Masitha Dwi Laxmi, Haripin Togap Sinaga/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6), 684-695
Literature Review : Efektivitas Penggunaan Media Promosi Kesehatan Gizi Terhadap
Pengetahuan Dan Perubahan Pola Konsumsi Sayur Dan Buah Pada Remaja
686
makan remaja (Sediaoetama, 2000). Konsumsi zat gizi yang tidak seimbang baik
kekurangan maupun kelebihan akan menurunkan kualitas sumber daya manusia (Juliani,
2018).
Pada tahun 2015 , sebesar 65,2% remaja sering melewati waktu sarapan dan
sebesar 75,7 % remaja sering mengkonsumsi makanan dengan bumbu penyedap. Pada
tahun 2013, di Jawa Barat didapatkan 96,4% penduduk usia diatas 10 tahun kurang
mengkonsumsi buah dan sayur serta mengalami peningkatan menjadi 98,2 % pada tahun
2018.
Permasalahan utama yang dihadapi dalam konsumsi buah dan sayur adalah
bahwa secara nasional konsumsi buah dan sayur penduduk indonesia masih berada
dibawah konsumsi yang dianjurkan WHO merekomendasikan konsumsi buah dan sayur
sebanyak 400-600 gram per hari. Untuk mencegah terjadinya penyakit kronis. Selain itu,
berdasarkan pedoman gizi seimbang, anjuran mengkonsumsi buah dan sayur di Indonesia
sebesar 2-3 porsi buah atau setara dengan 150 gram buah perhari dan 3-5 porsi sayur atau
setara dengan 250 gram sayur perhari (Bahria & Triyanti, 2010).
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik untuk tubuh. Sayuran
mempunyai kandungan zat gizi seperti vitamin A, vitamin C, asam folat, Magnesium,
Kalium, dan serat. Sayuran daun yang bewarna hijau dan sayuran berwarna jingga atau
oranye seperti wortel dan tomat mengandung lebih banyak provitamin A berupa
betakaroten dari pada sayuran yang tidak berwarna. Sayuran yang berwarna hijau juga
kaya akan kalsium, zat besi, asam folat dan vitamin C. Semakin hijau warna daun
sayuran, semakin tinggi zat-zat gizinya.
Buah dan sayur juga mengandung senyawa fitokimia. Senyawa fitokimia
merupakan antioksidan yang kuat melindungi tubuh dari efek oksidatif, seperti polusi dari
lingkungan dan mengandung bahan protektif untuk melawan penyakit kanker dan jantung
koroner (LaPointe et al., 2012). Dampak jika tubuh kekurangan buah dan sayur
menyebabkan meningkatnya kolestrol darah, gangguan penglihatan, menurunkan
kekebalan tubuh, menurunkan resiko sembelit/konstipasi.
Promosi kesehatan adalah salah satu bentuk upaya dalam pelayanan kesehatan
yang berdasarkan pada penyampaian pesan atau informasi tentang kesehatan sebagai
penanaman pengetahuan mengenai kesehatan, sehingga muncul kesadaran akan hidup
sehat (Kholid, 2012). Untuk mencapai sasaran dalam promosi kesehatan, maka
diperlukan strategi sebelum menjalankan promosi kesehatan. Strategi dari promosi
kesehatan tersebut terdiri dari, advokasi, dukungan sosial, dan juga pemberdayaan
masyarakat. Baik rumah sakit umum maupun rumah sakit jiwa perlu adanya promosi
kesehatan dengan ketiga strategi tersebut, supaya masyarakat dapat menanamkan rasa
kesadaran akan hidup bersih dan sehat.
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku perlu adanya pemberian
informasi yang menurut WHO merupakan salah satu strategi untuk mendapatkan
perubahan perilaku. Salah satu upaya pemberian informasi adalah dengan menggunakan
media promosi kesehatan. Media promosi kesehatan akan sangat membantu agar pesan-
pesan yang disampaikan dalam promosi kesehatan dapat diberikan dengan jelas sehingga
sasaran dapat menerima pesan dengan jelas dan tepat yang dapat terlihat dengan
terjadinya peningkatan nilai pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).
Literasi kesehatan pada hakikatnya merupakan kemampuan seseorang untuk
memperoleh, memproses dan memahami informasi serta kebutuhan akan pelayanan yang
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan yang tepat. Literasi kesehatan mutlak
membutuhkan informasi kesehatan. Sedangkan informasi kesehatan dapat diperoleh dari
berbagai sumber informasi seperti media cetak, media massa, media elektronik
(Electrolytes & Water, 2004).