Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Juni 2021, 1 (6), 612-621
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
10.36418/cerdika.v1i6.114 612
GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF YANG DI UKUR DENGAN MMSE
PADA PASIEN RIWAYAT STROKE DI POLI SARAF RSUD DR. H.
ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2021
Akhmad Kheru1
1
, Fitriyani
2
, Dharmawita
3
, Putri Fadillah
4
1Departemen Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
1
Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
2, 3
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
4
akhmadkheru@gmail.com
1
; dr.fitriyani@yahoo.co.id
2
; dharmawita@yahoo.com
3
; putrifadillaah@gmail.com
4
Abstract
Received:
Revised :
Accepted:
10-06-2021
23-06-2021
26-06-2021
description of cognitive function measured with MMSE in
patient history of stroke at the nerve poli dr. h. abdul moeloek
bandar lampung year 2021. Stroke is a disease that can cause
disability and mortality (death) in the third place in the world
(WHO, 2019). Morbidity of post-stroke patients can be in the
form of physical, psychological and cognitive problems. This
increases the risk of decreased cognitive function. One of the
cognitive function tests that is often used is the mini mental
state examination (MMSE). This study aims to determine
cognitive dysfunction as measured by MMSE in patients with
a history of stroke at RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung in 2021. This type of research is a quantitative
study with a descriptive research design and a cross sectional
research design. The number of samples was 30 subjects who
met the research criteria with consecutive sampling
technique. The research data were obtained from medical
records by filling in the MMSE questionnaire and processed
with the help of SPSS. The results showed that 9 respondents
(30%) had severe cognitive impairment in patients aged 56-
65 years (Late Elderly), as many as 8 respondents (26.7%).
There were 10 respondents (33.3%) who had severe cognitive
weight in patients with primary school education, 8
respondents (26.7%) had damage to the bilateral hemispheres
(26.7%), and 11 respondents (36.7%) had infarct
lesions.There is severe cognitive impairment in patients with
a history of stroke with a component of cognitive function that
has a high mean score, namely the orientation component 7
(0-10).
Keywords: Stroke Histor; Cognitive Function; MMSE.
Abstrak
gambaran fungsi kognitif yang di ukur dengan MMSE pada
pasien riwayat stroke di poli saraf RSUD dr.h.abdul moeloek
bandar lampung tahun 2021. stroke merupakan salah satu
penyakit yang dapat mengakibatkan disabilitas dan mortalitas
(kematian) terbanyak dengan urutan ketiga di dunia (who,
Akhmad Kheru1, Fitriyani, Dharmawita, Putri Fadillah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
612-621
Gambaran Fungsi Kognitif Yang Di Ukur Dengan Mmse Pada Pasien Riwayat Stroke Di Poli
Saraf Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2021
613
2019). morbiditas pasien pasca stroke dapat berupa masalah
fisik, psikis dan kognitif. hal ini meningkatkan resiko berupa
penurunan fungsi kognitif. salah satu pemeriksaan fungsi
kognitif yang sering digunakan adalah mini mental state
examination (MMSE). penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui gangguan fungsi kognitif yang di ukur dengan
MMSE pada pasien riwayat stroke di rsud dr.h.abdul moeloek
bandar lampung tahun 2021. jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian
deskriptif dan rancangan penelitian cross sectional. jumlah
sampel 30 subyek yang memenuhi kriteria penelitian dengan
teknik consecutive sampling. data penelitian diperoleh dari
catatan rekam medis dengan pengisian kuesioner MMSE dan
diolah dengan bantuan SPSS. dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada pasien yang berjenis kelamin
perempuan yaitu sebanyak 9 responden (30%) pasien
memiliki gangguan kognitif berat pada rentang usia 56-65
tahun (lansia akhir) yaitu sebanyak 8 responden (26,7%),
gangguan kognitif berat pada pasien dengan jenjang
pendidikan sd yaitu sebanyak 10 responden (33,3%) terjadi
kerusakan pada hemisfer bilateral sebanyak 8 responden
(26,7%), lesi infark sebanyak 11 responden (36,7%). terdapat
gangguan kognitif berat pada pasien riwayat stroke dengan
komponen fungsi kognitif yang memiliki rerata nilai yang
tinggi, yaitu komponen orientasi 7 (0-10).
Kata kunci: Riwayat Stroke; Fungsi Kognitif; MMSE.
Coresponden Author : Putri Fadillah
Email : putrifadillaah@gmail.com
PENDAHULUAN
Stroke yakni penyakit yang menyerang langsung pada otak, stroke ditandai
dengan adanya tanda klinis fokal maupun global yang terjadi secara mendadak,
mengganggu fungsi serebral dan berlangsung selama >24 jam atau menimbulkan
kematian, tanpa penyebab vascular (Sacco et al., 2013). Stroke terdiri dari dua jenis yaitu
iskemik dan hemoragik (Bhatti et al., 2013). Menurut WHO stroke ini merupakan salah
satu penyakit yang dapat mengakibatkan disabilitas dan mortalitas (kematian) terbanyak
dengan urutan ketiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker yang menduduki
urutan kedua di dunia. Mayoritas seseorang dapat mengalami stroke setiap 40 detik dan
mengalami kematian setiap 4 menit (Asfar & Rusniyanti, 2018). Data WHO
menunjukkan bahwa setiap tahunnya ada 13,7 juta kasus baru stroke dan sekitar 5,5 juta
kematian terjadi akibat penyakit stroke. Sekitar 70% penyakit stroke dan 87% kematian
dan disabilitas akibat stroke terjadi pada negara berpendapatan rendah dan menengah.
Lebih dari empat dekade terakhir, kejadian stroke pada negara tersebut meningkat lebih
dari dua kali lipat (Johnson et al., 2016)
Berdasarkan data nasional Indonesia menunjukkan peningkatan insiden stroke
yaitu pada tahun 2007 dari 8,3/1000 penduduk menjadi 12,1/1000 penduduk pada tahun
2013 (Perdossi, 2013). Menurut riset kesehatan dasar Kabupaten/Kota di Provinsi
Lampung, prevalensi kejadian stroke berkiasar antara 2,2%-10,5%. Kotamadya Bandar
Lampung mempunyai prevalensi lebih tinggi dibandingkan dengan
Kotamadya/Kabupaten yang ada di Provinsi Lampung, baik berdasarkan diagnosis
Akhmad Kheru1, Fitriyani, Dharmawita, Putri Fadillah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
612-621
Gambaran Fungsi Kognitif Yang Di Ukur Dengan Mmse Pada Pasien Riwayat Stroke Di Poli
Saraf Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2021
614
maupun berdasarkan gejalanya (Riskesdas, 2019). Morbiditas pasien pasca stroke dapat
berupa masalah fisik, psikis dan kognitif (Gorelick & Aiyagari, 2011). Salah satu
pemeriksaan fungsi kognitif bagi pasien pasca stroke yang sering digunakan yakni dengan
kuesioner MMSE (mini mental state examinanation). Pengukuran dengan MMSE ini
merupakan suatu alat yang digunakan secara sistematis untuk penilaian status mental
pada seorang pasien.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif melalui
desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Poli Saraf RSUD DR.H.Abdul
Moeloek Bandar Lampung, sedangkan waktu penelitiannya adalah Maret 2021.Sampel
dalam penelitian ini adalah pasien dengan riwayat stroke di Poli Saraf RSUD
DR.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung yang dihitung dengan rumus slovin yaitu
sebanyak 30 sampel.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah pasien stroke iskemik maupun
hemoragik yang rawat jalan di poli saraf dalam keadaan sadar, pasien dewasa dengan usia
>18 tahun dan kondisi pasien kesadaran penuh composmentis dan bersedia mengikuti
penelitian. Sedangkan kriteria eksklusinya yaitu pasien dengan data pendukung tidak
lengkap dan asien dengan kelemahan gerak akibat infeksi, tumor, dan trauma kepala.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Gambaran Fungsi Kognitif Berdasarkan Jenis
Kelamin Pasien Riwayat Stroke di RSUD DR.H.Abdul Moeloek Bandar
Lampung tahun 2021
Normal
Ringan
Berat
Total
Jenis
Kelamin
Laki-laki
n
2
7
7
16
%
6,7 %
23,3 %
23,3 %
53,3 %
Perempuan
n
3
2
9
14
%
10 %
6,7 %
30 %
46,7 %
Total
n
5
9
16
30
%
16,7 %
30 %
53,3 %
100 %
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 30 responden riwayat stroke yang
berjenis kelamin laki-laki didapatkan sebanyak 2 responden (6,7%) dengan fungsi
kognitif normal, sebanyak 7 responden (23,3) dengan gangguan kognitif ringan dan
sebanyak 7 responden (23,3) dengan gangguan kognitif berat. Sedangkan responden yang
berjenis kelamin perempuan didapatkan sebanyak 3 responden (10%) dengan fungsi
kognitif normal, sebanyak 2 responden (6,7%) dengan gangguan kognitif ringan dan
sebanyak 9 responden (30%) dengan gangguan kognitif berat.
Akhmad Kheru1, Fitriyani, Dharmawita, Putri Fadillah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
612-621
Gambaran Fungsi Kognitif Yang Di Ukur Dengan Mmse Pada Pasien Riwayat Stroke Di Poli
Saraf Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2021
615
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Gambaran Fungsi Kognitif Berdasarkan Usia Pasien
Riwayat Stroke di RSUD DR.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2021
Fungsi Kognitif
Normal
Ringan
Berat
Total
Usia
26-35 Tahun
N
1
0
0
1
%
3,3 %
0 %
0 %
3,3 %
36-45 Tahun
N
3
1
2
6
%
10 %
3,3 %
6,7 %
20 %
46-55 Tahun
N
1
1
2
4
%
3,3 %
3,3 %
6,7 %
13,3 %
56-65 Tahun
N
0
4
8
12
%
0 %
13,3 %
26,7 %
40 %
65 Tahun-
sampai atas
N
0
3
4
7
%
0 %
10 %
13,3 %
23,3 %
Total
N
5
9
16
%
16,7 %
30 %
53,3 %
100 %
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 30 responden riwayat stroke
dengan rentang 26-35 tahun didapatkan sebanyak 1 responden (3,3%) dengan fungsi
kognitif normal. Pada rentang usia 36-45 tahun didapatkan sebanyak 3 responden (10%)
dengan kognitif normal, sebanyak 1 orang (3,3%) dengan gangguan kognitif ringan dan
sebanyak 2 responden (3,3%) dengan gangguan kognitif berat. Pada rentang usia 46-55
tahun didapatkan sebanyak 1 responden (3,3%) dengan fungsi kognitif normal, sebanyak
1 responden (3,3%) dengan gangguan kognitif ringan dan sebanyak 2 responden (6,7%)
dengan gangguan kognitif berat. Pada rentang usia 56-65 tahun didapatkan sebanyak
4responden (13,3%) dengan gangguan kognitif ringan dan sebanyak 8 responden (26,7%)
dengan gangguan kognitif berat serta pada usia 65 tahun-sampai atas didapatkan
sebanyak 3 responden (10%) dengan gangguan kognitif ringan dan sebanyak 4 responden
(13,3%) dengan gangguan kognitif berat Sebagian besar responden memiliki gangguan
kognitif berat pada rentang usia 56-65 tahun (Lansia Akhir).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Gambaran Fungsi Kognitif Berdasarkan Pendidikan
Pasien Riwayat Stroke di RSUD DR.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun
2021
Fungsi Kognitif
Normal
Ringan
Berat
Total
Pendidikan
Tidak
Sekolah
n
0
0
5
5
%
0 %
0 %
16,7 %
16,7 %
SD
n
1
3
6
10
%
3,3 %
10 %
20 %
33,3 %
SMP
n
0
3
3
6
%
0 %
10 %
10 %
20 %
SMA
n
4
2
2
8
%
13,3 %
6,7 %
6,7 %
26,7 %
Perguruan
Tinggi
n
0
1
0
1
%
0 %
3,3 %
0 %
3,3 %
Total
n
5
9
16
30
%
16,7 %
30 %
53,3 %
100 %
Akhmad Kheru1, Fitriyani, Dharmawita, Putri Fadillah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
612-621
Gambaran Fungsi Kognitif Yang Di Ukur Dengan Mmse Pada Pasien Riwayat Stroke Di Poli
Saraf Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2021
616
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 30 responden riwayat stroke
dengan pendidikan responden yang tidak sekolah didapatkan sebanyak 5 responden
(16,7%) dengan gangguan kognitif berat, SD didapatkan sebanyak 1 responden (3,3%)
dengan fungsi kognitif normal, sebanyak 3 responden (10%) dengan gangguan kognitif
ringan dan sebanyak 6 responden dengan gangguan kognitif berat. Responden dengan
pendidikan SMP didapatkan sebanyak 3 responden (10%) dengan gangguan kognitif
ringan dan sebanyak 3 responden (10%) dengan gangguan kognitif berat. Responden
dengan pendidikan SMA didapatkan sebanyak 4 responden (13,3%) dengan fungsi
kognitif normal, sebanyak 2 responden (6,7%) dengan gangguan kognitif ringan,
sebanyak 2 responden (6,7%) dengan gangguan kognitif berat. Responden dengan
pendidikan perguruan tinggi didapatkan sebanyak 1 responden (3,3%) dengan gangguan
kognitif ringan. Sedangkan. Sebagian besar responden memiliki gangguan kognitif berat
pada responden dengan jenjang pendidikan SD.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Hemisfer
dengan Fungsi Kognitif pada Hasil CT-Scan Pasien Riwayat Stroke di RSUD
DR.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung tahun 2021
Fungsi Kognitif
Normal
Ringan
Berat
Total
Hemisfer
Kanan
n
2
4
6
12
%
6,7 %
13,3 %
20 %
40 %
Kiri
n
3
4
2
9
%
10 %
13,3 %
6,7 %
30 %
Bilateral
n
0
1
8
9
%
0 %
3,3 %
26,7 %
30 %
Total
n
5
9
16
30
%
16,7 %
30 %
53,3 %
100 %
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 30 responden riwayat stroke
dengan hemisfer kanan didapatkan sebanyak 2 responden (6,7%) dengan fungsi kognitif
normal, sebanyak 4 responden (13,3%) dengan penurunan kognitif ringan dan sebanyak
6 responden (20%) dengan gangguan kognitif berat. Responden riwayat stroke dengan
hemisfer kiri didapatkan sebanyak 3 responden (10%) dengan fungsi kognitif normal,
sebanyak 4 responden (4,4%) dengan gangguan kognitif ringan dan sebanyak 2
responden (6,7%) dengan gangguan kognitif berat. Sedangkan, responden riwayat stroke
dengan hemisfer bilateral didapatkan sebanyak 1 responden (3,3%) dengan gangguan
kognitif ringan dan sebanyak 8 responden (26,7%) dengan gangguan berat. Sebagian
besar responden terjadi kerusakan pada hemisfer bilateral.
Fungsi Kognitif
Normal
Ringan
Berat
Total
Lesi
Infark
n
5
7
5
17
%
16,7 %
23,3 %
16,7 %
56,7 %
Hemoragik
n
0
2
11
13
%
0 %
6,7 %
36,7 %
43,3 %
Total
n
5
9
16
30
%
16,7 %
30 %
53,3 %
100 %
Berdasarkan tabel diatas bahwa dari 30 responden riwayat stroke dengan lesi
infark didapatkan sebanyak 5 responden (16,7%) dengan fungsi kognitif normal,
sebanyak 7 responden (23,3%) dengan gangguan kognitif ringan, dan sebanyak 5
Akhmad Kheru1, Fitriyani, Dharmawita, Putri Fadillah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
612-621
Gambaran Fungsi Kognitif Yang Di Ukur Dengan Mmse Pada Pasien Riwayat Stroke Di Poli
Saraf Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2021
617
responden (16,7%) dengan gangguan kognitif berat. Pasien lesi hemoragik didapatkan
sebanyak 2 responden (6,7%) dengan gangguan kognitif ringan dan sebanyak 11
responden (36,7%) dengan gangguan kognitif berat. Sebagian besar responden
mengalami lesi hemoragik.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Fungsi
Kognitif pasien riwayat stroke di RSUD DR.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung
tahun 2021
Fungsi Kognitif
Jumlah
Presentase
Normal
5
16,7 %
Gangguan Kognitif
Ringan
9
30 %
Gangguan Kognitif Berat
16
53,3 %
Total
30
100 %
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 30 responden riwayat stroke
berdasarkan fungsi kognitif didapatkan sebanyak 5 responden (16,7%) dengan fungsi
kognitif normal, sebanyak 9 responden (30%) dengan gangguan kognitif ringan dan
sebanyak 16 responden (53,3%) dengan gangguan kognitif berat. Sebagian besar
responden memiliki gangguan kognitif berat.
Tabel 7. Rerata Komponen Fungsi Kognitif
Komponen Fungsi Kognitif
Hasil Pengukuran Mean
(Min- Max)
Orientasi
7 (0-10)
Registrasi
2 (0-3)
Atensi dan Kalkulasi
3 (0-7)
Mengingat Kembali
0 (0-3)
Bahasa
3 (0-7)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari lima komponen fungi kognitif
yang diperiksa terdapat sebaran data yang tidak normal. Terdapat komponen fungsi
kognitif yang memiliki rerata nilai yang tinggi, yaitu komponen orientasi 7 (0-10).
B. Pembahasan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Wu et al., 2016) di
Binhai New Area di Tianjin, China yang meneliti gangguan fungsi kognitif dengan studi
case countrol yang menggunakan sampel sebanyak 112 subjek kelompok kasus yang
menderita gangguan fungsi kognitif dibandingkan dengan 115 subjek sebagai kelompok
kontrol didapatkan sebanyak 79 subjek perempuan di kelompok kasus dan 55 subjek
perempuan di kelompok kontrol. Hal ini secara signifikan menggambarkan bahwa subjek
perempuan pada kelompok kasus lebih tinggi (70,54%) dibandingkan subjek laki-laki.
Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Dinata, dkk di Bagian Rawat
Inap Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan tahun 2013 mendapatkan dari total
pasien stroke sebanyak 96 orang didapatkan penderita perempuan (54,1%) lebih banyak
daripada laki-laki (45,9%). Menurut penelitian (Asfar & Rusniyanti, 2018), menjelaskan
bahwa wanita lebih banyak beresiko terkena stroke pada lanjut usia dan kemungkinan
besar meninggal dunia karena penyakit stroke, sedangkan serangan stroke pada laki-laki
1,25% lebih tinggi dari pada wanita yang usianya muda.
Akhmad Kheru1, Fitriyani, Dharmawita, Putri Fadillah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
612-621
Gambaran Fungsi Kognitif Yang Di Ukur Dengan Mmse Pada Pasien Riwayat Stroke Di Poli
Saraf Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2021
618
Secara teoritis angka harapan hidup wanita lebih tinggi daripada laki-laki,
sehingga keberadaan perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian sebelumnya dari (Prasetyo, 2012), yang menemukan bahwa
terdapat hubungan jenis kelamin dengan gangguan kognitif. Pembagian dua jenis kelamin
yang ditentukan secara biologis dan anatomis yang melekat pada jenis kelamin tertentu.
Perbedaan jenis kelamin juga menyebabkan proses stroke dan gangguan kognitif
yang terjadi menjadi berbeda antara pria dan wanita. Wanita lebih banyak menderita
stroke kardioemboli sedangkan pria lebih banyak menderita stroke lakunar, dimana hal
tersebut menjelaskan bahwa wanita memiliki resiko gangguan kognitif lebih besar dari
pria (Sun et al., 2014)
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tumiwa, dkk di
Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta diperoleh hasil nilai p = 0,007 (p < 0,05) yang
menandakan bahwa terdapat hubungan usia dengan gangguan fungsi kognitif pada pasien
pasca stroke iskemik. Hal ini sama dengan hasil penelitian (Aiyagari & Gorelick, 2016).
bahwa terjadinya gangguan fungsi kognitif pasca stroke akan meningkat seiring dengan
tingginya usia. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa orang dengan usia lebih dari
50 tahun berisiko mengalami demensia vascular. Sesuai dengan pernyataan Potter dan
Perry (2010) pada usia 45-59 tahun atau dewasa pertengahan yang mengalami perubahan
kognitif dan fisiologis (mengalami perubahan pada pembuluh darah sehingga
terhambatnya pasokan oksigen dalam darah ke jaringan).
Usia dewasa menengah sudah mengalami perubahan struktur pada pembuluh
darah dan penurunan keelastisan pada pembuluh darahnya sehingga mengakibatkan aliran
darah ke organ lain mengalami keterhambatan. Apabila keterhambatan terjadi pada otak
dapat menyebabkan stroke. Perubahan struktur pembuluh darah responden ini yang
kemudian menjadi faktor penyebab banyaknya responden yang mengalami stroke pada
usia 51-61 tahun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Gustami et al.,
n.d.) di empat Rumah Sakit Pendidikan Universitas Mazandaran, Iran mendapatkan level
pendidikan subjek yang terbanyak adalah SD. Hasil ini menunjukkan bahwa usia dan
tingkat pendidikan berpengaruh pada nilai tes MMSE. Penelitian yang dilakukan oleh
Rasquin, dkk yang menyatakan tingkat pendidikan rendah merupakan salah satu predictor
gangguan kognitif setelah mengalami stroke. Penelitian oleh Lindsay, dkk dikutip oleh
Agustina, menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi fungsi kognitif, dimana
faktor risiko terjadinya gangguan fungsi kognitif bersamaan dengan serangan stroke pada
tingkat pendidikan < 6 tahun meningkat dibandingkan dengan tingkat pendidikan >10
tahun. Hal ini mungkin karena pengetahuan yang didapat cenderung kurang sehingga
sulit menangkap informasi serta kurangnya kesadaran untuk melakukan kontrol teratur.
Status kognitif yang buruk pasca stroke bergantung pada derajat stroke yang
diderita serta lokasi dan luasnya lesi. Hasil dari penelitian Duering et.al menyatakan
bahwa stroke iskemik sering mengenai daerah ganglia basalis dan lobus frontotemporal
hingga ke subkorteks. Infark lakunar di bagian talamus dan ganglia basal menyebabkan
penurunan fungsi kognitif yang lebih besar dibandingkan dengan infark di area substansia
alba (Putri et al., 2017). Penelitian yang dilakukan oleh (Wende et al., 2020)
menunjukkan bahwa lesi pada hemisfer kiri memiliki nilai yang lebih rendah
dibandingkan dengan lesi dihemisfer kanan. Hasil ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Sitaresmi di tahun 2014, Hal ini dikarenakan hemisfer kiri memiliki
dominasi pengaturan untuk fungsi proporsi verbal linguistic sedangkan hemisfer kanan
untuk fungsi non verbal-visuopasial dan emosional. Jika terdapat gangguan bahasa,
pemeriksaan kognitif seperti seperti memori verbal dan fungsi eksekutif akan mengalami
kesulitan. Sehingga pada gangguan berbahasa akan menurunkan skor fungsi kognitif
karena domain fungsi kognitif yang lain juga terganggu.
Akhmad Kheru1, Fitriyani, Dharmawita, Putri Fadillah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
612-621
Gambaran Fungsi Kognitif Yang Di Ukur Dengan Mmse Pada Pasien Riwayat Stroke Di Poli
Saraf Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2021
619
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pasien riwayat stroke di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
Tahun 2021, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 16 responden
(53,3%), berusia 56-65 tahun (Lansia Akhir) yaitu sebanyak 12 responden (40%),
pendidikan SD yaitu sebanyak 10 responden (33,3%), dengan letak lesi di hemisfer kanan
yaitu sebanyak 12 responden (40%) dan didapatkan hasil CT-scan dengan adanya infark
17 responden (56,7%).
Sebagian besar responden memiliki gangguan kognitif berat pada pasien yang
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 9 responden (30%), pasien memiliki
gangguan kognitif berat pada rentang usia 56-65 tahun (Lansia Akhir) yaitu sebanyak 8
responden (26,7%), gangguan kognitif berat pada pasien dengan jenjang pendidikan SD
yaitu sebanyak 10 responden (33,3%) terjadi kerusakan pada hemisfer bilateral sebanyak
8 responden (26,7%), lesi infark sebanyak 11 responden (36,7%) dan komponen fungsi
kognitif yang memiliki rerata nilai yang tinggi, yaitu komponen orientasi 7 (0-10).
BIBLIOGRAFI
Aiyagari, v., & gorelick, p. B. (2016). Hypertension and stroke: pathophysiology and
management. Springer.
Asfar, a., & rusniyanti, d. (2018). Faktor yang berhubungan dengan fungsi kognitif
penderita stroke non hemoragik di rumah sakit umum daerah kota makassar tahun
2018. Jikp jurnal ilmiah kesehatan pencerah, 7(2), 132141.
Bhatti, a. B., ali, f., & satti, s. A. (2013). Association of obesity with stroke. International
journal of biomedical research, 4(8), 422426.
Gorelick, p. B., & aiyagari, v. (2011). Hypertension and stroke: pathophysiology and
management. Humana press.
Gustami, t. E., sudjatmoko, a., & nugraheni, e. (n.d.). Hubungan hipertensi terhadap
fungsi kognitif pada lanjut usia di posyandu sawah lebar kota bengkulu. Universitas
bengkulu.
Johnson, w., onuma, o., owolabi, m., & sachdev, s. (2016). Stroke: a global response is
needed. Bulletin of the world health organization, 94(9), 634.
Perdossi, k. S. N. K. (2013). Diagnostik dan penatalaksanaan nyeri kepala. Airlangga
university press.
Prasetyo, b. D. (2012). Hubungan jenis kelamin dengan gangguan kognitif pasca stroke
iskemik serangan pertama dengan lesi hemisfer kiri.
Putri, n. M., mutiawati, e., & mahdani, w. (2017). Hubungan derajat stroke terhadap
status kognitif pada pasien stroke iskemik di poliklinik saraf rumah sakit umum
daerah dr . Zainoel abidin banda aceh relationship degree stroke on the cognitive
status patients ischemic stroke. 2(1), 6167.
Akhmad Kheru1, Fitriyani, Dharmawita, Putri Fadillah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
612-621
Gambaran Fungsi Kognitif Yang Di Ukur Dengan Mmse Pada Pasien Riwayat Stroke Di Poli
Saraf Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2021
620
Riskesdas. (2019). Prevalensi psikosis di indonesia berdasarkan riset kesehatan dasar
2018. Jurnal penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan, 916.DOI:
https://doi.org/10.22435/jpppk.v3i1.1882
Sacco, r. L., kasner, s. E., broderick, j. P., caplan, l. R., connors, j. J., culebras, a., elkind,
m. S. V, george, m. G., hamdan, a. D., & higashida, r. T. (2013). An updated
definition of stroke for the 21st century: a statement for healthcare professionals
from the american heart association/american stroke association. Stroke, 44(7),
20642089.
Sun, j.-h., tan, l., & yu, j.-t. (2014). Post-stroke cognitive impairment: epidemiology,
mechanisms and management. Annals of translational medicine, 2(8).
Wende, m. P., wungouw, h. P. L., & damanik, e. M. B. (2020). Perbedaan gangguan
fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik lesi hemisfer kiri dan kanan di rsud prof.
Dr. Wz johannes kupang. Cendana medical journal (cmj), 8(1), 528
534.https://doi.org/10.35508/cmj.v8i1.2662
Wu, c., zhang, z., fei, y., wu, g., qian, y., & meng, s. (2016). Characteristics of mercury
form in soil-rice system and food security assessment in wastewater-irrigated paddy
fields of tianjin. Transactions of the chinese society of agricultural engineering,
32(18), 207212.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY ND)
license (https://creativecommons.org/licenses/by/3.0/).