Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Juli 2021, 1 (7), 808-814
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i7.140 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PETUGAS
PENYIMPANAN DI RUMAH SAKIT X KOTA CIMAHI
Fizki Amelia Arsyah
1
, Siti Nurul Hidayah
2
, Leni Herfiyanti
3
Politeknik Piksi Ganesha, Bandung, Indonesia
1, 2, 3
faarsyah@piksi.ac.id
1
2
, leniherfiyanti@gmail.com
3
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
11-07-2021
24-07-2021
25-07-2021
Latar Belakang: Penyimpanan adalah salah satu dari bagian
unit rekam medis yang bertugas menyimpan menyediakan
meretensi dan membantu dalam pelaksanaan pemusnahan
rekam medis dalam meningkatkan sistem dan produktifitas
kerja unit rekam medis maka keamanan, kesehatan dan
keselamatan kerja sangat diutamakan. Berdasarkan observasi
di Rumah Sakit X Kota Cimahi menunjukan keamanan,
kesehatan dan keselamatan kerja pada petugas di ruangan
penyimpanan belum efektif sehingga perlu dilakukannya
evaluasi terhadap keamanan kesehatan dan keselamatan kerja
diruang penyimpanan Rumah Sakit X Kota Cimahi.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
keadaan ruang penyimpanan terhadap keamanan kesehatan
dan keselamatan kerja bagi petugas penyimpanan di Rumah
Sakit X Kota Cimahi.
Metode: Metode penelitian ini menggunakan deskriptif
kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 5 orang petugas
penyimpanan. Objek yang diambil dalam penelitian ini yaitu
ruangan penyimpanan. Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara dan observasi.
Hasil: Hasil penelitian ini diketahui bahwa di ruang
penyimpanan Rumah Sakit X Kota Cimahi mengenai
keamanan kesehatan dan keselamatan petugas penyimpanan
belum efektif pada ukuran tinggi rak dan jarak antara rak
yang sempit, ventilasi udara yang kurang, kardus yang
tercecer dan kapasitas penuhnya rak sehingga dapat
menimbulkaan resiko petugas terjatuh, pegal-pegal, tertimpa
rekam medis, sesak nafas dan tersandung.
Kesimpulan: kesimpulan keadaan ruang penyimpanan
terhadap keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja bagi
petugas penyimpanan di Rumah Sakit X Kota Cimahi masih
menimbulkan faktor risiko kecelakaan kerja Ukuran Rak
Penyimpanan yang kurang luas, Ukuran Rak Penyimpanan
yang kurang luas, Rak terbuka yang terlalu tinggi.
Kata kunci: keamanan; kesehatan; keselamatan; petugas
penyimpanan.
Abstract
Background: Storage is one of the parts of the medical
record unit in charge of storing, providing retention and
assisting in the implementation of the destruction of medical
Fizki Amelia Arsyah, Siti Nurul Hidayah, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(7),
808-814
Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Penyimpanan di Rumah Sakit X
Kota Cimahi 809
records in improving the system and work productivity of the
medical record unit, so safety, health and safety are very
important. Based on observations at the Cimahi City X
Hospital, it shows that the safety, health and safety of the
officers in the storage room have not been effective, so it is
necessary to evaluate occupational health and safety in the
storage room of the Cimahi City X Hospital.
Objective: The purpose of this study was to determine the
state of the storage room on occupational health and safety
security for storage officers at Hospital X Cimahi City.
Methods: This research method uses descriptive qualitative.
The subjects of this study were 5 storage officers. The object
taken in this study is the storage room. Data collection
techniques were carried out by interview and observation.
Results: The results of this study indicate that in the storage
room of Hospital X Cimahi City regarding the health and
safety of storage officers has not been effective in the size of
the height of the shelves and the distance between narrow
shelves, lack of air ventilation, scattered cardboard and the
full capacity of the shelves so that it can cause the risk of
officers falling, aches, hit by medical records, shortness of
breath and tripping.
Conslusion: the conclusion of the state of the storage room
on security, health and safety for storage officers at Hospital
X Cimahi City still poses a risk factor for work accidents.
Keywords: security; health; safety; officer storage.
Coresponden Author : Fizki Amelia Arsyah
Email : fizkiamelia2@gmail.com
PENDAHULUAN
Menurut (Indonesia, 44 C.E.) Rumah sakit adalah instusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap Rumah sakit
mempunyai kewajiban memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit
kepada masyarakat, memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu antidiskriminasi,
dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai standar pelayanan Rumah
Sakit dan menyelenggarakan Rekam Medis.
Menurut (Robi et al., 2021) Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien. Tujuan utama Rekam medis adalah untuk
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam mengupayakan peningkatatan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Menurut (Robi et al., 2021) pasal 7 Sarana pelayanan kesehatan
wajib menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan rekam
medis. Maka dari itu sub unit yang mendukung penyelenggaran Rekam Medis adalah
bagian penyimpanan. Penyimpanan adalah salah satu bagian dari unit rekam medis yang
bertugas menyimpan rekam medis, menyediakan rekam medis, meretensi rekam medis,
dan membantu dalam pelaksanaan pemusnahan rekam medis (Marlina, 2014).
Penyimpanan bertanggung jawab terhadap penyimpanan rekam medis. Kecepatan
Fizki Amelia Arsyah, Siti Nurul Hidayah, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(7),
808-814
Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Penyimpanan di Rumah Sakit X
Kota Cimahi 810
penyedian rekam medis pada bagian peyimpanan mempengaruhi pelayanan terhadap
pasien (Hakam, 2018).
Peran penting di bagian penyimpanan selain untuk penyimpanan Rekam Medis,
bagian penyimpanan juga harus memperhatikan sistem kerja yang mengutamakan
keamanan, kesehatan dan keselamatan dalam bekerja sehingga dapat mengurangi atau
bebas dari kecelakaan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan
produktifitas kerja, terutama pada saat pengambilan Rekam Medis (Simanjuntak & Sirait,
2018).
Menurut (Salikunna & Towidjojo, 2011) Kesehatan dan Keselamatan Kerja
adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh denan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, pengendalian bahaya ditmpat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi. Upaya Kesehatan dan Keselamatan kerja menyangkut tenaga kerja,
cara/metode kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja.
Menurut (Rustiyanto & Rahayu, 2011) lingkungan kerja merupakan tempat
bekerja seseorang dalam melaksanakan segala aktivitasnya. Sebagai perekam medis, maka
diperlukan ruang kerja rekam medis yang mencakup aspek ergonomi agar menimbulkan
kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja sehingga proses bekerja menjadi efisien
dan efektif. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui keadaan ruang
penyimpanan terhadap keamanan kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas
penyimpanan di Rumah Sakit X Kota Cimahi.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu
menggambarkan hasil penelitian sesuai dengan penelitian untuk menghasilkan gambaran
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan
wawancara dan observasi untuk mengetahui keefektivitasan petugas penyimpanan
terhadap pengambilan rekam medis. Penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada
suatu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi kasus
diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 5
orang petugas penyimpanan di Rumah Sakit X Kota Cimahi dan Objek penelitian ini
yaitu ruang penyimpanan Rumah Sakit X Kota Cimahi. Waktu penelitian dilaksanakan
pada tanggal 26 April 2021 sampai dengan 26 Juni 2021.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Gambar 1 Kondisi Ruang Penyimpanan Rumah Sakit X Kota Cimahi
Fizki Amelia Arsyah, Siti Nurul Hidayah, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(7),
808-814
Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Penyimpanan di Rumah Sakit X
Kota Cimahi 811
Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit X Kota Cimahi terdapat 3 ruang
penyimpanan, seperti pada gambar 1 ruang penyimpanan rekam medis (filing) Sistem
penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit X Kota Cimahi menggunakan Sistem
Sentralisasi di mana semua rekam medis pasien digabungkan dalam satu rekam medis
dan satu tempat, baik untuk rawat jalan maupun rawat inap. Sistem penomoran rekam
medis di Rumah Sakit X Kota Cimahi menggunakan Sistem Unit (Unit Numbering
System) yaitu setiap kali pasien berkunjung ke Rumah Sakit X Kota Cimahi
menggunakan satu nomor rekam medis. Sistem penjajaran rekam medis di Rumah Sakit
X Kota Cimahi menggunakan sistem angka akhir (Terminal Digit Filing). Rumah Sakit X
Kota Cimahi memppunyai 3 ruang penyimpanan dengan 99 rak.
Penulis telah melakukan pengamatan dan wawancara terhadap petugas
penyimpanan terkait Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Adapun hasil
pengamatan dan wawancara adalah sebagai berikut:
a) Jenis Rak Penyimpanan
Di ruang penyimpanan Rumah Sakit X Kota Cimahi menggunakan rak terbuka
yang terbuat dari 2 jenis bahan rak penyimpanan yaitu dengan bahan baja dan
alumunium.
b) Ukuran Rak Penyimpanan
Ukuran rak penyimpanan yang digunakan di ruang filing Rumah Sakit X Kota
Cimahi adalah panjang 240 cm tinggi 300 cm dan lebar 40 cm.
c) Jarak Antara Rak Penyimpanan
Dari 3 ruangan jarak antara rak penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit X
Kota Cimahi di ruangan 1 adalah 100 cm dan di ruangan 2 dan ruangan 3 adalah
70 cm.
d) Alat Bantu Pengambilan Rekam Medis
Alat Bantu di ruang penyimpanan Rumah Sakit X Kota Cimahi untuk
pengambilan berkas rekam medis menggunakan tangga lipat.
e) Ventilasi
Di ruang penyimpanan Rumah Sakit X Kota Cimahi masih kurang ventilasi
karena tertutup rak yang tinggi.
f) Muatan rak penyimpanan
Muatan rak rekam medis yang berlebihan kurang lebih berjumlah 300 rekam
medis dalam per sub rak yang melebihi kapasitas.
g) Rambu dan Stiker Keamanan Kerja
Terdapat tanda peringatan “Selain Petugas Dilarang Masuk” di depan pintu ruang
penyimpanan untuk menjamin kerahasiaan dan keamanan isi rekam medis.
h) Adanya Peralatan Untuk Penanganan Covid 19
Di ruang penyimpanan Rumah Sakit X Kota Cimahi tersedia peralatan peunjang
untuk penanganan Covid 19 meliputi hand sanitaizer, disinfectan, masker dan
face shiled.
i) Tersedia APAR
Di ruang penyimpanan Rumah Sakit X Kota Cimahi terdapat alat pemadam api
ringan dan alarm sistem kebakaran pada setiap gedung atau ruangan.
B. Pembahasan
Keamanan kesehatan dan keselamatan kerja adalah pelindungan yang wajib
diberikan oleh pihak pemberi kerja terhadap karyawannya. Menurut situs prodia OHI
dijelaskan keamanan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang
Fizki Amelia Arsyah, Siti Nurul Hidayah, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(7),
808-814
Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Penyimpanan di Rumah Sakit X
Kota Cimahi 812
pada akhirnya dapat meningkatkan efesiensi dan produktivitas kerja. Dan tujuan
keamanan kesehatan dan keselamat kerja yaitu agar setiap pegawai mendapat jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial dan pisikologis, perlengkapan
dan peralatan kerja digunakan sebaik mungkin, terhindar dari gangguan kesehatan yang
disebabkan lingkungan atas kondisi kerja dan pegawai merasa aman dan telindungi dalam
bekerja. Adapun hasil penelitian di ruang penyimpanan Rumah Sakit X Kota Cimahi
mengenai keamanan kesehatan dan keselamatan kerja petuugas penyimpanan sebagai
berikut:
a) Jenis rak penyimpanan
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas penyimpanan rumah sakit
X Kota Cimahi penggunaan rak terbuka sangat efektif karena memudahkan
dalam pengambilan dan pengembalian rekam medis sehingga tidak memakan
waktu.
Menurut (Rosita, 2019) rak terbuka lebih dianjurkan dengan alasan harga
lebih murah dan lebih cepat dalam mengambil dan menyimpan rekam medis.
b) Ukuran rak penyimpanan
Berdasarkan wawancara di ruang penyimpanan rumah sakit x kota
cimahi ukuran rak penyimpanan belum sesuai standar dan masih menimbulkan
risiko kecelakaan kerja dan menurut salah satu petugas penyimpanan ukuran
tinggi rak penyimpanan dulu adalah 200 cm tetapi karena kurangnya ruangan
akhirnya tinggi rak ditambah menjadi 300 cm sehingga petugas menjadi sulit
untuk menggambil dan mengembalikan rekam medis yang paling atas karena
sulit terjangkau oleh tangan.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Hidayatul, 2018) bahwa
standar/idealnya ukuran rak penyimpanan yaitu panjang 144 cm tinggi 190 cm
lebar 40 cm sehingga dapat terjangkau oleh tangan dan tidak menimbulkan risiko
kecelakaan kerja.
c) Jarak antara rak penyimpanan
Berdasarkan hasil observasi jarak antara rak penyimpanan di ruangan 1
sudah sesuai tetapi untuk ruangan 2 dan 3 belum sesuai standar hal tersebut
dikarenakan kurangnya ruangan dan jumlah rak yang banyak yaitu 99 rak.
Menurut Depkes RI dan pernyataan Eka Wilda Faida bahwa jarak kosong
antara dua rak rekam medis untuk lalu lalang petugas direkomendasikan berjarak
90 cm hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Hidayatul, 2018) bahwa ukuran
ideal jarak anatara rak yaitu 99,88 cm sedangkan di ruangan 2 dan 3 yaitu 70 cm
sehingga menjadi sempit dan tidak efektif dan mengganggu gerak kerja petugas.
d) Alat Bantu Pengambilan Rekam Medis
Penggunaan Tangga lipat di ruang penyimpanan rumah sakit x kota
cimahi belum efektif digunakan di ruang 2 dan 3 dikarenakan jarak rak yang
sempit dan kardus yang tercecer dilantai sehingga tangga lipat susah di buka
sempurna dan petugas untuk menjangkau rak yang tinggi terkadang memanjat ke
rak. Sehingga menimbulkan risiko kecelakaan kerja seperti terjatuh dan tertimpa
rekam medis.
e) Ventilasi
Menurut (Pandiangan et al., 2013) Ventilasi yang baik diperlukan
diruangan kerja untuk meningkatkan kenyamanan dalam bekerja. Tetapi di ruang
penyimpanan rumah sakit x kota cimahi ventilasi masih kurang dikarenakan
tertutup rak rak yang tinggi sehingga mengakibatkan kekurangan sirkulasi udara
atau oksigen yang akan menyebabkan sesak nafas, kelelahan, sakit kepala yang
akan di alami oleh petugas rekam medis rumah sakit x kota cimahi.
f) Muatan rak penyimpanan
Berdasarkan hasil wawancara di ruang penyimpanan rumah sakit x per
sub rak terisi 300 rekam medis sehingga melebihi kapasitas dikarenakan ruangan
Fizki Amelia Arsyah, Siti Nurul Hidayah, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(7),
808-814
Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Penyimpanan di Rumah Sakit X
Kota Cimahi 813
yang kurang dan rak yang tak menampung rekam medis sehingga sebagian rekam
medis disimpan di dalam kardus kardus yang disimpan dilantai menyebabkan
petugas berisiko tersandung atau terjatuh.
Menurut hasil penelitian (Irmawati et al., 2019)penggunaan rak
penyimpanan yang terlalu penuh dapat mengakibatkan rak roboh dan ambruk dan
memyulitkan petugas bagian filing kesulitan bekerja.
g) Rambu dan Stiker Keamanan Kerja
Menurut (Sitohang, 2019) Rambu larangan dan petunjuk arah untuk
memindai dan memenuhi persyaratan kesehatan. Dan salah satu cara untuk
menginformasikan kepada pekerja bahaya keslamatan dan kesehatan kerja.
h) Adanya peralatan penanganan covid 19
Menurut (Othman & Ladiqi, 2021) di saat pandemi ini pegawai
beraktivitas harus berhadapan dengan risiko terpaparnya virus corona (covid-19),
oleh karena itu harus ada upaya menerapkan protokol kesehatan demi memutus
rantai penularan covid-19.
Berdasarkan hasil observasi di ruang penyimpanan rumah sakit x kota
Cimahi sudah menerapkan protokol kesehatan yaitu petugas memakai masker,
face shiled, mencuci tangan atau menggunakan hand sanitaizer dan
membersihkan ruangan dengan disenfectan.
i) Tersedia APAR
Dalam hal Kesehatan dan keselamatan kerja APAR merupakan alat
wajib yang harus dilengkapi dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat
mengancam keselamatan pekerja.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat ditarik
kesimpulan keadaan ruang penyimpanan terhadap keamanan, kesehatan dan keselamatan
kerja bagi petugas penyimpanan di Rumah Sakit X Kota Cimahi masih menimbulkan
faktor risiko kecelakaan kerja. Ukuran Rak Penyimpanan yang kurang luas berdampak
pada efektivitas gerak bekerja para petugas rekam medis rumah sakit kota x kota cimahi.
Penggunaan rak penyimpanan yang terlalu penuh dapat mengakibatkan rak roboh atau
ambruk, kardus yang tercecer dibawah rak yang dapat mengakibatkan petugas terjatuh,
tersandung kardus tersebut dan kesulitan dalam bekerja.
Ventilasi yang kurang mengakibatkan terjadinya kekurangan sirkulasi udara atau
oksigen yang akan menyebabkan sesak nafas, kelelahan, sakit kepala yang akan di alami
oleh petugas rekam medis rumah sakit x kota cimahi. Rak terbuka yang terlalu tinggi
menyulitkan petugas penyimpanan rumah sakit x kota cimahi dalam pengambilan rekam
medis. Sehingga perlu dilakukannya evaluasi berkala terhadap keamanan kesehatan dan
keselamatan kerja diruang penyimpanan Rumah Sakit X Kota Cimahi.
BIBLIOGRAFI
Hakam, f. (2018). Analisis penyediaan rekam medis pasien rawat jalan berdasarkan
standar operasional prosedur (sop) di puskesmas x. Jurnal manajemen informasi
dan administrasi kesehatan (jmiak), 1(1).
Hidayatul, m. (2018). Tinjauan aspek ergonomi ruang filing berdasarka antropometri
petugas filing terhadap kselamatan dan kesehatan kerja (k3) petugas di rs pku
muhammadiyah yogyakarta.
Fizki Amelia Arsyah, Siti Nurul Hidayah, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(7),
808-814
Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Penyimpanan di Rumah Sakit X
Kota Cimahi 814
Indonesia, p. (44 c.e.). Undang-undang republik indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit.
Irmawati, i., kresnowati, l., susanto, e., & nurfalah, t. I. (2019). Kesehatan dan
keselamatan kerja (k3) di bagian filing. Jurnal manajemen informasi kesehatan
indonesia (jmiki), 7(1), 38.
Marlina, e. V. I. (2014). Tinjauan pelayanan rekam medis bagian filing di puskesmas
bejen kabupaten temanggung tahun 2014. Eprints. Dinus. Ac. Id.
Othman, m. F., & ladiqi, s. (2021). Good party governance: praktik partai politik di
indonesia dan malaysia dalam tata kelola pemerintahan yang baik. Gerhana
publishing.
Pandiangan, k. C., huda, l. N., & rambe, a. J. M. (2013). Analisis perancangan sistem
ventilasi dalam meningkatkan kenyamanan termal pekerja di ruangan formulasi pt
xyz. Jurnal teknik industri usu, 1(1), 219148.
Robi, h., maiyestati, m., & zarfinal, z. (2021). Implementasi peraturan menteri kesehatan
republik indonesia nomor 269 tahun 2008 tentang rekam medis terhadap klaim bpjs
di rsud sungai dareh. Universitas bung hatta.
Rosita, r. R. (2019). Perencanaan desain rak penyimpanan dokumen rekam medis
berdasarkan antropometri. Profesi (profesional islam): media publikasi penelitian,
17(1), 1422.
Rustiyanto, e., & rahayu, w. A. (2011). Manajemen filing dokumen rekam medis dan
informasi kesehatan. Yogyakarta: politeknik kesehatan permata indonesia.
Salikunna, n. A., & towidjojo, v. D. (2011). Penerapan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja di rumah sakit bersalin pertiwi makassar. Biocelebes, 5(1).
Simanjuntak, e., & sirait, l. W. O. Menkes. Ri. (2018). Faktor-faktor penyebab terjadinya
missfile di bagian penyimpanan berkas rekam medis rumah sakit mitra medika
medan tahun 2017. Jurnal ilmiah perekam dan informasi kesehatan imelda (jipiki),
3(1), 370379.
Sitohang, d. (2019). Penerapan manajemen k3 di rumah sakit.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).