Shalahuddin Al Syaifullah, Putri Anggun Bhakti Insanitaqwa, Mufidah Sofyan /Cerdika: Jurnal
Ilmiah Indonesia, 1(7), 867-874
Kepemimpinan Pendidikan Islam 870
merupakan suatu kreasi yang berkaitan dengan pemahaman dan penyelesaian atas
permasalahan internal dan eksternal organisasi (Peterson, 1997).
Kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan usaha sadar
yang dilakukan seseorang (pemimpin) dalam proses memengaruhi, memotivasi dan
menyebabkan seseorang atau kelompok orang agar mengarah pada tujuan yang sudah
ditentukan dan menjadi tujuan yang sukses.
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang sengaja untuk mencapai suatu tujuan
harus mempunyai landasan. Begitu juga dengan kepemimpinan pendidikan Islam. Dasar-
dasar ini bisa dijadikan sebagai landasan awal untuk menjadi seorang pemimpin yang
efektif. Terdapat empat dasar, yang pertama, adalah penentuan tujuan, jadi seorang
pemimpin itu harus memastikan dari awal bahwa semua anggotanya paham dan tau
tujuan organisasi. Apa saja visi dan misi dari organisasi nya dan visi misi dari organisasi
harus sudah terinternalisasi di diri anggota masing-masing jadi dengan adanya visi dan
misi itu sebuah perkumpulan tidak akan kehilangan arah dan mendapatkan hasil yang
efektif. Yang kedua, adalah sebuah komunikasi, semua kebijakan, keputusan, dan
informasi apapun yang terkait dengan kebaikan sebuah perusahaan harus
dikomunikasikan dengan baik kepada semua anggota yang ada. Banyak media yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi seperti email, memo, chat di grup atau internal
communication tools lainnya. Ketiga adalah kepercayaan, seperti komunikasi yang paling
efektif adalah dengan di dasari oleh sebuah kepercayaan antara seorang pemimpin dengan
anggotanya. Keempat, adalah akuntabilitas (pertanggungjawaban) dasar keempat ini
adalah sebuah pertanggungjawaban. Banyaknya seorang pemimpin yang gagal dalam
proyeknya karena tidak bertanggungjawab.
Esensi kepemimpinan pendidikan, merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan dan kesuksesan sebuah organisasi pendidikan, hal ini
dikarenakan fungsi pemimpin adalah sebagai sentral utama yang mengerakkan seluruh
aktivitas organisasi. Menurut Abdul Aziz Wahab, fungsi kepemimpinan pendidikan ialah
sebagai berikut: pertama, pemimpin itu membantu terciptanya suasana persaudaraan,
kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan. Kedua, pemimpin membantu kelompok untuk
mengorganisir diri, yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada
kelompok dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan. Ketiga, pemimpin membantu
kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam
menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan
efektif. Keempat, pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama
dengan kelompok. Kelima, pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan
mempertahankan eksistensi organisasi. Kelima fungsi kepemimpinan pendidikan tersebut
menunjukkan bahwa kepemimpinan pendidikan menjadi salah satu faktor yang sangat
signifikan pengaruhnya, dalam menunjang keberhasilan lembaga pendidikan (Wahab,
2008). Oleh karena itu pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional telah
menetapkan tujuh kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin,
berkaitan dengan fungsi dan perannya dalam menjalankan tugas kepemimpinan
pendidikan, yaitu sebagai berikut sebagai pendidik (educator) sebagai manajer, sebagai
administrator, sebagai supervisor (penyelia), sebagai leader (pemimpin), sebagai inovator
dan sebagai motivator.
Di dalam kepemimpinan Pendidikan Islam pasti ada yang namanya prinsip-
prinsip kepemimpinan, di bawah ini adalah beberapa prinsip-prinsip kepemimpinan
pendidikan islam:
1. Prinsip Tauhid
Prinsip tauhid merupakan salah satu prinsip dasar dalam kepemimpinan Islam.
Sebab perbedaan akidah yang fundamental dapat menjadi pemicu dan pemacu
kekacauan suatu umat. Oleh sebab itu, Islam mengajak kearah satu kesatuan akidah
diatas dasar yang dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat, yaitu tauhid. Pada al-
Quran dapat ditemukan dalam surat an-Nisa' 48, Ali Imron 64 dan surat al-Ikhlas.