Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Juni 2021, 1 (6), 746-754
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
10.36418/cerdika.v1i6.108 746
PENGARUH DESINFEKSI MODEL GIPSUM TIPE III
MENGGUNAKAN SODIUM HYPOCHLORITE DAN MICROWAVE
TERHADAP KEKUATAN KOMPRESI DAN KEKERASAN
PERMUKAAN
Sharmila Naidu A/P Iyal Naidu
1
and Eddy Dahar
2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan, Indonesia
1
Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara Medan, Indonesia
2
sharmilanaidu353@gmail.com
1
; eddy_dahar@yahoo.com
2
Abstract
Received:
Revised :
Accepted:
07-05-2021
23-06-2021
26-06-2021
Transmission of microorganism that come in contact with
saliva and blood from dental impression process are
transported from the patient oral cavity to the cast which
leads to cross-contamination. The aim of this research was to
determine the effect of disinfection of type III gypsum model
using sodium hypochlorite and microwave on compressive
strength and surface hardness. The plan of this research was
laboratory experimental. The samples used was 60 samples of
type III gypsum model, where 30 samples were prepared for
compressive strength evaluation and 30 samples were
prepared for surface hardness evaluation where each
evaluation groups were divided into three groups: control
group (10 samples without disinfection), 10 samples
immersed in 0,5% of sodium hypochlorite for 10 minutes
group and microwave irradiation at 550 watt for 10 minutes
group. Test analysis used was ANOVA and (LSD) and the
result showed that there was a significant difference on the
effect of disinfection using 0,5% sodium hypochlorite for 10
minutes and microwave of 550 Watt for 10 minutes on the
compressive strength and surface hardness of gypsum model
type III (p=0,0001<0,05).
Keywords: Type III gypsum model; sodium hypochlorite,
microwave; compressive strength; surface
hardness.
Abstrak
Saat prosedur pengambilan cetakan dilakukan, darah dan
saliva akan menempel pada hasil cetakan dan hal ini
memungkinkan terjadinya infeksi silang. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh desinfeksi model gipsum
tipe III menggunakan sodium hypochlorite dan microwave
terhadap kekuatan kompresi dan kekerasan permukaan.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris dan
total sampel pada penelitian ini adalah 60 sampel gipsum tipe
III, yang mana 30 sampel digunakan untuk meneliti kekuatan
kompresi dan 30 sampel digunakan untuk meneliti kekerasan
permukaan yang mana dua kelompok penelitian ini dibagi
Sharmila Naidu A/P Iyal Naidu, Eddy Dahar /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6), 746-754
Pengaruh desinfeksi model gipsum tipe iii menggunakan sodium hypochlorite dan microwave
terhadap kekuatan kompresi dan kekerasan Permukaan
747
kepada tiga kelompok yaitu kelompok kontrol ( 10 sampel
yang tidak desinfeksi), 10 sampel yang didesinfeksi dengan
0,5% sodium hypochlorite selama 10 menit dan 10 sampel
didesinfeksi dengan microwave pada 550 Watt selama 10
menit dan data yang diperoleh dianalisa menggunakan uji
ANOVA dan LSD. Hasil penelitian ditunjukkan terdapat
perbedaan pengaruh desinfeksi model gipsum tipe III
menggunakan 0,5% sodium hypochlorite selama 10 menit dan
microwave pada 550 Watt selama 10 menit terhadap kekuatan
kompresi dan kekerasan permukaan(p=0,0001<0,05).
Kata kunci: Gipsum tipe III; sodium hypochlorite;
microwave; kekuatan kompresi; kekerasan
permukaan.
Coresponden Author : Sharmila Naidu A/P Iyal Naidu
Email : sharmilanaidu353@gmail.com
PENDAHULUAN
Pencetakan rahang adalah salah satu tahap penting dalam pembuatan gigi tiruan
yang bertujuan untuk mendapatkan bentuk negatif dari jaringan rongga mulut. Hasil
cetakan negatif dari jaringan rongga mulut ini kemudian dibuat model studi maupun
model kerja dengan menggunakan bahan gipsum (Budiono et al., 2016). Bahan yang
biasanya digunakan di kedokteraan gigi dalam pembuatan model studi dan model kerja
adalah bahan gipsum tipe III karena bahan ini mempunyai sifat akurat, keras dan
konsistensi yang halus.2,3,4
Pada saat prosedur pengambilan cetakan dilakukan, darah dan saliva akan
menempel pada hasil cetakan dan hal ini memungkinkan terdapat berbagai
mikroorganisme patogen dari rongga mulut. Dokter gigi, asisten, dan laboran beresiko
untuk mengalami transmisi mikroorganisme patogen tersebut yang dapat mengakibatkan
berbagai penyakit infeksi. Berdasarkan anjuran ADA (American Dental Association),
sangatlah penting untuk membersihkan darah dan saliva dari hasil cetakan dengan
menggunakan desinfektan sebelum pengisian cetakan dengan bahan gipsum untuk
mencegah terjadinya infeksi silang dari pasien ke dokter gigi, asisten dan laboran (Ongo
et al., 2014).
Cetakan harus dicuci terlebih dahulu dengan air mengalir sebelum dilakukan
desinfektan dengan cara yang sesuai untuk mengeliminasi debris, darah dan saliva karena
berpotensi untuk infeksi dan penularan mikroorganisme dari cetakan (Naveen et al.,
2011). Beberapa cara desinfeksi model gipsum yang dapat dilakukan, diantaranya adalah
menggunakan metode kimia dan metode fisik. Metode kimia untuk desinfeksi dilakukan
memakai bahan kimia yang sering disebut bahan desinfektan. Bahan desinfektan yang
memiliki efektifitas desinfeksi cukup baik terhadap mikroorganisme patogen yaitu
sodium hypochlorite yang mempunyai spektrum yang luas, mampu bekerja cepat, dan
toksisitasnya rendah sehingga aman untuk digunakan sebagai desinfeksi. Desinfektan
sodium hypochlorite, adalah larutan yang berbahan dasar klorin (Cl2). Larutan ini
merupakan desinfektan derajat tinggi (high level disinfection) karena sangat aktif pada
semua bakteri, virus, jamur, parasit, dan beberapa spora. Bahan ini bekerja cepat atau fast
acting, sangat efektif melawan virus Hepatitis B (HBV) dan Human Immunodeficiency
Virus (HIV). Sodium hypochlorite mempunyai efek bakterisidal yang efektif terhadap
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.4 Sodium hypochlorite bekerja dengan
melepaskan kandungan asam hipoklorit yang dapat mendegradasi protein penting pada
mikroorganisme sehingga mengurangi perlekatannya terhadap permukaan cetakan. Klorin
Sharmila Naidu A/P Iyal Naidu, Eddy Dahar /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6), 746-754
Pengaruh desinfeksi model gipsum tipe iii menggunakan sodium hypochlorite dan microwave
terhadap kekuatan kompresi dan kekerasan Permukaan
748
di dalam sodium hypochlorite bekerja dengan melekat pada sitoplasma sel
mikroorganisme yang kemudian menghancurkan mikroorganisme itu sendiri (Dvorak,
2005).
Hasil penelitian K.Meghashri9 menyatakan penggunaan sodium hypochlorite,
konsentrasinya seharusnya berada di lingkungan antara 0.05%-0.5% ditambah dengan air.
Suha Fadhil Dulaimi10 menggunakan 0.525% sodium hypochlorite untuk mendesinfeksi
model menggunakan cara perendamaan model tersebut (Meghashri et al., 2014).
Metode lain adalah metode desinfeksi fisik dengan beberapa macam cara
menggunakan microwave. Microwave merupakan suatu alat, yang bekerja dengan prinsip
pemanasan dielektrik yang dapat digunakan untuk desinfeksi. Microwave menggunakan
gelombang mikro atau electromagnetic untuk membunuh jamur, virus, bakteri aerob serta
anaerob dan spora. Beberapa keuntungan menggunakan microwave diantaranya biaya
lebih murah, mudah dilakukan, lebih cepat, tidak berkontak dengan bahan kimia yang
berbahaya sehinga mengurangi resiko bahaya kerja, dan tidak beracun (Toifur &
Asmiarto, 2017).
Kekuatan kompresi gipsum tipe III penting untuk menentukan kekerasan dan
daya tahan terhadap fraktur dan abrasi. Kekuatan kompresi gipsum tergantung pada lama
waktu material didiamkan agar kering. Selanjutnya, ketahanan permukaan bahan gipsum
adalah penting agar model tidak mengalami perubahan bentuk dan ukuran ketika
digunakan sebagai media pembuatan gigi tiruan di laboratorium.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh desinfeksi model
gipsum tipe III menggunakan sodium hypochlorite dengan konsentrasi 0,5% selama 10
menit dan microwave pada 550 Watt selama 10 menit terhadap kekuatan kompresi dan
kekerasan permukaan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah eksperimental laboratoris, dan desain penelitian yang
digunakan adalah Post Test Only Control Group Design. Data yang diperoleh kemudian
disajikan dalam bentuk tabel. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteraan Gigi
Universitas Sumatera Utara. Sampel pada penelitian ini adalah model gipsum tipe III
(Moldano, Germany), dan sebanyak 60 sampel dipreparasikan.
Kelompok untuk mengevaluasi kekuatan kompresi model gipsum tipe III
disiapkan dengan 30 sampel model gipsum tipe III dengan menggunakan model induk
yang dibuat dari bahan kuningan dengan ukuran diameter 20 mm x tinggi 40 mm dengan
ketentuan ADA/ANSI no.25 (Putranti & Sitorus, 2020). Bubuk gipsum tipe III dengan air
sesuai pabrikan (100gm/30ml) diaduk menggunakan vacuum mixer selama 20-30 detik
dan kemudian adonan gipsum dituangkan ke dalam model induk. Model gipsum tipe III
dibiarkan untuk mengeras selama 1 jam sebelum dilepas dari model induk. Sampel model
gipsum tipe III dikeluarkan dari model induk setelah 1 jam dan disimpan dalam ruangan
selama 24 jam sebelum dilakukan uji kekuatan kompresi.
I) Pengujian untuk mengevaluasi kekuatan kompresi model gipsum tipe III
dibagikan kepada tiga kelompok yaitu:
Kelompok I: Kelompok kontrol (10 sampel model gipsum tipe III tanpa melakukan
desinfeksi)
Kelompok II: 10 sampel model gipsum tipe III didesinfeksi dengan perendamaan
gipsum di dalam larutan sodium hypochlorite dengan konsentrasi 0.5% selama 10 menit.
Kelompok III: 10 sampel model gipsum tipe III didesinfeksi dengan microwave
menggunakan daya 550 Watt selama 10 menit.
Sharmila Naidu A/P Iyal Naidu, Eddy Dahar /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6), 746-754
Pengaruh desinfeksi model gipsum tipe iii menggunakan sodium hypochlorite dan microwave
terhadap kekuatan kompresi dan kekerasan Permukaan
749
Kekuatan kompresi model gipsum tipe III diuji menggunakan Universal Testing
Machine (Servopulser,Japan) dari Laboratorium Impact and Fracture Research Centre
Universitas Sumatera Utara Faklutas Teknik Program Studi Departemen Teknik Mesin.
Setiap sampel diuji dan datanya ditabulasi.
Kelompok untuk mengevaluasi kekerasan permukaan model gipsum tipe III
disiapkan dengan 30 sampel model gipsum tipe III dengan menggunakan model induk
yang dibuat dari bahan PVC dengan ukuran diameter 40 mm x tinggi 10 mm dengan
ketentuan ADA/ANSI no.25 (Hamdy et al., 2020). Bubuk gipsum tipe III dengan air
sesuai pabrikan (100gm/30ml) diaduk menggunakan vacuum mixer selama 20-30 detik
dan kemudian adonan gipsum dituangkan ke dalam model induk. Model gipsum tipe III
dibiarkan untuk mengeras selama 1 jam sebelum dilepas dari model induk. Sampel model
gipsum tipe III dikeluarkan dari model induk setelah 1 jam dan disimpan dalam ruangan
selama 24 jam sebelum dilakukan uji kekerasan permukaan.
II) Pengujian untuk mengevaluasi kekerasan permukaan model gipsum tipe III
dibagikan kepada tiga kelompok yaitu:
Kelompok I: Kelompok kontrol (10 sampel model gipsum tipe III tanpa melakukan
desinfeksi)
Kelompok II: 10 sampel model gipsum tipe III didesinfeksi dengan perendamaan
gipsum di dalam larutan sodium hypochlorite dengan konsentrasi 0.5% selama 10 menit.
Kelompok III: 10 sampel model gipsum tipe III didesinfeksi dengan microwave
menggunakan daya 550 Watt selama 10 menit.
Kekerasan permukaan model gipsum tipe III diuji menggunakan Vickers
Hardness Tester (Future-Tech FM-800) dan dilakukan di Laboratorium Pengujian
Material Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Setiap sampel diuji
dan datanya ditabulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
I) Kekuatan Kompresi
Besarnya kekuatan kompresi dihitung dan dicatat di Tabel 1 dalam satuan Mega
Pascal (MPa). Hasil uji Anova di Tabel 1, diperoleh nilai p = 0,0001 ( p < 0,05 ), hal ini
berarti terdapat pengaruh desinfeksi model gipsum tipe III menggunakan sodium
hypochlorite dengan konsentrasi 0,5% selama 10 menit dan microwave dengan daya 550
Watt selama 10 menit terhadap kekuatan kompresi.
Selanjutnya dilakukan uji LSD (Least Significant Difference), Tabel 2, untuk
menguji signifikansi perbedaan antar kelompok. Berdasarkan hasil uji LSD terdapat
perbedaan kekuatan kompresi yang signifikan antara kelompok kontrol (model gipsum
tipe III tanpa desinfeksi) dengan kelompok model gipsum tipe III yang didesinfeksi
dengan sodium hypochlorite 0,5% selama 10 menit ( p = 0,0001 < 0,05 ). Terdapat
perbedaan kekuatan kompresi yang signifikan antara kelompok kontrol (model gipsum
tipe III tanpa desinfeksi) dengan kelompok model gipsum tipe III yang didesinfeksi
dengan microwave dengan daya 550 Watt selama 10 menit ( p = 0,0001 < 0,05 ).
Selanjutnya, terdapat perbedaan kekuatan kompresi yang signifikan antara kelompok
model gipsum tipe III yang didesinfeksi dengan sodium hypochlorite 0,5% selama 10
menit dan kelompok model gipsum tipe III yang didesinfeksi dengan microwave dengan
daya 550 Watt selama 10 menit ( p = 0,0001 < 0,05 ).
Sharmila Naidu A/P Iyal Naidu, Eddy Dahar /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6), 746-754
Pengaruh desinfeksi model gipsum tipe iii menggunakan sodium hypochlorite dan microwave
terhadap kekuatan kompresi dan kekerasan Permukaan
750
Tabel 1. Hasil uji ANOVA untuk kekuatan kompresi model gipsum tipe III
Kelompok
P
N
𝒙
̅
± SD
Kontrol (Model gipsum tipe III
tanpa
desinfeksi )
10
13,59 ± 0,98
0,0001*
Model gipsum tipe III yang
didesinfeksi dengan Sodium
Hypochlorite
10
8,07 ± 0,66
Model gipsum tipe III yang
didesinfeksi
dengan microwave
10
10,32 ± 0,91
Tabel 2. Hasil Uji LSD untuk kekuatan kompresi model gipsum tipe III
(I) Kelompok
(J) Kelompok
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
Microwave
3.27500
*
.38618
.000
2.4826
4.0674
Sodium
Hypochlorite
5.52000
*
.38618
.000
4.7276
6.3124
Microwave
Kontrol
-3.27500
*
.38618
.000
-4.0674
-
2.4826
Sodium
Hypochlorite
2.24500
*
.38618
.000
1.4526
3.0374
Sodium
Hypochlorite
Kontrol
-5.52000
*
.38618
.000
-6.3124
-
4.7276
Microwave
-2.24500
*
.38618
.000
-3.0374
-
1.4526
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
I) Kekerasan Permukaan
Besarnya kekerasan permukaan dihitung dan dicatat di Tabel 1 dalam satuan
Mega Pascal (MPa).
Hasil uji Anova di Tabel 3, diperoleh nilai p = 0,0001 ( p < 0,05 ), hal ini berarti
terdapat pengaruh desinfeksi model gipsum tipe III menggunakan sodium hypochlorite
dengan konsentrasi 0,5% selama 10 menit dan microwave dengan daya 550 Watt selama
10 menit terhadap kekerasan permukaan.
Selanjutnya dilakukan uji LSD (Least Significant Difference), Tabel 4, untuk
menguji signifikansi perbedaan antar kelompok. Berdasarkan hasil uji LSD terdapat
perbedaan kekerasan permukaan yang signifikan antara kelompok kontrol (model gipsum
tipe III tanpa desinfeksi) dengan kelompok model gipsum tipe III yang didesinfeksi
dengan sodium hypochlorite 0,5% selama 10 menit ( p = 0,0001 < 0,05 ). Terdapat
perbedaan kekerasan permukaan yang signifikan antara kelompok kontrol (model gipsum
tipe III tanpa desinfeksi) dengan kelompok model gipsum tipe III yang didesinfeksi
dengan microwave dengan daya 550 Watt selama 10 menit ( p = 0,0001 < 0,05 ).
Selanjutnya, terdapat perbedaan kekerasan permukaan yang signifikan antara kelompok
model gipsum tipe III yang didesinfeksi dengan sodium hypochlorite 0,5% selama 10
menit dan kelompok model gipsum tipe III yang didesinfeksi dengan microwave dengan
daya 550 Watt selama 10 menit ( p = 0,040 < 0,05 ).
Sharmila Naidu A/P Iyal Naidu, Eddy Dahar /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6), 746-754
Pengaruh desinfeksi model gipsum tipe iii menggunakan sodium hypochlorite dan microwave
terhadap kekuatan kompresi dan kekerasan Permukaan
751
Tabel 3. Hasil uji ANOVA untuk kekerasan permukaan model gipsum tipe III.
Kelompok
Kekerasan Permukaan
P
N
𝒙
̅
± SD
Kontrol (Model gipsum tipe III
tanpa
desinfeksi )
10
285,8 ± 34,48
0,0001*
Model gipsum tipe III yang
didesinfeksi dengan Sodium
Hypochlorite
10
92,69 ± 6,42
Model gipsum tipe III yang
didesinfeksi
dengan microwave
10
112,77 ± 8,49
Tabel 4. Hasil Uji LSD untuk kekuatan kompresi model gipsum tipe III.
(I)
Kelompok
(J) Kelompok
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol
Microwave
173.03000
*
9.31980
.000
153.9074
192.1526
Sodium
Hypochlorite
193.11000
*
9.31980
.000
173.9874
212.2326
Microwave
Kontrol
-173.03000
*
9.31980
.000
-192.1526
-153.9074
Sodium
Hypochlorite
20.08000
*
9.31980
.040
.9574
39.2026
Sodium
Hypochlorite
Kontrol
-193.11000
*
9.31980
.000
-212.2326
-173.9874
Microwave
-20.08000
*
9.31980
.040
-39.2026
-.9574
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
B. Pembahasan
I) Pengaruh desinfeksi model gipsum tipe III menggunakan sodium hypochlorite
dengan konsentrasi 0,5% selama 10 menit dan microwave dengan daya 550 Watt
selama 10 menit terhadap kekuatan kompresi.
Tabel 1 mennujukkan hasil uji ANOVA, dimana terdapat penurunan kekuatan
kompresi pada kelompok yang didesinfeksi dengan larutan sodium hypochlorite 0,5%
selama 10 menit dan kelompok yang didesinfeksi menggunakan alat microwave dengan
daya 550 Watt selama 10 menit jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Penurunan kekuatan kompresi pada kelompok yang didesinfeksi menggunakan
larutan sodium hypochlorite 0,5% selama 10 menit, ini dapat disebabkan terjadi disolusi
model gipsum oleh sodium hypochlorite sehingga menyebabkan pengurangan dimensi
dan penurunan kekuatan kompresi model gipsum. Hasil penelitian K.Meghashri
9
perendaman model gipsum dalam larutan sodium hypochlorite dapat menyebabkan
disolusi model gipsum, sehingga menyebabkan pengurangan dimensi model gipsum dan
penurunan kekuatan kompresi model gipsum.
Selanjutnya, penurunan kekuatan kompresi pada kelompok yang didesinfeksi
menggunakan microwave menggunakan daya 550Watt selama 10 menit, dapat
disebabkan karena, microwave merupakan alat yang bekerja dengan prinsip pemanasan
dielektrik.
11
Microwave menggunakan gelombang mikro atau elektromagnetik yang
diproduksi dari generator yang disebut sebagai magnetron.
9,11,14
Apabila gelombang
mikro mengenai molekul cair, maka energi gelombang mikro ini akan diserap oleh cairan
Sharmila Naidu A/P Iyal Naidu, Eddy Dahar /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6), 746-754
Pengaruh desinfeksi model gipsum tipe iii menggunakan sodium hypochlorite dan microwave
terhadap kekuatan kompresi dan kekerasan Permukaan
752
tersebut sehingga molekul-molekul tersebut dapat bergerak. Pergerakan ini kemudian
menyebabkan molekul-molekul cair saling bertubrukan. Tubrukan-tubrukan inilah yang
akan meningkatkan suhu molekul cair, yang kemudian meningkatkan suhu secara
keseluruhan. Kandungan air pada sampel model gipsum tipe III, diserap oleh gelombang
elektromagnetik yang dihasilkan oleh microwave saat proses desinfeksi. Molekul polar
yang menyebar menimbulkan getaran molekul yang menghasilkan panas dan
meningkatkan suhu sehingga kandungan air yang terdapat dalam model menguap.
Penguapan air yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya perubahan sifat fisik
sehingga mempengaruhi keakuratan suatu model kerja, dan ini dapat mengarah pada
pembentukan retakan kecil dalam model.
Tabel 2 menunjukkan hasil uji LSD (Least Significant Difference), untuk menguji
signifikansi perbedaan antar kelompok. Berdasarkan hasil uji LSD terdapat perbedaan
kekuatan kompresi yang signifikan antara kelompok model gipsum tipe III yang
didesinfeksi dengan sodium hypochlorite 0,5% selama 10 menit dengan kelompok model
gipsum tipe III yang didesinfeksi dengan microwave dengan daya 550 Watt selama 10
menit ( p = 0,0001 < 0,05 ). Hal ini berarti bahwa desinfeksi model gipsum tipe III
menggunakan microwave dengan daya 550 Watt selama 10 menit memberikan nilai
kekuatan kompresi yang lebih baik jika dibandingkan dengan desinfeksi menggunakan
sodium hypochlorite 0,5% selama 10 menit. Penggunaan microwave untuk mendesinfeksi
model gipsum tipe III dengan daya 550 Watt selama 10 menit, memberikan hasil
kekuatan kompresi yang lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok yang
didesinfeksi menggunakan larutan sodium hypochlorite 0,5% selama 10 menit, terhadap
kekuatan kompresi model gipsum tipe III disebabkan karena microwave adalah alat
desinfeksi, yang tidak berkontak dengan bahan kimia yang berbahaya, mudah dan lebih
aman dikerjakan untuk desinfeksi sampel model gipsum.
II) Pengaruh desinfeksi model gipsum menggunakan sodium hypochlorite dengan
konsentrasi 0,5% selama 10 menit dan microwave dengan daya 550 Watt selama 10
menit terhadap kekerasan permukaan.
Tabel 3 menunjukkan hasil uji ANOVA, yang mana terdapat penurunan
kekerasan permukaan pada kelompok yang didesinfeksi menggunakan larutan sodium
hypochlorite 0,5% selama 10 menit, ini dapat disebabkan karena kandungan sodium
dalam larutan sodium hypochlorite, bersifat higroskopis, yaitu kemampuan menyerap
molekul air dari lingkungannya yang menyebabkan penurunan kekerasan permukaan
pada model gipsum.
3
Konsentrasi klorin di dalam larutan sodium hypochlorite
memengaruhi kekerasan permukaan model gipsum. Konsentrasi klorin yang tinggi di
dalam sodium hypochlorite menyebabkan larutan menjadi sangat korosif yang dapat
mengakibatkan penurunan kekerasan permukaan model gipsum tipe III setelah
didesinfeksi.
Penurunan kekerasan permukaan pada kelompok yang didesinfeksi menggunakan
microwave pada 550 Watt selama 10 menit, disebabkan kandungan air pada sampel
model gipsum tipe III, diserap oleh gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh
microwave saat proses desinfeksi menyebabkan molekul polar yang menyebar
menimbulkan getaran molekul yang menghasilkan panas dan meningkatkan suhu
sehingga kandungan air yang terdapat dalam model menguap. Penguapan air yang
berlebihan dapat menyebabkan terjadinya perubahan sifat fisik sehingga mempengaruhi
keakuratan suatu model kerja, dan ini dapat mengarah pada pembentukan retakan kecil
dalam model.
Berdasarkan hasil uji LSD dari Tabel 4, terdapat perbedaan kekerasan permukaan
model gipsum tipe III antara kelompok yang didesinfeksi menggunakan sodium
hypochlorite 0,5% selama 10 menit dan kelompok yang didesinfeksi menggunakan alat
microwave dengan daya 550Watt selama 10 menit ( p = 0,040 < 0,05 ). Hal ini berarti
bahwa desinfeksi model gipsum tipe III menggunakan microwave dengan daya 550 Watt
Sharmila Naidu A/P Iyal Naidu, Eddy Dahar /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6), 746-754
Pengaruh desinfeksi model gipsum tipe iii menggunakan sodium hypochlorite dan microwave
terhadap kekuatan kompresi dan kekerasan Permukaan
753
selama 10 menit memberikan nilai kekerasan permukaan yang lebih baik jika
dibandingkan dengan desinfeksi menggunakan sodium hypochlorite 0,5% selama 10
menit.
Penggunaan alat microwave dengan daya 550 Watt selama 10 menit untuk
mendesinfeksi model gipsum tipe III memberikan hasil kekerasan permukaan yang lebih
baik jika dibandingkan dengan desinfeksi menggunakan larutan sodium hypochlorite
0,5% selama 10 menit. Penggunaan microwave sebagai alat desinfeksi diantaranya adalah
aman dan mudah dilakukan, lebih cepat, tidak berkontak dengan bahan kimia yang
berbahaya sehingga mengurangi resiko bahaya kerja, dan tidak beracun.
KESIMPULAN
Dari hasil yang didapati, penggunaan alat microwave lebih disarankan untuk
mendesinfeksi model gipsum tipe III, karena dapat mempertahankan kekuatan kompresi
dan kekerasan permukaan model gipsum tipe III setelah didesinfeksi dengan
menggunakan daya 550 Watt selama 10 menit, dalam pembuatan gigi tiruan jika
dibanding dengan penggunaan larutan sodium hypochlorite sebagai bahan desinfeksi.
Keuntungan menggunakan alat microwave sebagai alat desinfeksi model gipsum tipe III
adalah, alat ini terdapat di rumah tangga sehingga mudah dilakukan, tidak berkontak
dengan bahan kimia yang berbahaya sehingga mengurangi resiko bahaya kerja dan tidak
beracun.
BIBLIOGRAPHY
Budiono, B., Susilaningsih, E., & Fatmasari, D. (2016). Pengembangan Instrumen
Penilaian Kinerja Keterampilan Mencetak Rahang Bergigi Teknik Mukostatik.
Journal of Research and Educational Research Evaluation, 5(1), 4956.
Dvorak, G. (2005). Disinfection 101. Center for Food Security and Public Health, Iowa
State University, Ames, IA.
Hamdy, T. M., Abdelnabi, A., & Abdelraouf, R. M. (2020). Reinforced dental plaster
with low setting expansion and enhanced microhardness. Bulletin of the National
Research Centre, 44, 17.
Meghashri, K., Kumar, P., Prasad, D. K., & Hegde, R. (2014). Evaluation and
comparison of high-level microwave oven disinfection with chemical disinfection of
dental gypsum casts. Journal of International Oral Health: JIOH, 6(3), 56.
Naveen, B. H., Kashinath, K. R., Jagdeesh, K. N., & Rashmi, B. M. (2011). Infection
control in prosthodontics. Journal of Dental Sciences and Research, 2(1), 93104.
Ongo, T. A., Rachmadi, P., & Arya, I. W. (2014). Stabilitas dimensi hasil cetakan bahan
cetak elastomer setelah disemprot menggunakan sodium hipoklorit. Dentino J Ked
Gigi, 2(1), 8388.
Putranti, D. T., & Sitorus, Y. H. (2020). Pengaruh Metode Pengeringan Dengan
Temperatur Ruang Dan Microwave Terhadap Kekuatan Kompresi Dan Perubahan
Dimensi Gips Tipe Iv Model Kerja Gigi Tiruan.
Sharmila Naidu A/P Iyal Naidu, Eddy Dahar /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6), 746-754
Pengaruh desinfeksi model gipsum tipe iii menggunakan sodium hypochlorite dan microwave
terhadap kekuatan kompresi dan kekerasan Permukaan
754
Toifur, M., & Asmiarto, D. (2017). Perbaikan Kinerja Probe 4 Titik Melalui Pelapisan
Perak dengan Metode Electroplating pada Variasi Waktu Deposisi. Prosiding The
5th University Research Colloquium, 12801286.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY ND)
license (https://creativecommons.org/licenses/by/3.0/).