Nawal Yazid Thalib, Dadan Ridwanuloh, Himyatul Hidayah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia,
1(6), 696-706
Pengaruh Kepuasan Kerja, Stres Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Turnover Intention di
Ifrs Dewi Sri Karawang
698
Tingginya tingkat turnover pada perusahaan akan semakin banyak menimbulkan
berbagai macam biaya, seperti biaya pelatihan maupun biaya rekrutmen yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan. Turnover intention harus di sikapi sebagai suatu fenomena
dan perilaku manusia yang penting dalam kehidupan perusahaan dari sudut pandang
individu maupun sosial, mengingat bahwa keinginan berpindah karyawan tersebut akan
mempunyai dampak yang signifikan bagi perusahaan dan karyawan yang bersangkutan
(Toly, 2001).
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan Kesehatan secara paripurna meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dengan menyediakan gawat darurat, rawat inap, dan rawat jalan (Kristiana,
2020). Menurut (Yaqin, 2013) tingkat turnover di rumah sakit secara normal berkisar
antara 5% -10% pertahun, dikatakan tinggi apabila tingkat turnover lebih dari 10%
pertahun. Keluarnya karyawan dari rumah sakit dapat menimbulkan dampak yang kurang
baik, seperti menyebabkan terganggunya proses pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan salah satu unit di rumah sakit
tempat penyelenggaraan kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditunjukan untuk
keperluan rumah sakit dan pasien. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud yaitu kegiatan
yang menyangkut pengelolaan perbekalan farmasi seperti: perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, distribusi, pembuatan, pengendalian mutu sediaan farmasi,
pencatatan, pelaporan, pemusnahan, pelayanan resep, pelayanan informasi obat, dan
konseling, farmasi klinik di ruangan (Yasli et al., 2020)..
Kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.
Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar
pekerjaan (Bahri & Nisa, 2017)Stres merupakan suatu tanggapan adaptif, dibatasi oleh
perbedaan individual dan proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan
(lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntutan psikologis atau
fisik yang berlebihan terhadap seseorang. Stres yang bersifat positif disebut eustress
sedangkan stres yang yang berlebihan dan bersifat merugikan disebut “distres”.
(Nurhendar, 2007).
Lingkungan kerja juga merupakan salah satui faktor yang memmpengaruhi
kinerja. Pengertian lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang
ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan meliputi tempat bekerja, fasilitas, kebersihan, pencahayaan,
ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat
tersebut. sehingga gairah kerja para karyawan akan meningkat. Lingkungan kerja yang
ada di lapangan dapat dilihat dari pencahayaan di dalam ruangan kurang baik,
peralatan kantor yang tidak tertata dengan rapi, minimnya sarana dan prasarana dan
kurang bersahabat dengan rekan kerja (Hasibuan, 2018).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian angkaangka dan analisis
menggunakan statistik (Yani et al., n.d.). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dewi Sri Karawang, dalam penelitian ini populasi yang
diambil adalah seluruh karyawan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dewi Sri Karawang
berjumlah 27 orang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling jenuh.
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota
populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang. Untuk itu
sampel yang diambil dari penelitian ini 27.