Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Juni 2021, 1 (6), 669-674
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
10.36418/cerdika.v1i6.100 669
ANALISIS KESESUAIAN LAPANGAN KOLIMASI PADA ALAT
DIGITAL RADIOGRAFI
Jhon Wesly Manik
1
, Budi Hariyanto
2
, Erwan Abdullah
3
Fisika, Fakultas Matematika Iimu Pengetahuan Alam, Universitas Palangka Raya
1
Intalasi Radiologi, RSUD Prof. dr. Hj Aloei Saboe, Jl. Prof. Dr. H. Aloei Saboe
2, 3
jhonweslymanik@mipa.upr.ac.id
1
;
budi.hariyanto@mipa.upr.ac.id
2
;
erwanabdullah@gmail.com
3
Abstract
Received:
Revised :
Accepted:
14-05-2021
16-06-2021
25-06-2021
The greater the radiation dose is given, the greater the
possibility of cell tissue damage. To ensure the radiation dose
is maintained, a conformity test for radiation safety is carried
out, one of the suitability tests on a Digital Radiography
aircraft is the area of the collimator field with the X-ray beam
area. By Minister of Health Decree No. 1250 / SK / XII /
2009, that the mid-range image of the X-ray field must be
between 2% (maximum) from the focal distance to the film
plane / Focus Film Distance (FFD) to the midfield of the
beam collimator beam irradiation in shadow planning.
Research The collimator test was carried out using the metal
coin method placed on the surface of the Digital Radiography
system with a 15x15 and 30x30 irradiation area with 110 cm
FFD. Exposure irradiation produced an image designed to
evaluate the collimator field area. Collimator field-wide test
results showed that in FFD 110 cm with a field area of 15x15
and 30x30 obtained an average of the X-axis = 0.909%, Y-
axis = 0.909% The value of the shift that occurred was still
within tolerance limits. Testing should be done periodically
once a month to guarantee the quality of the radiography.
Keywords: digital radiography; collimator; KMK No. 1250 /
SK / XII / 2009.
Abstrak
Semakin besar Dosis radiasi yang diberikan maka semakin
besar pula kemungkinan terjadinya kerusakan jaringan sel.
Untuk memastikan dosis radiasi tetap terjaga maka
dilakukan uji kesesuaian untuk keselamatan radiasi.
Tujuan pengujian kolimator adalah untuk mengetahui
kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas lapang berkas
sinar-X dalam toleransi 2 %, Sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan No. 1250/SK/XII/2009. Penelitian Pengujian
kolimator dilakukan dengan menggunakan metode koin
logam yang diletakkan di atas permukaan system Digital
Radiografi dengan penyinaran luas lapangan 15x15 dan
30x30 dengan FFD 110 cm. Penyinaran Ekspose dihasilkan
citra yang dirancang untuk mengevaluasi luas lapang
kolimator. Hasil pengujian luas lapang kolimator
Jhon Wesly Manik, Budi Hariyanto, Erwan Abdullah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
669-674
Analisis Kesesuaian Lapangan Kolimasi Pada Alat Digital Radiografi
670
menunjukkan bahwa pada FFD 110 cm dengan luas
lapangan 15x15 dan 30x30 diperoleh rata-rata sumbu X=
0.909 %, sumbu Y=0.909 % Nilai pergeseran yang terjadi
masih dalam batas toleransi. Sebaiknya dilakukan pengujian
secara berkala satu bulan sekali untuk menjamin mutu alat
Radiografi.
Kata kunci: digital radiography; collimator; KMK No. 1250
/ SK / XII / 2009.
CC BY ND
PENDAHULUAN
Dalam dunia kesehatan, penggunaan sinar-x memiliki manfaat yang besar,
terutama untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit (Nuklir, 2011) . Disamping
manfaatnya yang besar sinar-x juga memiliki efek yang merugikan bagi kesehatan tubuh
apabila dosis radiasi yang diterima oleh tubuh cukup besar (Sari & Wahyuni, 2017). Dosis
radiasi apapun selalu memiliki kemungkinan untuk menimbulkan perubahan atau
kerusakan pada system biologi, baik pada tingkat molekul maupun sel. Semakin besar
dosis radiasi yang diberikan maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya kerusakan
jaringan sel (Begum et al., 2013).
Uji Kesesuaian (Compliance Testing) adalah uji untuk memastikan bahwa
pesawat Sinar-X memenuhi persyaratan keselamatan radiasi dan memberikan informasi
diagnosis atau pelaksanaan radiologi yang tepat dan akurat (Hariyati et al., 2019). Uji
kesesuaian merupakan dasar dari suatu program jaminan mutu radiologi diagnostik yang
mencakup sebagian tes program jaminan mutu, khususnya parameter yang menyangkut
keselamatan radiasi (Ketut- et al., 2014). Tujuan ini akan terkait dengan program jaminan
kualitas menyeluruh yang disesuaikan dengan kebutuhan fasilitas yang mencakup 3 (tiga)
hal, yaitu: mengurangi paparan radiasi, peningkatan citra diagnostik dan siasat penekanan
biaya (Bachtiar, 2011).
Salah satu kegiatan jaminan mutu adalah kegiatan kendali mutu (QC). Pengujian
kesesuaian luas lapang kolimator dengan luas lapang berkas sinar-X merupakan salah
satu program dalam QC (Wesly Manik et al., 2017). Pengujian kolimator dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode, salah satunya adalah dengan metode Koin Logam
(Martina, 2016). Kolimator merupakan alat pembatas radiasi yang umumnya digunakan
pada Digital Radiografi yang fungsinya sebagai Pengatur berkas gunanya untuk mengatur
berkas radiasi yang keluar dari tabung pesawat sinar-X. Pengaturan berkas disesuaikan
dengan lapangan penyinaran yang diinginkan (Ayu & Siti, 2017).
Tujuan pengujian kolimator adalah untuk mengetahui kesesuaian luas
lapang kolimator dengan luas lapang berkas sinar-X dalam toleransi 2 %. Pengujian
kolimator haruslah dilakukan sebagai tindakan kendali mutu untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan kedalam (citra yang terpotong) dan Penyimpangan keluar (radiasi yang
semakin banyak diterima pasien) serta meningkatkan pelayanan kesehatan dan proteksi
radiasi untuk tercapainya keselamatan dan kesehatan bagi pekerja, masyarakat dan
lingkungan (Kane et al., 2016). Pengujian kolimator dapat dilakukan dengan
menggunakan dengan metode koin logam dengan luas lapangan 15x15 dan 30x30 yang
dirancang untuk mengevaluasi kolimator (Purwantiningsih, n.d.). Sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan No. 1250/SK/XII/2009 (Kmk12502009.Pdf, n.d.) dengan toleransi 2%
(maksimum) dari jarak fokus ke bidang film/ Focus Film Distance (FFD) terhadap
pertengahan lapangan penyinaran berkas cahaya kolimator dalam perencanaan bayangan
(Bachtiar,2011).
Jhon Wesly Manik, Budi Hariyanto, Erwan Abdullah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
669-674
Analisis Kesesuaian Lapangan Kolimasi Pada Alat Digital Radiografi
671
METODE PENELITIAN
Prosedur penelitian, yaitu menyiapkan sistem digital radiografi, mengatur tabung
dan memastikan posisi tabung dan sistem radiografi digital tidak dalam kondisi miring.
Langkah berikutnya mengatur FFD dengan jarak 110 cm dan menempatkan koin logam
diatas imaging flat yang diletakkan di atas meja permukaan system Digital Radiografi dan
dengan menghidupkan cahaya kolimator penyinaran luas lapangan 15x15 setelah itu
lapangan ukuran 30x30 dengan FFD-nya tetap. Pastikan peletakan koin logam di sumbu X
dan Y benar dan Setelah itu mengatur kV = 50 dan mAs =10) di ruang operator lalu
melakukan ekspose. Perhatikan gambar dibawah,
Gambar 1. Metode Prosedur Pengambilan data
Hasil ekspose Citra sumbu X dan Y akan ditampilkan di computer radiografi.
Hasil citra ini akan dievaluasi Masing-masing data citra tersebut dievaluasi dengan
melihat batas tegas garis yang dibentuk oleh sumbu X dan sumbu Y, menentukan titik
tengah antar batas tegas garis dan batas radiasi hambur. Jarak antar titik tengah dengan
batas garis pada sumbu X merupakan nilai Xn dan pada sumbu Y merupakan Yn, yang
digunakan untuk menghitung penyimpangan yang terjadi pada citra sumbu X dan Y pada
alat Radiografi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan perhitungan penyimpangan yang terjadi pada citra sumbu X
dan Y pada alat Radiografi di RSUD Prof. dr. Aloe Saboe sekali seminggu selama
sebulan dihasilkan penyimpangan sebagai berikut;Dari perhitungan minggu pertama pada
pengujian luas bidang kolimator 15 x15 cm dan 30 x 30 cm dengan FFD 110 cm
diperoleh hasil pada sumbu horizontal (X1+X2) yaitu penyimpangan sebesar 0.909% dan
untuk sumbu vertikal (Y1+Y2) penyimpangan sebesar 0.909%.
Dari perhitungan minggu pertama pada pengujian luas bidang kolimator 15 x15
cm dan 30 x 30 cm dengan FFD 110 cm diperoleh hasil pada sumbu horizontal (X1+X2)
yaitu penyimpangan sebesar 0.909% dan untuk sumbu vertikal (Y1+Y2) penyimpangan
sebesar 0.912%. Dari perhitungan minggu pertama pada pengujian luas bidang kolimator
15 x15 cm dan 30 x 30 cm dengan FFD 110 cm diperoleh hasil pada sumbu horizontal
(X1+X2) yaitu penyimpangan sebesar 0.909% dan untuk sumbu vertikal (Y1+Y2)
penyimpangan sebesar 0.909%.
Jhon Wesly Manik, Budi Hariyanto, Erwan Abdullah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
669-674
Analisis Kesesuaian Lapangan Kolimasi Pada Alat Digital Radiografi
672
Tabel 1. Hasil Lapangan kolimator minggu 1 sumbu X dan Y
X1
X2
𝑥1 + 𝑥2
𝐹𝐹𝐷
Hasil (%)
0.503
0.496
0.00909
0.909 %
0.5
0.5
0.00909
0.909 %
Lapangan Kolimator
Y1
Y2
𝑌1 + 𝑌2
𝐹𝐹𝐷
Hasil (%)
15 X 15
0.5
0.5
0.00909
0.909 %
30 X30
0.496
0.5
0.00906
0.906 %
Tabel 2. Lapangan kolimator minggu 2 sumbu X dan Y
Lapangan Kolimator
Y1
Y2
𝑌1 + 𝑌2
𝐹𝐹𝐷
Hasil (%)
15 X 15
0.5
0.5
0.00909
0.909 %
30 X30
0.498
0.501
0.00909
0.909 %
Lapangan Kolimator
Y1
Y2
𝑌1 + 𝑌2
𝐹𝐹𝐷
Hasil (%)
15 X 15
0.496
0.503
0.00909
0.909 %
30 X30
0.5
0.503
0.00912
0.912 %
Tabel 3. Lapangan kolimator minggu 3 sumbu X dan Y
Lapangan Kolimator
X1
X2
𝑌1 + 𝑌2
𝐹𝐹𝐷
Hasil (%)
15 X 15
0.496
0.503
0.00909
0.909 %
30 X30
0.5
0.5
0.00909
0.909%
Lapangan Kolimator
Y1
Y2
𝑌1 + 𝑌2
𝐹𝐹𝐷
Hasil (%)
15 X 15
0.503
0.496
0.00909
0.909%
30 X30
0.498
0.501
0.00909
0.909%
Sumber refrensi data table : Faktor eksposi kV = 50 dan mAs =10
B. Pembahasan
Dari perhitungan minggu pertama pada pengujian luas bidang kolimator 15 x15
cm dan 30 x 30 cm dengan FFD 110 cm diperoleh hasil pada sumbu horizontal (X1+X2)
yaitu penyimpangan sebesar 0.909% dan untuk sumbu vertikal (Y1+Y2) penyimpoangan
sebesar 0.912%. Hasil pengujian lapangan kolimator dari minggu pertama sampai
minggu ke empat menunjukan penyimpangan dengan rata-rata penyimpangan pada
sumbu X yaitu 0.909 % dan Y yaitu 0.909%. Dari Penyimpangan tersebut didapat dari
pergeseran pada setiap sumbu dan disebabkan dari faktor, salah satunya saat meletakan
garis tegas sumbu X dan Y, kondisi shutter pada kolimator kurang baik dan
ketidaksejajaran pada kolimator atau tidak simetris antara kanan dan kiri. Nilai
penyimpangan yang terjadi masih dalam batas toleransi (≤ 2%). Hal ini didapatkan dari
hasil penghitungan rata-rata pada Pesawat Digital Radiografi di RSUD. Prof.dr. Aloe
Saboe masih AMAN walaupun mengalami pergeseran atau penyimpangan.
Jhon Wesly Manik, Budi Hariyanto, Erwan Abdullah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
669-674
Analisis Kesesuaian Lapangan Kolimasi Pada Alat Digital Radiografi
673
KESIMPULAN
Dari hasil pengujian kolimator dengan metode Koin pada pesawat Digital
Radiografi unit di Instalasi Radiologi RSUD. Prof. dr . Aloi Saboe dapat disimpulkan
bahwa hasil pengujian kolimator dengan variasi FFD 110 cm pada luas bidang 15 x15 cm
dan 30 x 30 cm mengalami ketidaksesuaian atau peryimpangan dengan rata-rata
penyimpangan pada sumbu X yaitu 0.909 % dan Y yaitu 0.909 %. Akan tetapi yang
terjadi masih dalam batas toleransi yang ditetapkan oleh KEMENKES No. 1250 tahun
2009 yaitu 2% dari FFD 110 cm. Upaya tindak lanjut tersebut harus dilaporkan kepada
BAPETEN dan dapat dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam kategori kesesuaian
terbatas (conditional compliance). Sehingga hal ini dapat sejalan dengan prinsip
optimisasi proteksi radiasi, bahwa pemanfaatan radiologi harus seminimal mungkin
memberikan dosis paparan dan menjaga kualitas citra sesuai dengan standar.
BIBLIOGRAPHY
S., Ketut Swakarma, I., Setiawan, R., & Wibowo, E. (2014). Kajian Sistem Radiografi
Digital sebagai Pengganti Sistem Computed Radiography yang Mahal (Halaman 40
s.d. 43). Jurnal Fisika Indonesia, 17(50), 4043. https://doi.org/10.22146/jfi.24423
Ayu, W. S., & Siti, H. (2017). Uniformity test of collimator beam with x-ray on a Raico
machine at installation of radiology Raden Mattaher Jambi.
Bachtiar, S. (2011). Analisis Pembentukan Gambar Dan Batas Toleransi Uji Kesesuaian
Pada Pesawat Sinar-X Diagnostik. Pusat Teknologi Keselamatan Dan Metrologi
Radiasi - BATAN, 157163.
Begum, M., Mollah, A., Zaman, M., & Rahman, A. (2013). Quality Control Tests in
Some Diagnostic X-Ray Units in Bangladesh. Bangladesh Journal of Medical
Physics, 4(1), 5966. DOI: https://doi.org/10.3329/bjmp.v4i1.14688
Hariyati, I., Hani, A. D. F., Craig, L. A., Lestariningsih, I., Lubis, L. E., & Soejoko, D. S.
(2019). Optimization of digital radiography system using in-house phantom:
Preliminary study. Journal of Physics: Conference Series, 1248(1).
https://doi.org/10.1088/1742-6596/1248/1/012021
Kane, S. N., Mishra, A., & Dutta, A. K. (2016). Preface: International Conference on
Recent Trends in Physics (ICRTP 2016). Journal of Physics: Conference Series,
755(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/755/1/011001kmk12502009.pdf. (n.d.).
Martina, D. (2016). Uji Kolimator Pada Pesawat Sinar-X Merk/Type Mednif/Sf-100By Di
Laboratorium Fisika Medik Menggunakan Unit Rmi. Universitas Negeri Semarang.
Nuklir, K. B. P. T. (2011). Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8
Tahun 2011.
Purwantiningsih, S. S. (n.d.). Program Studi Fisika Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Nasional J akarta.
Jhon Wesly Manik, Budi Hariyanto, Erwan Abdullah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6),
669-674
Analisis Kesesuaian Lapangan Kolimasi Pada Alat Digital Radiografi
674
Sari, G., & Wahyuni, G. P. (2017). Efficiency Test Of Colimator Shutter At The X Ray
Tube In Radiodiagnostic Laboratory Of Poltekkes Jakarta 2 And Two Clinical
Hospitals In Jakarta. Sanitas, 8(1), 1620.
Wesly Manik, J., Hidayanto, E., Sutanto, H., Soedarto, J., & Kota Semarang Jawa
Tengah, T. (2017). Karakteristik Dosismetri dari Sektor Kolimator Gamma Knife
Perfexion. Jurnal EduMatSains, 2(1), 8388. DOI:
https://doi.org/10.33541/edumatsains.v2i1.380
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons
Attribution (CC BY ND) license
(https://creativecommons.org/licenses/by/3.0/).