Dinda Nurul Lita Saptarini, Sali Setiatin /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(7), 800-807
Tinjauan Sistem Penyimpanan Dokumen Pasien Tehadap Kinerja Unit Rekam Medis di
Puskesmas “X”Bandung 805
sering tidak merapikan lagi ke dalam susunan rekam medis di rak penyimpanan sesuai
number urut, hanya dibiarkan menumpuk di rak penyimpanan, bahkan beberapa rekam
medis dibiarkan menumpuk di lantai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Silalahi, 2016) yang diperoleh hasil penelitian pada ruang penyimpanan
status rekam medis penyusunannya berurutan, namun dikarenakan jumlah rak yang tidak
memadai status rekam medis ditumpukkan di atas status yang telah disusun, sehingga
status yang disimpan terlihat berantakan.
Fasilitas Penyimpanan Rekam Medis
Fasilitas penyimpanan rekam medis mencangkup semua perlengkapan yang
digunakan untuk menyimpan rekam medis pasien serta peralatan yang berhubungan
langsung terhadap rekam medis yang berada di ruang penyimpanan. Berdasarkan hasil
observasi yang peneliti temukan di Puskesmas “X” Bandung bahwa rak penyimpanan
menggunakan lemari terbuka yang berbeda namun saat ini cukup memadai, akan tetapi
harus mempunyai solusi kembali untuk perencanaan penambahan rak penyimpanan agar
rekam medis bisa terjaga dengan baik.
Untuk setiap pengambilan rekam medis yang keluar dari rak penyimpanan,
petugas tidak menggunakan tracer untuk menandakan bahwa rekam medis tersebut
sedang keluar. Petugas mengalami kesulitan karena rekam medis tidak juga di temukan,
sehingga petugas akan melakukan pembaruan dokumen pasien, hal ini yang akan
mengakibatkan terjadinya misfile. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Valentina, 2019) menjelaskan bahwa, hal yang terjadi apabila tidak
digunakan tracer pada sistem penyimpanan adalah misfile karena petugas filling tidak tau
berkas rekam medis itu berada di poli mana.
Ruang penyimpanan rekam medis sangat sempit, dalam satu ruangan terdapat
penggabungan antara pendaftaran dan penyimpanan rekam medis mengakibatkan ruangan
semakin pengap. Maka harus mempunyai solusi untuk pemisahan tempat antara ruang
pendafataran dan ruang penyimpanan. Terdapat kipas angin di dalam ruangan akan tetapi
hanya digunakan pada saat ruangan terasa panas. Pencahayaan didalam ruangan
penyimpanan dilihat dari cahaya lampu dan pentilasi masih belum memenuhi standar.
Lima Faktor Mengukur Kinerja Unit Rekam Medis
Hasil wawancara kepada setiap petugas mengenai kinerja unit rekam medis
berdasarkan lima faktor mengukur kinerja yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja, supervisor,
kehadiran dan konservasi petugas rekam medis, berikut penjelasannya.
Berdasarkan faktor kualitas kerja diketahui kinerja petugas rekam medis baik, hal
tersebut ditunjukkan dari pernyataan bahwa setiap petugas sudah melakukan
pekerjaannya sesuai dengan Standar Oprasional Prosedur (SOP).
Berdasarkan faktor kuantitas kerja diketahui kinerja petugas rekam medis belum
cukup baik, hal tersebut ditunjukkan dari pernyataan bahwa setiap petugas belum mampu
menyelesaikan tugasnya sesuai alokasi yang di tentukan, petugas juga melakukan rangkap
pekerjaan sehingga menyebabkan terhambatnya proses penyelesaian pekerjaan serta
terjadinya penumpukan pekerjaan.
Berdasarkan faktor supervisor diketahui kinerja petugas rekam medis baik, hal
tersebut ditunjukkan dengan pernyataan bahwa pimpinan selalu melakukan pengawasan,
memberikan arahan serta melakukan evaluasi dari setiap pekerjaan agar pekerjaan sesuai
dan berjalan dengan baik biasanya dilakukan sebulan sekali.
Berdasarkan faktor kehadiran diketahui bahwa kinerja petugas rekam medis
belum cukup baik, hal tersebut ditunjukkan dengan pernyataan bahwa kehadiran petugas
rekam medis tidak selalu tepat waktu, faktor penyebab keterlambatan petugas karena
jarak tempuh rumah dan tempat kerja sangatlah jauh.