Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Juli 2021, 1 (7), 858 - 866
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i7.125 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN PERENCAAAN DAN
PENGORGANISASIAN DALAM MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKAN MADRASAH
Sabilulhaq
1
, Farida Ummami
2
, Nizam Aulia Rachman
3
, Hanif Fadhilah
4
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang
1, 2, 3, 4
sabilulh534@gmail.com
1
, faridaumami71@gmail.com
2
,
nizamauliarachman@gmail.com
3
, haniffadhilah217@gmail.com
4
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
09-06-2021
20-07-2021
25-07-2021
Latar Belakang: Menghadapi tuntunan perubahan yang
serba cepat akibat kompetisi global dan kemajuan tekhnologi,
para pemimpin madrasah harus mampu mengelola sumber
daya manusia dengan fokus pada masalah-masalah yang
benar-benar penting, maka perlunya meletakkan SDM
(Sumber Daya Manusia) sebagai suatu bagian dari
perencanaan strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan
dalam madrasah.
Tujuan: Artikel ini bertujuan untuk mengetahui seberapa
jauh penerapan fungsi manajemen dalam sebuah madrasah
demi meningkatkan mutu pendidikannya.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode pendekatan
deskriptif kuantitatif yang didukung oleh studi
keperpustakaan dari jurnal online, buku dan artikel.
Pendekatan ini menggunakan langkah-langkah pengumpulan
data dari jurnal, artikel dan buku kemudian dianalisis dan
disimpulkan.
Hasil: Dalam berbagai literatur-literatur yang ada
bahwasanya masih ada beberapa madarasah yang belum baik
dalam mengimplementasikan kedua fungsi tersebut, tetapi ada
juga literature yang menjelaskan bahwasanya terdapat
madrasah yang sudah baik dalam menerapakan kedua fungsi
tersebut.
Kesimpulan: Dengan adanya lembaga pendidikan Islam
(Madrasah) yang dapat menerapkan fungsi manajemen yang
baik akan dapat langsung berpengaruh terhadap masyarakat
dan generasi pemuda di masa kini sampai masa depan.
Kata kunci: manajemen; perencanaan; pengorganisasian.
Abstract
Background: Facing the demands of fast-paced change due
to global competition and technological advances, madrasa
leaders must be able to manage human resources by
focusing on issues that are really important, it is necessary
to put HR (Human Resources) as a part of strategic
planning to improve the quality of education in madrasas.
Objective: This article aims to find out how far the
implementation of the management function in a madrasah
Sabilulhaq, Farida Ummami, Nizam Aulia Rachman, Hanif Fadhilah/Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(7), 858- 866
Implementasi Fungsi Manajemen Perencaaan Dan Pengorganisasian Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah 859
is to improve the quality of its education.
Methods: This study uses a quantitative descriptive
approach which is supported by literature studies from
online journals, books and articles. This approach uses the
steps of collecting data from journals, articles and books
then analyzed and concluded.
Results: In various existing literatures, there are still some
madrasas that are not good at implementing these two
functions, but there is also literature that explains that there
are madrasas that are already good in implementing these
two functions.
Conslusion: With an Islamic educational institution
(Madrasah) that can implement a good management
function, it will be able to directly affect the community and
the younger generation in the present to the future.
Keywords: management; planning; organizing.
Coresponden Author : Farida Ummami
Email : faridaumami71@gmail.com
PENDAHULUAN
Menghadapi tuntunan perubahan yang serba cepat akibat kompetisi global dan
kemajuan tekhnologi, para pemimpin madrasah harus mampu mengelola sumber daya
manusia dengan fokus pada masalah-masalah yang benar-benar penting, maka perlunya
meletakkan SDM (Sumber Daya Manusia) sebagai suatu bagian dari perencanaan strategi
untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam madrasah (Desy Aniqotsunainy, 2015).
Sebuah sekolah adalah organisasi yang kompleks dan unik. Dikatakan kompleks
karena di dalamnya terdapat beberapa elemen yang satu sama lain saling berpengaruh dan
saling menentukan. Dikatakan unik karena di sekolah terdapat transfer of knowledge dan
transfer of value yang tidak dijumpai pada organisasi lain selain madrasah sehingga
memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh karena itu, kepala madrasah yang
berhasil, yaitu tercapainya tujuan madrasah, dan tujuan dari setiap individu yang ada
dodalam lingkungan madrasah, harus memahami dan menguasai peranan organisasi dan
hubungan kerjasama antar individu. Individu-individu disini adalah guru dan tenaga
kelembagaan keagamaan yang melakukan kegiatan dalam rangka mensukseskan proses
pembelajaran sebagai bagian dari kegiatan lembaga keagamaan (Talibo, 2018).
Meningkatkan mutu pendidikan dalam madrasah adalah tugas dan tanggung
jawab bagi seluruh civitas di madrasah diantara lain ketua yayasan, kepala sekolah, guru,
dan sebagainya. Adapun kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam
peningkatan mutu pendidikan di madrasahnya, yang disesuaikan dengan konteks
setempat atau dengan istilah dalam pendidikan dikenal dengan sebutan kontekstual. Peran
dan tanggung jawab kepala madrasah dan guru dalam madrasah harus memiliki
kemampuan manajerial dalam memanajeman fungsi-fungsi dalam madrasah. Selain
dalam lingkup madrasah, juga harus memiliki kemampuan dalam ketatusahaan, membina
hubungan madrasah dengan masyarakat dan orang tua, sebagai administrator (Agnes,
2018).
Pendidik dan tenaga kependidikan dituntut untuk memiliki pemahaman yang baik
tentang konsep administrasi pendidikan dan memiliki ketrampilan praktis dalam
mengelola proses pembelajaran dan administrasi sekolah, agar tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan dapat tercapai secara maksimal. Selain itu, kepala madrasah sebagai
Sabilulhaq, Farida Ummami, Nizam Aulia Rachman, Hanif Fadhilah/Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(7), 858- 866
Implementasi Fungsi Manajemen Perencaaan Dan Pengorganisasian Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah 860
manajer lembaga pendidikan juga sangat menentukan kualitas atau keunggulan lembaga
pendidikan selain pembelajaran yang dilakukan guru atau pendidik (Habibie, 2019).
Kepala madrasah memiliki peran yang sangat besar, kepala madrasah harus
mampu menjadi manajer yang memiliki kemampuan manajerial yang baik dalam hal
menyusun perencanaan kegiatan pembelajaran madrasah, menyusun struktur organisasi
madrasah, menjadi koordinator dalam organisasi madrasah, mengelola kepegawaian
dalam organisasi madrasah, sebagai supervisor dan lain sebagainya (Agnes, 2018).
Keberhasilan madrasah dalam mengelola pendidikan sangat ditentukan oleh
kemampuan para civitas madrsah dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen
secara professional. Soebadjo Atmodiwiryo dalam bukunya menjelaskan bahwa
manajemen pendidikan merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya pendidikan dalam upaya
untuk mencapai tujuan pendidikan. Hakikat manajemen pendidikan dalam madrasah
dapat dilihat dari implementasi fungsi-fungsinya yang diawali dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Dengan demikian, maka setiap madrasah dituntut untuk menyusun,
malaksanakan, dan memonitor serta mengevaluasi rencana pengembangan kemajuan
madrasah ke depan, untuk memenuhi standar nasional pendidikan tersebut untuk
selanjutnya berusaha meningkatkan kualitasnya ke standar lebih tinggi. Upaya tersebut
tentunya sangat didukung oleh kompetensi manajerial yang dimiliki kepala madrasah
selaku top manager pada madrasah tersebut (Fathul, 2018).
Artikel ini menganalisis dan mendeskripsikan implementasi fungsi manajemen
perencanaan dan pengorganisasian dalam pengelolahan Madrasah dengan adanya temuan
artikel ini diharapkan dapat membantu dan memperkaya pembelajaran ilmu pengatahuan
meneganai implementasi fungsi manajemen perencaan dan pengorganisasian dalam
mengelola madrasah, dan dapat dijadikan konsep serta model dalam pengembagan mutu
pendidikan Madrasah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kuantitatif yang
didukung oleh studi keperpustakaan dari jurnal online, buku dan artikel. Deskriptif
kuantitatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
penelitian kuantitatif deskriptif menggunakan pendekatan studi keperpustakaan (Library
research). Pendekatan ini menggunakan langkah-langkah pengumpulan data dari jurnal,
artikel dan buku kemudian dianalisis dan disimpulkan. Menurut M. Nazir dalam bukunya
yang berjudul “Metode Penelitian” mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan studi
keperpustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan
terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1) Pengertian Manajemen menurut para ahli
Menurut James A.F. Stoner, manajemen merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian, dan pemakaian sumber daya demi tercapainya tujuan perusahaan
yang telah ditetapkan.
Sabilulhaq, Farida Ummami, Nizam Aulia Rachman, Hanif Fadhilah/Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(7), 858- 866
Implementasi Fungsi Manajemen Perencaaan Dan Pengorganisasian Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah 861
Menurut (A. Hidayat & Machali, 2012), manajemen adalah sebuah proses
unik yang terdiri dari berbagai tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai target yang telah
ditentukan melalui berbagai sumber daya alam maupun manusia.
Menurut Drs. Oey Liang Lee dalam (Suprihanto, 2018), manajemen ialah
ilmu untuk merancang, menyusun, mengorganisasikan, mengarahkan, dan
mengawasi berbagai kegiatan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
(Erwinsyah, 2017) mengemukakan bahwa manajemen adalah proses
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan kerja agar diselesaikan secara
efektif dan efisien melalui orang lain. Sedangkan Jonshon dalam Made Pidarta
(Farikhah, 2015) memberikan definisi manajemen hampir sama dengan pendapat
Robbins, yaitu proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan
menjadi sistem total mencapai tujuan.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwasanya manajemen merupakan suatu bentuk kerja sama untuk mencapai
tujuan itu bersama-saman mengandengan tangan satu sama lain dengan tahapan-
tahapan tertentu.
Hal-hal yang pasti ada dalam manajemen adalah; (a) Manajemen ada
tujuan yang akan dicapai bersama (b) Manajemen merupakan perpaduan anatara
ilmu dna seni (c) Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi dan
terintegrasi dalam memanfaatkan unsur -unsur manajemen yang disingkat 6 M
yakni Men, Money, Methods, Materials, Machines and Market (d) Manajemen
dapat diterapkan dalam suatu kegiatan apabila ada dua orang atau lebih yang
melakukan kerja sama dalam suatu oraganisasi (e) Manajemen terdiri dari berbagai
fungsi yang saling mendukung dan melengkapi (f) Manajemen merupakan alat
untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.
Lebih lanjut (R. Hidayat, 2016) menekankan adanya ciri-ciri atau
pengertian Manajemen Pendidikan yang terkandung dalam definisi tersebut
sebagai berikut :
1) Manajemen merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang dilakukan dari
oleh dan bagi manusia.
2) Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses pengelolaan dari suatu
rangkaian kegiatan pendidikan yang sifatnya kompleks dan unik yang berbeda
dengan tujuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-
besarnya tujuan kegiatan pendidikan ini tidak terlepas dari tujuan pendidikan
secara umum dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan oleh suatu bangsa.
3) Proses pengelolaan itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang
tergabung dalam suatu organisasi sehingga kegiatannya harus dijaga agar
tercipta kondisi kerja yang harmonis tanpa mengorbankan unsur-unsur manusia
yang terlibat dalam kegiatan pendidikan itu.
4) Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya, yang dalam hal ini meliputi tujuan yang bersifat umum (skala
tujuan umum) dan yang diemban oleh tiap-tiap organisasi pendidikan (skala
tujuan khusus).
5) Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
Manajemen pendidikan dalam kamus bahasa Belanda-Indonesia disebutkan
bahwa istilah manajemen berasal dari “administratie” yang berarti tata-usaha.
Dalam pengertian manajemen tersebut, administrasi menunjuk pada pekerjaan
tulis-menulis di kantor. Pengertian inilah yang menyebabkan timbulnya contoh-
contoh keluhan kelambatan manajemen yang sudah disinggung, karena manajemen
dibatasi lingkupnya sebagai pekerjaan tulis-menulis.
Sabilulhaq, Farida Ummami, Nizam Aulia Rachman, Hanif Fadhilah/Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(7), 858- 866
Implementasi Fungsi Manajemen Perencaaan Dan Pengorganisasian Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah 862
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasanya manajemen pendidikan
adalah suatu proses pengelolaan sumber daya pendidikan baik personal maupun
material secara sistematis dan kontinuitas sebagai upaya pencapaian tujuan
pendidikan dengan cara efektif dan efesien. (Farikhah, 2015)
Tujuan pokok mempelajari manajemen pendidikan adalah untuk
memperoleh cara, teknik, metode yang sebaik-baiknya di lakukan, sehingga
sumber-sumber yang sangat terbatas (seperti tenaga, dana, fasilitas, personal,
material, maupun spritual) sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efisien dan produktif (Hidayani N, n.d.).
2) Manajemen perencanaan dan pengorganisasian
Manajemen perencanaan adalah suatu proses yang rasional dan sistematik
dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang akan
dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
Sedangkan perencanaan pendidikan adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha
menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain dalam
aktivitas pendidikan, kemudian memprediksi keadaan dan perumusan tindakan
kependidikan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk
mencapai hasil yang dikehendaki dalam pendidikan.
Makna perencanaan yang digambarkan di atas mengandung arti;
1) Manajer /pimpinan memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran (tujuan)
dan tindakan berdasarkan pada beberapa metode, rencana atau logika dan bukan
berdasarkan perasaan.
2) Rencana mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prodesur terbaik
untuk mencapainya.
3) Rencana merupakan pedoman untuk organisasi dalam memperoleh dan
menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Menurut Jejens, dalam perencanaan harus ditentukan delapan aspek; antara
lain program kerja, tujuan dan manfaat program, biaya program, waktu,
penanggung jawab, pelaksana, mitra, dan asaran (tentu berdasarkan kesepakatan
tim kerja yang meliputi unsur pimpinan sebuah lembaga).
Dengan demikian sebuah perencanaan yang ideal dan memang harus
disusun secara sistematis dan berdasarkan pada fakta dan data secara kongkrit
untuk memastikan apa yang direncanakan betul-betul dapat mengenai sasaran
lemba pendidikan. Sehingga kebutuhan perbaikan lembaga dan pengembangannya
dapat diakomodir secara jelas oleh para pelaku dalam bentuk rencana yang
komprehenship berdasarkan kebutuhan lembaga pendidikan.(Fathul, 2018)
Perencanaan (planning) merupakan bagian dari alur manajemen dalam
menentukan pengerak lembaga pendidikan, dari posisi saat ini menuju posisi yang
diinginkan di masa depan. Dengan demikian, keberhasilan pencapaian akan
ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan strategi dan kemampuan memprediksi
kebutuhan lembaga pendidikan di masa yang akan datang. (Fathul, 2018)
Dan dengan sumber daya manusia dalam pendidikan merupakan faktor
kunci bagi jalannya organisasi/lembaga pendidikan pada masa kini maupun
pengembangan masa depan. Perubahan yang begitu cepat membuat perencanaan
strategi menjadi penting, bahkan perencanaan sering bermanfaat sebagai alat untuk
memancing pemikiran dan diskusi daripada sebagai proses untuk mendefinisikan
tujuan-tujuan jangka panjang dan rangkaian kegiatan.(Desy Aniqotsunainy, 2015)
Fungsi manajemen penggerak juga terdapat dalam fungsi-fungsi
manajemen tetapi artikel ini tidak membahasnya terlalu luas. Kegiatan manajemen
penggerakan (actuating) atau disebut juga “gerakan aksi’’ mencakup kegiatan yang
dilakukan seorang menejer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang
Sabilulhaq, Farida Ummami, Nizam Aulia Rachman, Hanif Fadhilah/Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(7), 858- 866
Implementasi Fungsi Manajemen Perencaaan Dan Pengorganisasian Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah 863
ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan dapat dicapai.
(Talibo, 2018)
Menggerakkan (Andrian, Kurniasari, & Rachman, 2017) berarti
merangsang anggota -anggota kelompok melakukan tugas-tugas dengan antusias
dan kemauan yang baik. Tugas menggerakkan itu harus dilakukan oleh pemimpin.
Oleh karena itu, kepemimpinan kepala Madrasah mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menggerakkan personal Madrasah dalam melaksanakan kerjanya
dan bertanggung jawab atas tugasnya.
Dalam meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri untuk
mengimplementasikan fungsi manajemen perencanaan terdapat faktor-faktor yang
dapat mendukung antara lain; (a) Adanya kerja sama antara kepala Madrasah
sebagai penggerak dengan seluruh civitas Madrasah (b) adanya hubungan yang
baik antara Madrasah, komite, dan dinas pendidikan (c) sarana prasarana yang
cukup memadai. Sedangkan faktor-faktor pemhambat antara lain; (a) kurangnya
tenaga kerja guru (b) tidak adanya tenaga administratif (staf tata usaha) (c) tidak
adanya pembagian tugas yang jelas (d) kurangnya komunikasi antara kepala
Madrasah dan tenaga kerja lainnya (Miss Communicate).
Temuan lain dalam literatur lain dari penelitian ini memiliki makna
bahwasanya fungsi utama manajemen perencanaan diimplementasikan dengan
melibatkan seluruh sumber daya manusia yang dimiliki oleh madrasah.
Perencanaan tidak hanya ditentukan oleh kepala madrasah, akan tetapi juga melalui
proses pertimbangan terhadap segala masukan dan informasi yang diberikan oleh
guru, komite dan ketua yayasan madrasah. Sehingga jenis kegiatan yang akan
dilakukan merupakan hasil kesepakatan bersama melalui rapat internal.
Dampak yang dapat terjadi apabila madrasah tidak dapat menjalankan
fungsi-fungsi manjemen dengan baik maka, Madrasah akan mengalami (a) Status
akreditasi kurang baik (b) Prestasi akademik maupun non akademik kurang (c)
Nilai Ujian Sekolah (US) dan Nilai Ujian Nasional (UAN) dari tahun ke tahun
selama tiga tahun terakhir tidak mengalami peningkatan, sedangkan proses belajar
mengajar, pembagaian tugas guru mengalami hal yang sama (Agnes, 2018).
Karena adanya dampak yang dapat terjadi tersebut para perencana yang
mengatur fungsi manajemen perencanaan harus dapat memanfaatkan fasilitas dan
dana yang tersedia atas prinsip pemerataan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan, dan bekerjasama dengan unsur lain memikirkan batas-batas kebutuhan
pasaran tenaga kerja, berapa banyak output pendidikan yang dapat diserap oleh
pranata ekonomi dan sosial. Di sini para perencana pendidikan dituntut memiliki
kemampuan untuk menyusun rencana, berapa yang diperlukan untuk mendapatkan
kesempatan belajar sampai pada tingkat pendidikan tertentu sesuai kebutuhan
setelah melalui seleksi secara terbuka dan rasional (Suhada, 2020).
(Mukhsinuddin, 2017) berpendapat bahwa tujuan dilaksanakan
perencanaan adalah;
1) Perencanaan bertujuan untuk menetukan tujuan, kebijakan- kebijakan, prosedur,
dan program serta memberikan pedoman cara-cara pelaksanaanyang efektif
dalam mencapai tujuan.
2) Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis, karena semua
potensi yang dimiliki terarah dengan baik kepada tujuan.
3) Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil resiko yang dihadapi pada
masa yang akan datang.
4) Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara teratur dan
bertujuan.
5) Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh
pekerjaan.
6) Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja.
Sabilulhaq, Farida Ummami, Nizam Aulia Rachman, Hanif Fadhilah/Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(7), 858- 866
Implementasi Fungsi Manajemen Perencaaan Dan Pengorganisasian Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah 864
7) Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.
8) Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari mismanagement dalam
penempatan karyawan.
9) Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna organisasi
(Talibo, 2018).
Masih ditemukan literatur-literatur yang membahas kekurangan madrasah
dalam mengelola fungsi pengorganisasian sebab realitas yang demikian, apabila
dihubungakan dengan konsep pengorganisasian yang baik memang belum bisa
disebut madrasah tersebut ideal, karena pengorganisasian secara ideal sebagai
pandangan seorang pakar Hikmat, bahwa dalam menjalankan tugas
pengorganisasian, terdapat beberapa hal yang diperhatikan oleh pimpinan
organisasi, yaitu; a) menyediakan fasilitas, perlengkapan dan staff yang diperlukan
untuk melaksanakan rencana kedepannya. b) mengelompokkan dan membagi kerja
menjadi struktur organisasi yang teratur dan rapi. c) membentuk struktur
kewenangan dan mekanisme koordinasi. D) menentukan metode kerja dan
prosedurnya. e) memilih, melatih dan memberi informasi kepada seluruh pegawai
madrasah (Fathul, 2018).
Setelah menyusun fungsi perencanaan, selanjutnya diperlukan penyusunan/
pengelompokan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka usaha kerja sama.
Perlunya pengorganisasian, pengelompokkan tanggung jawab, penyusunan tugas,
tugas bagi setiap individu yang mempunyai tanggung jawab (Talibo, 2018).
Mengorganiasikan (organizing) merupakan suatu proses menghubungkan
orang-orang yang teribat dalam organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas serta
fungsinya dalam organisasi. Dalam prosesnya dilakukan pembagian tugas,
wewenang, dan tanggungjawab secara terperinci berdasarkan bagian dan bidang
masing-masing sehingga terintegrasikan hubungan-hubungan kerja yang sinergis,
koperatif, harmonis, dan seirama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati
(Fathul, 2018).
Dengan demikian, terdapat banyak macam-macam tanggung jawab yang
harus dilakukan oleh semua pegawai madrasah sesuai dengan tugas dan
kegiatannya, yang dikoordinasi oleh penggerak yaitu seorang kepala madrasah.
Koordinasi yang baik akan menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diingkan.
Dengan begitu semua bagian dan personal individu dapat bekerja sama menuju satu
arah yaitu tujuan organisasi/ lembaga pendidikan.
KESIMPULAN
Sekolah menjadi sebuah organisasi yang terdiri dari beberapa elemen yang satu
sama lain saling berpengaruh dan saling menentukan. Di dalamnya juga terdapat transfer
of knowledge dan transfer of value yang tidak dijumpai pada organisasi lain selain
madrasah sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.
Memahami dan menerapkan fungsi manajemen dalam sebuah madrasah
sangatlah penting sebagai pengimplementasian manajemen pendidikan islam untuk
meningkatkan mutu pendidikannya. SDM (Sumber Daya Manusia) juga manjadi bagian
penting dari perencanaan strategi untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam madrasah.
Dalam kelembagaan pendidikan islam (madrasah) dalam menyelenggarakan pendidikan
sangat ditentukan dengan kemampuan sumber daya manusia dan pengimplementasian
secara professional. Proses pertimbangan yang rasional dan sistematik harus diterapkan
dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di
Sabilulhaq, Farida Ummami, Nizam Aulia Rachman, Hanif Fadhilah/Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(7), 858- 866
Implementasi Fungsi Manajemen Perencaaan Dan Pengorganisasian Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah 865
kemudian hari dan juga rasa tanggung jawab dalam rangka usaha akan berdampak baik
dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Maka Dari itu sangatlah penting untuk menerapkan menejemen yang baik dalam
merancang, menyusun, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengawasi berbagai
kegiatan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
BIBLIOGRAFI
Agnes, A. (2018). Fungsi Perencanaan Dan Penggerak Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Sd Negeri Inpres Hedam Abepura Kota
Jayapura. Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia, 6(3), 102109.
https://doi.org/10.31957/jipi.v6i3.607
Andrian, H., Kurniasari, L., & Rachman, A. (2017). Pengaruh Pemberian Penghargaan
terhadap Kedisiplinan Kerja Karyawan CV. Excelso Samarinda Tahun 2016.
Desy Aniqotsunainy. (2015). Penerapan Fungsi Perencanaan Sumber Daya Manusia
Dalam Pendidikan. Jurnal Komunikasi Dan Pendidikan Islam, 4(Nomor 2
Desember 2015), 6780.
Erwinsyah, A. (2017). Manajemen pembelajaran dalam kaitannya dengan peningkatan
kualitas guru. Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 5(1), 6984.
Farikhah, S. (2015). manajemen lembaga pendidikan (Agung, Ed.). Temanggung: Aswaja
Pressindo.
Fathul, M. (2018). IMPLEMENTASI FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM ( Studi Kasus Pengelolaan Madrasah Ibtidaiyah
Islahul Muta ’ allim Pagutan ). 14(1), 3050.
Habibie, Y. (2019). Pokoknya admistrasi pendidikan. In Z. Ahmad (Ed.), Penerbit
CAHAYA ABADI Tulungangung (Vol. 53). Tulungangung: CAHAYA ABADI
Tulungagung.
Hidayani N, M. (n.d.). Pengertian Manajemen Pendidikan. Retrieved from
http://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.com/2014/10/makalah-
pengertian-manajemen-pendidikan.html#
Hidayat, A., & Machali, I. (2012). Pengelolaan pendidikan: konsep, prinsip, dan aplikasi
dalam mengelola sekolah dan madrasah. Bandung: Kaukaba.
Hidayat, R. (2016). Manajemen Peningkatan Mutu Lembaga Pendidikan Islam di Kota
Medan. Jurnal Isema: Islamic Educational Management, 1(1).
Mukhsinuddin, M. (2017). Manajemen Membangun Dunia Pendidikan Profesional.
BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN, 4352.
Suhada, S. (2020). Problematika, Peranan Dan Fungsi Perencanaan Pendidikan Di
Indonesia. Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam Dan Manajemen Pendidikan Islam,
2(3), 147162. https://doi.org/10.36671/andragogi.v2i3.119
Suprihanto, J. (2018). Manajemen. UGM PRESS.
Sabilulhaq, Farida Ummami, Nizam Aulia Rachman, Hanif Fadhilah/Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(7), 858- 866
Implementasi Fungsi Manajemen Perencaaan Dan Pengorganisasian Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah 866
Talibo, I. (2018). Fungsi Manajemen dalam Perencanaan Pembelajaran. Jurnal Ilmiah
Iqra’, 7(1). https://doi.org/10.30984/jii.v7i1.606