit rekam medis Rumah Sakit Kencana Kota Serang dalam
melaksanakan tugasnya. Karena banyaknya dokumen rekam medis yang harus
disediakan dan dikembalikan, maka petugas cenderung lelah. Kelelahan kerja dapat
menghambat dan mengganggu stabilitas dalam melakukan pekerjaan serta dapat
menurunkan kinerja petugas dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dimungkinkan
karena kurangnya konsentrasi petugas, sehingga petugas salah dalam menjajarkan
dokumen rekam medis dan dapat menjadi penyebab terjadinya missfile. Hal
tersebut dinyatakan oleh informan penelitian yang dapat dilihat dalam petikan
wawancara di bawah ini :
Ketika ada permintaan dokumen rekam medis lalu kami mencarinya
seringkali memang ada yang tidak dapat ditemukan (missfile), karena
boleh jadi belum dikembalikan, dan mungkin karena ketidaktelitian kami
akibat kurang fokus saat melakukan penyimpanan. Karena yang bertugas
dalam penyimpanan berkas rekam medis disini kita cuman berdua. Jadi,
suka kadang keteteran pas dokumen yang masuk ke kita lagi banyak-
banyaknya. Tapi yah, selama ini meskipun kami cukup kelelahan
menangani hal itu, tetap kami coba buat bekerja sebaik mungkin karena itu
sudah kewajiban kami”. (Hasil wawancara dengan Petugas Rekam Medis
Rumah Sakit Kencana Kota Serang).
Berdasakan pada hasil wawancara dengan informan penelitian, maka dapat
diketahui bahwa meskipun dua petugas rekam medis terkadang harus kewalahan
dalam menangani sejumlah dokumen, namun keduanya mengaku bahwa mereka
telah berupaya untuk melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Dalam konteks ini,
artinya unsur man dalam manajemen pengelolaan dokumen rekam medis dapat
dikategorikan cukup baik, meskipun jumlah petugas dapat dikategorikan kurang
memadai. Karena perlunya konsentrasi tinggi untuk menghindari tertukarnya
angka-angka dalam melakukan penyimpanan, petugas harus lebih teliti lagi dalam
Suci Aulia Ramadhanti, Winda Nurhizriyati, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(8), 1068-1078
Tinjauan Penyebab Terjadinya Missfile Bagian Penyimpanan Guna Menunjang
Penerapan Unsur Manajemen di RS Kencana Serang 1073
menempatkan dokumen rekam medis. Para petugas pun perlu untuk mengikuti
pelatihan guna menambah wawasan dan dapat meningkatkan kinerja petugas.
2. Unsur Metode (Methode)
Metode merupakan suatu tata cara kerja atau metode yang baik akan
memperlancar jalannya pekerjaan. Dalam hal ini, metode yang tepat akan
membantu tugas seorang petugas filling, sehingga akan lebih cepat dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.
Standar Prosedur Operasional adalah suatu instruksi/langkah-langkah yang
disusun serta dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu, dimana
Standar Prosedur Operasional dapat memberikan langkah terbaik berdasarkan
kesepakatan dan keputusan bersama untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan
dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan
suatu standar profesi (Menkes, 2007). Rumah Sakit Kencana Kota Serang, sudah
terdapat SPO mengenai penyimpanan, tetapi belum dapat disosialisasikan serta
dilaksanakan secara maksimal.
Metode atau prosedur yang diterapkan oleh Rumah Sakit Kencana Kota
Serang menggunakan sistem penyimpanan sentralisasi, dimana dokumen rekam
medis pasien rawat inap dan rawat jalan disimpan dalam 1 (satu) folder dokumen
rekam medis dan pada tempat yang sama di unit rekam medis. Sedangkan sistem
penomorannya menggunakan unit numbering system, dimana setiap pasien yang
berkunjung ke Rumah Sakit Kencana akan mendapatkan satu nomor rekam medis
baik untuk rawat jalan maupun rawat inap yang digunakan selamanya dan untuk
kunjungan berikutnya. Sistem penjajaran dokumen rekam medis yang diterapkan di
Rumah Sakit Kencana Kota Serang adalah straight numerical filling (sistem nomor
langsung), dimana penyimpanan dokumen rekam medis ke dalam rak dilakukan
secara berurut sesuai dengan urutan nomornya. Keterangan sebagaimana diuraikan
dalam deskripsi tersebut merupakan hasil petikan wawancara antara peneliti
dengan informan penelitian yang menyatakan bahwa :
Di sini, kami pakainya metode penyimpanan sentralisasi, jadi dokumen-
dokumen rekam medis ini mau yang rawat inap atau yang rawat jalan
disatukan pada tempat yang sama. Terus kalau untuk penomorannya kita
pakai sistem nomor unit dengan penjajarannya itu menggunakan sistem
nomor langsung. (Hasil wawancara dengan Petugas Rekam Medis Rumah
Sakit Kencana Kota Serang).
Merujuk pada hasil wawancara tersebut, maka dapat dipahami bahwa
dalam unsur metode, Rumah Sakit Kencana Kota Serang sejatinya telah
menggunakan metode pengelolaan dokumen rekam medis yang dinilai efektif,
dimana saat ini metode yang digunakan adalah sentralisasi.
3. Unsur Mesin/Alat (Machine)
Mesin/alat merupakan perangkat yang digunakan untuk menunjang
manajemen dokumen rekam medis di rumah sakit. Mesin/alat yang digunakan di
Rumah Sakit Kencana Kota Serang, berupa software berbasis komputer yang
digunakan sebagai komponen penunjang dokumen rekam medis adalah software
SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit) yang digunakan pada bagian
administrasi atau pendaftaran pasien rumah sakit sejak akhir tahun 2020.
“Untuk alat, kita sudah pakai komputer yang ada sistem SIMRS-nya dalam
menunjang proses administrasi (pendaftaran) pasien. Jadi, sudah modern
Suci Aulia Ramadhanti, Winda Nurhizriyati, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(8), 1068-1078
Tinjauan Penyebab Terjadinya Missfile Bagian Penyimpanan Guna Menunjang
Penerapan Unsur Manajemen di RS Kencana Serang 1074
lah, sudah nggak manual lagi dicatat gitu kan, seperti dulu.”. (Hasil
wawancara dengan Petugas Rekam Medis Rumah Sakit Kencana Kota
Serang).
“Disini belum menggunakan tracer, peminjaman rekam medis pun masih
dicatat secara manual pada buku ekspedisi.
Alat yang menunjang dalam proses pengelolaan rekam medis di Rumah
Sakit Kencana Kota Serang saat ini berdasarkan keterangan informan telah
menerapkan sistem komputerisasi dengan aplikasi SIMRS (Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit). Menurut informan, hal tersebut sudah cukup baik dalam
mendukung aktivitas rekam medis di rumah sakit tersebut. Tetapi disana tidak
didukung dengan penggunaan tracer yang juga sangat penting untuk mengetahui
dan sebagai petunjuk keberadaan dokumen rekam medis yang keluar dari rak
penyimpanan. Tidak digunakannya tracer pada sistem penyimpanan dapat menjadi
penyebab terjadinya missfile.
4. Unsur Modal (Money)
Modal memiliki fungsi sentral dalam manajemen pengelolaan dokumen
rekam medis pada suatu institusi kesehatan. Wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan petugas rekam medis di Rumah Sakit Kencana Kota Serang,
peneliti tidak mendapat jawaban narasumber untuk menginformasikan hal tersebut
mengenai jumlah dana yang dianggarkan. Tingkat kejadian missfile dapat semakin
tinggi, apabila dana rumah sakit tidak memenuhi dalam pengadaan (ketersediaan)
peralatan pendukung di unit rekam medis. Namun demikian, narasumber penelitian
mengatakan bahwa pihak unit rekam medis sudah mengajukan permintaan ruang
penyimpanan serta penambahan jumlah rak penyimpanan rekam medis
dikarenakan jumlah pasien yang semakin meningkat, sehingga dokumen rekam
medis di Rumah Sakit Kencana Kota Serang kian hari kian bertambah jumlahnya.
Dalam hal ini, informan menyatakan bahwa :
“Untuk urusan keuangan kita di bagian rekam medis ini selalu mengajukan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang pengelolaan rekam
medis itu sendiri. Perencanaan kebutuhan ruangan dan rak penyimpanan
untuk menyimpan dokumen rekam medis agar rekam medis bisa terjaga
dengan baik pun sudah kami ajukan. Karena kondisi di ruang penyimpanan
lama sudah sangat penuh sekali, dokumen juga jadi tertumpuk-tumpuk
dalam kardus di unit rekam medis. Kita sering melakukan pengajuan untuk
permintaan ruangan beserta penambahan rak penyimpanan, tetapi sampai
sekarang belum di acc”. (Hasil wawancara dengan Petugas Rekam Medis
Rumah Sakit Kencana Kota Serang).
Berdasarkan pada petikan wawancara dengan informan penelitian, maka
dapat diketahui bahwa dalam unsur modal, bagian rekam medis Rumah Sakit
Kencana Kota Serang senantiasa menganggarkan sejumlah dana yang digunakan
untuk menunjang proses kegiatan pada bagian rekam medis. Hal tersebut dapat
menjadi sinyal positif bagi upaya yang dilakukan pihak rumah sakit dalam
membenahi dan menanggulangi kebutuhan-kebutuhan pada bagian rekam medis.
Dalam hal ini juga, keterbatasan ruang beserta rak penyimpanan, seharusnya
menjadi point penting yang perlu diupayakan agar bisa menjadi salah satu yang
mendukung penerapan manajemen yang tepat di unit rekam medis serta bisa
mencapai suatu sistem di rumah sakit agar mencapai pelayanan yang baik dan
cepat sesuai dengan yang diharapkan..
Suci Aulia Ramadhanti, Winda Nurhizriyati, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(8), 1068-1078
Tinjauan Penyebab Terjadinya Missfile Bagian Penyimpanan Guna Menunjang
Penerapan Unsur Manajemen di RS Kencana Serang 1075
5. Unsur Bahan (Material)
Bahan adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menunjang tujuan
dalam pelaksanaan sistem penyimpanan kesehatan yang ada di suatu rumah sakit.
Berkas atau dokumen rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia,
maka setiap lembar formulir berkas atau dokumen rekam medis harus dilindungi
dengan cara dimasukan ke dalam map sehingga setiap map berisi data dan
informasi hasil pelayanan yang diperoleh pasien secara individu.
Berdasarkan pada hasil penelitian, unsur material yang digunakan sebagai
bahan penyimpanan file dokumen rekam medis di Rumah Sakit Kencana Kota
Serang adalah berupa map berbahan sejenis karton. Map/folder berkas rekam
medis yang baik yaitu dengan bahan yang tebal, tidak mudah sobek, dan terdapat
penggunaan kode warna. Namun, Rumah Sakit Kencana Kota Serang belum
menggunakan kode warna pada bagian penomoran di map dokumen rekam medis.
Seperti yang dikatakan petugas, Kita belum menggunakan kode warna pada map
dokumen”. Menurut analisis, kode warna dapat digunakan untuk memudahkan
petugas dalam pengambilan dan penjajaran dokumen rekam medis serta dapat
mengurangi kesalahan letak (missfile) dalam penyimpanan dokumen rekam medis.
Rak yang digunakan untuk menyimpan map dokumen rekam medis
merupakan rak terbuka yang terbuat dari besi. Sementara itu karena banyaknya
dokumen pasien membuat dokumen rekam medis di rak penyimpanan penuh
sehingga mengakibatkan dokumen rekam medis tersimpan secara berdesak-
desakkan di dalam rak penyimpanan.
Sehingga sarana untuk menyimpan dokumen rekam medis juga dengan
menggunakan banyak kardus yang diletakkan di lantai, akibat dari sudah penuhnya
rak penyimpanan di ruang filling. Hal ini mengakibatkan dokumen rekam medis
yang kurang tertata rapi dan mengurangi kenyamanan bagi petugas dalam
menyimpan dokumen rekam medis tersebut, sehingga dapat menjadi penyebab
kejadian missfile. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa kapasitas ruang
penyimpanan dokumen rekam medis yang tidak begitu luas dan sudah sangat
sempit akibat semakin bertambahnya dokumen rekam medis yang kian hari kian
bertambah. Sedangkan untuk memperluas kapasitas ruang penyimpanan dokumen
rekam medis, pihak Rumah Sakit Kencana Kota Serang cukup kesulitan karena
ketersediaan lahan Rumah Sakit yang terbatas.
Memang kapasitas ruangnya yang terbatas. Jadi, banyak dokumen rekam
medis yang akhirnya tercecer karena sudah over capacity”. (Hasil
wawancara dengan Petugas Rekam Medis Rumah Sakit Kencana Kota
Serang).
Informasi yang disampaikan oleh informan penelitian tersebut menegaskan
bahwa kebutuhan akan ruang penyimpanan serta bahan-bahan material pendukung
seperti ruang untuk penempatan rak penyimpanan dokumen-dokumen rekam medis
sangat penting. Namun demikian, hingga saat ini kebutuhan untuk bahan-bahan
material tersebut masih belum dapat dipenuhi oleh pihak rumah sakit. Sehingga,
para petugas rekam medis hingga saat ini masih berurusan dengan sulitnya
melakukan tracking dokumen rekam medis terutama dokumen-dokumen yang telah
disimpan dalam waktu yang lama.
B. Pembahasan
Merujuk pada hasil penelitian sebagaimana diuraikan dalam deskripsi
sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa terjadinya missfile yang ada di Rumah Sakit
Suci Aulia Ramadhanti, Winda Nurhizriyati, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(8), 1068-1078
Tinjauan Penyebab Terjadinya Missfile Bagian Penyimpanan Guna Menunjang
Penerapan Unsur Manajemen di RS Kencana Serang 1076
Kencana Kota Serang lebih didominasi oleh faktor yang bukan berasal dari human error
saja, tetapi terjadinya kejadian missfile dokumen rekam medis lebih banyak disebabkan
akibat semakin berkurangnya daya tampung Rumah Sakit Kencana Kota Serang.
Kekurangan daya tampung dokumen rekam medis tersebut terjadi karena dokumen rekam
medis yang selalu bertambah setiap harinya (Rudiansyah, 2020), namun tidak diimbangi
dengan penyesuaian kapasitas ruangan penyimpanan dokumen rekam medis di Rumah
Sakit Kencana Kota Serang.
Multiplier effect yang timbul dari kurangnya kapasitas penyimpanan dokumen
rekam medis adalah sulitnya para petugas pengelola dokumen rekam medis dalam
tracking dan pencarian data pasien yang sebelumnya telah mengakses layanan kesehatan
di Rumah Sakit Kencana Kota Serang. Bukan hanya tentang tracking database rekam
medis saja yang bermasalah, kekurangan kapasitas atau daya tampung dokumen rekam
medis juga pada akhirnya menjadikan manajemen penyimpanan dokumen tersebut
menjadi tidak teratur dan banyak ditemukan dokumen rekam medis yang menumpuk pada
kardus di lantai ruang penyimpanan dan di ruang unit rekam medis. Kondisi tersebut
tentu bukan merupakan kondisi yang ideal bagi penyelenggaraan manajemen rekam
medis di rumah sakit.
Missfile pada dokumen rekam medis sejatinya tidak boleh terjadi dalam suatu
fasilitas yang memberikan layanan kesehatan karena dapat menghilangkan unsur
efektifitas dan efisiensi sistem manajemen dan pengelolaan dokumen. Deskripsi tersebut
sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa prosedur penyimpanan dokumen rekam
medis yang baik yaitu dokumen rekam medis yang telah selesai proses disimpan pada rak
penyimpanan, dilakukan penyortiran untuk mencegah kesalahan letak (missfile),
ketepatan penyimpanan dengan petunjuk arah tracer yang tersimpan, tracer dikeluarkan
setelah dokumen rekam medis kembali, ketepatan penyimpanan dimulai dari grup warna
pada masing-masing rak dan posisi urutan nomor (Dewi & Agustina, 2017).
Metode yang diterapkan dalam manajemen dokumen rekam medis di Rumah
Sakit Kencana Kota Serang, berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh narasumber
penelitian pada hakikatnya sesuai dengan standar prosedur operasional yang mendasar
dan sesuai dengan prinsip pengelolaan dokumen rekam medis yang berlaku di Indonesia.
Penggunaan sistem penomoran unit numbering system dengan sistem penyimpanan
sentralisasi dan penjajaran dokumennya menggunakan mekanisme straight numerical
filling (SNF). Namun demikian, penerapan metode manajemen dokumen rekam medis
tersebut tidak didukung oleh daya tampung ruang penyimpanan dokumen rekam medis
yang pada akhirnya tetap menimbulkan persoalan berupa terjadinya missfile di Rumah
Sakit Kencana Kota Serang.
Sementara itu dalam konteks money (modal), dapat diasumsikan bahwa jumlah
kebutuhan dana yang dianggarkan oleh Rumah Sakit Kencana Kota Serang untuk
mengelola dokumen rekam medis bersifat sangat rahasia. Namun demikian, informan
menjelaskan bahwa unit rekam medis selalu mengajukan untuk kebutuhan ruangan serta
penambahan rak di ruang penyimpanan dokumen rekam medis.
Machine (mesin/alat) yang digunakan dalam pengelolaan dokumen rekam medis
di Rumah Sakit Kencana Kota Serang saat ini telah sesuai dengan standar minimal
penggunaan software rumah sakit yaitu, SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit). Penggunaan software tersebut hanya mampu meng-cover kebutuhan registrasi
yang digunakan pada bagian administrasi dan pendaftaran pasien. Diketahui bahwa
penggunaan software SIMRS tersebut tidak didukung dengan penggunaan tracer sebagai
pengganti berkas rekam medis yang keluar dari rak penyimpanan. Dan masih
dilakukannya pencatatan pengambilan pengembalian berkas rekam medis secara manual.
Penggunaan tracer dapat digunakan sebagai mekanisme penataan ulang dokumen rekam
medis di Rumah Sakit Kencana Kota Serang. Penggunaan tracer itu sendiri dapat
digunakan untuk mengendalikan missfile dokumen rekam medis dan pemberian kode
Suci Aulia Ramadhanti, Winda Nurhizriyati, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(8), 1068-1078
Tinjauan Penyebab Terjadinya Missfile Bagian Penyimpanan Guna Menunjang
Penerapan Unsur Manajemen di RS Kencana Serang 1077
warna pada sampul dokumen rekam medis untuk memudahkan petugas dalam pencarian
berkas rekam medis yang dibutuhkan juga dapat mengurangi terjadinya kejadian missfile.
Hasil penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Djohar et al., 2018) yang menyatakan bahwa hasil penelitian yang dilakukan
menemukan fakta bahwa dari 385 dokumen rekam medis rawat jalan, hampir seluruh
yaitu 274 (71,1%) yang dokumen rekam medis rawat jalan tidak tercatat di buku
ekpedisi dan tidak tahu keberadaannya. Dari 4 rak yang diamati terdapat 170 (44,1%)
dokumen rekam medis yang mengalami missfile, yaitu tidak sesuai pada rak
semestinya atau terletak pada rak lain. Perlunya mengadakan pelatihan khusus untuk
petugas rekam medis, melakukan desain ulang pada ruang filling agar jarak antar rak
filling lebih ergonomis, menggunakan tracer dan memaksimalkan pencatatan pada
buku ekspedisi, pemasangan protap/SPO di ruang penyimpanan (filling) dan
mensosialisasikan protap/SPO, menggunakan kode warna pada map folder, perlunya
menggunakan sistem elektronik seperti SIMRS di bagian administrasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil analisis tinjauan penyebab terjadinya missfile di bagian
penyimpanan Rumah Sakit Kencana Kota Serang maka dapat disimpulkan bahwa
penyebab paling dominan atas terjadinya missfile pada rumah sakit tersebut ialah karena
unsur material dimana kapasitas ruangan penyimpanan dokumen rekam medis dapat
dikategorikan sudah over capacity. Petugas pengelola dokumen rekam medis sangat
kesulitan untuk menyimpan dan mengatur dokumen rekam medis di ruangan yang
semakin hari kian menyempit akibat bertambahnya jumlah dokumen.
Kondisi ruang penyimpanan yang semakin berkurang kapasitasnya tersebut perlu
ditanggulangi oleh pihak Rumah Sakit Kencana Kota Serang guna menyelesaikan
persoalan missfile pada rumah sakit tersebut. Sehingga, tata kelola dokumen rekam medis
akan lebih efektif dan efisien. Kondisi tersebut diharapkan akan memudahkan kinerja
pegawai di Rumah Sakit Kencana Kota Serang dalam kaitannya dengan manajemen
dokumen rekam medis. Beberapa alternatif yang dapat dilakukan salah satunya adalah
dengan menambah kapasitas ruang penyimpanan dokumen rekam melalui pembangunan
ruang penyimpanan baru yang lebih representatif. Sehingga, potensi terjadinya missfile
dokumen rekam medis diharapkan dapat diminimalisir pada masa mendatang.
BIBLIOGRAFI
Budi, S. C. (2011). Manajemen unit kerja rekam medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis
Media.
Dewi, F. D., & Agustina, K. (2017). Analisis Sistem Pelayanan Rekam Medis Rawat Inap
di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2016. Jurnal Vokasi Indonesia, 5(2), 2017.
Diantari, N. P. N., & Wuryanto, S. (2018). Analisis Indikator Efisiensi Pengelolaan
Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber Johnson Di Rumah Sakit Tk. Ii 04.05. 01
Dr. Soedjono Magelang Tahun 2017.
Djohar, D., Oktavia, N., & Damayanti, F. T. (2018). Analisis Penyebab Terjadinya
Missfile Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan di Ruang Penyimpanan (Filling)
RSUD Kota Bengkulu Tahun 2017. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia (JMIKI), 6(2), 7986.
Dyahariesti, N., & Yuswantina, R. (2019). Evaluasi Keefektifan Penggelolaan Obat di
Rumah Sakit. Media Farmasi Indonesia, 14(1), 14851492.
Firdaus, S. U., Kirana, R. C., Siswantiti, N. T., & Saddhono, K. (2008). Rekam medik
dalam sorotan hukum dan etika. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP).
Suci Aulia Ramadhanti, Winda Nurhizriyati, Erix Gunawan /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(8), 1068-1078
Tinjauan Penyebab Terjadinya Missfile Bagian Penyimpanan Guna Menunjang
Penerapan Unsur Manajemen di RS Kencana Serang 1078
Hasibuan, M. S. P., & Hasibuan, H. M. S. P. (2016). Manajemen sumber daya manusia.
Bumi Aksara.
INDONESIA, P. R. (44 C.E.). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit.
Menkes, R. I. (2007). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
Jakarta: Menkes RI.
Menkes, R. I. (2008). Permenkes Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam
Medis. Jakarta: Kemenkes RI.
Moleong, L. J. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013). Munawir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawir.
Muninjaya, G. A. A. (2016). Manajemen Kesehatan Edisi Ke-3. Jakarta: EGC.
Rudiansyah, M. K. (2020). Analisis Kebutuhan RAK Penyimpanan Dokumen Rekam
Medis Lima Tahun Mendatang Di Puskesmas Emparu. Journal Perekam Medis Dan
Informasi Kesehatan, 3(2), 5761.
Simanjuntak, E., & Sirait, L. W. O. (2018). Faktor-faktor penyebab terjadinya missfile di
bagian penyimpanan berkas rekam medis rumah sakit mitra medika medan tahun
2017. Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI), 3(1), 370
379.
Suraja, Y. (2019). Pengelolaan Rekam Medis Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jurnal
Administrasi Dan Kesehatan, 4(1), 6271.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).