Indri Ismawati, Nurul Aulia Yulianti and Irda Sari/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(7), 815-
820
Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah
Sakit Tk II Dustira Cimahi 817
pengelolaan rekam medis yang baik. Rumah sakit membutuhkan unit-unit pembantu
untuk menjalankan tugasnya, diantaranya adalah unit rekam medis (Budi, 2011)
Rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang
berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana pelayanan
kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta
(Permenkes, 2008). Rekam medis juga merupakan keterangan baik yang tertulis maupun
terekam tentang identitas, anamnesis, penentuan fisik laboratorium diagnosis segala
pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang
dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat (Depkes,
2008). Secara umum isi Rekam Medis dapat dibagi dalam dua kelompok data yaitu, data
medis atau data klinis dan data sosiologis atau data non-medis.
Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi
sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien dan efektif
serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum, dan sosial
budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah, serta
masyarakat konsumen (Bustami, 2011).
Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah,
cepat, serta nyaman. Masa kerja mempengaruhi kinerja petugas rekam medis, semakin
lama bekerja maka semakin cepat dalam melayani pengambilan berkas rekam medis
sehingga dapat meminimalisir waktu tunggu pasien (Siagian, 2008). Mutu pelayanan
kesehatan bisa disebut baik jika di dukung oleh sistem pelayanan rekam medis yang cepat
dan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh rumah sakit.
Salah satu bentuk pelayanan di rumah sakit terutama dibagian rawat jalan yaitu
pendistribusian rekam medis. Sistem pendistribusian yang baik adalah sistem
pendistribusian yang cepat, baik dan efisien (Hatta, 2008). Distribusi rekam medis adalah
kegiatan mencatat nomor rekam medis yang telah di cari oleh petugas filling pada buku
ekpedisi sesuai poli yang dituju, kemudian rekam medis tersebut diantarkan menuju poli
oleh petugas distribusi rekam medis. Apabila waktu dalam pendistribusian rekam medis
lama, maka akan menghambat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
pasien dan menjadi salah satu indikator dalam mengukur kepuasan pasien.
Dalam rangka mengetahui lebih mendalam terkait hal tersebut, peneliti
mengambil kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan
pendistribusian dokumen rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit TK II Dustira Cimahi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan
untuk menjelaskan dan menggambarkan secara sistematis, masalah, fakta, keadaan,
fenomena, variabel, program atau informasi yang diperlukan dari lapangan dengan
pendekatan kualitatif (Miharti, 2018). Peneleitian deskriftif juga merupakan suatu metode
untuk mendeskripsikan tentang sesuatu keadaan secara objektif, memecahkan dan
menjawab permasalahan yang sedang di hadapi pada situasi sekarang. Menurut
(Sugiyono, 2016). Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci. Penelitian ini menjelaskan atau mendeskripsikan tentang pendistribusian dokumen
rekam medis pasien rawat jalan di Rumah Sakit TK II Dustira Cimahi dan menjelaskan
tentang faktor apa saja yang mempengaruhi keterlambatan distribusi rekam medis rawat
jalan di Rumah Sakit TK II Dustira Cimahi. Subjek dalam penelitian ini yaitu, petugas
distribusi rekam medis. Objek penelitian atau sasaran penelitian adalah berkas rekam
medis rawat jalan Rumah Sakit TK II Dustira Cimahi. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah menggunakan observasi. dan wawancara. Menurut (Saryono, 2010),